Suka, deh, sama quote yang dipajang di dinding
Rumah Kopi Nusantara
:)
Saya: "Nyebrang dulu, yuk!"
Suami: "Ngapain?"
Saya: "Ya, lihat-lihat kopi. Daripada nunggu disini, gerah. Masih lama selesai lombanya. Nai juga gak rewel kalau kita tinggal kelihatannya."
Suami: "Apaan yang mau dilihat di sana?"
Saya: "Ya, kali aja ada berbagai macam kopi nusantara yang dipamerkan sama sejarahnya."
Suami: "Emangnya itu tempat pameran? Kayaknya kafe, deh."
Saya tetap merasa kalau Rumah Kopi Nusantara adalah museum tentang kopi. Sedangkan, suami tetap yakin kalau itu kafe. Suami juga gak mau diajak nyebrang saat itu juga. Katanya tunggu Nai selesai lomba dulu.
Selesai lomba mewarnai di Istana Anak-Anak, kami pun nyebrang ke Rumah Kopi Nusantara. Ternyata, suami saya yang benar. Rumah Kopi Nusantara adalah sebuah kafe, bukan museum. Pupus, deh, harapan saya untuk mengetahui sejarah kopi nusantara di sana.
Langsung terasa tenang dan adem setelah masuk ke dalam :)
Sebetulnya, gak salah juga kalau saya menyangka museum. Karena bentuk
luar bangunannya terasa kaku banget. Hanya sebuah bangunan berbentuk
persegi panjang, berwarna hijau tua, dan ada tulisan Rumah Kopi Nusantara.
Kurang menarik penampakan gedungnya. Kontras sekali ketika kita masuk ke
bagian dalam. Interiornya berasa seperti kafe dengan suasana yang tenang
dan nyaman.
Sampai di sana, suasana sangat sepi. Hanya ada kami sekeluarga. Tempatnya pun gak terlalu luas.Tapi, jadinya terasa nyaman karena gak berisik. Apalagi kami baru aja dari Istana Anak-Anak yang penuh sesak dengan pengunjung. Ditambah lagi udara yang lumayan panas. Begitu masuk ke Rumah Kopi Nusantara rasanya langsung terasa adem dan tenang :)
Suami memesan secangkir Bajawa espresso, Keke memesan ice cappuccino, dan Nai memesan guava juice. Saya? Bagian icip-icip saja hehehe. Dijual beraneka makanan juga, dari mulai kentang goreng hingga sop buntut. Tapi, kami tidak memesan satupun makanan. Perut masih terasa kenyang karena jajan di Istana Anak-Anak.
Sesuai dengan namanya, Rumah Kopi Nusantara memiliki beraneka kopi arabika terbaik dari nusantara. Walopun ada kata 'jawa', tapi kopi yang diminum oleh suami saya bukanlah berasal dari daerah jawa. Kopi Bajawa berasal dari Flores. Tepatnya di kota Bajawa, kaki gunung Inerie, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kopi Bajawa ini lebih dikenal di mancanegara khususnya Amerika. Padahal katanya rasa kopinya itu lebih enak dari berbagai macam kopi nusantara yang selama ini masyarakat kita sudah kenal. Di Indonesia sendiri masih susah ditemui yang menjual kopi Bajawa.
Selain kopi yang dimasukkan ke dalam toples kaca, ada juga biji kopi yang disimpan di tong-tong kayu. Katanya, sih, kita bisa beli biji kopi itu. Suami gak jadi beli biji kopi di sana karena masih kurang puas dengan rasa kopi Bajawa yang diminumnya. Rasa asamnya masih cukup terasa. Menurut suami kemungkinan kopi Bajawanya masih baru panen. Dan, setelah tanya sama karyawan Rumah Kopi Nusantara, memang benar perkiraan suami saya. Tapi, namanya selera kan tiap orang beda-beda, ya. Lagipula kalau penasaran sama rasa kopi Bajawa atau kopi arabika terbaik nusantara lainnya, Rumah Kopi Nusantara bisa jadi salah satu pilihan untuk ngopi-ngopi. :)
Saat di sana, Nai merengek minta dibolehin naik kereta gantung. Ayahnya kelihatan keberatan dengan alasan pernah naik kereta gantung. Saya menyarankan untuk ke PPIPTEK saja. Karena kami sekeluarga belum pernah ke sana. Mumpung lagi ada di TMII, nih. Mending sekalian jalan aja. Kalau ditunda-tunda lagi, suka males jalan ke TMII *Karena berasa deket banget sama rumah, jadi malah males hehe.*
Setelah merasa cukup ngadem di Rumah Kopi Nusantara, kami pun melanjutkan jalan-jalannya ke PPIPTEK ... (bersambung)
Daftar harga di Rumah Kopi Nusantara. Tapi, saya gak tau kalau harga
untuk beli biji kopinya aja :)
Rumah Kopi Nusantara
Lokasi: Tepat di depan Istana Anak-anak, TMII.
[Silakan baca: Seperti di Negeri Dongeng di Istana Anak-Anak TMII]
[Silakan baca: Seperti di Negeri Dongeng di Istana Anak-Anak TMII]
24 Comments
Saya tuh penikmat kopi.. plus sejarahnya haha
ReplyDeletekeren, Mak Tanti :D
DeleteIstriku pasti suka nih... coffeelover...
ReplyDeleteKalau Mas Adi suka kopi juga, gak? :)
Deleteaku mau deh myr kopi tapi campur coklat ya :)
ReplyDeleteboleeeh :)
DeleteWah menarik, kapan ya ke TMII lagi...
ReplyDeleteDekat rumahku juga ada Mbak, salah satu warung kopi heitz juga, jual kopi dari berbagai Indonesia,
Cuma aku kurang suka karena smoking area ga ada non smoking area terpisahnya :(
Jadi bau asap rokok, ya :)
Deletegak suka minum kopi, tapi wanginya suka buanget!
ReplyDeletekenapa gak suka minum kopi, Mak? :)
DeleteWah, ternyata tampilannya mirip museum ya. Jadi tertarik. Apalagi klo bisa mampir ke sana bareng keluarga. Pasti seruu.
ReplyDeleteseru... Sama temen-temen juga seru :)
Deletengg ada kopi lampung ya mak di fotonya hehehe....kopi kita memang enak2 ya..tempatnya sepertinya nyamaan..
ReplyDeleteMungkin ada, Mbak. Karena gak semua kopi saya foto :)
Deleteaku baru ngeh didepan istana anak ada cafe.. hihihi...
ReplyDeletekayaknya baru cafenya, Mak
DeleteGak begitu suka kopi aku n keluargaku. Kalo coklat mau.
ReplyDeletenanti kita cari cafe coklat, Mak :D
Deletesaya jg br denger bajawa :D
ReplyDeletesaya pikir juga dari jawa tadinya :D
Deletewah, kayaknya perlu disamperin nih ke TMII. kan ga jauh dari tinggalku di bekasi.. :-)
ReplyDeleteiya, deket dari Bekasi
Deleteapa disana ada buku tentang kopi? atau sebagai kafe biasanya? mohon informasinya, terima kasih :)
ReplyDeleteseperti kafe biasanya :)
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)