Info Rute dan Harga Tiket Masuk Situgunung Supension Bridge Terbaru

Info Rute dan Harga Tiket Masuk Situgunung Supension Bridge Terbaru - (update 3/2 '21) Sebelum menceritakan tentang perjalan kami kali ini, saya infokan dulu kalau menyebrang di Jembatan Gantung Situgunung pada malam hari, bukan untuk wisatawan umum. Jam operasionalnya masih tetap sama. Hanya dari pagi sampai sore. Tetapi, ada rute dan harga yang baru saat kami ke sana.
 
Desember 2020, pertama kalinya saya keluar rumah untuk liburan di saat pandemi. Sebetulnya gak murni liburan. Ada urusan lain juga yang sempat tertunda sekian bulan. Karena udah masuk musim libur, anak-anak pun ingin ikut. Begitu juga dengan kakak ipar dan keluarganya.

Info Rute dan Harga Tiket Masuk Situgunung Supension Bridge Terbaru

 

Harga Tiket Masuk Jembatan Gantung Situgunung


harga tiket masuk jembatan gantung situ gunung
Harga tiket masuk jembatan gantung Situgunung terbaru

 

Sepertinya pandemi tidak menghentikan para wisatawan yang ingin merasakan sensasi menyebrang di jembatan terpanjang se-Asia Tenggara ini. Tetap aja ramai banget!

Sebelum pandemi pun, saya sekeluarga menahan diri untuk tidak ke sana di saat ramai. Lebih memilih datang saat sore hari menjelang tutup. Kunjungan kedua di pagi hari. Bahkan gerbang jembatan belum dibuka, kami sudah datang hehehe.

ke situgunung suspension bridge saat pandemi
 
Kami memang kurang menyenangi tempat ramai. Di saat normal pun tetap memilih lokasi yang sepi. Apalagi di saat pandemi. Meskipun dari tempat pariwisatanya sudah ada peraturan menjaga jarak, dicek suhu tubuh, dan lain sebagainya.

Di sore itu, suami mengajak saya untuk melihat suasana di sana. Ternyata sekarang ada pembaruan harga tiket. Tadinya kan hanya ada 1 harga yaitu IDR50K. Kalau sekarang terbagi menjadi 3 harga yaitu regule, VIP 1, dan VIP 2.

Tentu saja fasilitas di setiap harga berbeda. Begitu juga dengan rutenya. Seperti apa sih rute terbaru jembatan gantung Situ Gunung? 

Back to Content ⇧


Rute Terbaru Jembatan Gantung Situ Gunung


paket reguler dan vip jembatan gantung situgunung
 
Kami hanya pergi berdua, tidak mengajak yang lain dulu. Suami ingin ngobrol dengan temannya. Sekalian kami melihat situasi di sana dulu.

Menjelang jam operasional ditutup, suasana mulai sepi. Kalau pun masih terlihat wisatawan, kebanyakan udah jalan pulang. Bukan baru mau menyebrang jembatan.

ke jembatan gantung lewat jalur reguler
Jalan setapak di jalur reguler

 

Kami berjalan kaki melewati jalur reguler. Jarak tempuhnya agak lebih jauh daripada jalur ketika kami pertama kali berkunjung ke jembatan gantung. Jalur reguler ini jadi sama dengan jalur darat menuju curug sawer. Nanti setelah berjalan sekitar 15 menitan, baru deh terpisah jalan.

jalur darat ke curug sawer
Di sini jalur reguler dan jalur darat (gak melewati jembatan) menuju curug sawer berpisah

 

"Kayaknya rute yang dulu itu sekarang dipakai untuk jalur VIP deh, Yah. Untuk reguler buka rute baru, tapi jadi sedikit agak jauh."

Selain perbedaan di jarak tempuh, untuk jalur VIP juga kendaraan bisa masuk sampai resto de'Balcony. Kalau pun di dalam sudah penuh, mobil bisa parkir di luar. Nanti akan diantar ke dalam pakai shuttle. Sedangkan untuk rute reguler ya harus jalan kaki. Gak ada kendaraan yang bisa lewat. 
 
jalur reguler situgunung suspension bridge
Kendaraan boleh masuk bagi wisatawan VIP atau diantar pakai shuttle karena area parkir di dalam juga gak banyak

 

Ya simplenya tuh kalau jalur VIP gak pakai keringetan dulu sebelum menyebrang jembatan. Karena kendaraan bisa langsung masuk ke dalam atau diantar pakai shuttle. Sedangkan yang reguler harus jalan kaki sekitar 15-20 menitan lah dengan kecepatan jalan yang sedang.
 
