Jalan-Jalan KeNai

Internet Provider Semakin Maju, Harusnya Literasi Meningkat

Saya optimis dengan internet provider Indonesia yang akan semakin maju di masa depan. Idealnya, kemajuan tersebut berbanding lurus dengan tingkat literasi masyarakat. Tetapi, literasi digital masih menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan bersama-sama oleh kita semua.

internet provider semakin maju harusnya literasi meningkat
 
Saya teringat percakapan beberapa waktu lalu antara mamah dan besannya. Besan mamah saya menceritakan pernah meminta tolong putrinya untuk belanja di tukang sayur.

“Anak-anak zaman sekarang, apa-apa serba digital. Saya minta tolong belanja ke tukang sayur. Eh, malah belanjanya online.”

“Kan, yang penting semua pesanan Ibu ada. Lagian enakan belanja online. Aku tinggal pesan dari kamar pake hp. Trus, belanjaannya dikirim ke rumah.” 

dampak positif penetrasi internet di indonesia
Sumber Infografis: IndonesiaBaik.id


Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 77,02% pada tahun 2021-2002. Penetrasi internet adalah persentase orang di suatu negara yang menggunakan internet. Pandemi COVID-19 juga memberikan imbas meningkatnya pengguna internet di Indonesia.

Semakin tinggi tingkat penetrasi, seharusnya memberi dampak positif yaitu
 
  1. Pertumbuhan ekonomi meningkat – Akan banyak tercipta peluang serta inovasi yang dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan adanya internet
  2. Pembangunan sosial – Pendidikan, kesehatan, dan berbagai progam sosial akan mengalami peningkatan bila akses internetnya tinggi

Tentu masih sangat melekat dalam ingat ketika mayoritas masyarakat harus berada di rumah karena Pandemi COVID-19. Banyak aktivitas yang beralih menjadi digital. Keberadaan internet provider pun semakin dibutuhkan. Bahkan tidak lagi yang penting ada internet. Tetapi, masyarakat semakin menginginkan internet provider dengan kualitas yang maksimal.

Anak-anak sekolah setiap hari belajar daring. Begitupun dengan para pekerja. Rapat melalui Zoom, video call atau ngobrol lewat WA, dan lain sebagainya sudah seperti menjadi keseharian di saat pandemi.

Hampir semua sektor terdampak saat pandemi. Tetapi, UMKM perlahan bisa bertahan dan bangkit. Saya dan juga masyarakat lainnya mulai sering belanja secara online. Dari mulai pesan makanan hingga belanja kebutuhan harian atau bulanan.

Pelayanan kesehatan pun juga terbantu dengan adanya dunia digital. Misalnya, ketika keluarga saya terpapar COVID-19. Cukup berkonsultasi dengan dokter secara online setelah menunjukkan hasil SWAB. Kemudian dokter akan memberikan saran dan resep yang bisa dibeli secara online.

Semakin tinggi tingkat penetrasi internet memang seharusnya menjadi sebuah keuntungan. Sayangnya internet juga ibarat ‘2 sisi mata uang’. Banyak manfaatnya, tetapi juga bisa menimbulkan banyak masalah. Apalagi kalau tingkat literasinya masih rendah. Sedih juga mengetahui fakta kalau tingkat literasi Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara di dunia. Padahal penetrasi internetnya termasuk yang tinggi.

Banyak hoax tentang COVID-19 di masa pandemi benar-benar bikin gregetan. Hal yang gak bisa dianggap remeh. Karena masyarakat bisa jadi abai dengan protokol kesehatan, menolak vaksinasi, dan lain sebagainya. Akibatnya penanganan pandemi menjadi gaduh dan bisa mengalami keterhambatan.

Semakin banyak juga konten-konten yang tidak bermanfaat, hoax, disinformasi, ujaran kebencian, dan lain sebagainya. Masyarakat pun masih banyak yang langsung percaya begitu saja. Tidak bijak ketika melihat sebuah konten.

Oleh karena itu, saya berharap di masa depan, internet provider di Indonesia tidak hanya berlomba-lomba memberikan kualitas kecepatan yang maksimal. Akses internet juga semakin merata ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk pelosok, Tentunya juga terus ikut berpartisipasi meningkatkan literasi digital.

Telkom Indonesia melalui IndiHome sudah mulai melakukannya. Salah satunya dengan program add-on IndiHome Study. Program ini sangat membantu pelajar di masa pandemi. Ketika semua kegiatan sekolah diliburkan dan harus belajar dari rumah. Tetapi, meskipun pandemi sudah berlalu, bukan berarti kegiatan belajar daring juga gak diperlukan lagi, lho.

“Masa depan Indonesia akan tergantung pada seberapa mampu negara ini mengoptimalkan kekayaan dan potensinya di ranah digital. Dengan talenta terbaik, teknologi mumpuni, dan ekosistem bisnis yang kuat, Indonesia bisa menjadi pelaku utama ekonomi di regional bahkan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Telkom akan berdiri bersama masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah.

Kalau berdasarkan kelompok umur, tingkat penetrasi internet di Indonesia tertinggi ada di generasi milenial dan gen Z. Semakin muda generasi, semakin akrab dengan dunia digital.

Indonesia akan mengalami bonus demografi dan bersiap menuju Indonesia Emas 2045. Tentu harus semakin serius menjawab tantangannya. Harus semakin banyak generasi muda yang tidak hanya melek internet. Tetapi, juga literasinya harus semakin meningkat.

Sebagai internet provider dengan jaringan terluas di Indonesia, saya berharap IndiHome terus memberikan aktivitas tanpa batas berupa edukasi dan juga hiburan. Akan terus ada inovasi sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman. Sehingga tingkat literasi di Indonesia terus mengalami peningkatan sejalan dengan semakin meningkatnya kualitas internet. Indonesia pun akhirnya bisa setara dengan negara maju.

Post a Comment

1 Comments

  1. Apalagi sekarang ada istilah digital literasi ya kak duh pusing klo udah ngomong di grup eh yg lain ga baca heheh

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)