Yuk Biasakan Habiskan Makananmu Saat Makan di Resto

Yuk Biasakan Habiskan Makananmu Saat Makan di Resto - Sekitar 2 tahun yang lalu, saya sekeluarga staycation di Clove Garden Hotel di Bandung. Saat hendak sarapan, saya membaca informasi di pintu masuk resto yang membuat perasaan menjadi gak keruan. 
 
ayo habiskan makananmu untuk mengurangi sampah makanan
 
"Sisa makanan yang terbuang kemarin sebanyak 9,40 kg". Begitu informasi yang saya baca pagi itu. Sedih gak? Sedih gak? Ya sedih, lah! Masa' enggak!

Gara-gara lihat pengumuman itu, saya jadi celingukan sana-sini. Bukan sekadar untuk melihat berbagai makanan dan minuman yang lumayan beragam. Tetapi, diam-diam bersikap menjadi pengamat dadakan. Mengamati para tamu yang sedang makan. Sambil berharap jangan sampai ada makanan yang terbuang lagi.

9,40 kg bukanlah jumlah yang sedikit, lho. Saya cukup yakin yang terbuang itu tidak hanya tulang-belulang ayam atau duri ikan yang memang tidak mungkin untuk dihabiskan. Tetapi, ada sisa-sisa makanan yang terbuang sia-sia. 
 
Memangnya sisa makanan itu langsung terbuang begitu aja? Gak diolah lagi untuk pupuk atau makanan ternak?
 
Sejujurnya, saya tidak bertanya perihal ini ke pihak hotel maupun restonya. Tetapi, setelah itu saya membaca beberapa tulisan tentang sampah makanan. Indonesia ternyata sudah darurat untuk hal ini. Memang benar kalau sampah makanan bisa diolah kembali. Tetapi, bila sampai berlebihan jumlahnya? Justru sanget berbahaya bagi kehidupan manusia. 


Alasan Orang Tidak Menghabiskan Makanan Saat di Resto 

 
 alasan orang tidak menghabiskan makanan ketika makan di resto
 
Perilaku food waste bisa terjadi di mana pun. Di rumah, resto, cafe, warung makan, hingga kondangan. Tetapi, di artikel ini, saya akan membahas tentang kebiasaan makan di resto/cafe/warung makan/food court. Terutama tentang kebiasaan tidak menghabiskan makanan.
 
Ketika makan di rumah makan, beberapa kali melihat pelanggan tidak menghabiskan makanannya. Inginnya sih berkata, "bukan urusan saya. Tetapi, rasanya sedih juga. Di luar sana masih banyak masyarakat yang untuk makan layak aja sulit karena terkendala biaya.
 
Apa sih alasan seseorang tidak menghabiskan makanannya?

 

Porsinya Terlalu Besar

Beberapa resto memang membuat porsi yang lumayan besar. Bahkan bagi saya pribadi, porsi biasa pun sudah bisa bikin kenyang banget.
 
Biasanya saya siasati dengan makan secara perlahan. Kalau makan terburu-buru memang jadi cepat begah. Pernah juga hanya memilih 1 porsi untu dimakan berdua dengan suami. Bukan karena alasan romantis. Tetapi, memang porsinya yang besar. Sayang banget kalau sampai gak habis.

Ketika anak-anak masih kecil, terkadang makanan yang dipilih porsinya lumayan besar untuk perut mereka. Nah, biasanya kami tidak membiarkan setiap orang memilih masing-masing menu. Mending pesan dulu secukupnya, kemudian minta piring kosong tambahan. 
 
Kami pun punya aturan 'tidak boleh memesan makanan penutup, bila tidak menghabiskan makanan utama'. Biasanya anak-anak akan semangat menghabiskan makanannya. Karena setelah itu bisa memilih es krim atau makanan penutup lain yang mereka suka. Seringnya sih makannya berbarengan karena perut mereka sudah kenyang dengan menu utama.

 

Tidak Suka dengan Rasa Makanannya

Bicara rasa memang tentang selera. Makanya gak bisa didebatkan. Menurut saya enak, belum tentu bagi yang lain. Begitu pun sebaliknya.

Tetapi, sebaiknya jangan sampai dijadikan alasan untuk tidak menghabiskan makanan, deh. Kecuali, makanan yang disajikan memang sudah tidak layak dikonsumsi. Misalnya, rasanya gak segar.

