Workshop Short Travel Videography 1.0

Workshop Short Travel Videography 1.0 

Setelah gagal beberapa kali, akhirnya saya ikutan juga workshop Short Travel Videography 1.0 bersama Teguh Sudarisman. Yang gagal itu bukan workshopnya, ya. Tapi saya aja yang gak klop terus dengan tanggal workshop. Alhamdulillah masih diberi kesempatan dan akhirnya pada hari Sabtu, 3 Desember 2017, bisa hadir di hotel Morrissey untuk ikut workshop yang udah saya tunggu banget.

Pemateri workshop Short Travel Videography adalah Teguh Sudarisman. Seorang travel writer dan juga editor in chief TGIF! (www.tgifmag.com).


Mengapa Video?


Semua orang suka video. Bahkan anak-anak zaman sekarang sudah akrab dengan YouTube.

Banyak ilmu bertebaran melalui video. Di blog atau buku pun banyak. Tetapi, kadang baca tulisan aja masih belum cukup atau belum paham. Ketika melihat video tutorialnya baru paham.

Video juga bisa membantu meningkatkan sebuah website. Pengunjung bisa bertahan lebih lama di sebuah konten bila ada videonya. Bahkan untuk website toko online bisa menarik pengunjung untuk membeli bila ada videonya. Karena video merupakan salah satu cara terbaik untuk mempromosikan produk. Diperkirakan sekitar 44% orang membeli produk setelah melihat videonya.


Content is The King


Sama halnya seperti dunia tulis menulis, konten dalam video pun tetap penting

Pernah melihat sebuah video di YouTube yang secara kualitas gambar apa adanya tapi yang nonton bisa ratusan, ribuan, jutaan, bahkan viral hingga dishare banyak orang? Itu karena kontennya menarik. Jadi sama aja kan seperti dalam dunia tulis menulis bahwa video pun tidak lepas dari yang namanya konten. Konten menarik gak selalu harus yang kompleks. Video yang singkat dan simple pun bisa menjadi konten yang menarik yang bikin penonton suka.

Hanya ada 2 yang dicari penonton melalui video, yaitu informasi dan hiburan. Lebih baik lagi kalau kita bisa menggabungkan keduanya dalam satu video. Sampaikan konten video secara infotainment. Ini maksudnya bukan menyarankan bikin video gosip seperti acara tv, lho. Yang dimaksud infotainment adalah mengemas informasi di sebuah video dengan bahasa yang menghibur, humoris, serta bahasa keseharian. Video ilmiah pun bisa disampaikan secara infotainment. Tujuannya supaya penonton bisa memahami isi video yang disampaikan.


Perkembangan Video


Tahun 2016 sebanyak 50% netizen menonton video melalui perangkat mobile. Di Amerika, durasi rata-rata menonton video per hari adalah lebih dari 40 menit. Fakta menarik lainnya, sejak tahun 2012 hingga 2014 ada peningkatan penonton video sebanyak 4 x lipat. Dengan adanya fitur video jumlah visitor FB meningkat 8 x lipat dibanding tahun 2015.

Melihat berbagai fakta menarik dan kecenderungan penonton video yang semakin meningkat, bisa jadi ke depannya text atau foto mulai ditinggalkan. Video bisa menjadi trend di masa depan.


Tips Membuat Video


Kenapa video semakin digemari? Karena konsentrasi manusia rata-rata sekitar 8,25 detik. Pada video setiap sekian detik berganti frame sehingga tidak memberi kesempatan penonton untuk mengantuk. Berbeda dengan text yang tidak bergerak.

Tips 1 - Durasi per frame jangan kepanjangan agar penonton tidak mengantuk atau bosan. Coba ganti sudut pengambilan. Gak pengen kan video kita akhirnya diskip?

Suhu udara di suatu tempat juga bisa mempengaruhi cepat atau lamanya seseorang menonton video. Orang yang tinggal di tempat beriklim panas cenderung lebih tidak sabar ketika menonton video berdurasi panjang.

Tips 2 - Jangan terlalu singkat membuat durasi video

Membuat video yang bercerita sebaiknya berdurasi antara 1-5 menit. Di bawah 1 menit terlalu pendek, sedangkan di atas 5 menit kepanjangan. Membuat video berdurasi 5 menit juga bukan hal mudah. Kalau sekali syut berdurasi 5 detik, berarti membuat video berdurasi 3 menit saja membutuhkan syut sebanyak minimal 36 kali. Kalau 5 menit berarti minimal 60 syut. Mengedit puluhan syut bukan hal yang mudah dan cukup memakan waktu.

