Asiknya Menginap di Safari Lodge Caravan dan Bermain di Taman Safari
Indonesia - Hari Pertama. Catatan: Postingan ini adalah perjalanan
kami di tahun 2014 yang belum sempat ditulis. Kalau sekarang keadaanya
mungkin ada perubahan, maklumin aja ya. Ini kan cerita sekitar 3,5
tahun yang lalu 😁
Saya baru sadar kalau belum pernah mengajak anak-anak jalan-jalan ke Puncak. Sebetulnya pernah sekali mereka ke puncak. Ikut gathering kantor papah. Saat itu usia Keke sekitar 2 tahun dan Nai masih bayi. Ayah anak-anak gak ikut karena lagi ada kerjaan di luar kota.
Dengan usia mereka yang masih kecil, sepertinya belum menimbulkan kesan. Apalagi Nai masih bayi. Udah gitu jalan-jalannya ke safari malam. Seingat saya, anak-anak udah tidur pada saat ikut safari malam. Menginapnya di Royal Safari Garden, tapi gak sampai siang kami sudah check out karena mau lanjut ke Bandung.
Menginap di Safari Lodge Caravan
Singkat cerita, saya ingin mengajak anak-anak jalan-jalan ke puncak.
Pengennya menginap karena kayaknya cape badan kalau cuma seharian. Ke
puncak seringkali macet. Setelah googling sana-sini, saya tertarik
menginap di Safari Lodge Caravan Taman Safari Indonesia (TSI).
Taman Safari Indonesia yang di Bogor memiliki beberapa penginapan. Salah satunya adalah Safari Lodge. Pada tahun 2014, Safari Lodge memiliki 2 jenis penginapan yaitu Caravan dan Bungalow. Kalau Sahabat KeNai berlibur dengan keluarga besar, mendingan memilih bungalow. Caravan dan Bungalow pun masih dibagi beberapa tipe lagi.
Saya tertarik menginap di caravan unik. Sepertinya pada saat itu masih jarang penginapan dengan konsep caravan. Sekarang pun juga kayaknya belum banyak, ya. Sayangnya setelah saya menelpon, katanya full booked.
Agak kecewa, tapi suami tetap ngajak berangkat. Malah dia optimis bakal tetap dapat menginap di Caravan. Kalaupun enggak, cari penginapan di sekitar TSI aja. Pastinya banyak pilihan.
Seperti udah diduga, jalan ke puncak tuh maceeeeett. Ya sepertinya kalau mau jalan ke sana tuh harus abis subuh jalannya. Kami baru sampai TSI sepertinya setelah lewat tengah hari. Mendekati TSI, suami minta saya googling penginapan di sekitar. Seingat saya di dekat TSI ada penginapan yang bagus. Pernah direview sama salah seorang blogger tapi sekarang saya lupa nama penginapannya 😂 Ternyata masih tersedia kamar kosong. Mengingat hari sudah siang, kami putuskan gak langsung booking. Mending main di TSI dulu. Syukur-syukur kalau kamarnya masih kosong saat kami booking.
Setelah dekat pintu TSI, suami memilih parkir untuk bertanya ketersediaan caravan. Eh, ternyata masih ada 1 caravan yang kosong. Langsung deh saya galau karena penginapan yang sempat saya telpon itu juga kayaknya bagus 😂
Kami pun memutuskan untuk booking di caravan. Alasan pertama tentu aja karena niatan awal kan memang ingin menginap di Caravan. Alasan kedua dari segi biaya. Selisih harga antara caravan dan penginapan tersebut sekitar 100 ribu-an. Lebih mahal di caravan.
Tapi di caravan itungannya udah untuk 4 orang. Sedangkan di penginapan tersebut hanya untuk 2 orang. Udah pasti kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk extra bed dan extra breakfast kalau menginap di sana. *Seingat saya waktu itu rate caravan sekitar IDR960K. Pokoknya gak sampe sejuta. Tapi itu tahun 2014, mungkin sekarang sudah naik harganya.
Selain itu, kalau menginap di caravan, pengunjung dapat potongan harga yang lumayan banget untuk masuk TSI. Kalau gak salah harganya jadi IDR100K dari IDR140K. Jadi kalau dihitung lagi lebih irit menginap di caravan. Kami pun bisa keluar-masuk TSI kalau menginap di sana.
Caravan yang kami tempati terbagi dalam 3 ruangan yaitu, kamar utama, ruang keluar sekaligus tempat tidur bertingkat, dan kamar mandi. Ruangannya pas-pasan. Untungnya area luar luas. Jadi kalau mau lari-larian mendingan di luar aja.
