Sejak awal Mei tahun lalu, rutin digelar Braga Beken alias Braga Bebas
Kendaraan. Mirip dengan ativitas Car Free Day. Tapi, bedanya kalau Braga
Beken ini digelar selama 48 jam setiap akhir pekan.

Saat itu, hari pertama Braga Beken resmi digelar. Tapi, kamu ke sana
sebetulnya bukan untuk menikmati suasananya. Kami kurang menyukai tempat
yang terlalu ramai. Udah kebayang ramainya Braga di akhir pekan. Apalagi
kalau dibikin Hari Bebas Kendaraan kayak gitu.
Ke sana karena nemenin Nai yang pengen foto di salah satu photobooth di
Braga. Gak sengaja tau info tentang Braga Beken ketika lagi scrolling info
di Google. Kebayang ramenya kayak apa, tapi terlanjur janji sama Nai.

Jalan menuju Braga lumayan macet. Kami pun sepakat kalau sampai gak dapat
parkir, mending pulang dulu ke hotel. Kemudian ke Braga dengan menggunakan
mobil online atau taxi.
Alhamdulillah. Kami beruntung langsung mendapatkan parkir di ujung jalan
Braga. Dekat tukang
bacang jando
yang bikin saya jadi jajan bacangnya hehehe. Jadi, gak perlu berjalan kaki
jauh untuk masuk ke wilayah Braga Beken.
Ya, mungkin belum banyak yang tau kalau ada Braga Beken. Para staff di
T-Space by Taeyang Culture
pun belum ada yang tau. Saat kami nanya infonya ketika nemenin Nai cari
merchandise K-Pop sebelum lanjut ke Braga,

Tempat photoboothnya kayak masuk ke gang gitu, Gak ada keterangan
photobooth, tapi tandain aja tuh kusen pintu yang berwarna merah cabe. Ada
tulisan Cupola Coffee Shop di atasnya. Kami sempat mengantar Nai ke dalam,
kemudian lanjut jalan hingga mentok. Ternyata di dalamnya ada ruang terbuka
yang luas. Ada coffee shop, es krim, dan cookies juga. Hmmm ... menarik juga
kapan-kapan nongkrong di sana.
Antrean di photobooth lumayan panjang. Kami pun memilih berpisah sejenak
dengan Nai. Kan, yang pengen berfoto cuma Nai. Saya dan suami memilih
keliling Braga.

Suasana di area Braga pun masih cukup lengang. Kami masih bisa berjalan
dengan leluasa. Belum terlalu banyak yang datang ke sana. Tapi, lumayan
bising juga karena suara dari beberapa toko atau resto. Juga ada beberapa
musisi jalanan yang perform.