Tips 3 - Jangan menggunakan fitur zoom out dan zoom in karena hasil gambar bisa pecah

Untuk mensiasatinya dekatnya kamera ke objek, gunakan tripod lalu dekatkan smartphone ke objek yang akan dizoom.


Langkah Membuat Video Melalui Smartphone


Miliki Impian

Tantangan membuat video memang lebih banyak dibandingkan menulis dan memotret. Karena harus melakukan beberapa syut dan editing yang cukup memakan waktu.

Karena membuat video lebih membutuhkan usaha, maka Sahabat KeNai harus memiliki impian. Apa sih impian Sahabat KeNai ketika ingin membuat video? Dan mengubah impian tersebut menjadi sebuah tekad.


Perangkat yang Diperlukan

Untuk perangkat keras, tentu saja Sahabat KeNai harus memiliki smartphone atau tab. Sedangkan perangkat lunaknya adalah aplikasi. Setelah memiliki keduanya, maka saatnya mulai membuat video.

Kadang kita tergoda dengan perangkat milik orang lain. Melihat orang lain pakai smartphone B, kita pun ingin memilikinya karena merasa lebih bagus. Setelah smartphone B dimiliki, kemudian melihat smartphone C yang lebih bagus dan pengen ganti smartphone lagi. Kalau terus menerus seperti itu malah gak akan jadi-jadi videonya.


Semua perangkat, secanggih apapun gak ada yang bisa bergerak sendiri. Jadi harus dipelajari dan digunakan.


Mempelajari Konsep dan Teknik Syuting

Konsep dan teknik dalam memotret dan syuting mirip karena sama-sama memproduksi gambar. Bedanya yang satu memproduksi gambar diam, satunya lagi gambar bergerak. Tapi prinsip konsep dan tekniknya sama. Dalam proses syuting pun harus mempelajari cahaya rule of third, angel, dan lain sebagainya seperti memotret.

Menurut mas Teguh, bila kita terbiasa menghasilkan foto yang bagus umumnya hasil syut videonya pun bagus. Begitupun sebaliknya karena prinsipnya sama


Merencanakan Liputan

Syuting gak selalu harus candid atau spontan. Boleh saja dilakukan secara terencana atau direkayasa. Misalnya meminta model untuk berjalan, lalu disyut.


Shooting dan Editing

Setelah shooting, kemudian lakukan editing. Cukup memakan waktu pada saat editing. Tapi editing adalah proses teknis. Bagian imajinasi dan kreatif ada pada saat shooting.

Musik bisa membuat video semakin asik untuk dilihat. Sesuaikan musik dengan video yang kita buat agar penonton terbawa suasana. Jangan gambar sedih tapi musiknya gembira.

Hati-hati ketika memilih musik apalagi  bila video kita ingin diupload ke dunia maya. Perhatikan hak cipta. Tidak semua musik bisa dijadikan latar belakang video. Jangan sampai akun kita di banned gara-gara melanggar hak cipta. Cari saja musik yang bebas digunakan. Salah satunya bisa cari di www.freemusicarchive.com.


Upload, Share, dan Promosi

Setelah video selesai, Sahabat KeNai bisa upload ke YouTube. Setelah itu bisa share ke berbagai social media atau platform lain. Kalau perlu lakukan promosi.

Upload video memang tidak hanya ke YouTube. Sahabat KeNai juga bisa ke tempat lain seperti Net yang menerima video jurnalisme masyarakat. Perhatikan syarat dan ketentuannya terlebih dahulu. 


Aplikasi Power Director


Aplikasi editing video ada banyak macamnya. Sahabat KeNai bisa lihat di Google Play untuk pengguna Android. Kalau pakai iPhone, biasanya menggunakan iMovie. Apabila Sahabat KeNai ikut workshop Short Travel Videography, mas  Teguh biasanya menyarankan menggunakan aplikasi Power Director

"Salah satu alasan menggunakan Power Director adalah interface di smartphone mirip dengan program di desktop. Sehingga tidak perlu belajar 2x bila ingin editing di smartphone atau desktop,' ujar mas Teguh


Peralatan Lainnya untuk Membuat Video


Selain memiliki smartphone/tab serta aplikasi, beberapa peralatan lain bisa membantu agar video yang dihasilkan lebih bagus


Tripod

Tidak perlu memilik tripod yang besar untuk merekamvideo menggunakan smartphone/tab. Tripod juga bisa membantu proses pengambilan gambar dengan sudut high/low angel. Tripod juga membantu mengambil gambar untuk time lapse.