Taman Safari Indonesia yang di Bogor memiliki beberapa penginapan. Salah satunya adalah Safari Lodge. Pada tahun 2014, Safari Lodge memiliki 2 jenis penginapan yaitu Caravan dan Bungalow. Kalau Sahabat KeNai berlibur dengan keluarga besar, mendingan memilih bungalow. Caravan dan Bungalow pun masih dibagi beberapa tipe lagi.
Saya tertarik menginap di caravan unik. Sepertinya pada saat itu masih jarang penginapan dengan konsep caravan. Sekarang pun juga kayaknya belum banyak, ya. Sayangnya setelah saya menelpon, katanya full booked.
Agak kecewa, tapi suami tetap ngajak berangkat. Malah dia optimis bakal tetap dapat menginap di Caravan. Kalaupun enggak, cari penginapan di sekitar TSI aja. Pastinya banyak pilihan.
Seperti udah diduga, jalan ke puncak tuh maceeeeett. Ya sepertinya kalau mau jalan ke sana tuh harus abis subuh jalannya. Kami baru sampai TSI sepertinya setelah lewat tengah hari. Mendekati TSI, suami minta saya googling penginapan di sekitar. Seingat saya di dekat TSI ada penginapan yang bagus. Pernah direview sama salah seorang blogger tapi sekarang saya lupa nama penginapannya 😂 Ternyata masih tersedia kamar kosong. Mengingat hari sudah siang, kami putuskan gak langsung booking. Mending main di TSI dulu. Syukur-syukur kalau kamarnya masih kosong saat kami booking.
Setelah dekat pintu TSI, suami memilih parkir untuk bertanya ketersediaan caravan. Eh, ternyata masih ada 1 caravan yang kosong. Langsung deh saya galau karena penginapan yang sempat saya telpon itu juga kayaknya bagus 😂
Kami pun memutuskan untuk booking di caravan. Alasan pertama tentu aja karena niatan awal kan memang ingin menginap di Caravan. Alasan kedua dari segi biaya. Selisih harga antara caravan dan penginapan tersebut sekitar 100 ribu-an. Lebih mahal di caravan.
Tapi di caravan itungannya udah untuk 4 orang. Sedangkan di penginapan tersebut hanya untuk 2 orang. Udah pasti kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk extra bed dan extra breakfast kalau menginap di sana. *Seingat saya waktu itu rate caravan sekitar IDR960K. Pokoknya gak sampe sejuta. Tapi itu tahun 2014, mungkin sekarang sudah naik harganya.
Selain itu, kalau menginap di caravan, pengunjung dapat potongan harga yang lumayan banget untuk masuk TSI. Kalau gak salah harganya jadi IDR100K dari IDR140K. Jadi kalau dihitung lagi lebih irit menginap di caravan. Kami pun bisa keluar-masuk TSI kalau menginap di sana.
Kasur di kamar utama
Caravan yang kami tempati terbagi dalam 3 ruangan yaitu, kamar utama, ruang keluar sekaligus tempat tidur bertingkat, dan kamar mandi. Ruangannya pas-pasan. Untungnya area luar luas. Jadi kalau mau lari-larian mendingan di luar aja.
Bermain di Taman Safari Indonesia
Karena menginap di caravan, kami bebas keluar-masuk TSI. Tinggal
tunjukin tiketnya aja. Kecuali untuk area keliling dengan kendaraan,
melihat berbagai binatang yang bebas berkeliaran itu. Di area tersebut,
hanya boleh sekali dikunjungi. Kami pun memilih berkunjung di hari
pertama.
Setelah selesai berkeliling, kami memilih cari makan siangyang udah agak sore. Ada banyak pilihan makan tempat
makan di sana. Dari food court hingga resto. Bawa bekal sendiri juga
boleh. Kami memilih makan di resto Safari Kuring. Pilih makan di sana
karena tempatnya paling sepi. Mungkin karena lokasinya agak jauh dari
tempat bermain dan pertunjukkan satwa, makanya sepi. Atau mungkin juga
karena udah lewat jam makan siang. Pastinya sih kalau di area lain,
termasuk tempat makannya masih rame. Cari parkir pun susah. Makanya kami
memilih makan di Sari Kuring.