Solusinya kurang lebih sama dengan  di atas. Terutama bila Sahabat KeNai ke resto yang baru pertama kali didatangi dan belum tau rasanya. Pilih menu yang kira-kira bakal kita sukai. Setidaknya kalau rasanya gak sesuai dengan ekspektasi, masih mau menghabiskan.

Jangan pilih menu yang sudah pasti Sahabat KeNai gak suka. Misalnya, gak suka menu ikan. Maka, jangan dipesan hanya karena menu tersebut yang paling banyak direkomendasikan.


Menghabiskan Makanan Dianggap Kelaparan

Beberapa waktu lalu, saya sempat melihat caption yang lumayan ramai di medsos. Ada netizen yang cerita kalau dia dianggap oleh temannya punya kelakukan yang malu-maluin karena selalu menghabiskan makanan. Katanya kelakuannya itu sama aja kayak orang kelaparan. Baca beberapa komen netizen lain, juga ternyata memang ada orang-orang yang berpikir seperti itu.

Hadeuuuhh! Kita makan kan memang karena lapar. Kenapa juga harus dianggap malu-maluin bila menghabiskan makanan yang dipesan? 

Malah bagus, dong. Artinya makanan yang disajikan itu enak. Pemilik resto hingga para karyawannya pasti senang kalau ada pelanggan yang puas. Lagipula dengan menghabiskan makanan berarti tidak meninggalkan sampah
 
“Throwing away food is like stealing from the table of those who are poor and hungry,” Pope Francis


Sekadar Ikut-Ikutan

"Udah tau gak bakal suka. Kok, tetap dibeli?"
"Biar kekinian, lah. Biar dapat banyak like!"
 
Sekarang ini sudah gak aneh kalau ada resto atau tempat makan mana pun yang sedang viral di media sosial kemudian didatangi banyak sekali pembeli. Bahkan bisa sampai mengular panjang dan mereka rela antre hingga lama.
 
Tetapi, terkadang ada yang sekadar ikutan. Misalnya, tidak menyukai roti, tetapi rela antre demi mendapatkan sepotong roti yang sedang kekinian. Setelah dapat kuliner yang diinginkan, langsung foto dan publish di medsos. Padahal, makanannya cuma diicip sedikit, setelah itu dibuang. Sayang banget, kan? Hanya demi konten.

 

Merasa Sudah Bayar

"Gak mungkin lah petani, pemilik resto, atau siapa pun itu dirugikan. 'Kan makakanannya udah dibayar."
 
Adakah yang berpikir seperti itu? Ada.

Pendapat seperti ini jelas tidak tepat. Makanan dan minuman yang dipesan memang sudah dibayar bukan jadi alasan bebas untuk tidak menghabiskan makanan.

Beberapa kali saya lihat pemandangan menyedihkan ketika sedang makan di resto dengan konsep All You Can Eat (AYCE) atau saat sarapan di hotel. Merasa sudah bayar dan bisa makan sepuasnya, mengambil porsinya juga gak kira-kira. 

Ya gak apa-apa kalau kemudian dihabiskan. Tetapi, beberapa orang memilih tidak menghabiskannya dengan banyak alasannya. Sedihnya malah ambil menu lain, meski pun makanan yang tersisa di piring masih banyak.

Jadi bijak-bijaklah mengambil porsi makanan. Ukur kemampuan perut masing-masing. Semakin banyak pilihan makanan enak yang ingin dicoba, jangan langsung ambil dalam porsi besar.

Bila makan di resto yang bukan AYCE, jangan sungkan-sungkan minta dibungkus kalau memang sudah tidak mampu menghabiskan. Biasanya resto mau kok bantuin ngebungkusin. Lagian daripada sisa makanan dibuang begitu aja. Kalau dibawa pulang 'kan bisa dimakan lagi.


Sampah Makanan Bukanlah Masalah Sepele


permasalahan sampah makanan di indonesia
Sumber infografis: https://foodsustainability.eiu.com/food-loss-and-waste/

 

Berdasarkan fasenya, sampah makanan terbagi menjadi 2 yaitu food loss dan food waste. Kedua istilah ini sepintas terlihat sama, tetapi sebetulnya berbeda. Food loss adalah kehilangan pangan yang terjadi pada proses produksi, distribusi, dan pengolahan. Sedangkan, fodd waste terjadi di tingkat konsumen. Lebih kepada perilaku konsumen untuk menghargai makanan.

Sangat ironis ketika mengetahui kalau Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara penghasil sampah makanan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengalami kelaparan.

