Boleh Gak Traveling Saat Pandemi? Siapa yang udah kangen banget traveling? Sepertinya banyak, ya. Dan
yang pasti saya termasuk salah satunya. Gak usah deh ke luar kota. Cukup
keliling Jakarta dengan berbagai transportasi umum seperti LRT, MRT,
KRL, ataupun TransJakarta aja rasanya udah bikin saya kangen banget.
Tetapi, pandemi 'kan datang tanpa diundang. Ketika kemudian
diberlakukan peraturan PSBB, saya termasuk yang tetap patuh di rumah
aja. Keluar cuma untuk belanja ke pasar tradisional. Itupun jadi
seminggu sekali. Padahal biasanya 1-2 hari sekali. Ya sebisa mungkin,
tetap di rumah aja kalau gak penting-penting amat.
Sekarang sudah masuk masa new normal. Kalau di Jakarta, bilangnya fase
PSBB transisi, belum new normal. Beberapa sektor memang sudah mulai
dilonggarkan. Tetapi, masih lihat keadaan juga. Kalau grafiknya menjasi
semakin parah, maka kembali ke masa PSBB.
Kalau sudah dilonggarkan begini, boleh jalan-jalan lagi? Bukankah
sebaiknya tetap di rumah aja?
[Silakan baca:
Begini Caranya Naik LRT Jakarta]
New Normal untuk Menggerakkan Perekonomian
Sebelum menjawab boleh atau enggak, sebaiknya memang dipahami dulu
kenapa sudah banyak sektor yang mulai beroperasi saat ini. Alasan
utamanya karena ekonomi. Pandemi memang menimbulkan efek domino. Gak
hanya sektor kesehatan yang terkena imbasnya.
Itulah kenapa berbagai perekonomian mulai meskipun lambat dan bertahap.
Gak mungkin terus-terusan minta bantuan dari pemerintah. Gelombang PHK
juga sudah terjadi di banyak sektor.
Perekonomian tentunya juga termasuk sektor hiburan dan pariwisata.
Makanya mall, tempat bermain anak, resto, dan tempat wisata lainnya
juga sudah boleh beroperasi. Tetapi, tentunya ada syarat dan ketentuan
yang berlaku. Kalau di masa sebelum pandemi aja ada peraturan kalau
mau datang berbagai tempat. Apalagi di saat pandemi begini.
Wabahnya masih ada dan penyebarannya tetap sangat masif. Grafiknya pun masih cenderung naik dan belum kelihatan puncaknya. Tetap di rumah aja tentu yang paling dianjurkan.
Jadi, ketika saya mengatakan boleh, tentunya bukan atas pendapat
pribadi. Tetapi, memang sudah dibolehkan oleh pemerintah. Tentunya
dengan berbagai syarat yang berbeda. Namanya juga NEW Normal. Pastinya
TIDAK SAMA dengan keadaan normal di saat sebelum ada pandemi.
Patuhi Protokol Kesehatan
Memang ngeri-ngeri sedap kalau mau keluar rumah di saat seperti ini.
Jangankan jalan-jalan, suami mau ke kantor aja wejangan saya bisa
panjang banget. Beda banget dengan saat sebelum traveling. Sekarang
kecemasan menjadi berlipat. Makanya jadi semakin sering saling
mengingatkan.
Mematuhi dan disiplin dengan protokol kesehatan itu koentji!
Protokol kesehatan tidak hanya tentang masker, lho. Tetapi, juga
mencuci tangan dengan benar, tidak memegang area wajah, jaga jarak,
dan lain sebagainya. Seharusnya masa karantina selama 3 bulan lalu
sudah cukup bagi kita semua untuk tau dan mulai belajar disiplin
dengan segala peraturan ini.
Setiap Tempat Wisata Punya Peraturan di Saat Pandemi
Sumber: IG @kurioid
Beberapa waktu lalu, saya lihat peraturan berwisata ke Ragunan di akun
IG dan fanpage resminya. Larangan anak usia 0-9 tahun untuk datang ke
sana di masa PSBB transisi, ternyata menuai kemarahan dari banyak orang
tua. Tidak hanya ibu-ibu, tetapi bapak-bapak juga.