Safari Kuring menawarkan berbagai kuliner sunda. Pas banget deh, makan makanan sunda di Jawa Barat. Penyajiannya prasmanan sehingga kami gak membutuhkan waktu yang lama. Rasa makanannya juga enak-enak. Lokasi Sari Kuring bersebelahan dengan kandand orang utan dan gajah yang biasa dipakai untuk berkeliling.
Selesai makan, kami berkeliling area sekitar. Di dekat resto ada lorong reptil dan binatang malam. Nai sempat menangis selama di lorong. Dia pun maunya digendong. Memang agak seram sih tempatnya karena gelap. Saya pun agak merinding. Khawatir ada salah satu kaca yang pecah trus binatangnya ada yang keluar. *Hiiii! 😨 Mikir aneh-aneh sendiri, ketakutan sendiri.
Setelah melihat beberapa binatang, kami sempat mampir sebentar melihat pertunjukkan Globe of Death. Kalau di pasar malam, Globe of Death mirip dengan pertunjukkan tong setan. Kami gak lama di sana karena mau nonton Cowboy Show.
Keke: "Bunda, kita ada di negara mana, sih?"
Kalau Sahabat KeNai jalan-jalan ke TSI atau daerah puncak, jangan heran kalau banyak wisatawan berwajah Timur Tengah, ya. Sampe Keke aja keheranan karena merasa gak di Indonesia, saking banyaknya 😂
Lumayan antre panjang dan agak lama menunggu Cowboy Show. Ini semacam pertunjukkan teater di tempat terbuka dengan settingan dan jalan cerita dunia koboy. Secara keseluruhan, pertunjukkan agak membosankan untuk kami. Durasinya kepanjangan, trus seingat saya ceritanya banyak terjadi di sayap kanan. Buat kami yang berada di area kiri jadi agak jauh. Mana suara para pemainnya seringkali gak terdengar jelas. Jadi kayak nonton pertunjukkan tanpa suara hehehe.
Setelah air berhamburan dari dalam sumur, tiba-tiba ada seorang perempuan bangkit dari tempat duduknya sambil marah kepada seoang laki-laki di sampingnya. Sempat terlihat adu debat diantara mereka meskipun saya gak mendengar apa yang diributkan.
Kemudian dia pergi dan dikejar ma laki-laki tersebut. Penonton pun bersorak melihat adegan tersebut. Saya yang agak telatnya nyadarnya sempat menyangka itu bagian dari pertunjukkan. Ternyata bukan, tapi itu penonton yang beneran marah.
Jadi si perempuan gak suka basah kuyup. Entah karena gak bawa baju ganti atau hal lain. Pokoknya dia ngambek banget ke pasangannya dan marahnya itu jadi tontonan banyak orang.
Kami sempat menonton pertunjukkan lumba-lumba. Nai lagi seneng banget ma lumba-lumba. Dia minta dicium juga ma lumba-lumba. Setelah berkeliling, kami pun kembali ke caravan. Seluruh badan udah pegel.
Bisa aja sih naik kendaraan pribadi dari satu tempat ke tempat lain. Tapi kalau weekend, biasanya TSI selalu penuh. Cari parkirnya aja udah makan waktu. Atau bisa juga naik kendaraan seperti kereta wisata yang disediakan TSI tapi ada biayanya. Kalau kami memilih jalan kaki aja. Udah pasti cape tapi anggap aja sekalian olahraga 😁
[Silakan baca: Cimory Mountain View - Mending Yogurtnya Aja]
Setelah selesai berkeliling, kami memilih cari makan siang
Safari Kuring menawarkan berbagai kuliner sunda. Pas banget deh, makan makanan sunda di Jawa Barat. Penyajiannya prasmanan sehingga kami gak membutuhkan waktu yang lama. Rasa makanannya juga enak-enak. Lokasi Sari Kuring bersebelahan dengan kandand orang utan dan gajah yang biasa dipakai untuk berkeliling.
Selesai makan, kami berkeliling area sekitar. Di dekat resto ada lorong reptil dan binatang malam. Nai sempat menangis selama di lorong. Dia pun maunya digendong. Memang agak seram sih tempatnya karena gelap. Saya pun agak merinding. Khawatir ada salah satu kaca yang pecah trus binatangnya ada yang keluar. *Hiiii! 😨 Mikir aneh-aneh sendiri, ketakutan sendiri.
Setelah melihat beberapa binatang, kami sempat mampir sebentar melihat pertunjukkan Globe of Death. Kalau di pasar malam, Globe of Death mirip dengan pertunjukkan tong setan. Kami gak lama di sana karena mau nonton Cowboy Show.