Ironis juga ketika hidup sehat mulai menjadi lifestyle dan salah satunya adalah dengan mengkonsumsi healthy food. Tetapi, masih memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan. Akhirnya food waste ini juga akan mengganggu kesehatanmu.

 
Ketika membaca info ada sekitar 9,40 kg makanan yang terbuang, saya langsung berpikir, "dengan jumlah sebanyak itu, kira-kira bisa memberi makan berapa banyak orang?" Apalagi kalau sampai 300 kg per orang per tahun!  
 
gunung es sampah makanan
sumber infografis: https://www.qsquared.com.mt/the-food-waste-iceberg/

 

Semakin banyak jumlah makanan yang dikonsumsi, maka semakin luas jumlah lahan yang dibutuhkan untuk pertanian atau peternakan. Perluasan lahan ini salah satunya dengan cara mengurangi luas hutan. Jumlah air yang digunakan untuk menanam bahan pangan, konsumsi ternak,  hingga pengolahan bahan makanan pun semakin banyak. Kemudian kita menyia-nyiakannya dengan membuang makanan?

Tidak semua sisa makanan bisa diolah kembali. Pembusukan sampah makanan akan menghasilkan gas metana. Semakin banyak jumlah sampah makanan, semakin banyak pula gas yang dihasilkan. Bisa mempercepat efek rumah kaca. Gas metana bisa mempertipis lapisan ozon. Bumi pun menjadi semakin meningkat suhunya.
 
Jadi jelas ya kalau permasalahan food waste bukan lah hal sepele. Gunung es sampah makanan bila tidak diselesaikan bisa membuat rugi perekonomian negara. Masyarakat pun akan terkena imbasnya, termasuk untuk aspek kesehatan.

Semakin banyak sampah makanan, maka semakin berkurang luas hutan, pasokan air banyak terbuang, dan limbah menghasilkan gas metana yang menimbulkan efek rumah kaca. Gak heran kalau suhu di bumi terasa semakin panas. Salah satu penyebabnya karena jumlah food waste yang sudah melebihi batas normal.
 

Jadikan Kebiasaan Minim Sampah Makanan Sebagai Gaya Hidup

 
hierarki pengelolaan sampah makanan
Sumber infografis: jabarprovgoid

 

"Ayo habiskan makanannya. Kalau enggak, nanti nasinya nangis."
 
Mungkin ketika Sahabat KeNai masih kecil, akrab dengan kalimat seperti itu. Ketika sudah besar, kalimat tersebut jadi terasa 'lucu'. Mana bisa nasi menangis karena kita gak menghabiskan makanan?

Sebetulnya kalimat tersebut gak sepenuhnya salah, kok. Sejak kecil sudah diingatkan dan diajarkan untuk menghabiskan makanan. Meskipun ketika sudah besar merasa ajaran tersebut aneh karena gak mungkin nasi menangis. Tetapi, ya jangan kemudian dijadikan alasan untuk membolehkan tidak menghabiskan makanan. 
 
Habiskan Makananmu berada di urutan pertama hierarki pengelolaan sampah makanan. Makanya penting banget untuk membeli makanan secukupnya. Opsi berikutnya yaitu berbagi kepada sesama, beri makan hewan, membuat kompos, dan TPA.

Kebiasaan makan yang baik harus dibiasakan sejak kecil. Menghabiskan makanan juga mengasah empati. Memang terkadang agak sulit bila tidak dibiasakan sejak dini.

Salah satu solusinya adalah dengan menjadikan sebagai gaya hidup. Biasanya kalau udah jadi lifestyle akan banyak yang ikutan. Misalnya, di saat pandemi COVID-19 ini bersepeda menjadi salah satu lifestyle dengan alasan menjaga kesehatan. Berbelanja menggunakan tas kain dan mengurangi pemakaian kantong plastik juga sudah mulai banyak dilakukan masyarakat.
 
Minim Sampah Makanan bisa nih dijadikan lifestyle. Seperti trend-trend lainnya,  mungkin awalnya kebanyakan sekadar ikutan. Tetapi, bila terus dilakukan, lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan baru. 


Mengedukasi tentang dampak food waste dan menjadikan #ambilmakanhabiskan sebagai sebuah lifestyle sebaiknya dilakukan dengan cara yang fun. Karena cara seperti ini biasanya lebih mengena, terutama bagi generasi millenial dan gen Z. Contohnya seperti program yang dilakukan oleh Bandung Food Smart City. Melakukan kampanye tentang bahaya sisa sampah makanan dengan mendatangi beberapa SMA di Bandung. Kemudian ratusan siswa SMA tersebut diajak bermain game "Food Racing".