Ragunan memang salah satu kawasan wisata yang diminati oleh keluarga,
terutama anak-anak. Mereka bisa melihat berbagai binatang di sini. Harga
tiketnya pun termasuk murah meriah. Tentu ada rasa sedih ketika melihat
Ragunan sudah beroperasi, tetapi anak-anak gak boleh masuk.
Setiap tempat wisata, mall, atau apapun juga punya peraturan tambahan di
saat pandemi ini masih ada. Bisa jadi ada beberapa perbedaan. Misalnya
antara Ragunan dan Taman Safari Indonesia. Di TSI anak-anak dibolehkan
masuk. Tetapi, tentu aja ada peraturan lain yang berebda dengan Ragunan
atau tempat wisata lainnya?
Kok, sama-sama kebun binatang, tetapi beda peraturan?
Saya pribadi gak bisa menjawabnya karena bukan bagian dari pengelola.
Tetapi, yang bisa saya pahami adalah setiap pengelola pasti sudah
mengukur seperti apa kemampuannya untuk bisa tetap beroperasi tanpa
mengambil risiko yang besar.
Saran saya, cari info dulu untuk setiap tempat yang mau dikunjungi. Jangan sampai memaksakan diri kalau memang dilarang. Mereka yang punya peraturan, kita harus patuhi.
Mengingat penularannya yang masif, memang kita jangan hanya memikirkan
diri sendiri. Mungkin kita bisa patuh dengan protokol kesehatan.
Termasuk menjaga anak-anak saat traveling. Tetapi, keluarga yang lain
kan belum tentu.
Nanti kalau sudah sampai terjadi cluster, maka yang akan diminta
pertanggungjawaban tentu pengelola pariwisatanya. Itulah kenapa
pengelola juga sudah punya tolok ukur seberapa besar kemampuan menjaga
keselamatan para pengunjung di saat pandemi.
[Silakan baca: Peraturan Jalan-Jalan ke Ancol dan DUFAN Saat Pandemi]
Di saat pandemi pun begitu. Patuhi semua peraturan. Kalau kemudian ada tempat wisata yang melanggar sendiri alias gak tegas dengan peraturan yang sudah dibuat, silakan dikritisi.
Kalau saya mendingan gak usah datang ke tempat wisata tersebut kalau pengunjung maupun pengelolanya gak tertib. Ngeri lah kalau kayak begitu.
Kalau ikutin slogan di berbagai tempat wisata Jakarta adalah #SSBB (Senang Selamat Bareng-Bareng). Ya gak apa-apa kalau memang ingin jalan-jalan, staycation, atau ngemall sejenak untuk refreshing. Tetapi, memang benar-benar harus patuh. Kalau gak bisa patuh, mending di rumah aja, lah.
[Silakan baca: Jalan-Jalan Sore di Mall Kelapa Gading]
79 Comments
Saya masih pilih di rumah aja Mbak sampai hari ini.
ReplyDeleteCuma suami yang sudah ngantor tiap hari. Saya pergi beli sayur ke tukang sayur di gerbang komplek. Atau ke minimarket deket situ juga..Belum kemana-mana. Beli yang ga ada di situ, nitip suami saja belanjanya, sekalian dia di luar.
Pokoknya saya cari aman. Soal traveling bisa kapan-kapan
Mau traveling nanti atau sekarang, memang kembali ke pilihan masing-masing. Meskipun sebaiknya tetap di rumah aja.
DeleteTetapi, pergi ke kantor atau sekadar beli sayur di gerbang komplek pun peraturannya tetap sama seperti traveling. Harus patuh dengan protokol kesehatan.
Yup,protokol kesehatan tetap yang diutamakan.
DeleteIni saja, sempat ada rencana Lebaran Haji mudik ke Jawa Timur..Tapi sadar diri, di sana angka kasus tertinggi, orang tua lansia..ah ya sudahlah, tunggu waktu aman saja mudiknya.
