Kuliner Malam di Pasar Hias Rias Cikini Pindah Kemana?
Dimsum mushroom yang kami pesan
Cikini...
Karena lahir dan besar di sana, tentu aja daerah Menteng dan sekitarnya cukup akrab buat saya. Ketika SD dan SMP saya seringkali berjalan kaki bersama teman-teman ke daerah Cikini. Iya, saat masih SD. Dan, kayaknya dulu aman walopun jalan kaki lumayan jauh. Kalo sekarang kayaknya gak berani membiarkan anak saya jalan di keramaian sendirian. Kebanyakan parnonya hehehe.
Aneka Kuliner di Pasar Hias Rias Cikini
[Silakan baca: Nostalgia Megaria]
Awal tahun ini, saya sekeluarga sering melintas di daerah Cikini. Terutama di hari Sabtu dan Minggu, kadang-kadang juga di Jum'at malam. Penyebabnya, papah mertua dirawat di RSCM untuk waktu yang cukup lama. Kalau mau menjenguk biasanya kami makan malam dulu di daerah Cikini. Suami malah setiap hari makan di daerah ini sejak papahnya dirawat karena dia jenguk tiap hari.
Salah satu tempat yang sering kami kunjungi adalah pasar Hias Rias Cikini. Bukan di dalam pasarnya, ya. Pasarnya sendiri seperti pasar mati alias sudah tidak satupun aktivitas. Suami saya pernah ingin ke toilet dan adanya di dalam pasar. Menurut suami, suasana di dalam benar-benar sudah kosong. Pastinya berbeda suasana pasar kosong dengan pasar tutup, ya.
Kuliner yang saya maksud ada di area parkirnya. Di sana sudah berdiri beberapa warung tenda menjelang sore hingga malam hari. Yang paling besar adalah tenda penjual nasi uduk yang menyatu dengan bubur ayam dan dimsum. *saya gak tau penjualnya sama atau enggak* Selain itu ada juga yang jual makanan lainnya dengan tenda yang lebih kecil yang menjual aneka soto hingga nasi/mie goreng.
Tiap kali ke sini, paling sering adalah mencoba nasi uduknya dengan bebek goreng. Rasanya juara menurut kami. Enaaaakkk! Menurut suami, bubur ayamnya juga enak. Tapi, saya tidak pernah coba bubur ayamnya. Karena buat saya, bubur ayam itu adalah menu sarapan. Hanya enak dimakan di pagi hari. Meskipun pernah juga menyantap bubur ayam yang enak di malam hari hehehe. Dimsumnya pernah coba yang isinya mushroom. Rasanya lumayan.
Saya pernah sekali cobain beli soto betawi yang dijual di tenda lain. Rasanya biasa aja. Agak keasinan malah. Jadi mending kembali ke pilihan awal, deh. Beli nasi uduk dan bebek atau ayam goreng. Dijamin gak nyesel kalau buat saya😋
Awal tahun ini, saya sekeluarga sering melintas di daerah Cikini. Terutama di hari Sabtu dan Minggu, kadang-kadang juga di Jum'at malam. Penyebabnya, papah mertua dirawat di RSCM untuk waktu yang cukup lama. Kalau mau menjenguk biasanya kami makan malam dulu di daerah Cikini. Suami malah setiap hari makan di daerah ini sejak papahnya dirawat karena dia jenguk tiap hari.
Salah satu tempat yang sering kami kunjungi adalah pasar Hias Rias Cikini. Bukan di dalam pasarnya, ya. Pasarnya sendiri seperti pasar mati alias sudah tidak satupun aktivitas. Suami saya pernah ingin ke toilet dan adanya di dalam pasar. Menurut suami, suasana di dalam benar-benar sudah kosong. Pastinya berbeda suasana pasar kosong dengan pasar tutup, ya.
