Menyantap Kuliner Favorit Para Raja di
Pawon Bogana Keraton Kacirebonan
Saya: "Nanti malam makan di Pawon Bogana, yuk!"
Ayah: "Emang ada apa di sana?"Saya: "Katanya sih menu andalannya nasi bogana favorit para raja. Resepnya turun temurun dan lokasinya juga di Keraton Kacirebonan."
Keke: "Kenapa harus makan malam? Kenapa gak makan siang aja?"
Obrolan kami saat dalam perjalanan menuju Cirebonan. Saya mencari berbagai info kuliner Cirebon di handphone. Dan ketemu informasi tentang Pawon Bogana. Lalu kenapa harus makan malam? Padahal saat kami ke sana sudah menjelang jam makan siang.
Karena informasi tentang resto ini masih sedikit. Kelihatan baru dibuka pada tahun 2015. Info jam buka restonya pun berbeda-beda antara satu artikel dengan lainnya. Ada yang menulis dari siang. Tapi ada juga yang menulis kalau baru buka pukul 18.00 wib. Alasannya, siang hari lebih ditujukan untuk wisata keraton. Sehingga malam hari resto baru buka setelah wisata keraton ditutup. Jadi, biar amannya lebih baik memilih berkunjung di malam hari. Karena udah niat banget berkunjung di malam hari, saya jadi irit makan di Lawangabang hehehe.
[Silakan baca: Wajib Makan Tahu Gejrot di Lawangabang Cirebon]
Adzan Isya sedang berkumandang saat kami memasuki parkiran Keraton Kacirebonan. Kendaraan yang parkir pun baru mobil kami. Di dekat pintu masuk, masih di area parkiran, para pemain gamelan sedang bersiap-siap menyiapkan peralatan. Di dalam resto baru ada sepasang manusia yang sedang bersantap.
Pawon Bogana terletak di halaman Keraton Kacirebonan. Di halaman yang cukup luas itu ada sebuah rumah joglo. Sahabat Jalan-Jalan bisa memilih bersantap di teras rumah atau halaman. Kami memilih di halaman saja mumpung cuaca lagi cerah. Langit malam yang cerah juga semakin nyaman ditemani lampu taman yang temaram.
Pelayan: "Maaf, Bu menu nasi bogana ayam kampungnya sudah habis. Kentang goreng habis. Teh poci gula batunya juga habis."
Saya: "Kok, jam segini udah pada habis, Mas?"
Pelayan: "Iya karena tadi siang rame, Bu. Para pengunjung keraton banyak yang makan siang di sini."
Saya: "Lha, jadi Pawon Bogana bukanya dari siang apa maghrib, sih?"
Pelayan: "Dari siang, Bu."
Saya: "Oh, gitu. Ya, saya sempat baca salah satu artikel katanya bukanya mulai jam 6 sore. Makanya ke sininya abis maghrib."
Tahu gejrot, nasi jamblang, empal gentong adalah sedikit dari sekian banyak kuliner Cirebon yang saya tau. Bahkan saya pun baru tau yang namanya nasi bogana. Padahal nasi bogana termasuk kuliner tradisional yang merupakan favorit para raja atau sultan Cirebon. Menu nasi Bogana yang ada di sini pun merupakan resep turun temurun. Yang meracik adalah para abdi dalem. Dengan tujuan untuk melestarikan kuliner keraton, makanya Pawon Bogana ini didirikan.
Nasi Bogana ayam kampung yang saya dan Keke pesan sudah habis. Tinggal nasi bogana ayam pejantan. Harganya hampir setengahnya lebih murah kalau pilih ayam pejantan. Ya udahlah gak apa-apa yang penting masih bisa mencicipi nasi bogana. Lagipula tekstur dan rasa ayam pejantan agak mirip dengan ayam kampung.
Roti Bakar, IDR8K
Wedang Gula Asem, IDR7K
wedang/we·dang/ /wédang/ Jw n minuman dari bahan gula dan kopi (teh, jahe, dan sebagainya) yang biasanya disedu dengan air panas, biasanya dapat menghangatkan tubuh
Wedang Jeruk Nipis, IDR7K
Nasi Bogana ayam pejantan, IDR18K. Kalau pilih ayam kampung harganya IDR30K
Berkali-kali Keke berkata seperti itu saat menyantap nasi bogana. Bahkan 2 bulan kemudian ketika kami kembali lagi ke Cirebon, Keke sempat ngotot pengen ke Pawon Bogana lagi. Sayangnya hujan terus, jadi rada males cari makan di luar :D
[Silakan baca: Splish Splash di Hotel Bentani, Cirebon]
Sepintas nasi bogana mirip dengan nasi kuning karena salah satu bahan dasarnya adalah kunyit. Yang membedakan adalah nasi bogana tidak menggunakan santan seperti halnya nasi kuning. Tapi menggunakan parutan kelapa. Sehingga rasa nasinya tetap gurih dan ada rasa 'kres' dari parutan kelapa.