Iya agak serem nih kalau mau ke Jatim saat ini
DeleteKalo di Surabaya taman-taman aja masih ditutup mbak, KBS alias Kebun Binatang Surabaya juga ternyata diperpanjang sampe sekarang belum buka. Sejujurnya kaki gatal pengen segera jalan-jalan. Tapi akhirnya lebih memilih di rumah aja. Memang semua tempat wisata yang sudah open pasti ada protokol kesehatan, namun entahlah kesadaran masyarakat kita akan pakai masker aja masih gak sepenuh hati, pakai masker hidup gak ditutup dan lainnya, belum lagi resiko tersenggol ah banyak. Semoga semua bisa lekas membaik, agar penjual oleh2 di tempat wisata juga kembali banyak pembeli. :)
ReplyDeleteMemang beda-beda waktu operasional. Di Jakarta pun masih ada yang ditutup. Salah satunya bioskop.
DeleteItulah pentingnya kerjasama dan kesadaran semua pihak, Mbak. Kalau yang enggan mematuhi protokol kesehatan, sebaiknya di rumah aja. Kalau ada tempat wisata yang gak bisa tegas, harus dikritisi. Atau saya mending gak usah datang ke tempat wisata tersebut
Saya juga udah kangen pengen jalan2. Tapi kalau punya balita jadi mikir-mikir lagi nih...
ReplyDeleteApalagi balita termasuk kelompok yang rentan kan, ya
DeleteSaya masi takot sebenarnya, tp mggu lalu cek ombak n jalan tipis2 ke dekat2 aja alias staycation. Trus karantina mandiri 14 hari. Alhamdulillah aman hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga sehat selalu untuk semuanya :)
DeleteDi Tangerang, mal besar tetap masih santuy, tertutup kecuali pengunjung apotek dan toko obat serta farmers market,
ReplyDeletedan prosedurnyaaaa... ketat bangeeet, selain wajib masker, kita dihadang semprotan dan pencuci tangan di minimal 3 tempat, oya jangan coba coba bilang menggunakan kendaraan taksi online, dipersilakan turun di wing ujuuuung dekat halte shuttle bus!
Maksudnya kalau pakai taksi online gak boleh nyampe dekat area mall?
DeleteSaya sih lebih memilih menunggu, piknik kan bukan kebutuhan utama seperti bekerja
ReplyDeleteBahkan Sekolah pun ditunda
Betul. Tetapi, kalaupun ada yang mau jalan-jalan ya gak bisa disalahkan juga karena memang sudah dibolehkan. Intinya adalah mau ke manapun, tetap harus patuh dengan protokol kesehatan
DeleteKalau saya pribadi belum dulu lah ke tempat wisata, Mbak Chi. Nggak bisa memprediksi jumlah pengunjungnya soalnya. Kecuali mungkin ke Taman Safari yang nggak perlu keluar dari mobil. Tunggu grafiknya menurun dulu deh sambil tetap menerapkan protokol kesehatan.
ReplyDeleteiya, Mbak. Makanya saya sarankan kalau mau traveling sebaiknya kenali dan cari tau dulu kondisi tempat pariwisata yang akan dikunjungi
DeleteSaya masih memilih di rumah saja, jangankan berwisata, belanja bulanan saja bilanya online. Grafik penyebaran di SulSel semakin meningkat, makin ngeri mau jalan-jalannya nih Mbak. Dua hari ini mencoba jalan-jalan keliling kompleks tapi ngeri sendiri dengan orang yang bebas gak pakai masker, ajak bayi pula, huhuhu
ReplyDeleteiya, saya juga baca infonya tentang Sulsel. Semoga lekas turun grafiknya, ya. Aamiin
DeleteSaya masih milih keluar untuk hal-hal yang perlu saja. Karena sadar diri, terkadang kalau sudah di tempat umum, apalagi di tempat wisata, protokol kesehatan itu suka terabaikan. Kita udah jaga, yg lain ga jaga jarak, diingatkan malah nyolot, hiks.
ReplyDeleteSemoga masa pandemi ini segera berakhir.