Saya dan suami berjalan santai. Menikmati sore yang mendung di Braga Beken.
Sesekali berhenti untuk memotret atau merekam suasana. Tau-tau, ada seorang
pria menghampiri saya ...
"Sore, Bu. Suka foto-foto ya? Bisa saya ajarin cara foto yang bagus?"
Biasanya saya sangat waspada ketika ada orang asing mendekati. Tapi, gak tau
kenapa, saat itu malah langsung nurut. Dia meminta handphone saya, katanya buat ngajarin foto. Dia
langsung jeprat-jepret suasana Braga pakai hp saya.
Bagaimana hasilnya? Seriusan jelek! Blur dan miring-miring gak jelas. Gak
tau fokusnya mau ke mana.
Dia langsung menyerahkan hp setelah foto-foto. Tapi, kemudian meminta
ongkos. Alasannya dia kehabisan ongkos pulang. Walaupun dia pakai kata
'seikhlasnya', tapi bikin saya agak kesel juga. Ya, mungkin memang beneran
butuh ongkos. Tapi, mengingat caranya seperti itu ada sedikit rasa kesal
juga.
Setelah kami agak menjauh dari orang asing tersebut, saya merasa sedikit
bodoh sekaligus langsung bersyukur. Kok bisa-bisanya saya langsung nyerahin
hp gitu aja ke orang gak dikenal? Tapi, langsung bersyukur karena hp masih
dikembalikan dan gak ada barang berharga yang hilang.
Ya, mudah-mudahan orang tersebut memang sedang kebingungan mencari ongkos
buat pulang. Tapi, setidaknya Sahabat KeNai harus tetap waspada ya. Sekarang
suka banyak aja modus yang aneh-aneh.
Oiya, saat kejadian, suami berjalan agak di depan. Gak jauh jaraknya karena dia langsung nyamperin saya. Tapi, saya udah terlanjur menyerahkan hp ke orang asing tersebut. Jadi, gak keburu dicegah.
Udah biasa sebetulnya kami jalan seperti itu. Kadang berjarak, trus deketan lagi. Gak melulu gandengan. Tapi, gara-gara kejadian itu, saya jadi megang tangan suami sepanjang jalan hehehe.
Udah biasa sebetulnya kami jalan seperti itu. Kadang berjarak, trus deketan lagi. Gak melulu gandengan. Tapi, gara-gara kejadian itu, saya jadi megang tangan suami sepanjang jalan hehehe.
Beberapa hari setelahnya saya mikir, mungkin karena saat itu terlalu senang. Bisa jalan-jalan lagi ke Bandung setelah sekian tahun gak ke kota ini. Padahal dulu bisa beberapa kali dalam setahun ke Bandung. Jadi, mungkin kewaspadaan saya menurun karena lagi seneng banget. Ya sudahlah, jadikan pelajaran berharga dan bersyukur karena gak ada yang hilang.

Jalan Braga cuma selurusan dan gak panjang. Kami memulai dari persimpangan
yang dekat Museum Asia Afrika. Ketika kami sudah berjalan sampai ujung, ada
sederetan Bandros yaitu bis wisata khusus keliling Bandung. Setahu saya,
kalau hari biasa tuh Bandros gak di situ mangkalnya. Mungkin ini khusus
Braga Beken. Setiap warna bis punya rute masing-masing. Tapi, saya gak tau
karena waktu itu gak naik.

Setelah sampai ujung, kami pun putar balik. Braga dengan segala
aktivitasnya. Ada yang kulineran, foto-foto, musisi jalanan, hingga main
catur. Di Braga Bebas Kendaraan gak ada pedagang kaki lima, ya. Kalau Sahabat KeNai ingin menikmati jajanan kaki lima ada di ujung jalan atau di gang-gangnya.

Di tengah jalan Braga ada hotel dan mall. Pada hari biasa tentu tamu yang
membawa kendaraan pribadi bisa leluasa masuk dan keluar dari jalan Braga.
Tapi, saya gak tau apakah ada jalan keluar lain atau tidak. Pastinya, saya
sempat melihat staff mall membawa trolley untuk tamu. Mungkin tamunya
parkir di luar Braga karena selama pelaksanaan bebas kendaraan memang gak
bisa masuk ke dalam kendaraannya.

Suasana di Braga sore itu lumayan mendung. Bahkan tiba-tiba hujan turun
lumayan deras meskipun cuma sebentar. Karena Nai masih antre foto, kami pun
meneduh sebentar di pinggir jalan.

Saat berteduh, kami berkenalan dengan pak Yandhi. Beliau beberapa keliling
Indonesia bahkan hingga Malaysia menggunakan sepeda onthelnya. Jadilah kami
menyimak pengalaman beliau yang luar biasa.

Seingat saya, beliau ada rencana mau ke IKN menggunakan sepeda. Harusnya
sih udah jalan kalau sesuai rencana. Tapi, entah sekarang beliau ada di
mana. Karena beberapa kali kami jalan ke Braga belum pernah ketemu lagi
dengan pak Yandi. Semoga beliau dalam keadaan sehat. Aamiin.
Nai pun akhirnya selesai berfoto. Dia nyamperin kami ke lokasi menunggu.
Hujan pun sudah reda. Saatnya kembali ke hotel.
Sejak itu, kami belum pernah ke Braga Beken lagi. Kalau ke Braganya mah
sering. Bisa hampir setiap hari kalau kami sedang ada di Bandung hehehe.
Tapi, kami sebisa mungkin deh menghindari akhir pekan ke sana.