Kalangan remaja memang biasanya lagi senang bergaul. Lagi senang nongkrong di resto atau cafe dengan teman-temannya. Nafsu makan anak remaja juga biasanya sedang besar. Sayangnya beberapa anak tidak dibiasakan untuk memilih dengan bijak. Mengambil makanan sebanyak-banyaknya, kemudian tidak dihabiskan. 
 
Makanya, kampanye yang dilakukan oleh Bandung Food Smart City memang keren, sih. Pendekatan kepada remaja memang harus dibikin seru. Karena saya juga punya 2 anak remaja. Ngerasain banget kalau penyampaiannya kaku, malah dianggap membosankan. 

Tetapi, bila terlihat seru akan menarik perhatian mereka. Lama-kelamaan jadi terbiasa. Bahkan gak menutup kemungkinan untuk mempengaruhi teman-temannya berbuat hal sama. Mulai peduli dan menghargai makanan. Merasa malu dan sedih bila tidak dihabiskan.
 
urban farming solusi mengurangi jejak karbon dan menciptakan ruang terbuka hijau
Urban farming yang dilakukan di Clove Garden Hotel. Urban Farming menjadi salah satu solusi mengelola sampah makanan dan mengurangi jejak karbon

 

Saat ini umat muslim sedang menjalankan ibada puasa Ramadan. Biasanya masih suka ada yang lapar mata, nih. Membeli makanan dalam jumlah berlebihan untuk buka puasa. Ayo mulai dibiasakan membeli secukupnya, ya. Tinggalkan kebiasaan mubazir.
 
“Sesungguhnya Allah membenci kalian karena 3 hal: “kata-katanya” (berita dusta), menyia-nyiakan harta, dan banyak meminta.” (HR.Bukhari).
 
Yakin deh kita bisa mengurangi jumlah sampah makanan kalau memang sudah saling peduli. Jangan biarkan bumi semakin sakit. Nanti manusia juga yang akan menangis.

Post a Comment

96 Comments

  1. Mungkin Krn aku dulu dibiasain Ama mama utk ngabisin makanan, dan bakal disentil ato dikurung kalo sampe buang2 makanan, jd itu kebawa sampe skr. Jarang sih aku nyisain makanan, Krn buatku itu Mubazir, dan dlm Islam sendiri dilarang. Anak2ku tegas juga aku ajarin mba , makanan hrs habis. Aku tungguin sampe piringnya kosong bahkan.

    Makanya skr ini aku jrg ke restoran Ayce. Krn ngerasa porsi makanku udh ga gede lagi. Rugi jadinya, hrg mahal, tp makan cuma 1-2x anter, trus udh hahahaha. Kan mending ala carte aku pesen. Sesuai porsinya.

    Pernah sih aku ga ngabisin makanan. Itu biasanya Krn rasanya yg ga bisa ku tolerir. Misalnya terlalu asin, terlalu manis. Ato terlalu pedes. Mau ga mau walo sedih juga ngeliat sisanya. Tp mau gimana.,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ketika anak-anak saya masih kecil, saya gak pernah ke resto AYCE. Karena mereka makannya masih sedikit. Jadi berasa rugi hahaha.

      Tapi, sekarang sih enggak. Dan mereka termasuk yang tertib saat makan. Karena saya dan suami juga tegas untuk hal ini.

      Delete
  2. Aku biasa dan suka menghabiskan makanan kalau lagi beli di resto atau di rumah, karena aku suka makanan wakwaw :D

    ReplyDelete
  3. Paling sering liat yang maemnya pada disisain gini klo yang resto model prasmanan itu mb. Alasannya mungkin Krn ngerasa udah bayar, trus ngambilnya nggak ngukur kemampuan perut... Jadinya ya gitu deh.