Back to Content ⇧


Ekspedisi Lembah Purba


ekspedisi lembah purba
Semoga kapan-kapan bisa ikut Ekspedisi Lembah Purba

 

Sore itu, kami memang gak ada niatan untuk menyebrang. Kami hanya ingin mengobrol tentang potensi wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terus dikembangkan. Dalam 2 tahun terakhir ini lumayan pesat juga perkembangannya. 

Jalan ke Danau Situgunung dibagusin. Mau Curug Sawer juga menjadi lebih singkat dan mudah dengan adanya Situgung Suspension Bridge. Bahkan di area jembatan juga sudah bertambah 1 jembatan gantung lagi.

Saat ini juga sedang dikembangkan wisata Ekspedisi Lembah Purba. Saya excited mendengar cerita tentang curug ini dan jalur yang akan dilewati. Tetapi, dari hasil obrolan, saya menangkap kesan kalau perjalanan ini bukan sesuatu yang mudah. Apalagi buat wisawatan yang mungkin terbiasa berjalan santai. 

Anak kecil pun gak direkomendasikan ikut. Makanya suami sempat ditanya usia Keke dan Nai. Baru deh boleh diajak karena Nai udah SMP.
 
Kabarnya harga Ekspedisi Lembah Purba ini IDR350K per orang. Saya agak lupa, termasuk apa aja dengan harga segini. Nanti deh ya kalau jadi ke sana, saya ceritain lagi. Mudah-mudahan aja pandemi segera usai. Aamiin Allahumma Aamiin.
 
 area wisata taman nasional gunung gede pangrango
Angka-angka itu menunjukkan beberapa area wisata yang sudah dan sedang dikembangkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di mana lokasi Curug Kembar? Ada di pojok kiri atas (gak kefoto angkanya).

 

Setelah berdiskusi dan menimbang-nimbang, kami putuskan gak jadi ke curug kembar. Salah satu alasannya adalah kami gak mungkin mengajak kakak ipar dan keluarga. Tetapi, mau ditinggal juga gak enak. Masa' udah diajak trus ditinggal.
 
Salah satu kaki kakak ipar kan sudah diamputasi. Akan sulit berjalan menggunakan kruk kalau aksesnya gak mudah. Selain itu, istri dan anaknya takut ketinggian. Makanya mereka juga gak tertarik untuk menyebrang di jembatan gantung.
 
Kondisi pandemi juga bikin saya berpikir ulang untuk melakukan perjalanan. Suasana di curug kembar mungkin sepi. Hanya saja kalau lagi pandemi begini, saya agak menahan diri untuk tidak terlalu forsir stamina. 
 
Apalagi sekian bulan di rumah aja. Lumayan lama nih fisik gak dipakai untuk jalan. Olahraga juga lagi malas-malasan. Jadi pilih aktivitas  yang agak santai dulu aja dan tetap jauh dari keramaian. 

"Yah, kenapa dinamain Ekspedisi Lembah Purba?"

Saya teringat waktu ke Goa Jomblang. Untuk menikmati keindahan ray of light di goa tersebut, kami melewati hutan purba yang berada di kedalaman 60 meter perut bumi. Tanaman-tanaman yang ada di sana sudah berusia sangat tua bahkan tidak tumbuh di dasar bumi. 

Makanya saya sempat berpikir lembah purba akan sama kayak hutan purba. Tetapi, kata suami, Ekspedisi Lembah Purba hanya penamaan aja. Supaya terkesan menarik bagi wisatawan.
 
 
Back to Content ⇧


Rasanya Menyebrang di Jembatan Gantung Situ Gunung pada Malam Hari


jembatan gantung situ gunung di malam hari
Siap-siap menyebrang di jembatan gantung Situ Gunung

 

Batal ke curug kembar, kami pun janjian lagi untuk ketemuan malam hari di jembatan gantung. Teman suami ingin mengajak ke jembatan baru di sana.