Nasi uduknya enak. Sambalnya ada 2 macam, yaitu sambal goreng dan sambal kacang. Daging bebeknya juga enak dan empuk. Trus, penyajiannya gak butuh waktu lama
Tiap kali ke sini, paling sering adalah mencoba nasi uduknya dengan bebek goreng. Rasanya juara menurut kami. Enaaaakkk! Menurut suami, bubur ayamnya juga enak. Tapi, saya tidak pernah coba bubur ayamnya. Karena buat saya, bubur ayam itu adalah menu sarapan. Hanya enak dimakan di pagi hari. Meskipun pernah juga menyantap bubur ayam yang enak di malam hari hehehe. Dimsumnya pernah coba yang isinya mushroom. Rasanya lumayan.
Kelihatannya enak, ya? Tapi rasanya biasa aja kalau kata saya. Udah gitu gak pake daun bawang.
Saya pernah sekali cobain beli soto betawi yang dijual di tenda lain. Rasanya biasa aja. Agak keasinan malah. Jadi mending kembali ke pilihan awal, deh. Beli nasi uduk dan bebek atau ayam goreng. Dijamin gak nyesel kalau buat saya😋
Kuliner di Pasar Hias Rias Cikini Sudah Tidak Ada
[Silakan baca: Keliling Jakarta Dalam 1 Hari, Termasuk Wisata Kuliner. Mungkinkah?]
Beberapa minggu lalu, saya sekeluarga jalan-jalan ke TIM. Nonton pementasan sanggar Anak Akar. Pementasan selesai menjelang berbuka puasa tiba. Rencananya mau cari makan di daerah Cikini aja biar gak usah jauh lagi jalannya.
Tapi, kemana para penjual kaki lima yang biasa jualan di pasar Hias Rias Cikini? Saya lihat pasarnya sudah ditutup dengan pagar seng. Apa mau direnovasi dan kemudian dioperasikan lagi pasarnya atau mau dijadikan tempat usaha lain? Entahlah. Yang pasti warung tenda di parkiran pasar hias rias sudah tidak ada. Gak tau pada pindah kemana.
Padahal (katanya) mereka jualan di situ udah lama, lho. Udah terkenal dan memang selalu ramai. Ya, mungkin pindahnya ke sekitar situ juga kali, ya. Tapi, saya gak tau kemana. Asal jangan jadi gak jualan aja. Nanti saya bingung kalau lagi kepengen makan nasi uduk yang enak 😊
Beberapa minggu lalu, saya sekeluarga jalan-jalan ke TIM. Nonton pementasan sanggar Anak Akar. Pementasan selesai menjelang berbuka puasa tiba. Rencananya mau cari makan di daerah Cikini aja biar gak usah jauh lagi jalannya.
Tapi, kemana para penjual kaki lima yang biasa jualan di pasar Hias Rias Cikini? Saya lihat pasarnya sudah ditutup dengan pagar seng. Apa mau direnovasi dan kemudian dioperasikan lagi pasarnya atau mau dijadikan tempat usaha lain? Entahlah. Yang pasti warung tenda di parkiran pasar hias rias sudah tidak ada. Gak tau pada pindah kemana.
Padahal (katanya) mereka jualan di situ udah lama, lho. Udah terkenal dan memang selalu ramai. Ya, mungkin pindahnya ke sekitar situ juga kali, ya. Tapi, saya gak tau kemana. Asal jangan jadi gak jualan aja. Nanti saya bingung kalau lagi kepengen makan nasi uduk yang enak 😊
Kita bisa makan di dalam tenda. Atau lesehan di emperan pasar.
34 Comments
Jadi pindahnya ke mana, donk Chi ? Gw mah, hobi banget sama si bubur ayamnya. BTW, nasi uduk Gondangdia juga enak. Udah pernah coba, blum ?