Ada beberapa gang di jalan Braga. Kami sudah pernah menyusuri salah satu
gangnya. Di salah satu gang juga ada toilet umum. Tapi, saya gak tau dengan
kebersihannya karena belum pernah.
Buat Sahabat KeNai yang ingin menikmati Braga Beken, enaknya jalan dari
agak siang. Kalau pakai kendaraan pribadi, parkirannya bisa mengular ke
mana-mana. Bisa sampai ke pinggir jalan dekat Hotel Naripan. Bila datang
dari luar kota, enaknya mencari penginapan di dekat Braga. Lalu jalan kaki
aja.
51 Comments
Demi Nai maju tak gentar menghadapi keramaian Braga di even akhir pekan begini ya mbak. Jadi penasaran dengan daya tarik photobooth-nya ini.
ReplyDeleteOhya, mas-mas yang ngaku mau bantu foto itu mencurigakan sekali. semoga benar butuh bantuan dan ga berniat melakukan kejahatan lain ke orang yang berbeda-beda.
Bagus hasil foto boothnya. Gak heran kalau rame banget.
DeleteKalau ke Bandung akhir pekan saya malah malas ke Braga Beken. Malah ngadem di Kaum aja. Paling keluar duduk di bawah pohon kalau sore. Padahal waktu ada anak ngajak anak buat keliling seperti itu. Sekarang anak gak ada, sayanya malah malas. Hihi... Alasan ga ada teman jalan
ReplyDeleteWuih bahaya ya kalau kurang konsentrasi di Braga sana apalagi modus ajarin foto, pegang ponsel gitu. Alhamdulillah masih dibalikin hp nya...
Saya juga seringkali menghindar keramaian. Tapi, suka susah menolak kalau anak yang minta hehe
DeleteEnggak ngira tempat photobooth yang dituju Nai dari gang itu terus di ujung meluas areanya ya
ReplyDeleteWaktu ini ke Bandung pengin ke Braga Beken, memnag malesnya tuh di parkir. Noted buat nginep deket situ, biar tinggal jalan kaki saja
Iya, suka susah parkir kalau di Braga. Jadi harus siap jalan agak jauh
DeleteTernyata serame itu Braga Beken
ReplyDeleteSebaiknya emang bareng keluarga ya?
Karena kalo ketemu "orang aneh" seperti pengalaman Mbak Myra, rasanya serem banget
Jadi lebih baik lewat Braga di hari biasa ya?
Kecuali untuk cari sensasi yang beda
Sendirian ke Braga beken juga gak apa-apa. Asal waspada aja. Kalau saya pribadi lebih suka ke Braga di hari biasa, Mbak
DeleteAku baru tau istilahnya Braga Beken.
ReplyDeleteSesekali kalau lagi iseng, memang asik banget jalan-jalan ke Braga. Dan pastinya ujung-ujungnya kulineran sih yaa.. Hihii~
Tapi suasana Bandung itu memang mood banget buat jalan kaki. Apalagi buat pepotoan yang vibesnya vintage kayak gini.. perpaduan modernisasi dan klasik karena masih ada cafe dan bangunan asli sebagai ciri khas jalan Braga Bandung.
Mood kalau jalannya di sekitaran pusat kota Bandung. Masih lebih enakan lah suasananya hehehe
DeleteIyayaa, ka Chie..
DeleteKalau Braga ditutup gini, pejalan kaki ngerasa aman buat jalan santai.
Dan memang aga rudet kalau pas peak season dan weekend. Tapiii, ini sih yang dicari dari Bandung yaa.. berinteraksi dengan warlok dan menikmati suasana Bandung yang kadang mendung, kadang gerimis atau hujan.
Jadi rindu Bandung, rindu Braga.
ReplyDeleteKalau pendatang kayak saya yang dalam rangka dinas, mau ngga mau datangnya hanya bisa weekend. Terpaksa dinikmati suasana ramainya ya, mbak hahaa
Yang paling diingat dari Braga (waktu itu 3 tahun lalu) adalah pengamennya. Ga tau adab banget, dah. Terpaksa kena bentakan (ala Medan tentunya) deh dia karena ganggu banget hahaa