Kesel kan ya sama yang masih nyolot begitu
DeleteWah ternyata beberapa tempat wisata emang udah pada buka ya. Dengan aturan-aturan yang cukup ketat. Betul banget lansia dan ibu hamil sebaiknya jangan dulu, soalnya paling rentan. Tapi saya sendiri juga masih di rumah belum ada rencana jalan-jalan
ReplyDeleteSudah boleh, Mbak. Tetapi, setiap daerah punya kebijakan masing-masing
DeleteYogyakarta mulai ramai dikunjungi wisatawan walau protokol kesehatan ketat terus diberlakukan bahkan ada jam buka tutupnya.
ReplyDeleteKarena walau pun sudah new normal tapi kan belum benar-benar terbebas dari pandeminya.
Musim liburan juga ya, Mbak. Makanya Jogja kembali ramai. Semoga aja gak ada penambahan covid yang mengkhawatirkan
DeleteSebagai lifestyle blogger aku dah gemess pengen outing tapi buat sekarang sih aku lebih milih di rumah dulu. Ssabarrr hahaha lebih baik nunggu demi menjaga tetep sehat dari pada ngobatin. Apalagi cuma demi jalan-jalan. Stay safe lebih penting
ReplyDeletestay safe dan stay health, ya hehehe
Deleteaku juga udah ga tahan pengen jalan2. tapi masih lihat kondisi sampe benar2 aman. buat yg udah mulai jalan, ikuti protokel kesehatan dengan baik ya. menjaga lebih baik daripada mengobati.
ReplyDeletebetul. Bertahap aja dulu dna tetap lihat keadaan
Deletemasih milih stay at home aja.. kalau pun ke warung sampe kesupermarket pun tetep patuhi aturan sesuai protokol kesehatan pake masker, dan sering cuci tangan sblm keluar rumah dan sesudah dari luar rumah
ReplyDeleteyup! Kemanapun tetap harus patuh dengan protokoler kesehatan
DeleteSemuanya balik ke kesadaran masing2 yah mba, tapi memang sangat disayangkan sih ternyata masih banyak org2 yg menganggap new normal ini seolah covid-19 nya udah gak ada. Ya semoga semua kembali lagi ke real normal yah mba, jadi semua org bisa menikmati travelling nya tanpa rasa worry lagi ;)
ReplyDeleteiya balik ke kesadaran masing-masing. Tetapi, berharap semua sadar supaya lekas menurun grafiknya
DeleteIya setuju banget. Sekarang kalo mau ke tempat wisata itu harus cari tahu dulu apa saja aturan yang diberlakukan di sana.
ReplyDeleteIni juga ngelatih kita buat selalu aware sama peraturan yaa.
Dalam suasana normal aja ada peraturan. Apalagi di saat new normal
DeleteBuat yang piknik asal patuhi protokol kesehatan seperti yang dijabarkan di artikel ini in syaa Allah akan aman saja. Ribet gak apa2 asal selamat.
ReplyDeleteKita juga patut memaklumi buat yang pengin piknik pastinya buat menjaga kewarasan juga ya :)
Asal ingat protokol kesehatannya dilakukan.
Nuhun sharing-nya Chi
iya, sekarang harus mau ribet. Kalau enggak, mending di rumah aja
DeletePeraturannya lumayan banyak juga. Beberapa tempat aku belum bisa datangi karena kepentok usia anak. Tapi secara umum juga belum berencana mengunjungi tempat wisata. Masih ngeri aja Mbak ketemu banyak orang. Rencana sih pengin camping sekeluarga aja. Nyepi di daerah gunung.
ReplyDeleteapalagi kalau masih punya anak kecil, ya
DeleteKebetulan kantor sampai hari ini hingga 3 Agustus masih ketat terkait pandemi ini. Jadi masih WFH dan untuk keluar hanya untuk kebutuhan penting dan mendesak. Jalan2 sendiri masih jauh dari harapan. Cukuplah berita di TV jadi penghibur. Semoga pandemi ini berlalu. Aamiin
ReplyDeleteAamiin. Itu semua yang kita harapkan
DeleteFlyernya edukatif juga lucu desainnya hehe. Btw jadi ingat komen itu pernah Mbak Myra unggah ke Facebook. Aku ngakak aja baca komen si ibu XD
ReplyDeleteKayaknya sekarang harus dibikin yang menarik begitu hehehe
DeleteKuncinya memang patuhi protokol kesehatan sih. Cuma kalau aku, mending di rumah saja dulu. Duit di hemat lah
ReplyDeleteKalau wisata di Jepara kayanya belum buka. Kasus lagi naik gini
Kabarnya di Jepara juga semakin menanjak, ya?