Keke: "Bunda, kita ada di negara mana, sih?"
Kalau Sahabat KeNai jalan-jalan ke TSI atau daerah puncak, jangan heran kalau banyak wisatawan berwajah Timur Tengah, ya. Sampe Keke aja keheranan karena merasa gak di Indonesia, saking banyaknya 😂
Lumayan antre panjang dan agak lama menunggu Cowboy Show. Ini semacam pertunjukkan teater di tempat terbuka dengan settingan dan jalan cerita dunia koboy. Secara keseluruhan, pertunjukkan agak membosankan untuk kami. Durasinya kepanjangan, trus seingat saya ceritanya banyak terjadi di sayap kanan. Buat kami yang berada di area kiri jadi agak jauh. Mana suara para pemainnya seringkali gak terdengar jelas. Jadi kayak nonton pertunjukkan tanpa suara hehehe.
Selain berbagai kendala di atas, posisi tempat kami duduk juga kurang
asik. Sinar matahari sore menerpa wajah kami sehingga bikin agak
silau. Harus pakai sun glasses supaya agak nyaman nontonnya
Sumur menjadi saksi bisu ketika sepasang kekasih berantem
hehehe
Setelah air berhamburan dari dalam sumur, tiba-tiba ada seorang perempuan bangkit dari tempat duduknya sambil marah kepada seoang laki-laki di sampingnya. Sempat terlihat adu debat diantara mereka meskipun saya gak mendengar apa yang diributkan.
Kemudian dia pergi dan dikejar ma laki-laki tersebut. Penonton pun bersorak melihat adegan tersebut. Saya yang agak telatnya nyadarnya sempat menyangka itu bagian dari pertunjukkan. Ternyata bukan, tapi itu penonton yang beneran marah.
Jadi si perempuan gak suka basah kuyup. Entah karena gak bawa baju ganti atau hal lain. Pokoknya dia ngambek banget ke pasangannya dan marahnya itu jadi tontonan banyak orang.
Kami sempat menonton pertunjukkan lumba-lumba. Nai lagi seneng banget ma lumba-lumba. Dia minta dicium juga ma lumba-lumba. Setelah berkeliling, kami pun kembali ke caravan. Seluruh badan udah pegel.
TSI lumayan luas. Kontur tanahnya juga turun naik. Saya sangat menyarankan kalau bermain di TSI selain pakai pakaian kasual yang menyerap keringat juga pakai sandal atau sepatu kets. Kalau bisa jangan pakai sepatu atau sandal berhak. Bawa juga baju ganti karena ada permainan yang bikin baju jadi basah.
Bisa aja sih naik kendaraan pribadi dari satu tempat ke tempat lain. Tapi kalau weekend, biasanya TSI selalu penuh. Cari parkirnya aja udah makan waktu. Atau bisa juga naik kendaraan seperti kereta wisata yang disediakan TSI tapi ada biayanya. Kalau kami memilih jalan kaki aja. Udah pasti cape tapi anggap aja sekalian olahraga 😁
[Silakan baca: Cimory Mountain View - Mending Yogurtnya Aja]
Kedinginan di Caravan
Saya kirain menginap di area TSI gak terlalu dingin karena lokasinya
masih agak di bawah. Belum sampai puncak pass. Ternyata saat malam hari
saya sangat kedinginan. Untuk makan malam bisa minta diantar ke caravan
atau makan di resto.
Suami ngajak makan di resto dan kami pun memilih berjalan kaki. Kami melewati jalan setapak. Agak remang-remang karena sepanjang jalan hanya diterangi dengan lentera. Setibanya di resto malah kami gak bisa masuk. Restonya sedang dibooking oleh salah satu perusahaan yang sedang gathering. Ya udah balik lagi deh ke caravan.
Selesai makan, mata mulai mengantuk. Saya dan anak-anak memilih tidur bersama di kamar utama. Suami memilih di tempat tidur bertingkat. Sebetulnya tidur sekasur berempat juga masih muat. Tapi suami memilih di tempat tidur bertingkat karena ingin nonton tv.
Seingat saya pilihan channel hanya ada tv lokal. Itupun kadang bersemut tayangannya.Di sana juga gak ada fasilitas WiFi. Bahkan signal internet di hp kami pun gak bisa. Senangnya anak-anak gak rewel sama sekali meskipun gak bisa internetan. Mungkin karena selama di sana mereka asik bermain dan setelahnya beristirahat karena capek. Sambil nunggu ngantuk datang pun kami memilih ngobrol dan becanda. Jalan-jalan kayak gini tuh nikmat karena berasa kebersamaannya. Gak sibuk dengan gadget masing-masing.
