Kenapa Harus Traveling Bersama Keluarga? - "Myr, gue lihat foto lo yang lagi jalan kaki di Bogor. Masing-masing pada bawa ransel. Gila, ya, Arie bener-bener mempengaruhi lo banget. Dulu mana mau lo kayak begitu."
Saya hanya tersenyum lebar mendengar cerita sahabat saya. Dia pun meneruskan ocehannya ...
"Gue, kan, kasih lihat foto lo itu ke laki gue. Eh, dia malah bilang kalau sebagai istri memang harus begitu hehehe. Kalau laki gue senengnya jalan-jalan, sih, gue bisa ikutan. Tapi dia senengnya utak-atik motor. Masa iya gue harus ngutak-atik motor juga."
Kali ini saya tertawa mendengar ceritanya ... Tapi, apa iya suami saya sudah berhasil mempengaruhi saya? Apa iya, dulu saya gak begitu? *Akhirnya jadi mikir juga hahaha*
Kalau dibilang mempengaruhi mungkin ada benarnya. Dulu, saya memang gak
pernah bepergian ke luar kota membawa ransel apalagi naik turun angkot.
Ransel cuma dipakai saat sekolah dan kerja aja. Kalau harus ke luar kota
lebih memilih bawa trolley bag. Itupun ke luar kota kalau gak sama
keluarga, berarti lagi urusan kerjaan. Waktu masih gadis, saya mana
boleh bepergian tanpa keluarga untuk alasan berlibur :D
Iya, memang sekarang saya terpengaruhi suami. Tapi selama hampir 10
tahun kami menikah, justru suami yang banyak mengalah untuk urusan
traveling. Baru sekitar 2 tahun terakhir ini aja saya mau backpackeran.
Sebelumnya jalan-jalan manja wkwkkw ... Jadi, bisa dibilang kami saling
mempengaruhi, lah :)
Dulu memang saya dilarang bepergian sendirian. Tapi kebiasaan traveling
bersama keluarga terbawa sampai sekarang. Saya menikmati traveling
bersama anak-anak walopun banyak yang bilang kalau bawa anak itu lebih
ribet. Memang benar banget, tuh. Tapi sebetulnya itu cuma masalah waktu
aja, sih.
Keribetan yang saya rasakan sekarang dengan dulu udah berbeda. Dulu
waktu anak-anak masih balita, ribetnya memang banyak. Saya dibilang udah
kayak mau pindahan kalau lagi jalan-jalan hahaha. Segala perlengapan
anak kami bawa. Setelah anak-anak mulai besar, barang bawaan mulai
berkurang. Apalagi sekarang mereka sudah bisa bawa tas sendiri.
Momen adalah alasan utama kenapa harus traveling bersama keluarga.
Walopun pengalaman traveling bersama keluarga ketika saya masih kecil
tidaklah banyak tapi ada momen tertentu yang masih lekat dalam ingatan.
Apalagi kalau ditambah lagi dengan melihat ambul foto jadul.
Saya tidak ingin kehilangan momen itu. Saya ingin anak-anak kelak
merasakan kalau mereka pun pernah punya pengalaman menyenangkan saat
traveling bersama orang tua. Walopun (mungkin) nanti mereka akan
melakukan perjalanan sendiri.
Jalan-jalan sambil memberikan edukasi juga bisa jadi salah satu tujuan
kenapa harus traveling bersama keluarga. Apalagi kalau jalan-jalannya
menyenangkan, anak akan tetap merasa seperti bermain padahal sebetulnya
sedang belajar juga. Tapi buat kami jalan-jalan gak harus selalu diisi
dengan perjalanan penuh edukasi. Ada kalanya jalan-jalan hanya sekadar
ingin bersenang-senang. Kembali lagi untuk menciptakan momen.
Momen kebersamaan bisa dibangun salah satunya melalui traveling.
Makanya saya suka sebel kalau saat jalan-jalan ada yang bad mood.
Mendingan pulang kalau kayak begitu. Momen kebersamaan memang harus
terus dirajut. Apalagi zaman sekarang hubungan sesama manusia semakin
individualistis. Saya gak pengen, ah, Keke dan Nai menjadi anak-anak
yang tidak paham arti kebersamaan :)
Traveling bersama keluarga juga ceritanya lebih berwarna karena memang
yang dipikirkan gak hanya diri sendiri. Memang, sih, kalau traveling gak
boleh egois. Rentang usia antara anak dan orang dewasa membuat
masing-masing punya selera. Nah, itu yang harus dibuat bagaimana caranya
supaya traveling tetap asik. Memang harus banyak seninya kalau traveling
bersama keluarga. Yang dewasa harus banyak ngalah sama anak-anak. Dan
pastinya ada beberapa
barang yang wajib dibawa apabila traveling bersama anak. Seruuu! :)
10 Comments
karena saya belum berkeluarga, jadi belum bisa bayangkan gimana rempingnya para momy bawa-bawa perlengkapan bayi atau balita pas traveling. saya jarang pergi bareng-bareng...sekalinya pergi pasti ikut smeua dari nenek sampai cucu. rempong juga sih..jagain sepupu-sepupu...tapi serunya itu tak tergantikan
ReplyDeletepergi sama keluarga besar itu asik banget :)
DeleteKalo aku malah udah biasa jalan bareng teman sejak remaja, karena suka lintas alam dan mendaki gunung, mbak. Terus waktu udah berkeluarga, udah beda sih terutama soal angkot. Selama ini kalo jalan-jalan ya pastinya bawa mobil, nggak pernah ngangkot, hihiii
ReplyDeletesejak berkeluarga malah stop angkotan, ya :D
Deleteasyik tuh saling mempengaruhi. Tapi tetep enjoy kan
ReplyDeleteenjoy mah harus :D
Deletehihi, kalau saya adalah lone traveller
ReplyDeleteburuan cari pasangan *eh :p
Deletekendala saya tuh mbak, foto jalan-jalannya cuma kesimpen doang. eh padahal jalannya juga cuma ke sawah pinggir perumahan hehe. jadinya kalo mau nostalgia musti buka laptop suami dulu. padahal banyak cerita dari sana.
ReplyDeleteayo mulai ceritain satu per satu :)
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)