Jalan Jalan KeNai Batal Naik Commuter Line

Jalan Jalan KeNai Batal Naik Commuter Line
Papan petunjuk rute busway ada di beberapa tempat di setiap halte. Di bisnya pun ada. Atau kalau masih ragu, tanya sama petugasnya.


Di postingan sebelumnya, saya ceritakan kalau batal naik commuter line. Padahal commuter line bisa melengkapi perjalanan hemat kami ke Kota Tua. Pengalaman anak-anak naik transportasi umum semakin komplit.

Jalan-jalan KeNai naik apa aja, sih, waktu keliling ke Kota Tua, Jakarta, wiken kemarin?


Transportasi Menuju Kota Tua


Bajaj Biru BBG

Batal Naik Commuter Line
Welfie di Bajaj


Kebetulan lagi nginep di rumah mertua, kami mengawali perjalanan dengan naik Bajaj Biru BBG. Baru kali ini kami sekeluarga naik bajaj biru BBG. Bajaj merah pernah, tapi beberapa tahun lalu. Bajaj biru berbahan bakar gas ini ternyata gak berisik. Gak perlu teriak-teriak kalau ngobrol di bajaj hehehe.

Abangnya cerita kalau bajajnya masih baru. Pantes aja masih kelihatan mulus dan bersih banget. Nyaman lah pokoknya. Dari rumah sampe halte TJ terdekat bayar IDR10K

Pulangnya, kami kembali naik bajaj biru BBG lagi sampe rumah. Harus bayar IDR15K gak bisa ditawar lebih rendah lagi. Kata abangnya, dia udah nunggu 2 jam belom dapet penumpang, makanya minta IDR15K

Suami: "Kenapa gak keliling aja biar dapet penumpang, Bang?"
Abang Bajaj: "Malah boros bahan bakar, belum tentu dapet penumpang."

Ah, ya sudahlah. Badan kami sudah cape banget. Udah sore banget, hampir maghrib. Kalau abangnya minta segitu diturutin aja. Yang penting cepet sampe rumah.


Trans Jakarta

Welfie lagi sambil nungguin Keke yang lagi pipis


Lanjut Trans Jakarta. Gak ada jurusan yang langsung ke Kota Tua. Harus 2x naik Trans Jakarta. Tapi, selama gak keluar dari halte, naik Trans Jakarta bayarnya cukup sekali aja. IDR3,5K/orang. Murah meriah, ya.

Awalnya, suami menyodorkan E-Money Bank Mandiri, salah satu e-ticketing yang katanya bisa dipakai. Gak taunya, di halte awal keberangkatan kami belum bisa pake kartu-kartuan. Kita harus beli tiket lembaran.

Di halte berikutnya baru deh E-Money bisa dipake. Kok tau? Iya, soalnya Keke kepengen pipis. Jadi, dia dan ayahnya keluar halte dulu untuk cari toilet. Masuk halte harus beli tiket lagi. Nah, di Dukuh Atas bisa pake E-Money. Simple, tinggal tap aja kartunya.


Commuter Line

Beberapa kartu yang bisa digunakan untuk naik Trans Jakarta atau Commuter Line


Rencananya kami bakal naik  commuter line - kalau dulu, saya mengenalnya dengan sebutan Kereta Rel Listrik (KRL) - dari stasiun Kota ke Jatinegara. Nanti dari Jatinegara tinggal naik bajaj. Waktu masuk stasiun, saya sempet lemes. Antreannya panjang bangeeet! Dari 4 loket yang ada semuanya mengular banget antreannya. Cuma ada 1 loket yang kosong.

Setelah kami samperin loket yang sepi antrean itu, ternyata loket tersebut untuk E-Ticketing. Dan, karena sudah punya E-Money, kami diminta langsung masuk. Senangnyaaa! Santai sejenak dulu di Starbucks.

Tap!

E-Money kami tempelkan di mesin e-ticketing. Tapi, lampunya gak berubah jadi hijau. Cobain ke beberapa mesin yang ada, gak berubah juga. Bagaimana ini? Gak mungkin kami bisa naik Commuter Line kalau lampu mesinnya gak berubah jadi hijau.


Berkali-kali tap kartunya ke beberapa mesin yang ada, tetep aja gagal


Salah seorang satpam menghampiri kami dan menanyakan ada masalah apa. Kami pun menceritakan permasalahan yang dialami.

Satpam 1 : "Mungkin kartunya gak ada saldonya, Pak."
Suami : "Gak mungkin, Pak, Ini kartu dipakai sehari-hari. Tadi juga dipakai untuk naik Trans Jakarta."
Satpam 1 : Disini Commuter Line, Pak. Kami gak ada hubungannya dengan Trans Jakarta."
Suami : "Maksud saya, ini kartu tadi bisa dipakai untuk naik Trans Jakarta. Kok, disini gak bisa? Apa mesinnya belom bisa mendeteksi E-Money?"
Satpam : "Mesin ini bisa, kayaknya kartu Bapak yang bermasalah. Coba di top up aja dulu."
Suami : "Kan, saldonya masih ada. Kalau memang kartunya yang bermasalah, urusannya kemana?"
Satpam : "Kalau kartunya bermasalah harus tanya ke banknya."