Bersambung ...
[Silakan baca: Asiknya Menginap di Safari Lodge Caravan dan Bermain di Taman Safari Indonesia - Hari Kedua]
Taman Safari Indonesia
Jalan kapten Harun Kabir No.724
Cibeureum, Kec. Cisarua
Puncak, Bogor, Jawa Barat 16750
Phone: 0251 825 0000
WA: 0821 2522 2756
https://hotelsafarilodge.com/
IG: @tsi_safarilodge
Suami ngajak makan di resto dan kami pun memilih berjalan kaki. Kami melewati jalan setapak. Agak remang-remang karena sepanjang jalan hanya diterangi dengan lentera. Setibanya di resto malah kami gak bisa masuk. Restonya sedang dibooking oleh salah satu perusahaan yang sedang gathering. Ya udah balik lagi deh ke caravan.
Rasa steaknya enak, cuma baru kali ini saya lihat steak dikasih pare
untuk sayurnya. Entah hanya sebagai garnish atau apa. Gak kami makan
karena pasti rasanya sangat pahit apalagi parenya disajikan
mentah
Selesai makan, mata mulai mengantuk. Saya dan anak-anak memilih tidur bersama di kamar utama. Suami memilih di tempat tidur bertingkat. Sebetulnya tidur sekasur berempat juga masih muat. Tapi suami memilih di tempat tidur bertingkat karena ingin nonton tv.
Seingat saya pilihan channel hanya ada tv lokal. Itupun kadang bersemut tayangannya.Di sana juga gak ada fasilitas WiFi. Bahkan signal internet di hp kami pun gak bisa. Senangnya anak-anak gak rewel sama sekali meskipun gak bisa internetan. Mungkin karena selama di sana mereka asik bermain dan setelahnya beristirahat karena capek. Sambil nunggu ngantuk datang pun kami memilih ngobrol dan becanda. Jalan-jalan kayak gini tuh nikmat karena berasa kebersamaannya. Gak sibuk dengan gadget masing-masing.
Bersambung ...
[Silakan baca: Asiknya Menginap di Safari Lodge Caravan dan Bermain di Taman Safari Indonesia - Hari Kedua]
Safari Lodge Caravan
Taman Safari Indonesia
Jalan kapten Harun Kabir No.724
Cibeureum, Kec. Cisarua
Puncak, Bogor, Jawa Barat 16750
Phone: 0251 825 0000
WA: 0821 2522 2756
https://hotelsafarilodge.com/
IG: @tsi_safarilodge
37 Comments
Wah serunya nginep di caravan. Sekarang ratenya brp ya mak? Jd kepengen euy
ReplyDeletecoba cek di websitenya, Mbak :)
DeleteSeru ya mba.. berasa berbeda aja klo nginepnya di caravan. Eh..aku kok jadi inget keluarganya BOBO ya mba.. mereka klo piknik2 gitu sukanya model pke caravan..😁
ReplyDeleteMakanya saya pengen banget menginap di sini. Pengen ngerasain kayak apa di caravan :D
Deletewih keren sekali acravannya , membayangkan tidur dekat alam itu asyik ya
ReplyDeletesaya suka banget menginap di sini
DeleteKata adikku yang januari lalu ke taman safari, sekarang udah makin bagus taman safarinya 😊
ReplyDeletemudah-mudahan setelah pandemi juga tetap bagus, ya
DeleteKisah perjalanan 3,5 tahun yang diingat dengan sangat baik nih, mba. Pasti mengingat-ingat sambil mandangin foto-fotonya ya :p.
ReplyDeleteAku belum pernah nginap di Safari Lodge nih mba. Pengen juga ah skali skali ke sana. Masih ada nggak ya ? :p
kayaknya sekarang pun masih ada, Mbak
DeleteWaaaooo, kalau ngajak anak saya ke tempat ini pasti dia excited bangeeett, moga next bisa kami coba, di TSI 2 kayaknya belum ada, yang ada hotel doang :)
ReplyDeleteSemoga di TSI 2 juga segera ada yang caravan, ya
DeleteBelum pernah ke Taman Safari mbak, jauhh hehe..