Tongsis

Tongsis tidak hanya berfungsi untuk selfie. Tetapi juga membantu menghasilkan gambar lebih stabil.


Holder

Ketika membeli tongsis biasanya sudah mendapatkan holder. Kalaupun tidak ada, bisa membelinya secara terpisah. Fungsi holder untuk menyambungkan smartphone/tap ke tongsis. Bila membeli smartphone, sebaiknya tidak lebih dari size 5.5 inch (sudah termasuk casing) supaya bisa masuk di holder.


Microphone

Semua kamera smatphone hingga DSLR fungsi microphonenya kurang baik. Terlalu noise, segala suara bisa masuk. Fungsi microphone tambahan bisa membuat lebih jernih.


Egg Timer

Time lapse bisa dilakukan sambil berputar 360 derajat. Caranya, bisa menggunakan egg timer.


Gimbal Stabilizer

Nah, ini peralatan yang bikin saya mupeng banget saat mas Teguh memperlihatkan gimbal stabilizer miliknya. Ketika membuat video dengan smartphone sambil bergerak biasanya hasil videonya goyang. Tapi kalau menggunakan stabilizer, hasil video tetap stabil walaupun syut objeknya sambil bergerak.

Mengingat harga stabilizer yang lumayan mahal (rata-rata harganya di atas 2 jutaan), masih bisa memaksimalkan penggunaan tripod atau tongsis. Tentu saja kestabilannya belum mengalahkan bila menggunakan stabilizer. Nanti di workshop lanjutannya akan dijelaskan bagaimana memaksimalkan proses syut dengan peralatan yang seadanya.


Membuat Video Saat Traveling


Bagaimana cara membuat video saat traveling tapi tidak memiliki perencanaan?

Keuntungan ketika traveling semua sudah tersedia. Lokasi yang dituju, model (bisa diri sendiri), serta alur cerita sudah ada (apa yang dilakukan dan kemana saja selama traveling). Sehingga walaupun pergi tanpa perencanaan tetap bisa membuat video. Rekam saja aktivitas traveling dari berangkat hingga pulang. Buat timeline secara runtut. Nanti tinggal proses editingnya gak apa-apa kalau tidak runtut waktu.


Bila ingin membeli smartphone, mas Teguh menyarankan yang full HD. Semakin tinggi resolusi, video yang dihasilkan lebih bagus. video kualitas full HD juga bisa diturunkan menjadi HD. Tetapi video HD tidak bisa dinaikkan menjadi full HD. Smartphone tercanggih saat ini adalah kualitas 4K. Sayangnya belum bisa diedit dengan spec yang lebih rendah. Edit di laptop pun juga tergantung specnya.


Morrissey Hotel Tour


Setelah diberikan penjelasan tentang smartphone videography, kami pun melakukan praktek membuat video. Kami semua diajak oleh hotel tour oleh pihak Morrissey sekaligus mempraktekkan ilmu yang sudah didapat. Saya sudah mempublish terlebih dahulu cerita tentang hotel tour di blog ini, ya.

[Silakan baca: Menginap di Morrissey Serasa di Apartment Sendiri]

Setelah hotel tour, mas Teguh menjelaskan cara menggunakan Power Director. Sambil dijelaskan, kami langsung praktek. Hari Sabtu lalu, saya kembali hadir di kelas lanjutan. Makin semangat aja saya belajar membuat video. Setelah ini, saya akan menulis tentang workshop lanjutannya, ya :)

Post a Comment

12 Comments

  1. Huuaaaa iriiinya...pengen lah ikutan workshop video gini apalagi mentornya mas teguh. Sampe skr aku belum berani upload video mak kacau smua kualitasnya hehehe...makanya pengen belajar yg bener

    ReplyDelete
  2. Kalo di IG cuma bisa semenit..aku belum pede main di yutub..xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di IG malah harus lebih kreatif lagi karena waktunya terbatas :)

      Delete
  3. Bang softwere atau aplikasi yang simpel buat editing video untuk pemula rekomendasinya apa ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau di workshop ini pakai Power Director. Termasuk mudah juga, kok :)

      Delete
  4. aku belum kesampean mau ikutan Myr. hai...hai aku balik lagi bw nih :) kangeeeeen

    ReplyDelete
  5. Saya jg sedang merintis channel baru di youtube nih, adipraa.com channel. Banru subcribe y mbak. Hehehe.

    Makasih mbak ilmunya, lg banyak belajar bikin video pake alat seadanya.

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)