Berdamai Dengan Hati - Ratna Dewi


Tentang Ratna Dewi atau Dewi Ratnasari


www.ratnadewi.me dalah blog pribadi saya. Awalnya saya mengisinya hanya untuk mengabadikan momen-momen terakhir saya bersama anak saya. Karena cuma momen itu yang saya miliki sebagai kenangan. Itulah kenapa saya memberi judul blog ini "Berdamai dengan Hati". Karena dari menulis, saya bisa berdamai dengan hati saya yang sangat perih pasca kehilangan anak. Karena dengan menulis, saya bisa berdamai dengan keadaan yang terkadang tidak berpihak pada saya. Karena dengan menulis, saya bisa melakukan self healing atas luka-luka hati saya.

Begitulah selayang pandang yang Dewi berikan di group Arisan Blogger Perempuan. Pada tahun 2014, Dewi pernah hamil. Namun di usia kandungan 24 bulan, Dewi harus menyerah untuk kehilangan anak. Untuk 'berjaga-jaga' dari emosi dewi pasca kehilangan anak, suaminya yang berprofesi sebagai programmer membuatkan blog dengan format tumblr.

Tapi, pengalaman Dewi sebagai blogger tidak diawali pada tahun tersebut. Dewi sudah menjadi bogger sejak tahun 2007 dengan platform multiply saat dirinya masih kuliah. Toss dulu, kita sama-sama mulai ngeblog tahun 2007 tapi saya udah gak kuliah hehehe. Awal mula nge-blog tidak serius. Baru mulai tahun 2015, Dewi serius dengan blog.

Kalau ada yang bilang nge-blog adalah sebagai salah satu cara untuk self healing, bisa jadi benar adanya. Berbagai postingan awal Dewi di Tumblr yang kemudian migrasi ke Wordpress, awalnya diisi dengan curhatan akan kehilangan anak pertamanya yang diberi nama Azka. Blog dianggap bisa menyelamatkan kejiwaan Dewi.

Aktivitas nge-blog bagi Dewi tidak berbeda jauh dari wartawan. Lulusan Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran ini pernah bekerja di beberapa stasiun stasiun tv. Terakhir berprofesi sebagai reporter di TV One dan kemudian resign karena mengalami keguguran di tahun 2015. Saat ini, selain blogging, Dewi juga nyambi menjadi content writer di perusahaan start up milik suaminya yaitu www.trackpacking.com


Postingan Favorit


Suka dengan blog Dewi yang terlihat clean dan semua tulisannya renyah. Saya ngikik baca postingan terbaru Dewi yang berjudul "Repotnya Punya Nama Pasaran." Sahabat Jalan-Jalan KeNai, pernah mengenal nama JawsQ? Kalau iya, Dewi Ratnasari pemilik nama akun JawsQ tersebut. Dan saat ini dengan alasan lebih profesional, akun social medianya pun berganti nama nejadi @ratnadewime. Ayo difolloooow :)

Tapi kali ini postingan favorit saya adalah tentang buku paket sekolah. Dewi mengajak para pembaca untuk bernostalgia saat masih sekolah tentang buku paket yang turun-temurun. Setidaknya ada 6 tipe siswa pemegang buku paket.

Sejujurnya, saya lupa dulu tipe yang mana hahaha. Bahkan, saya lupa apakah dulu sekolah pake buku lungsuran atau enggak. Tapi masih inget kalau buku paket saya jelek banget dan saya ukan tipe yang apik. Seringkali saya merobek buku paket biar tas sekolah jadi ringan. Misalnya, sekarang lagi belajar matematika bab 1, ya saya cuma bawa bab 1 aja. Sisanya, disimpan di rumah. Caranya ya harus dirobek bukunya hahaha. *jangan ditiruuuuu :D

Diantara kedua anak saya, baru Keke yang mengenal buku paket lungsuran kayak gini. Sejak dia mulai bersekolah di SMP Negeri. Selama sekolah di swasta, bukunya selalu baru setiap tahun ajaran. Jadi, problem saya paling cuma malas menyampul aja yang akhirnya jarang disampul :D

Kenapa postingan tentang buku paket akhirnya jadi favorit? Karena saya sempat pusing sama urusan buku lungsuran ini. Kaka kelas yang harusnya melungsurkan buku paket ke Keke telat ngasihnya. Mana sekolah di negeri PRnya bejibun. Udah gitu pas dikasih, jumlah bukunya sedikit dan kondisinya rada mengenaskan hahaha. Untung mayoritas bukunya adalah terbitan BSE yang tinggal donlot dan cetak sendiri. Tapi, ada juga 1 buku paket dari penerbit besar. Sayangnya terbitan lama sehingga kami harus cari sendiri ke beberapa toko online. Beruntung masih ada yang jual. Jadi rada ribet urusannya karena selama ini terbiasa bayar harga paket ke sekolah trus paketan buku baru yang masih kinclong pun tersedia :D

Sahabat KeNai, mendingan kenalan lebih lanjut dengan Dewi Ratnasari


Dewi Ratnasari


www.ratnadewi.me

FB: Dewi Ratnasari
FP: ratnadewi.me
Twitter: @ratnadewime
IG: @ratnadewime
Email: mail@ratnadewi.me

Post a Comment

8 Comments

  1. Waktu anak-anak masih sekolah buku paket yang sudah tidak terpakai termasuk memusingkan untuk saya. Soalnya buku tersebut tidak diturunkan habis setiap semester Ganti buku. Jikalau semesternya sudah selesai ya sudah bukunya dibuang. Waktu itu ngenes banget :(

    ReplyDelete
  2. Aku dlu pas sd, seringnya sekali pake aja mbak. Smester abis ya udah ga dipake lgi.
    Klo pas mts sma aliyah bru pke buku lungsuran hhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pun baru merasakan buku lungsuran saat anak saya masuk SMP :)

      Delete
  3. Aku kenal Dewi...baik orangnya di socmed maupun dunia nyata. Hihihi

    ReplyDelete
  4. Makasih reviewnya Mbak Chi. Saya masih terus belajar biar tulisan-tulisan saya bisa tambah renyah dinikmati.

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)