Iya katanya banyak pengamen juga kalau di Braga, Tapi, saya belum pernah merasakan.
DeleteNai kok bisa aja nemu photobooth yang lokasinya masuk gang sempit gitu ya.
ReplyDeleteKirain hasil fotonya keren, ternyata malah bikin jengkel ya mbak. Tapi alhamdulillah sih hp nya nggak dibawa kabur, semoga aja emang dia cuma orang yang kehabisan ongkos.
Semoga pak Yandhi udah sampai di IKN ya, lalu membagikan kisahnya pada orang-orang yang ditemuinya
Dari konten kayaknya hahaha. Jadi dia tau photobooth di Braga. Alhamdulillah, HP saya tetap dibalikkin. Saya juga penasaran dengan pak Yandhi
DeleteAku dulu bolak balik ke Bandung cuma kenal Braga Braga tapi gak paham di mana, ternyata deket banget ma stasiunnya. Maklum dulu pas masih di Sby kalau ke bandung tu tujuannya langsung ke Lembang gak di kotanya.
ReplyDeleteBaru ke Braga awal tahun ini ternyata jalannya gak seberapa panjang yaa, waktu itu mikirnya dah panjang gitu jadi bingung kalau jalan kaki ke hotel gimana.
Kawasan Braga ini selalu ramai, menarik karena bisa nemuin kuliner Bandung di satu tempat. Cuman dua hari di sana berasa naik berkilo2 BB karena makan mulu wkwk
Iya memang cuma pendek jalan Braga. Tapi, puas kulinerannya hahaha
DeleteHuhuhu nyesel banget pas tahun 2014 dan 2016 dulu ke Bandung, ga sempat jalan-jalan ke daerah sini. Lihat foto suasana di Braga tuh kok yang cakep banget, kebayang jalan-jalan di sepanjang jalanannya melihat suasana sekitar.
ReplyDeleteUdah banyak perubahan pastinya. Karena udah 1 dekade, ya
DeleteSepertinya mba Mira ini terhipnotis ya sama photographer dadakan yang sok tau ngajarin, aduh semoga cerita ini membuka mata kita emang kudu waspada dan jangan jadi orang gak enakan, untung HPnya tetep balik ya mba, meski hasilnya juga alamak saya jadi tertawa
ReplyDeleteKayaknya memang saya lagi gak fokus. Mungkin saking senengnya jalan-jalan lagi ke Bandung. setelah sekian tahun gak ke kota ini. Jadi aja gak waspada
DeleteBraga selalu punya cerita ya maak. Aku pun setiap ke Bandung pasti ke Braga lagi ke Braga lagi. Sampe blusukan cuma buat makan murmer di Teras Braga juga dijabanin hihii
ReplyDeleteAkhir pekan di Braga memang selalu beken! Suasana ikonik dan banyaknya pilihan kafe serta toko membuat area ini jadi destinasi favorit untuk menghabiskan waktu luang.
ReplyDeleteaaa... dari foto-foto di atas, berasa diajak ikut menengok keramaian Braga Keren, mbak
ReplyDeletekulihatnya gemes banget seadainya ada di Bandung juga, dan mengunjungi Braga Keren, udah pasti banyak ambil foto di beberapa spot yang aesthetic seperti gang kecil di foto atas itu,,,
Waduw, itu orang yang ujug-ujug mau ngajarin foto sampai minta hp, aku yang ngeri, Teh. Soalnya yang kupahami --- cmiiw ya Teh -- kalau kamera (baik itu ponsel atau lensa beneran) nggak selalu bagus hasilnya kalau yang pegang bukan pemiliknya.
ReplyDeleteAku juga baru tahu nih kalau setiap weekend di Braga sekarang ada event Braga Beken. Terniat sampai 48 jam. Beda sama CFD yang sebentar doang.
Semoga Teteh bisa ketemu lagi sama Pak Yandhi, dan Pak Yandhi dalam keadaan baik. Aamiin.
Wah ternyata Jalan Braga udah berubah drastis ya, terakhir dulu tahun 2015 kesana, sambil liburan. Walaupun rame kayaknya gak serame sekarang. Semoga bisa kesana lagi next time.