    Aku untuk meminimalisir sampah ...yang di rumah tapi.. (kadang sisa nasi, sayur) miara ayam mba. Sisa maeman manusia, dijatahin ke ayam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya bener. Kayak di kondangan gitu suka banyak makanan sisa, ya. Saya juga suka dijadikan pupuk

      Delete
  4. 9,4 kg buanyak ya mba sampah makanannya ga tau deh yah itu dikemanain dan jadi apa? makanya setuju edukasi tentang dampak waste food karenanya menghabiskan makanan itu jadi point penting dan tidak tergiur nafsu karena lapar mata yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. 9,4 kg baru dari satu tempat, ya. Makanya sedih banget deh saya pas bacanya

      Delete
  5. iya mba, aku yang sering nyisain makanan, belajar untuk habiskan makanan yang dipesan di restoran atau warung makan manapun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pokoknya jangan sampai membuang makanan. Kecuali, memang gak bisa dimakan seperti tulang ikan atau ayam

      Delete
  6. Iya ih ini tuh secara gak sadar sampah sisah makanan itu kalau dipikir ya bisa banyak banget kalau kitanya cuek aja. Apalagi aku kalau lagi ke tempat makan yang all you can eat atau biasanya nemu di kondangan deh, aduh itu kalau pada ngambil serem-serem banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bar-bar gitu ya ambilnya. Akhirnya malah jadi banyak yang terbuang

      Delete
  7. Sedih siih kalo ada sisa makanan menumpuk di resto, terutama sih biasanya nasi yang gak abis yaah, Untunglah di rumah ada Abah yang selalu siap sedia ngabisin sisa makanan hehe

    Kalo makan di all you can eat sekarang juga udah ada aturan sih, kalo tersisa di meja berarti harus bayar. Bagus tuh biar gak ngambil sembarangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Saya setuju dengan aturan denda di resto AYCE. Biar semakin tertib untuk gak buang makanan

      Delete
  8. waste. management ini memang masalah besar ya mba, dan food waste tuh ternyata luar biasa.. bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, Mbak. Malah jadi nambah masalah buat bumi

      Delete
  9. Aku udah ceki ceki website Bandung Food Smart City dan yeah, mereka nih keren bin mantuull bgt!
    Inspiratif abis dah
    semoga bs menyadarkan masyarakat supaya ngga food wasting ya mba

    ReplyDelete
  10. kayaknya semua AYCE harus menerapkan kebijakan kalau makanan ga habis harus di bayar deh soalnya kalau nggak begitu orang suka seenaknya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa resto AYCE yang saya tau udah ada aturan begini. Semoga aja nanti semuanya

      Delete
  11. Suka sedih juga sih lihat orang menyisakan makanan saat di resto, apalagi yg disisakan lumayan banyak loh. Kalo makan di rumah ambilnya kan bisa sedikit sedikit, ntar nambah lagi. Kalo makan di luar memang terkadang kita gak tau ya porsinya seberapa, kalau ternata porsinya banyak dan gak habis, biasanya kami minta tolong dibungkuskan untuk dibawa pulang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mbak. Mending ambil sedikit-sedikit, trus nambah lagi kalau masih lapar, ya

      Delete
  12. Aku biasanya ga habis kalau udah kenyang banget. Atau rasa makanannya bener2 ga enak, ga ketolong gitu. Malah ada yg agak basi. Hiks. Tapi diluar itu y insyaallah habis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau basi memang sebaiknya gak dimakan, daripada jadi penyakit. Tetapi, kalau udah kekenyanan atau gak enak, mendingan dibungkus. Selama masih layak makan, bisa dimakan lagi di rumah

      Delete
  13. Bagus juga ya mbak itu restonya, menandakan pengelolanya peduli lingkungan sampai bikin papan pengumuman berapa sampah makanan yang terbuang percuma.

    Saya kalau lagi makan sama teman-teman juga di kira kelaparan, gara-gara menghabiskan makanan yang masih ada di piring saji, terutama kepala ikan yang biasanya nggak ada yang mau nyentuh. Padahal kan paling enak. Sampai ada yang nawari mau dipesankan lagi kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi semacam reminder ya, Mbak. Biar lebih bijak dengan smapah makanan.

      Saya juga suka kepala ikan. Enak kan itu. Apalagi kalau bumbunya udah menyerap

      Delete
  14. Aku sedih banget kalo ke kondangan, terus liat ada orang numpuk makanan buanyaaaak banget, biasanya di booth kambing guling, ayam panggang, atau zuppa soup

    Sedihnya lagiiii.... ada ortu yang ngambilin anaknya 2 orang (masih imut, sekitar 5 tahun dan 7 tahunan) masing2 zuppa soup dan seporsi dimsum, martabak dan entah apa lagi plus es krim!

    ya namanya anak anak, yang mereka incer apa? Es krim laaah.... akhirnya itu makanan hanya "dicolok" (iya Zuppa soup kan kudu dicolok dulu ya baru dimaem) dan ditinggalkan begitu aja, sementara yang antre banyak banget ga kebagian!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ngeselin kan, ya. Udahlah jadi sampah makanan. Tamu yang lain juga gak kebagian