Tentu aja saya senang banget. Setahun yang lalu kan batal merasakan menyeberang jembatan di malam hari. Saya keburu kedingingan gara-gara lupa bawa jaket. Sekarang rasa penasaran itu akan terbayar.

Usai makan malam, kami beramai-ramai ke sana. Yup! Keluarga kakak ipar penasaran juga dan pengen ikutan. Padahal katanya takut ketinggian hehehe. Kali ini, kami melewati jalur VIP meskipun tetap berjalan kaki, Kecuali kakak ipar menggunakan motor hingga resto.

situgunung glamping

Suasana malam itu terasa sepi. Sudah tidak ada satu pun wisatawan. Hanya kami dan beberapa karyawan di sana yang melintas. 

Menyebrang di Situgunung Suspension Bridge pada malam hari bukan untuk wisatawan umum. Hanya petugas dan tamu glamping yang dibolehkan. Itu pun hanya sampai pukul 9 malam. Di seberang memang ada Situgunung Glamping. Jembatan gantung ini menjadi akses masuk ke area campingnya. Tentang glampingnya sudah pernah saya ulas di postingan lain, waktu pertama kali kami menyebrang di jembatan ini, ya.

Bagi saya, menyebrang di malam hari ternyata biasa aja. Bedanya cuma gelap, penerangannya dari lampu di sepanjang jembatan. Karena sepi yang menyebrang, jembatan juga cenderung stabil. Tidak terlalu berasa mengayunnya.

Istri kakak ipar dan anaknya yang takut ketinggian mau juga ikutan menyebrang. Alasannya kalau gelap gak kelihatan bawahnya. Jadi berani ikutan. Tapi, kalau masih terang mah gak mau banget.
 
Setelah menyeberang, kami lanjut ke jembatan merah. Hanya kakak ipar yang gak ikutan karena untuk menuju jembatan baru ini kami harus berjalan kaki.

Saat kembali menyebrang jembatan gantung untuk kembali ke parkiran, dia benar-benar sendirian. Katanya kalau sendiri gitu deg-degan juga. Jembatan jadi berasa panjang banget dan lama banget sampai ke ujung. Mana gak mungkin pula berlari karena menggunakan kruk.
 
 
Back to Content ⇧


Jembatan Merah, Jembatan Gantung Terbaru di Situgunung


jembatan merah situgunung suspension bridge
Suspension bridge Situgunung difoto dari jembatan merah

 

Kabarnya sejak ada jembatan gantung, suasana di Situgunung selalu ramai. Apalagi akhir pekan dan masa liburan. Saya pun merasakan perbedaannya di 2 tahun terakhir ini. Dulu tuh kalau ke sana sunyi banget, sekarang sangat ramai.

Jembatan gantung masih menjadi primadona. Pengunjungnya sangat banyak. Antreannya bisa mengular banget. Sepupu suami pernah cerita sampai harus antre sekian jam supaya bisa merasakan menyebrang di sana.

Untuk mengantisipasi kepadatan dan antrean yang lama juga sangat panjang, maka dibangunlah jembatan gantung yang baru. Jadi nantinya jembatan utama hanya akan menjadi satu arah. Jalur pulangnya akan melalui jembatan gantung yang lain.

Untuk tahap pertama, baru jembatan untuk pengunjung VIP yang sudah jadi. Nantinya wisatawan reguler juga akan melewati jembatan gantung lain untuk jalur pulang. Tetapi, saat kami ke sana, jembatan reguler sedang dalam tahap pembangungan.
 
Kalau jalur VIP, jembatan barunya mendekati jalan pulang. Dekat dengan pintu masuk suspension bridge. Sedangkan yang reguler mundur ke belakang. Sehingga rute pulangnya agak lebih jauh.

Katanya, kami wisatawan pertama yang merasakan jembatan merah ini. Menyeberang saat malam hari pula. Penasaran banget ingin menyebrang di jembatan yang baru!

jalur vip situgunung suspension bridge
Kami menyebrang berbarengan dengan para pekerja yang memasang tanda-tanda jalan menuju jembatan merah

 

Kami harus berjalan selama beberapa menit menuju jembatan. Malam itu, kami berbarengan dengan para pekerja yang sedang mematok beberapa tanda jalan. Ya karena jembatan yang baru ini memang baru banget dibukanya. Masih agak gelap di beberapa area, makanya kami diminta bawa senter. 
 