Nasi bogana dilengkapi dengan ayam dan tempe ungkep, setengah potong telur rebus, sambal, kerupuk udang, serta irisan tomat, telur, dan selada. Rasa ayam dan tempe ungkepnya agak tawar. Tapi untuk beberapa hal, selera kuliner Keke memang mirip dengan kakeknya.
Penyajiannya yang seperti nasi tumpeng juga bukan sekadar biar cantik, tetapi memiliki arti. Tumpeng menandakan rasa syukur kepada Allah SWT. Dan warna kuning pada nasi melambangkan kemakmuran dan kejayaan.
Salah seorang bapak tua yang saya lupa menanyakan namanya sesekali mengajak kami berbincang. Menanyakan menu yang kami pesan serta mempersilakan memotret sekeliling. Saya terkesan dengan keramahan beliau. Semoga saja saat resto sedang ramai keramahannya juga tetap ada.
Musik gamelan baru saja dimainkan saat kami selesai bersantap di sana. Hmmm ... semoga saja saat kami berkesempat kembali ke Pawon Bogana tidak kehabisan menu lagi. Kan asik menikmati kuliner tradisional sambil diiringi musik tradisional pula. 😋
Pawon Bogana
Keraton Kacirebonan
Jalan Pulasaren, Cirebon
Jawa Barat 45116
22 Comments
wuii keliatannya enak ya nasi bogananya. tapi kok gak keliatan ayamnya?
ReplyDeleteItu yang di atas ada irisan cabenya. Warna ayam dan tempenya memang pucat karena cuma diungkep. Trus penerangan di sana juga temaram :)
DeleteDatang ke tempat makan, terus menu yg kita pesen habis, rasanya itu sesuatu banget.
ReplyDeleteDan saya pun penasaran banget itu, nasi bogona, hampir mirip nasi kuning, tapi gak pakai santan melainkan parutan kelapa. Hmm, jadi pengen, harganya juga standard. Tempatnya unik juga itu, Mbak, kayak rumah-rumah di jaman dulu, hehehe.
Iya padahal udah ngarep bisa nyicipin hehehe
Deletekeke bilang makanan terenak, mantaap, pantesan cepet habis juga ya mbak.. unik begitu, nasi kuning ada sensasi kelapa parutnya
ReplyDeleteIya, dia suka dengan rasa ayamnya :)
DeleteKalau bahasa jawa wedang itu artinya minuman hangat atau panas mbak, hehe.
ReplyDeleteHarganya murah banget untuk ukuran resto keraton ya mbak?
iya, ya? Tapi ini pakai es hehehe. Di Cirebon harga makanannya banyak yang murah
DeleteWedang itu di daerahku kalo nggak salah minuman panas atau minuman yang airnya panas misalnya wedang teh, wedang kopi, wedang jahe, dll. Btw di Pawon Bogana Keraton ini aku justru tertarik sama iringan gamelannya. Terasa banget suasana tradisionalnya.
ReplyDeleteItulah keunikannya makan di sini :)
Deletewaduh aku orang cirebon saja belum pernah kemari nih, malu aku
ReplyDeletegak apa-apa, Mbak. Kan bisa kapan aja ke sini :D
DeleteIya mbak. Setauku..dalam bhs jawa wedang artinya minuman. Jadi nggak harus panas. Ada wedang teh, wedang jeruk, wedang jahe..gitu..
ReplyDeleteNasi bogana..baru tahu dr tulisan ini...makasih mbak..
sama-sama :)
Deletetempatnya unik bgd, bnr2 sperti suasana makan di pawon zaman dulu.
ReplyDeleteklasik ya, Mbak :)
Deleteserius keke ngomong gt? waa jd pgn nyobain...
ReplyDeleteiya, Mbak :)
DeleteAsik banget restorannya aja udah jadi kayak tempat wisata.
ReplyDeletePadaha saya gak main ke keratonnya. Tapi ke restonya aja udah seneng :D
DeleteHuaaa jadi cpt bgt abisnya yaa mba. Pnasaran rasanya.. Buka dari siang bkn maghrib. 😁 Oia, nasi bogana dgn begana beda apa sama yaaa..Aku taunya begana heheu
ReplyDeleteNah, saya juga belum tau bedanya hehehe
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)