      Delete
  15. Ak jadi ingat di Perancis kalo tidak slah kalo makan diresto tidak habis akan kena denda yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa resto AYCE di sini juga ada denda. Semoga aja resto dengan konsep lain punya peraturan seperti ini

      Delete
  16. Aku kalau lihat ada yang makan dan gak habis dan akhirnya terbuang, asli sedih banget. Dari kecil udah diajarin buat gak buang-buang makanan. Kalau makan ya ambil secukupnya. Kurang bisa nambah, bukan yang sengaja ambil banyak. Begitu juga saat masak. Biasakan seporsi habis agar gak jadi sampah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget. Harus biasakan secukupnya. Jangan langsung ambil banyak

      Delete
  17. bayangkan satu tempat saja sehari sisa makanan yang terbuang segitu banyaknya, apalgi jika ditambah dengan tempat tempat lainnya. Salut dengan hotelnya yang memasang plakat peringatan seperti itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya Indonesia berada di peringkat yang tinggi untuk urusan sampah makan. Bukan prestasi banget, ya

      Delete
  18. 9,40 kg..wow! Sunggu kezel lihat orang yang main ambil aja terus ga dimakan...ntah itu di resto atau di kondangan. Ga mikir apa sekian banyak orang ga bisa makan di luar sana
    Bagus sekali edukasi dan sosialisasi food waste begini..
    aku juga tipe bungkus makanan kalau ga habis . SOalnya anak bungsuku, kalau dapat porsi dewasa masih sering kebanyakan...sayang mending minta dibungkus dimakan di rumah nanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget, Mbak. Daripada dibuang, mendingan minta dibungkus

      Delete
  19. Nah, sedih banget Chi kalo ngelihat makanan di Resto sampe banyak yang tersisa, meski merasa udah dibayar tapi ga segitunya juga. Ku punya temen yg gitu, pesen banyak tapi cuma icip2 doank, biarin ga habis juga udah di bayar ini, hiks.
    Ajaran ngabisin makanan sedari kecil dengan alasan nasinya nanti nangis emang nempel banget yaa, semoga kita tremasuk orang2 yang suka menghabiskan makanan bukan karena rakus tapi doyan, ehh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ya Teh kalau ada yang mikirnya kayak gitu. Berasa udah bayar, tapi malah gak menghargai makanan

      Delete
  20. Porsi besar di resto itu memang kadang nyusahin. Kalau di warung soto pinggir jalan masih bisa request minta nasi separo aja, tapi kalau makan di resto, memang sudah porsinya segitu. Makan berdua suami, kadang seleranya beda, pesan 2, giliran datang kaget sama porsinya yg banyak banget, biasanya sih berakhir dengan minta dibungkus aja sisanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya kalau belum tau seberapa besar porsinya, kami pesan 1 dulu. Tetapi, kalau udah terlanjur pesan bakal dihabiskan pelan-pelan. Kalau masih gak sanggup juga, baru deh minta dibungkus

      Delete
  21. jadi memang harus ambil secukupnya kalau makanan. Soalnya mubazir kalau kebuang-buang. Makasih udah diingetin mba

    ReplyDelete
  22. Aku selalu usahakan makan selalu habis. Dan aku ajarka juga ke anak. Intinya ambil makanan secukupnya. Seporsi sesuai kebutuhan

    ReplyDelete
  23. Dari kecil aku udah terbiasa selalu menghabiskan makanan. Ya itu tadi, orangtua jaman dulu kan sering bilang ntar nasinya nangis, atau Dewi Sri nangis, gitu gitu deeh... kayaknya nggak ada hubungannya, tapi local wisdomnya yang harus dipahami. Efeknya ternyata besar juga kan kalau kita banyak menghasilkan limbah makanan di bumi ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia, Mbak. Mungkin kesannya aneh, ya. Karena mana ada nasi yang menangis. Tetapi, sebetulnya pemahamannya lebih dari itu. Maknanya dalam juga

      Delete
  24. setuju sayahhh....
    Kalau makan di resto jangan maruk karena akan keliatan norak.
    saya sering liat kalau lagi breakfast di hotel.
    Sebel banget liat makanan kebuang sia-sia karena nafsu sesaat :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi resto yang menu sarapannya bervariasi banget. duh kayaknya semua pengen dicobain. Tetapi, memang harus bijak juga. Selalu ukur kemampuan diri

