Pengalaman Jajan Kaloci di Lengkong Culinary Night: Wajib Coba!

Gerobak jualan Kaloci (kue mochi khas Pontianak) dengan lampu terang di acara Lengkong Culinary Night, Bandung. Terlihat deretan wadah berisi adonan aneka rasa seperti Pandan, Stroberi, Durian, dan Vanila di bagian depan, serta penjual melayani pembeli di malam hari.

Bandung memang surganya kuliner malam! Saat diajak Tante kulineran di Lengkong Culinary Night, fokus utama kami sebetulnya adalah mendatangi Nasi Tutug Oncom Sambal Jontor. Lalu, mata saya justru tertuju pada stand yang berjualan persis di sampingnya: penjual Kaloci! Karena ini pengalaman pertama jajan Kaloci, saya putuskan untuk langsung mencobanya. Nah, di sini saya akan berbagi detail lengkap review dan first impression tentang makanan kenyal yang wajib coba ini!


Apa Itu Kaloci? Sekilas Camilan Khas Pontianak yang Seperti Mochi


Tangan penjual Kaloci sedang mencampur potongan mochi warna-warni dengan taburan bubuk kacang dan gula di nampan besar, menyiapkan pesanan untuk pembeli di Lengkong Culinary Night.

Bagi sebagian orang, nama Kaloci mungkin terdengar asing. Secara sederhana, Kaloci adalah camilan tradisional khas Pontianak yang teksturnya sangat mirip dengan Mochi khas Jepang atau Tiongkok. Kaloci terbuat dari adonan tepung ketan yang dikukus hingga kenyal, kemudian dipotong kecil-kecil berbentuk kubus.

Perbedaan kaloci dengan mochi ada di penempatan kacangnya. Pada mochi, kacang dijadikan isian. Meskipun ada juga yang diisi dengan pasta berbagai rasa. Sedangkan pada kaloci, kacang yang dihaluskan dijadikan taburan.

Senang deh saya melihat ada yang jual Kaloci di Lengkong Culinary Night. Karena gak perlu jauh-jauh ke Pontianak. Meskipun tentu aja saya pengen banget suatu saat ke sana untuk menikmati berbagai kulinernya, termasuk kaloci!


Mengenal Lengkong Culinary Night (LCN)


Satu porsi Kaloci (kue mochi) aneka rasa yang disajikan dalam kemasan plastik mika, ditaburi melimpah dengan bubuk kacang giling. Kaloci siap dinikmati di Lengkong Culinary Night.
Kaloci, IDR15K


Saya agak kesulitan menemukan informasi sejak kapan Lengkong Culinary Night digelar. Tadinya, saya kirain baru sekitar 2-3 tahun terakhir. Ternyata, setelah googling ada artikel yang bilang sejak 2018 bahkan ada yang mengatakan sejak 2014!

Oke lah kalau memang sejak 2018 saya belum tau. Karena semang sejak tahun segitu, saya lama gak ke Bandung. Tapi, kalau sejak 2014 berarti saya bener-bener kudet, nih hehehe.

Lengkong Culinary Night buka setiap hari dari pukul 18.00 s/d 24.00 wib. Suasananya sedikit mengingatkan saya dengan street food di jalan Alor Kuala Lumpur. Sepanjang jalan Lengkong Kecil berjejer pedagang kaki lima. Ada juga yang restoran. Bedanya, kalau di Alor bebas kendaran. Sedangkan di LCN, kendaraan masih lalu-lalang.

Silakan baca: Rekomendasi Resto Thailand Halal Terbaik untuk Wisata Kuliner Malam di Jalan Alor

Kami ke sana di hari kerja. Suasananya terasa ramai. Kata tante saya, kalau setiap akhir pekan bisa sangat ramai. Ada beberapa titik parkir yang disediakan. Tapi, bila Sahabat KeNai menginap atau rumahnya gak jauh dari Lengkong Kecil, saya sarankan mending jalan kaki, deh. Ribet kalau bawa kendaraan.


Gak Sengaja Menemukan Penjual Kaloci: Review Rasa dan Harga

Papan Daftar Menu Kaloci yang menampilkan berbagai varian rasa, termasuk Vanila, Pandan, Strawberry, Durian, Coklat, dan Blueberry, terpasang di gerobak jualan di Lengkong Culinary Night.

Ya, dari berangkat memang udah diniatin banget mau makan malam di Nasi Tutug Oncom Sambal Jontor. Jadi, bukan sekadar jalan ke LCN baru cari-cari kuliner.

Setelah memilih makanan, saya langsung samperin penjual Kaloci. Sebelumnya udah pernah baca sedikit info tentang camilan khas Pontianak ini. Makanya, saya penasaran dengan rasanya.

Di gerobak penjual Kaloci, ada 6 box dengan warna-warna yang menarik perhatian. Sepintas mirip adonan slime mainan anak-anak kalau lihat warnanya. 6 warna ini sepertinya masing-masing mewakili varian rasa yaitu vanila, pandan, durian, coklat, strawberry, dan bluberry. Seporsi harganya Rp15.000,00. Sahabat KeNai bisa memilih lebih dari 1 rasa. Karena baru pertama kali, saya memilih semua rasa dalam 1 porsi.

Tidak seperti mochi yang biasanya udah dikemas dalam box, kaloci harus dibuat dulu. Adonan kaloci yang masih polos diambil sekitar 1 sendok nasi kemudian ditaruk di wadah yang sudah ada taburan kacang dan gula halus. Dibalur-balur hingga rata kemudian dipotong kotak-kotak kecil.

Karena nasi tutug oncom beserta lauknya sudah disajikan, saya tidak langsung makan kalocinya. Eh, gak taunya ketinggalan di tukang nasi tutig oncom. Baru nyadar setelah sampai rumah. Tadinya, saya udah pasrah aja lah. Males juga mau balik lagi. Tapi, tante saya bersikeras ingin balik. Mungkin merasa agak bersalah karena udah kelupaan bawa kaloci hehehe. Saya agak lupa kenapa bisa dititipin ke tante. Yang saya ingat, tante keluar duluan buat bayar. Nah, kalocinya ketinggalan di kasir hehehe.

Ya, rasa dan teksturnya cukup mirip dengan mochi. Dan, sama halnya dengan mochi, saya lebih suka yang original. Sayangnya di penjual kaloci Lengkong Culinary Night gak ada yang original. Jadi, ya di antara 6 rasanya, paling enak buat saya yang rasa pandan. Meskipun gak ada yang original, tetap wajib coba kalau penasaran dengan camilan khas Pontianak ini.

Post a Comment

0 Comments