Kalau untuk umum tetap dibukanya hanya sampai sore hari, ya. Gak tau deh kalau yang glamping di sana. Mungkin hanya jembatan utama aja yang boleh dilintasi saat malam oleh tamu Situgunung Glamping.
 
jalur vip curug sawer
Wisatawan VIP yang bermain ke curug sawer nanti akan melewati tangga ini menuju jembatan merah

 

Wisatawan VIP yang bermain ke curug sawer setelah menyeberang jembatan utama juga akan ada jalur lain yang mengarah ke jembatan merah. Tetapi, karena saat itu sudah malam, kami tidak bermain ke curug.  
 
"Wuidiiihh warna jembatannya merah. Beneran kayak tamu VIP digelar karpet merah, nih."
 
Kami masih becanda ketika melihat warna merah lantai jembatannya. Saya pun masih dengan pedenya bakal santai melewati jembatan. Gak taunya ....

"Kekeeee jangan digoyang-goyang. Bunda takuuutt!"

Saya sempat menyangka Keke lagi usil. Dia sengaja goyang-goyangin. Padahal mah dia sebetulnya jalan pelan-pelan. Tapi, karena bundanya takut, jadi dia tertuduh hehehe.

Menyebrang di jembatan merah ini ternyata lebih menegangkankan daripada di jembatan utama! Goyangannya lebih berasa. Kalau kata suami karena jembatannya gak selebar yang utama. Makanya jadi lebih bergoyang dan mengayun. Meski pun saat itu hanya kami yang lewat.
 
 lebar jembatan merah situgunung
 
Saya gak tau berapa lebar jembatan merah. Pastinya sih gak lebih dari 2 meter. Lihat aja foto paling atas dari postingan ini. Kaki Keke masih menekuk ketika foto tiduran di jembatan. Saya dan suami berjajar udah hampir ngepas. Ya memang gak selebar jembatan utama.
 
 jalur vip jembatan gantung situ gunung
Gayanya sok cool. Padahal aslinya deg-degan hehehe

 

Kalau kakak ipar dan putra yang takut ketinggian malah berkurang ketegangannya karena menyebrang di malam hari. Kali ini giliran saya yang tegang. Justru karena gak tau seberapa tinggi jembatan merah ini.

Selain suara kami, terdengar jelas suara aliran air yang deras. Tetapi, saya tidak tau itu suara air terjun atau sungai.
 
Udah gitu, kami gak dikasih harnest karena menyebrangnya kan gak saat jam operasional. Duh! Rasanya saya pengen ngesot atau merangkak aja sepanjang jembatan. Mukanya udah tegang. Beda banget ketika menyebrang di jembatan utama masih  bisa berjalan dengan gagah hahahaha.

Lokasi jembatan merah ini dekat dengan pintu masuk. Tepatnya dekat parkiran masjid taman nasional. Bagi wisatawan yang parkir mobilnya di area dalam, katanya sih bisa diantar lagi pakai shuttle untuk ambil mobilnya.
 
Back to Content ⇧


Perbedaan Fasilitas Reguler dan VIP


welcome drink situgunung suspension bridge
Area untuk welcome drink dan camilan
jalur-jalur di jembatan gantung situ gunung
Kalau lihat dari daftar harga hanya ada 3. Tetapi, di sini ada lebih dari 3 warna gelang. Saya lupa tanya perbedaannya.

 

Membedakan mana wisatawan reguler dan VIP terlihat dari warna gelang yang dipakai. Selain rute, ada beberapa perbedaan lain bagi wisatawan yang memilih tiket reguler dan VIP. Kalau untuk wisatawan reguler, hanya mendapatkan welcome drink. Sedangkan VIP masih dapat snack.

area makan siang paket vip jembatan gantung situ gunung
Area resto untuk makan siang wisatawan VIP

 

VIP juga terbagi 2. Kalau VIP 1 (IDR100K) dapatnya snack aja. Sedangkan untuk VIP 2 (IDR125K) ditambah dengan lunch. Resto untuk makan siang wisatawan VIP, ada di ujung jembatan merah. Jadi tidak satu kawasan dengan de'Balcony. Saya gak tau seperti apa menu makan siangnya. Saat kami ke sana kan restonya sudah tutup.