ReplyDeleteKalau lihat Caravan jadi ingat film luar negri yang sudah terbiasa menggunakan caravan untuk bepergian. Enak kali ya berasa punya rumah tapi bisa berpindah-pindah, praktis. Jadi kalau bepergian jauh nggak usah mikir rumah, kan rumahnya dibawa yaa..
Dan masuk ke Taman Safari menggunakan caravan itu seruu.. Apalagi kalau boleh berhenti, serasa hidup ditengah-tengah hutan dan bisa berinteraksi dengan hewan-hewan dari dekat. Ngeri-ngeri gimana gitu.. :).
Sekarang juga lagi ngetrend nih jalan-jalan pakai campervan
Deleteih... foto-fotonya bikin pengen ke sana, penasaran merasakan nginep di caravan langsung jadi inget waktu nobar di wales :)
ReplyDeleteSaya juga jadi pengen menginap di sini lagi
DeleteJadi teringat pernah nonton cowboy show nya ....
ReplyDeleteSeru jalan ceritanya dan pemainnya pada lincah 😃👍
iya seru
DeleteAseli ini postingan bikin ngiler, seru banget nginep di Caravan dan bisa keliling TSI. Tapi kalo ke kandang-kandang hewan cuma bisa sekali ya mba, dan berarti yang dapat gratis ngeliat berbagai wahana yang ada di TSI, kayak Cowboy Show, Gajah Show atau Rumah hantu ya??! Saya dulu pertama kali ke sana tahun 2005, udah lama banget, tapi gak nginep.
ReplyDeleteCoba kalo yang dilempar uang ke penonton, pasti jadi rame ya, kalo tikus mah ogah, meski cuma tikus mainan. Itu salah juga sih kalo dipikir, sumur ngeluarin air, terus kenan penonton, kasian penontonnya kebasahan, mungkin juga cewek itu gak bawa baju ganti. Sebaiknya sih dihilangkan adegan itu, atau memang sudah ada di pengumuman sebelumnya??
Lumayan mahal juga ya nginep semalam 906rb, itu di tahun 2014, gimana sekarang ya. Nice story. Baca hari pertama dulu deh, hari kedua dilanjut lagi nanti...
Memang lumayan sih harga penginapannya. Tapi, udha termasuk tiket masuk TSI. Bisa berkali-kali bolak-balik, kecuali yang bagian binatangnya
DeleteLihat foto pembukanya aja aku sudah terpesona mbk chi dan lalu jadi pgn nginep di caravan tsi ini juga setelah baca cerita dikau. Seneng ya, sensasi beda nginep di caravan
ReplyDeleteiya, berasa lain kalau tidur di caravan
DeleteKe Taman Safari liburan paket komplit ini ya mba, spot-spotnya itu lho bikin mupeng hehehe
ReplyDeleteaku dari dulu belum pernah ke sini, pengen ngerasain nih main ke sini semoga kaapan-kapan kesampaian aamin
iya paket komplit yang seru
DeleteWah seru banget tempat safarinya Di sini kalau ngajak keluarga bakalan asyik deh, duhh can;t wait this moment, doakan yah mba semoga bsa ke sana juga
ReplyDeleteaamiin
DeleteGara-gara baca novel Lima Sekawan, aku tuh penasaran banget pengen nginep di caravan. Kayaknya asyik banget gitu. Tapi sampe sekarang belum keturutan..
ReplyDeletepada ingat sama Lima Sekawan, ya hehehe
DeleteHebat yaa mba Myra ini. Masih menyimpan semua kenangan yang sudah bertahun2 lagi dan mengumpulkan ingatan di sana menjadi sebuah tulisan. Blogger panutan
ReplyDeleteKarena asik makanya masih ingat banget
DeleteKita udah sering ke Taman Safari tapi belum pernah nginep di lodgenya mba.. kereeen nih
ReplyDeletecoba sesekali menginap di sini, Mbak
DeleteUnik juga ya Chi nginep di karavan gini. Tapi lumayan juga ya ratenya. Pengin nyobain sensasi ala gipsy yang kemana2 bawa karavan gitu ;)
ReplyDeleteseru menginap di sini, Mbak
DeleteTaman Safari Bogor kereen yaah..
ReplyDeleteAku baru 2 kali ke sana dan gak tau kalau ada fasilitas menginap di Caravan.
Seerruunyaa...
No internet, no gadget.
Pasti makin back to nature.
Maumaumauuu~
Nah malah asik sesekali tanpa internet :D
Deletehi kk aku dari Lombok...
ReplyDeletekayaknya daerah2 wisata di Lombok perlu seperti itu kali ya 😊
Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)