Deletesaat new normal, aku bareng keluarga sempat ke Bogor, dengan protokol kesehatan yang lengkap. masih ada sih yang komenin hahaha karena aku post di igek, tapi gimana ya... mereka kan taunya hasil foto aja tapi gak liat behind the scene kalo di sana pada jaga jarak dll
ReplyDeleteiya bener juga hehehe
DeleteDemi kewarasan jiwa, kayaknya banyak yg butuh traveling, walopun cuma ngider di mall.
ReplyDeleteYang penting, tetep patuhi protokol kesehatan ya Mak.
Semangaaattt!
ya ada beberapa yang tetap membutuhkan traveling. Meskipun sekadar jalan tipis-tipis. Tentunya harus mematuhi protokol kesehatan
DeleteAku pun masih di rumah saja, belum berani kemana-mana. Walau sebenarnya sudah kangen sekali pengen traveling tapi yang bisa ku lakukan buka gallery handphone dan external disk aja buat kangen-kangenan.
ReplyDeleteSaya juga masih di rumah aja. Keluarin semua stok foto buat diupload hehehe
DeletePunya tiket annual pass Dufan yang bakal expired bulan September ini, tapi masuk Ancol cuma boleh yang KTP DKI. Haha. Alhamdulillah, jadinya nggak tergoda buat piknik ke sana. Semoga yang udah pada ngebet piknik selalu tertib dan mematuhi peraturan, ya. Jangan sampai untuk ngilangin stress malah bawa penyakit lain yaitu si Covid-19.
ReplyDeleteiya, kabarnya hanya yang ber-KTP DKI yang boleh mengunjungi tempat wisata di Jakarta. Betul banget. Jangan sampai maksudnya bersenang-senang, tetapi malah ajdi petaka
DeleteAslinya saya juga udah pengen banget jalan-jalan ke mana hanya sekedar buang penat. Meskipun di daerah kami yang positif hanya tinggal 4 orang, dan grafik ODP, PDP sudah menurun; saya tetep belum berani untuk jalan-jalan.
ReplyDeleteSemoga saja yang udah pengen traveling lagi, selalu taat dan patuh untuk menjalani protokol kesehatan di era new normal.
Akibat pandemi memang luar biasa imbasnya. Banyak banget yang kena PHK ðŸ˜ðŸ˜
nah itu sedih banget kan, ya. Makanya pariwisata pun kembali buka untuk menjalankan perekonomian. Tetapi, tentunya dengan standar protokol kesehatan saat pandemi
DeleteUdah gatel ingin jalan-jalan naik public transport. Padahal dulu kita sering yaa mbak tapi sekarang hanya memandang dari jauh. hehehe
ReplyDeleteApalagi SID dan adiknya masih kecil, ya
DeleteSetelah bertahan #dirumahaja sejak Maret lalu, akhirnya saya dan keluarga kecil jalanjalan juga. Tujuannya cuma ke pantai yang sepi, benarbenar sepi. Perginya juga sore gitu. Bawa bekal sendiri dari rumah, jadi gak ada jajan selama di luar. Gak lupa pakai masker juga. Kecuali pas renang di pantai ya.
ReplyDeleteItu aja sayanya tetap kepikiran, huhuhu. Bagaimanapun lebih aman #dirumahaja.
Saya belum pernah traveling sejak pandemi. Tetapi, kalaupun suatu saat traveling, saya pun akan memilih tempat yang sepi. Agak ngeri kalau ramai. Meskipun memang amannya di rumah aja untuk saat ini
DeleteSebaiknya memang dirumahaja yaa...karena wabah masih ada dan menurut penelitian yang terbaru malah scope penularannya melalui udara, bukan hanya airborne. Sedih yaa...
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berakhir.
Kalau yang udara itu setahu saya bila ventilasinya kurang bagus.
