Ray of Light Goa Jomblang yang Bikin Speechless

Ray of Light Goa Jomblang
Ray of light goa Jomblang yang bikin speechless


Saya hanya bisa menatap kagum ketika melihat kerjaan yang dibawa suami ke rumah. Kumpulan foto gathering salah satu perusahaan minyak, ke salah satu goa yang sangat indah.

'Kayaknya gak mungkin banget bisa ke sini,' ujar saya dalam hati. Saya memang udah yakin aja kalau gak mungkin gak bisa ke sini. Karena untuk masuk ke dalam goanya, kita harus turun ke bawah dengan peralatan. Kelihatannya ekstrim banget. Saat itu, saya gak kepikiran untuk melakukan perjalanan ekstrim apalagi sambil bawa anak-anak yang masih kecil-kecil.

Gak disangka beberapa bulan kemudian suami mengajak ke tempat tersebut. Saya sempat gak nyangka. Antara yakin dan gak yakin dengan ajakan suami. Lagipula apa anak-saya berani? Apa anak-anak saya bisa? Apalagi Nai saat itu masih berusia 7 tahun.


perlengkapan untuk goa jomblang
Khusus untuk Nai, peralatannya bawa sendiri


Setelah suami meyakinkan kalau anak-anak bisa. Tapi khusus untuk Nai, bawa sendiri peralatannya dari rumah karena badannya masih kecil. Saya pun mulai meyakinkan anak-anak. Mengenalkan tempat tersebut lewat Google. Menjawab semua pertanyaan mereka. Memompa keberanian mereka. Pokoknya banyak yang kami lakukan sampai akhirnya mereka mau.

perjalanan menuju goa jomblang
Selepas Pacitan, ada proyek pengerukan dinding bukit. Ini yang bikin macet sampai lebih 1 jam, gak bergerak.


Menempuh perjalanan hampir 10 jam dari Blitar. Sebelum ke Goa Jomblang, kami memang ke Bromo dulu. Dari Bromo lalu menginap di Blitar. Kemudian lanjut ke Jomblang dan menginap di Jomblang resort. Perjalanan yang lumayan jauh. Kami melalui jalur alternatif selatan yang sebetulnya udah bagus jalannya tapi sangat sepi *disarankan bawa makanan yang cukup, deh*


Jomblang Resort


jomblang resort
Jomblang resort di pagi hari


Saya agak deg-degan saat sampai di Jomblang resort. Karena jalan menuju ke sananya gelap. Trus suasana resortnya temaram. Saya gak tau dimana letaknya goanya. Padahal katanya dekat banget sama resortnya. Saya sempet mikir yang aneh-aneh dan berharap anak-anak malam itu gak pecicilan minta bermain di halaman *emang dasar penakut :D* Oiya, karena kami menggunakan sedan, mobil ditinggal di salah satu rumah penduduk. Lalu, oleh bapak pemilik rumah, kami diantar dengan mobilnya ke Jomblang Resort.

Sampai Jomblang, kami disambut hujan yang cukup deras. Bagus lah jadi kami lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Gak taunya hujannya awet. Sampe pagi masih lumayan deras. Sempat ketar-ketir gak jadi turun ke Goa Jomblang. Karena salah satu tujuan ke Goa Jomblang kan memang ingin menikmati ray of light. Dan itu gak akan terlihat kalau cuaca gelap atau mendung. Harus terang-benderang, itupun cuma sampai pukul 12 siang saja bisa menikmati Ray of Light di goa Jomblang.


menginap di jomblang resort
Jalan-jalan dulu lihat goa lain. Tapi lupa namanya goa apa hehe :D


Suami bilang, kalau sampe masih hujan juga, nambah menginap 1 hari lagi di Jomblang Resort. Paling siangnya main dulu ke Jogja. Sambil menunggu datangnya siang, oleh salah satu crew Jomblang Resort, kami diajak jalan-jalan ke salah satu goa yang juga dekat jaraknya.

Saya lupa nama goanya apa. Itupun kami gak bisa masuk ke dalam karena menurutnya goa dan tebing di sana hanya bisa dipakai oleh profesional. Mulut goanya kecil, harus memakai peralatan khusus untuk turun ke kedalaman 100 meter. Tapi katanya di dalamnya itu ada danau yang sangat indah. *Cuma ngebayanginnya aja saya udah kagum :)*

Sepanjang jalan menuju goa dipenuhi dengan tanaman jati, kedelai hitam, singkong, aneka buah-buahan, dan lainnya. Terlihat tumbuh subur semuanya. Menurut pemandu kami, dulu area di sana sangat gersang. Penduduk sekitar banyak yang secara liar menambang batu gamping. Bahkan truk pun bisa masuk ke sana. Setelah tanah tersebut dimiliki oleh Cahyo Alkanta, dia tidak hanya mendirikan Jomblang resort tapi kepeduliannya terhadap lingkungan membuat tanah di area tersebut menjadi subur kembali. Selesai berjalan-jalan, cuaca pun cerah. Yess! Jadi nih turun ke Goa Jomblang.