ReplyDeleteAku baru tahu namanya Braga Beken, selama ini taunya cuma Braga CFD haha. Suka juga sama kawasan Braga, karena trotoarnya luas, daerahnya rapi dan bersih.
ReplyDeleteDuh mbak, itu mah modus orang minta duit aja. Nambah lagi ya modusnya. Tapi yang penting mbak sekeluarga tetap aman.
Seru juga ya mbaaa..bebas kendaraan selama 2 hari looo bener2 bisa menikmati waktu jalan2 sepuasnya itu...apalagi jalannya juga bebas pedagang kaki 5 jadi bisa bersih bebas sampah gak sie...
ReplyDeleteBtw buat kejadian tukang foto itu bener2 bersyukur ya mba gak kenapa2 hp jg masih dikembalikan mungkin antara terkejut ato gmn jd kita lgsg serahin hp nya..smg kejadin spt itu gak terulang lagi..pengen juga sekali2 menikmati Braga Beken 😊
Sebetulnya dengan bebas kendaraan bermotor jadinya (harusnya) lebih leluasa buat menikmati suasana tanpa khawatir terserempet atau sejenisnya, ya. Tapi tetap aja kalau penuh orang, jadinya juga malah bisa berasa overwhelmed sendiri. Tergantung kebutuhan juga mungkin. Kalau sudah ada yang secara khusus diincar seperti toko K-Pop itu ya worth it aja sih.
ReplyDeleteBraga itu tempat jalan paling enak kalau menurut saya banyak bangunan heritage nya. Asyik aja jalan jalan di Braga, jalan aja terus ke Asia Afrika sampe alun-alun. Apalagi ada program Braga Beken makin seru aja nih walking tour nya...
ReplyDeleteSuka deh sama singkatannya, berasa keren banget Braha Beken 🤩💯 kreatif ya yang punya ide penamaan.
ReplyDeleteDuh agak ngeri zaman now. Entah dia beneran nggak punya ongkos atau gimana untungnya hp mba kembali, next tetap mesti ada rasa curiga biar lebih menjaga aja ya mba. Makasih pengingatnya.
Wah perjalanan pak Yandi dengan sepeda ontelnya beneran jempolan lho, aamiin semoga pak Yandi sehat dan lancar setiap perjalannya. Next kalau nginap ke Braga bolehlah mampirin jalan jajan ke Braga Beken.
Ahh, Braga ini salah satu tempat favorit buat jalan-jalan santai ya mbak. Dulu ke bandung sempat ke daerah Braga dan makan di salah satu cafe vintage di sana. Uchh, tempatnya asik banget dan sejuk setelah hujan. Apalagi malipirnya masih sama mantan pacar (suami). Aku ngelihat braga nih kaya wisata heritage-nya bandung ya. :D
ReplyDeleteJujur pernah ke braga. Tapi kayanya seru sih tempatnya. Healing kesono kayanya bikin lepas bgt....
ReplyDeleteYang bagian orang minta HP mau ngajarin foto-foto itu agak deg-degan...syukur cuma minta ongkos. Kuatirnya dihipnotis terus dibawa kabur HP (dan tas Mba Myra)..duh, ada aja orang ya. Memang mesti berdua deketan, jangan dalam posisi sendirian saat di keramaian, takut diincer orang
ReplyDeleteSe-crowded apapun braga tetep jadi salah satu spot yang banyak dikunjungi orang. Memang semenarik itu, ya, Braga. Cuma memang harus hati-hati dengan oknum-oknum yang mencari keuntungan di situasi yang penuh sesak gitu dengan segala modusnya
ReplyDeleteBraga ini wishlist pertama aku untuk ke Bandung. Semoga someday aku bisa ke Braga. Susahnya adalah waktunya yang ga ada hehe
ReplyDeleteNama Braga memang sudah kayak iconic ya, mb, kalau ke sana banyak banget kenangan dan juga hal yang menarik, selain fashion, ada kuliner yang bikin lidah bergoyang. Aku ke sana dulu bareng suami aja berdua hehehe