Waduh, hari Minggu sore mana ada bank yang buka? Suami pun langsung memutuskan naik TransJakarta lagi buat pulang. Sebelum keluar stasiun, suami coba cek di mesin aktivisi yang sekaligus bisa cek saldo E-Money. Mesinnya ada dekat pintu masuk. Kartu kami kembali tidak terdeteksi. Salah seorang satpam yang lain menghampiri kami dan mencoba membantu.

Satpam 2 : "Kayaknya kartunya gak ada saldonya."
Suami : "Gak mungkiiinn. Di kartu ini ada kali 500 ribu saldonya. Tadi aja saya baru pakai buat naik Trans Jakarta, kok. Sering dipakai sehari-hari, gak masalah."
Satpam 2 : "Kartunya berarti bermasalah, Pak."
Suami : "Masa, sih? Bukan mesinnya yang bermasalah?"
Satpam 2 : "Mesinnya gak masalah. Coba di top up aja dulu buat ngecek, Pak."

Ah, jawabannya sama dengan satpam 1. Jadi memang harus naik TransJakarta lagi aja. Males banget beli tiket commuter line kalau lihat antreannya yang super duper panjang itu. Untung aja halte sama stasiun jaraknya deket banget. Kalau jauh, mungkin saya sudah sedikit ngedumel. Hari semakin sore, besok anak-anak harus sekolah. Mana ada ulangan harian, belom belajar pula.

Ketika berjalan menuju halte, saya sempat berpikir, 'Apa jangan-jangan E-Money yang kami punya mendadak rusak?' Ternyata enggak, tuh. Lancar-lancar aja naik TransJakarta bayar pake E-Money. Begitupun ketika pulang dari rumah mertua, kami kembali menggunakan E-Money untuk bayar tol. Lancar, gak ada masalah sama sekali.

Trus, masalah di stasiun Kota apa, ya? Kedua satpam kan bersikeras kalau mesin yang ada di sana bisa dipakai untuk E-Money. Tapi, buktinya kartu kami tidak bisa dipakai di satsiun. Sedangkan di TransJakarta sama di gerbang tol bisa. Gak tau deh apa masalahnya.


Biar gak disangka hoax. Ini kartu E-Money yang kami punya hehe


Dalam waktu dekat, Jalan-Jalan KeNai berencana akan ngebolang lagi. Masih dirahasiakan kemana dan kapannya. Khawatir gak jadi hehe. Tapi, rencananya salah satu perjalanannya akan naik commuter line. Kalau ada kejadian begini, kayaknya harus dibikin lebih matang lagi rencananya.

Jangan sampe gagal atau terhambat ngebolang gara-gara urusan kartu. Bikin rencana cadangan, ah. Harus lebih banyak cari tau lagi. Lewat google, tanya temen-temen, kalau perlu ke Bank Mandiri atau PT. KAInya. Mudah-mudahan Jalan-Jalan KeNai berikutnya lancar. Aamiin :)

Baca juga:


  1. Jalan-Jalan KeNai Di Kota Tua
  2. Jalan-Jalan KeNai Naik Sepeda Onthel Di Kota Tua
  3. Jalan-Jalan KeNai Di Pelabuhan Sunda Kelapa
  4. Jalan-Jalan KeNai Di Museum Bank Mandiri 
  5. Jalan-Jalan KeNai Di Jembatan Kota Intan
  6. Jalan-Jalan KeNai Di Menara Syahbandar
  7. 6 Tips Jalan-Jalan KeNai Ke Kota Tua

Post a Comment

12 Comments

  1. Duh padahal pgn juga naik comuter libe

    ReplyDelete
  2. jangan2 itu mesinnya ga mau terima e-money kali, Mak. hehe

    ReplyDelete
  3. saya juga pernah dapat masalah.. pintunya gak kebuka juga!
    Ke Nai sukses jalan jalan teruuuusssss

    ReplyDelete
    Replies
    1. ternyata kita pernah punya masalah yang sama, ya :)

      Delete
  4. kalo udah sebesar Kenai kayanya saya juga bisa ngebolang nih sama anak2 asyiiiiik

    ReplyDelete
  5. Aktivasi kartu dulu mbak,... di dekat ticketingnya ada alatnya di tap... trus tap lagi di tempat masuk, pasti sudah bisa... wah itu kok satpamnya gak tahu ya? Aktivasi sebelah tempat bli tiket biasanya....free.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada alatnya, cuma kata satpamnya itu cuma untuk cek saldo. Ketika kami tap pun gak ada reaksi apa-apa. Mau antre di loketnya malas aja karena antreannya panjang :)

      Delete
  6. kadang mesin tap di stasiun itu emang suka erorr.. wong pake kartu yang sekali jalan itu juga sering kok ngga mau nyala lampunya :v

    tapi itu satpam kompak yah jawabannya hahaha..

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)