Bandung memang surganya kuliner malam! Saat diajak Tante kulineran di Lengkong Culinary Night, fokus utama kami sebetulnya adalah mendatangi Nasi Tutug Oncom Sambal Jontor. Lalu, mata saya justru tertuju pada stand yang berjualan persis di sampingnya: penjual Kaloci! Karena ini pengalaman pertama jajan Kaloci, saya putuskan untuk langsung mencobanya. Nah, di sini saya akan berbagi detail lengkap review dan first impression tentang makanan kenyal yang wajib coba ini!
Apa Itu Kaloci? Sekilas Camilan Khas Pontianak yang Seperti Mochi
Bagi sebagian orang, nama Kaloci mungkin terdengar asing. Secara
sederhana, Kaloci adalah
camilan tradisional khas Pontianak
yang teksturnya sangat mirip dengan
Mochi
khas
Jepang
atau
Tiongkok. Kaloci terbuat dari adonan tepung ketan yang dikukus hingga kenyal,
kemudian dipotong kecil-kecil berbentuk kubus.
Perbedaan kaloci dengan mochi ada di penempatan kacangnya. Pada mochi, kacang dijadikan isian. Meskipun ada juga yang diisi dengan pasta berbagai rasa. Sedangkan pada kaloci, kacang yang dihaluskan dijadikan taburan.
Senang deh saya melihat ada yang jual Kaloci di Lengkong Culinary Night. Karena gak perlu jauh-jauh ke Pontianak. Meskipun tentu aja saya pengen banget suatu saat ke sana untuk menikmati berbagai kulinernya, termasuk kaloci!
Perbedaan kaloci dengan mochi ada di penempatan kacangnya. Pada mochi, kacang dijadikan isian. Meskipun ada juga yang diisi dengan pasta berbagai rasa. Sedangkan pada kaloci, kacang yang dihaluskan dijadikan taburan.
Senang deh saya melihat ada yang jual Kaloci di Lengkong Culinary Night. Karena gak perlu jauh-jauh ke Pontianak. Meskipun tentu aja saya pengen banget suatu saat ke sana untuk menikmati berbagai kulinernya, termasuk kaloci!
Mengenal Lengkong Culinary Night (LCN)
Kaloci, IDR15K
Saya agak kesulitan menemukan informasi sejak kapan Lengkong Culinary
Night digelar. Tadinya, saya kirain baru sekitar 2-3 tahun terakhir.
Ternyata, setelah googling ada artikel yang bilang sejak 2018
bahkan ada yang mengatakan sejak 2014!
Oke lah kalau memang sejak 2018 saya belum tau. Karena semang sejak tahun segitu, saya lama gak ke Bandung. Tapi, kalau sejak 2014 berarti saya bener-bener kudet, nih hehehe.
Oke lah kalau memang sejak 2018 saya belum tau. Karena semang sejak tahun segitu, saya lama gak ke Bandung. Tapi, kalau sejak 2014 berarti saya bener-bener kudet, nih hehehe.
Lengkong Culinary Night buka setiap hari dari pukul 18.00 s/d 24.00 wib.
Suasananya sedikit mengingatkan saya dengan street food di jalan Alor
Kuala Lumpur. Sepanjang jalan Lengkong Kecil berjejer pedagang kaki lima.
Ada juga yang restoran. Bedanya, kalau di Alor bebas kendaran. Sedangkan
di LCN, kendaraan masih lalu-lalang.
Silakan baca: Rekomendasi Resto Thailand Halal Terbaik untuk Wisata Kuliner Malam di Jalan Alor
Silakan baca: Rekomendasi Resto Thailand Halal Terbaik untuk Wisata Kuliner Malam di Jalan Alor
Kami ke sana di hari kerja. Suasananya terasa ramai. Kata tante saya,
kalau setiap akhir pekan bisa sangat ramai. Ada beberapa titik parkir yang
disediakan. Tapi, bila Sahabat KeNai menginap atau rumahnya gak jauh dari
Lengkong Kecil, saya sarankan mending jalan kaki, deh. Ribet kalau bawa
kendaraan.
Gak Sengaja Menemukan Penjual Kaloci: Review Rasa dan Harga
Ya, dari berangkat memang udah diniatin banget mau makan malam di Nasi
Tutug Oncom Sambal Jontor. Jadi, bukan sekadar jalan ke LCN baru cari-cari
kuliner.
Setelah memilih makanan, saya langsung samperin penjual Kaloci.
Sebelumnya udah pernah baca sedikit info tentang camilan khas Pontianak
ini. Makanya, saya penasaran dengan rasanya.
Di gerobak penjual Kaloci, ada 6 box dengan warna-warna yang menarik
perhatian. Sepintas mirip adonan slime mainan anak-anak kalau lihat
warnanya. 6 warna ini sepertinya masing-masing mewakili varian rasa yaitu
vanila,
pandan,
durian,
coklat,
strawberry, dan
bluberry. Seporsi harganya Rp15.000,00. Sahabat KeNai bisa memilih lebih dari 1
rasa. Karena baru pertama kali, saya memilih semua rasa dalam 1
porsi.
Tidak seperti mochi yang biasanya udah dikemas dalam box, kaloci harus
dibuat dulu. Adonan kaloci yang masih polos diambil sekitar 1 sendok nasi
kemudian ditaruk di wadah yang sudah ada taburan kacang dan gula halus.
Dibalur-balur hingga rata kemudian dipotong kotak-kotak kecil.
Karena nasi tutug oncom beserta lauknya sudah disajikan, saya tidak
langsung makan kalocinya. Eh, gak taunya ketinggalan di tukang nasi tutig
oncom. Baru nyadar setelah sampai rumah. Tadinya, saya udah pasrah aja
lah. Males juga mau balik lagi. Tapi, tante saya bersikeras ingin balik.
Mungkin merasa agak bersalah karena udah kelupaan bawa kaloci hehehe. Saya
agak lupa kenapa bisa dititipin ke tante. Yang saya ingat, tante keluar
duluan buat bayar. Nah, kalocinya ketinggalan di kasir hehehe.
Ya, rasa dan teksturnya cukup mirip dengan mochi. Dan, sama halnya dengan
mochi, saya lebih suka yang original. Sayangnya di penjual kaloci Lengkong
Culinary Night gak ada yang original. Jadi, ya di antara 6 rasanya, paling
enak buat saya yang
rasa pandan. Meskipun gak ada yang original, tetap wajib coba kalau penasaran dengan
camilan khas Pontianak ini.



0 Comments
Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)