Deleteaamiin
Kalau untuk wisata belum sih mba cuman emang krn ada terapi jd ya mau ga mau bawa anak2 di rumah dg ttp pake masker
ReplyDeleteya apapun itu, mau sekadar ke warung hingga wisata tetap patuh dengan protokol kesehatan
DeleteAkubsudah masuk kantor mba dan memang tidak mudah untuk membiasakan diri dwngan new normal ya
ReplyDeleteYup! Gak nyaman sebetulnya kondisi sekarang. Tetapi, ini semua usaha biar kita semua sehat dan selamat
DeleteEmang pilihan yang tidak mudah untuk berani berwisata atau nggak saat ini.. karena taruhannya gak main2 ya.. Kepatuhan bukan cuma buat kita.. tapi orang lain juga harus patuh sama protokol kesehatannya...
ReplyDeletebagusnya memang semuanya kompak kalau mau grafik penyebaran lekas turun
DeleteAku belum berwisata mba selama new normal. Emang belum dibuka dan ada beberapa sudha beroperasi tapi kok belum berani heheheh. Asal sesuai protokol kesehatan aman ya mba
ReplyDeleteBerani atau enggak memang kembali ke pilihan masing-masing. Kalupun berani ya bukan berarti menantang wabah dengan mengabaikan protokol kesehatan
DeleteSaya sudah keluar rumah tapi masih sebatas dari rumah ke kantor, belum berani pergi jauh-jauh. Ke kantorpun harus siapkan alat pelindung diri, masker dan kawan-kawannya.
ReplyDeleteSaya pun cuma ke pasar tradisional aja selama pandemi
DeleteMemang lebih baik tetap di rumah, Mbak. Tetapi, kalaupun mau ke luar, termasuk traveling, harus patuh dengan protokol kesehatan
DeleteSemangaaatt semuanya. Kalo di Pekalongan sih hijau ya. Meskipun hijau tetep patuh. Aku gak ke luar kota dulu sih. Padahal udah pengen banget
ReplyDeleteAlhamdulillah. Semoga jangan sampai berubah warna zonanya, ya. Aamiin
DeleteBoleh sih kak travelling tapi tetap mematuhi protokol kesehatan, tapi aq blm berani travelling jauh2 😂🤣
ReplyDeleteSama. Saya malah masih di rumah aja kecuali ke pasar hahaha
DeleteMasih terlalu beresiko sih kalau menurutku jalan-jalan di musim seperti ini. Mendingan di rumah dulu aja deh. Emang kudu sabar dan memutar otak untuk bikin anak enggak boring di rumah. Tapi lebih baik begitu daripada terkena resiko yang tidak diinginkan ya.
ReplyDeleteBetul. Apalagi sekarang grafiknya semakin naik. Tetapi, kalaupun ada yang keluar rumah, apapun alasannya tetap harus paruh protokol kesehatan
DeleteAku termasuk orang yang tetep diem aja di rumah sih Mba, beberapa kali diajakin keluar buat main pasti aku tolak, karena aku parnoan banget orangnya. Pernah main ke tempat wisata itu pas orang tua datang dari Sumatra karena anaknya gak balik-balik. Itu pun kita milih ke Taman Safari yang bisa dinikmati dalam mobil aja. Pas udah selesai dari safari wih ngeri dimana2 ramai banget Mba, kita yang mau jalan2 lanjut lagi aja ga jadi karena ngeliat keramaian itu.
ReplyDeleteBeda pas aku ke Ragunan, Ragunan jauh lebih ketat dibandingkan Taman Safari. Apalagi hanya yang ber-KTP DKI aja yang boleh masuk, alhasil di dalam sepiiiiii banget. Banyaknya yang sepedaan malah disana daripada ngeliatin hewannya. Ngobrol sama keluarga yang kerja disana, katanya emang turun drastis karena anak2 ga boleh datang padahal yang suka liat2 kan anak2 ya. Tapi, emang demi keamanan siapapun aku rasa Ragunan udah terbaik banget antisipasinya. Apalagi cuma dibatasi 2000 sehari yang biasanya bisa puluhan ribu.
Alhamdulillah Ragunan termasuk tertib, ya. Memang seharusnya semua tempat wisata seperti ini. Harus sama-sama peduli dengan pandemi
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)