ReplyDeleteWaduh mbak untung hp-nya dibalikin ya sama orangnya. memang ada kalanya kita itu agak sedikit lengah entah itu karena kurang fokus ataupun terlalu senang dengan sesuatu sehingga jadinya tidak waspada dan percaya percaya aja sama orang. Tapi seru banget nih jalan-jalan di braga-nya jadi kangen sama kota Bandung nih udah lama banget nggak ke sana.
ReplyDeleteJadi kangen Bandung pas kebetulan baca cerita ini. Braga adalah tempat yg sangat klasik dan syahdu ketika hujan turun menurut saya
ReplyDeleteKaget...tau-tau ditawarin foto kirain mau diajarin tekniknya eh malah dia yang jepretin. Kudu waspada yah di sana ramai banget dengan beragam atraksi orang.
ReplyDeleteBtw, bandros itu rutenya lewatin Braga, start dari alun-alun. Trus setahuku ada 2 rute aja, satu lagi rute yang dekat museum geologi
Kalau menyusuri Braga, jadi ingat terakhir ke Bandung dengan beliau saat mau kuliah dulu. Menyusuri jalan Braga di pagi hari, mengenang masa muda dulu kata bapak.
ReplyDeleteLumayan jauh juga waktu itu jalannya, lanjut naik angkot juga
Braga di kota Bandung adalah miniatur masyarakatnya yang mencerminkan kreatifitas, keren dan penuh keunikan otentik.
ReplyDeleteDuh kangen banget Braga udah bagus banget terus ada Car free day juga. Meskipun domisili Bandung tapi dah lama gak kesini.
ReplyDeleteTerimakasih infonya soal photobooth & tempat jajan! Jadi pengen main ke Braga Beken juga.
ReplyDeleteSebagai warga kota Bandung, saya lebih memilih diam di rumah di saat weekend. Soalnya udah kebayang aja muacetnya jalanan saat weekend hehehe.
ReplyDeleteSaya agak kaget juga dengan cerita orang yang pinjam hape untuk foto-foto. Untung aja hapenya dikembalikan, ya, saya takutnya dibawa lari. Duh, jangan sampai, deh!
Seru juga ya Braga Beken ini ... jadi pengen lihat dari dekat, nyobain bacang .... Pak Yandhi itu, apakah sudah ada yang nulis tentang dia ya. Unik ya orangnya. Saya baru baca di sini.
ReplyDeletePengalaman di Braga Bekennya unik juga ya, untung enggak kenapa-kenapa sama HP-nya. Jadi penasaran deh sama photobooth yang ada kusen merah cabenya itu. Braga emang selalu asik buat jalan-jalan santai, apalagi kalau lagi bebas kendaraan gitu!
ReplyDeleteMenarik ceritanyq. Terlebih Braga Breken tanpa pedagang kakilima. Tentang orang yang modus minta duit, hehe ..caranya mirip dg orang kekgitu di Tamansari Jogja.
ReplyDeletePenuhnyaaaa.... Kebayang rada sumpek klo jalan2 di tengah hiruk-pikuk lautan manusia gini. Yah namanya juga semacam CFD yaaa.. ajangnya orang berjalan2, pastinya tumplek blek ke kota.
ReplyDeletePas terakhir ke Braga ada beberapa fotografer yang mendekati kami. Trus yawda kami pilih satu yang bisa motoin. Sama sih minta ongkos, tapi dia bilang sejak dari awal. Krn merasa buat kenang2an yawda gpp, jadi tau cara kerjanya, untung jepretannya ya mayan lha hihihi.
ReplyDeleteBraga dulu aku kira panjang mbak ternyata pendek ya.
Jadi kangen deh liburan lagi ke Braga, masih banyak cerita belum kutulis juga :D
Konsep Braga Beken ini menarik juga, apalagi bebas kendaraan selama dua hari penuh. Tapi memang harus ekstra waspada saat suasana ramai seperti itu, kejadian tiba-tiba minta ongkos bisa bikin gak nyaman juga.
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)