      Delete
  25. Kadang pas di acara nikahan juga gitu mba. Sekali ambil duh porsi banyak banget. Lalu nggak habis pula. Kayak gini kan kasiah mubazir :(

    ReplyDelete
  26. Jadi harus tau dulu porsi makanan di resto ya, kita bisa mengira2 akan habis atau gak. Kalau misalnya kebanyakan bisa berdua aja hihihi. Aku sering banget mesan makanan trus pas datang gak suka, daripada mubazir biasanya tukeran sama suami deh menunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara itu juga bisa dipakai. Pokoknya yang penting makanan habis

      Delete
  27. setuju bangeet mba... aku kalau ke resto selalu menghitung dengan baik apa yang mau dimakan dan berapa banyak. Kalau berlebih dibawa pulang untuk dimakan kembali di lain waktu. Sebisa mungkin kurangi food waste

    ReplyDelete
  28. Clove Garden Hotel memang letaknya di puncak gunung dan sangaaat asri. Bangunannya pun seakan menyatu dengan alam.
    Unik banget siih..

    Tapi pernah ada di rumah makan Jepang apa yaa..kalau gak habis, malah disuruh bayar. Jadi kaya di denda. Huhuu~

    Kudu banget ambil dan pesan makanan yang sesuai selera dan kebutuhan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa resto AYCE udah ada aturan denda, Mbak. Kalau saya malah setuju. Biar konsumen juga lebih bijak memilih makanan

      Delete
  29. Saya selalu menjadi 'kotak sedekah' kalau lagi ngumpul sama temen2, pasalnya, saya jadi orang yang dituju kalau mereka tidak habis makan dan siap menampung makanan mereka. Saya merasa jika saya masih sanggup makan, saya akan habiskan. Tidak ingin mubazir dan membuang makanan jadinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak apa-apa lah ya jadi 'kotak sedekah'. Insya Allah berpahala karena gak membuang makanan ^_^

      Delete
  30. Wah baru tahu ada anggapan kalau menghabiskan makanan dikira kelaperan, aku donk kelaperan mulu wkwkw, malahj merasa sayang udah bayar kok gak dihabiskan. Mubadzir gtu.
    Iya ya kalau all you can eat juga suka lihat makanan gak abis, duh ngambilnya gk sesuai perut, kalau kata org Sby "crongoan" :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya saya suka lihat di resto AYCE yang gak menerapkan denda. Suka ada aja yang gak kira-kira ambil makanannya

      Delete
  31. Wah, kalo saya jangan ditanya deh. Pasti abis wkwk. Sayang dong udah beli tp nggak dihabiskan. Kecuali kl makanannya memang gak layak makan, nah baru deh.

    ReplyDelete
  32. Ikut kampanye ini yuk. Dimulai dari diri sendiri yang makan secukupnya. Jangan sampai ada yang terbuang percuma karena nanti jadi sampah. Kan sayang banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Semoga semakin banyak yang sadar tentang bahaya food waste

      Delete
  33. Iya, sering lihat tuh pada kalap makan terutama kalau di AYCE atau kondangan, padahal bisa kan ya ambil makanan porsi kecil saja terus kalau masih pengen, tinggal nambah lagi makanannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih ya kalau lihat yang segala diambil, tetapi gak dihabiskan

      Delete
  34. iya ya mbak, harus selalu habiskan makanan
    biar nggak mubadzir dan nggak semakin menumpuk sampah makanan

    ReplyDelete
  35. Baru tau nih Indonesia negara kedua yang memiliki sampah makanan terbanyak. Semoga semua diberi kesadaran untuk menghabiskan porsi makannya setiap menyantap makanan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ironi karena di sisi lain masih banyak yang susah makan

      Delete
  36. Banyak yang nganggep kalau sampah makanan itu hal biasa jadi lebih memperhatikan yang plastik dll. Pdhl ini juga banyak banget bikin masalah ya sampah makanan


    Suka gemes kalo di futkot gt banyak yang ga abis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal kalau udah terlalu banyak jumlahnya bisa membahayakan

      Delete
  37. Wah hadist di bagian penutup jadi pemanis tulisannya, memang menyia nyiakan makanan tuh selain mubazir, merusak lingkunga juga tidak disukai Tuhan. Goodluck ya untuk lombanya