ReplyDeletebelum tau pindah kemana, Mbak. Kayaknya dulu pernah coba nasi uduk gondangdia
Deleteaku malah ga tau di sana ada tempat makan enak mba... tp memang ga gt srg lwt cikini sih... duhh liat dimsumnya pengeennn...dah lama ga makan dimsum ;)
ReplyDeletedi Cikini banyak kuliner enak :)
Deletelihat ini malem2...jadi laparr... *ke dapur masak indomi*
ReplyDeletebagi siniii :D
Deletedemi makanan enak kemanapun dicari ya Myr
ReplyDeleteya begitulah hehe
DeleteChi aku juga dulu sering main ke Hias Rias, sejak masih di dalam pasar Cikini, dan pindah lagi ke plaza pojokan itu
ReplyDeletenggak tau juga ke mana pindahnya
dulu ada langganan pesan sepatu di Hias Rias dan langganan toko kosmetik, kalau jajanannya kurang tau
bubur ayam telor mentah apa nasih di pengadilan ya?
iya, Mbak kayaknya Cikini udah mulai banya yangberubah wlaopun tetep aja rame. KAlau bubur ayam, syaa gak tau. Karena memang gak begitu suka makan buryam di malam hari :)
DeleteSemoga para penjual makanan itu mendapat ganti tempat yang lebih baik. Kasihan kalau gak jual lagi, apalagi masih menyisakan satu pelanggan setianya ini :)
ReplyDeleteaamiin :)
DeleteDah kena razia satpol PP kali mbak..... Tapi kadang2 mmng untuk keperluan tata kota pedagang2 kaki lima2 ada baiknya di sentralisir atau dibikinin lokasi khusus gitu kok mb...semacam taman kuliner, biar rapi :-)
ReplyDeletekalau tebakan saya sih karena area pasarnya memang mau dibangun lagi. Karena kalau razia, pasti pedagang kali lima yang di sana semua akan kena. Lagian ini gak menghalangi jalan sebetulnya karena berada di area parkiran pasar :)
DeleteWihh heeee, aku malah jarang banget main ke Jakarta. Sekalinya ke sana hanya singgah di Perpusnas dan Lipi :-D
ReplyDeletecobain kulinernya juga sesekali :)
DeleteTes komen ...
ReplyDeleteKomentar saya tadi tentang Sate Jaya Agung Menteng kok hilang ya.. semoga hanya karena bad signal.
sepertinya begitu, Mas. Karena saya cari gak ada postingannya :)
DeleteJadi penasaran juga mbak, pindahnya kemana ya. Kasihan aja kalo tergusur :(
ReplyDeletegak tau kemana :)
DeleteMenurut tukang parkir yg ada disitu katanya pindah ke daerah sekitar stasiun gondangdia, deket Masjid Cut Mutia. Tapi pas saya muter2 masjid nya ga nemu juga.. :(
ReplyDeleteoh gitu, ya. Trus kemana, ya? Duh...
DeleteDuh Mak, saya salah klik deh ya. Pagi-pagi gini malah bacanya postingan kuliner. *Ambil tisue* Hihihihi....Duh jadi nanya sama diri sendiri, kapan ya terakhir makan nasi uduk???
ReplyDeleteheheheh
DeletePindah kemana, udah ketahuan belum ? usaha dijakarta memang harus siap dengan perubahan dan aturan baru. bisa bertahan sepuluh tahun itu sudah top. Gusur dan peruntukkan lahan senantiasa mengikuti kebijakan baru.
ReplyDeletebelum ketahuan :D
Deletedimsum mushroomnya itu sepertinya enak :9
ReplyDeleteapalagi klo makannya sambil lesehan yaa...
tapi buat syaa cuma kelihatan aja. Rasanya biasa aja :)
Deletesmoga sementara aja ngilangnya ya mak...
ReplyDeleteiya, semoga :)
DeleteJadi pindah kemana makkkk...
ReplyDeleteaku belum pernah nyoba makan disana
gak tau kemana :)
DeleteUdah taukah skrg pindah kemana?
ReplyDeletegak tau
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)