Hutan Purba dan Berada di Perut Goa Jomblang


menelusuri hutan purba
Satu per satu, kami turun bergantian


Sebelum menikmati ray of light, kami turun dulu ke kedalaman 60 m menggunakan tali. Gak langsung masuk ke goa, melainkan ke hutan purba. Kami pun mendapatkan penjelasan tentang hutan purba. Katanya, dulu hutan ini berada di atas. Karena ada sungai di dalam tanah yang membentuk pusaran air menyebabkan tanah di atasnya roboh ke bawah. Itulah kenapa dinamakan goa Jomblang.

menjelajah hutan purba
Di hutan purba


Pepohonan yang ikut turun ke bawah tetap tumbuh hingga sekarang. Sekarang ini, pepohonan tersebut termasuk langka karena tidak ada lagi yang tumbuh di daerah atas. Makanya banyak peneliti dari berbagai negara yang datang ke hutan purba untuk meneliti aneka pepohonan tersebut.

turun ke goa jomblang
Turun ke goa Jomblang, jalannya berlumpur dan licin banget harus pegangan sama tali. Nai juga masih dipegangin, tapi yang lain jalan sendiri-sendiri :)


Kami lalu meneruskan perjalanan menuju goa Jomblang. Jalannya menurun dan licin. Kami harus turun sambil berpegangan tali. Goanya sangat luas dan langit-langitnya tinggi sekali. Suasana di dalamnya terasa kering. Katanya, dulu goa ini banyak kelelawarnya. Tapi sekarang entah kemana sejak manuasia mulai berdatangan ke goa ini.


Ray of light di Goa Grubug


Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, sampailah kami di goa grubug. Total dari atas kami turun sepanjang 100 meter (60 meter turun vertikal menggunakan tali, sisanya jalan kaki). Goa grubug adalah tempat dimana kami bisa menikmati Ray of Light. Yup! Ray of light sebetulnya adanya di goa grubug, tapi banyak yang bilang ada di goa jomblang mungkin karena banyak pengunjung yang mengawali perjalanannya dari goa grubug.

Ray of light di Goa Grubug

Katanya goa yang memiliki fenomena ray of light hanya ada 2 di dunia, yaitu Indonesia dan Belgia. Berbanggalah Sahabat Jalan-Jalan KeNai sebagai bangsa Indonesia karena keindahan alam Indonesia memang menakjubkan. Lagian daripada jauh-jauh ke Belgia, mending di Indonesia. Asalkan tetap jaga kelestarian alamnya, ya! :)

Saya speechless ketika melihat fenomena ray of light. Indah sekali, ya Allah. Mengertilah sekarang kenapa harus dalam keadaan sinar matatahari yang cerah untuk bisa menikmati fenomena tersebut. Karena kalau tidak cerah, hanya seperti goa biasa aja. Terlihat gelap, sinar matahari yang sesekali masuk ke dalam lubang goa grubrug yang membuat suasana di salam goa terlihat sangat menakjubkan.

Dinamakan goa Grubug karena di bawahnya ada sungai yang mengalir deras. Suaranya terdengar 'grubug-grubug' menandakan arus yang deras. Sebetulnya bisa bermain air di sana. Tapi, karena baru hujan deras, airnya pun menjadi sangat deras. Cukup berbahaya untuk bermain air. Jadi, kami pun menikmati goanya saja.


makan siang di dalam goa
Makan siang di dalam goa :D


Selesai menikmati, kami gak langsung balik tapi makan siang dulu di dalam goa. Pengalaman yang baru bagi saya dan anak-anak merasakan makan siang di dalam goa. Yang namanya menjaga kebersihan itu wajib hukumnya dimanapun. Saya lihat kebersihan di sana sangat terjaga. Pemandunya juga dengan tegas selalu mengingatkan. Sampah bekas makan, dikumpulkan kembali.