    ReplyDelete
  38. uwaaa banyak banget itu 9kilo sehari. Aku tuh merasa bersalah kalau harus buang makanan. Sekarang sedang mengalaminya, mbak. Ini di RS kan dapat jatah makan, ditaruh di box gitu. Kalau ga habis ya dibuang karena porsinya memang gede. Sampe kadang tuh ambil 1 kotak makan buat berdua. Jatah makan yg enggak ku ambil ya endingnya bakal dibuang gitu aja, huhu ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini dilema banget, ya. Kalau jatah kita gak ambil bakal kebuang juga. Tetapi, diambil pun belum tentu habis

      Delete
  39. Paling sebel tu kalau lihat orang sudah pesan makanan, tapi enggak dihabisin. Iya, kebanyakan alasannya karena kebanyakan. Ya kalau kebanyakan harusnya bilang, setengah porsi aja, atau dibagi dua sama temennya.

    Selain itu, ngikutin trend, karena cafe atau resto lagi booming deh, terus pesan makanan tapi yang dimakanan hanya sedikit.

    Suka ngelus dada lihatin mereka yang begitu. Dan anehnya, temanku juga banyak yang bilang aku tu selalu kelaparan karena menghabiskan makanan yang dipesen. Entahlah, kenapa mereka harus berpikir begitu.

    Sampah makanan ini ngeri, ya. Disamakan sehari, 1 resto 9,4 kg, kali 1000 resto, udah 9 ton aja.

    Semoga kita bijak dalam mengonsumsi makanan, enggak berlebih, secukupnya saja.

    ReplyDelete
  40. Aku pun kesal sekali rasanya kalau ngeliat orang lain makan seenaknya, makan ambil banyak gitu pas di all u can eat gitu. Ntar tapi ga dihabiskan, huhuhuuu... padahal di tempat lain ada orang yang untuk makan aja susah loh.

    ReplyDelete
  41. Wah ini gue banget, kalau makan harus dihabiskan. Kalau ga, gw ga ambil. Atau cari cara, misal minta bungkus, kalau kekenyangan n makan di rumah lagi. Prinsip gw bertanggung jawab. Gw mungkin ngambil bnyak tapi percayalah semuanya masuk perut! heehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus kalau begini. Jadi gak ada yang mubazir :D

      Delete
  42. Ish..iya bener sih..suka beli makanan macem-macem sebelum buka.. Giliran udah buka ya udah keburu kenyang..gak kemakan deh..Emang sayang banget sih.. Jadi kudu pikir2 dulu kalo mau beli..daripada mubazir ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah saya udah lama gak seperti itu. Soalnya biasanya suka laper mata hehehe

      Delete
  43. aku dulu sering sisa kak kalo makan, alhamdullillah sekarang lebih suka ambil porsi kecil yang cukup jadi ngggak kebuang

    ReplyDelete
  44. Setuju sekali, kalo makan harus dihabiskan. Saya sendiri biasanya lebih memilih mengambil makanan sedikit dulu. Kalo masih lapar, ngga usah sungkan ambil lagi. Daripada langsung ambil banyak tapi akhirnya malah nyisa.

    ReplyDelete
  45. Urusan sampah makanan ini memang mengenaskan sekali kondisinya di Indonesia.
    Sedih banget kalau lihat orang ngambil makanan nafsu banget tapi ternyata begitu di makan malah gak habis. Di pesta-pesta terutama, sering nemuin yang bgini

    Semoga ke depannya kesadaran untuk makan secukupnya dapat terlaksana dengan baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya semoga semakin banyak yang sadar bahaya food waste

      Delete
  46. ih ini tuh bener deh, menghabiskan makanan saat di resto itu penting banget karena biasanya sampah makanan itu jadi lebih banyak terutama di resto all you can eat. Aku tuh pernah lihat sekeluarga disebelah mejaku makannya banyak banget dengen ending banyak yang gak habis juga.

    ReplyDelete
  47. Paling sering liat makanan sisa begini kalau di kondangan atau pas sarapan di hotel. Pengen ngomel rasanya, kenapa sih ga ambil dalam porsi kecil dulu, jadi kalau ga suka ga bersisa, kalau doyan bisa nambah.

    Sebel...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Hanya karena malas antre lagi, trus ambil sekaligus banyak. Padahal gak diabisin :(

      Delete
  48. Saya jarang makan di resto sih. kalau di warung makan biasa sih kalau ada makanan yang gak bisa saya habisin saya minta dibungkuskan dan nanti dilanjutin makannya di rumah atau kalau tidak saya suruh suami yang abisin, hehe.

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)