 menikmati cahaya matahari goa jomblang

Di goa tersebut juga ada batu putih besar  bernama batu gordam. Untuk berfoto di dekat batu, gak boleh dalam keadaan kotor. Kaos kaki dan sepatu pun harus dicopot. Karena memang berada di sana itu banyak lumpurnya jadi harus dibersihkan dulu. Tujuannya adalah untuk menjaga supaya batu tersebut tetap terlihat putih bersih. Tapi gak perlu khawatir cari air, di dekat batu kondisinya basah seperti hujan karena air mengucur dari langit-langit goa. Suami malah melarang kami untuk naik ke atas batu *walopun sebetulnya pengunjung masih dibolehkan naik, asalkan dalam keadaan bersih*. Menurut suami, untuk bisa membentuk batu itu kan butuh waktu yang sangat lama. Batu tersebut terus tumbuh karena kucuran air, jadi sayang banget kalau diinjek, begitu alasan suami.

menelusuri goa jomblang
Nai sempet ngambek gak mau naik kalau gak dibolehin naik sendiri :D


Sesudah menikmati fenomena ray of light dan makan siang, kami pun kembali berjalan kaki menuju goa Jomblang. Nai sempet ngambek ketika waktunya naik ke atas. Dia gak mau tandem, maunya sendiri. Kenapa diminta tandem karena badan Nai masih kecil. Pemandu khawatir kalau Nai naik sendirian maka badannya akan berputar ketika ditarik secara vertikal. Kalau terlalu berputar dikhawatirkan Nai akan pusing. Tapi ya karena Nai tetep ngotot kepengen naik sendiri, permintaannya pun dikabulkan. Hanya saja harus sangat berhati-hati menariknya supaya talinya tetap tegak lurus sehingga badan Nai gak berputar.

pengalaman caving bersama keluarga
Yang membantu kami naik dan turun. Maafkan kalau pas naikin saya ke atas terasa berat :p


Pengalaman yang seru banget. Keke dan Nai yang tadinya Chi khawatirkan akan ketakutan malah ketagihan. Kalau kami tinggalnya di Jogja, bisa-bisa minta balik ke sana melulu hahaha. Semoga kami masih bisa melihat kecantikan ray of light goa Jomblang lagi.

Untuk kisaran harga caving goa Jomblang dan menginap di Jomblang Resort, saya kurang tau pasti. Cuma tau harga dari Google aja. Karena suami ketika saya tanya cuma cengar-cengir. Mending langsung tanya ke Cahyo Alkantana aja di 0811117010 :)


Goa Jomblang


Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu
Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55893

    Post a Comment

    20 Comments

    1. Pengen tapi rada syerem euy kalo sama yang gelap-gelap

      ReplyDelete
      Replies
      1. saya juga awalnya takut. Tapi ternyata gak seseram yang saya bayangkan :D

        Delete
    2. waw, menakjubkan ya mak menikmati fenomena alam seperti ray of light ini, btw..ga takut rubuh goanya ??

      ReplyDelete
    3. Tahun 2009 ke sini, abis itu belum pernah lagi. Sayang dulu cuma punya hp butut :0(

      ReplyDelete
      Replies
      1. pas saya ke sana juga kamera mendadak error. Jadi pengen ke sana lagi

        Delete
    4. Keren bgt ya mbak...ini kan yg pernah diliput juga di my trip my adventure ya....keren banget nai sama keke...kuat banget menempuh perjalanan yg ga mudah hehe

      ReplyDelete
    5. kadang 'kabita' kalau lihat yg jalan2 ke goa, tapi saya penakut dan gak berani hehe

      ReplyDelete
    6. Chi, indahnya itu Ray of Light-nya. Daaaann, keren banget pengalaman bersama keluarga kecil ke tempat yang seru plus serem gini, liat lokasinya aja bunda udah mengkeret deh. Keren anak-anak ya berani banget. Liburan dengan petualangan yang keren euy.

      ReplyDelete
    7. Allhamdulillah kesampaianjuga ya myr, duh keren ya bisa masuk gua gitu

      ReplyDelete
    8. iihhhh yg bgini ini yg aku suka mbaaa ^o^... naikin adrenalin... blm prnh aku turun k goa 100 m gt.. pgn iiihhh...tp skr udh dipastikan g bkl dikasih ama misua krn lg hamil ;p... ntr ah abis lahiran lgs bikin planning liburan lg ^o^

      ReplyDelete
    9. whuaaa..mupeng pengen kesanaaa
      kapan kesana lagi, bilangin sama si Ayah rombongan bandung siaap ikoot

      ReplyDelete
    10. Selama ini aku cuma liat foto ray of light dari adek2 Wapeala ajah.... memang keren banget ya mak. Keren juga nih keluarga Kenai senang berpetualang.

      ReplyDelete

    Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)