Karena saat ini sedang pandemi, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi bila Sahabat KeNai ingin ke sana, ya. Bawa maskernya juga jangan cuma 1. Jaga-jaga kalau sampai keringetan dan masker basah.

marka jaga jarak di jembatan gantung
Tanda 'X' sebagai pertanda menjaga jarak.

 

Di beberapa area, sudah ada tanda-tanda untuk jaga jarak. Tetapi, memang sebaiknya ke sana jangan saat jam sibuk. Mendingan paling pagi atau menjelang ditutup. Bisa juga ke sana bukan di akhir pekan atau musim libur. Ya meskipun udah jaga jarak, tetapi cukup ngeri kalau suasananya ramai di saat pandemi begini.
 
Saya lihat, agak jarang disediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan, kecuali di area resto. Jadi tetap bawa perlengkapan 'perang' seperti hand sanitizer, ya.
 
 
Back to Content ⇧


Situ Gunung Suspension Bridge 

 
Jl. Kadudampit
Gede Pangrango, Jawa Barat

http://situgunungbridge.com/

IG: @situgunungsuspensionbridge

Open hours: 07.00 s/d 16.00 WIB


Back to Content ⇧

Post a Comment

130 Comments

  1. Jadi pengen ke jembatannya langsung, tapi nunggu Pandemi ini selesai dulu. Semoga bisa cepat berakhir ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sebetulnya lebih nyaman kalau udah gak ada pandemi

      Delete
  2. Wiiii asyik nih buat hiking bareng keluarga atau teman. Pemandangan alamnya oke juga ya mbak

    ReplyDelete
  3. Wak aku baru tau sekarang ada yang VIP nya. Dulu pernah kesana juga tapu yang tiket biasa.

    ReplyDelete
  4. dingin banget nih mba di Situgunung, tapi udah rapi ya, aku ke sini jaman SMA hahahah camping bareng temen-temen

    ReplyDelete
  5. Kalau daku sepertinya memilih pas terang kak, soalnya kalau malam berasa takutnya campur hahaha..

    Antara menegangkan dan penasaran bacanya 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi kalau menyebrangnya sendirian kayak kakak ipar saya, ya. Berasa banget panjangnya hehehe

      Delete
    2. Akuuuu mau malaam, malah kebalikan nih, keknya sensasinya lebih nyeess ademnyaa yaaak.
      Tertantang aku tu Chiii, next ahhh kalo kesana mo nyobain malam hahhaa.

      Delete
    3. Nah harus glamping di sana kalau mau nyobain malam hehehehe

      Delete
  6. Wah bagus banget kak, tp rada ngeri jg ngeliatnya kl siang, apalagi panjang begitu. Dibawah jembatan ada apa kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terlihat puncak pepohonan. Ada sih fotonya di postingan saya yang pertama kali menyebrang di sana

      Delete
  7. Ada VIPnyaa. Kirain ada yg megangin tas atau apa gitu hehe. Becanda. Ternyata untuk jamuan juga yaah bedanya.
    Serem juga, berani ga ya aku kira2 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi kayak kakak ipar saya dan anaknya, ya. Mereka juga takut ketinggian

      Delete
  8. pernah kesini wktu itu smpe ke air terjunnya, cmn belom sempat ke jembatan gantungya pas bgt disaat pergi kesitu, jembatan gantungnya dalam renovasi yg akhirnya jadi keren seperti foto-foto yg mbak upload di artikel ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi ke curugnya lewat jalur lama? Lumayan menantang itu jalurnya. Saya juga pernah hehehe

      Delete
  9. Wah uji nyali juga nih yaa mba lewat jembatan gantung di malam hari gitu sih 😂

    ReplyDelete
  10. Subhanallah pemandangannya cakep banget Mbak. Saya langsung salfok sama jembatan merahnya, tapi ada goyangan ya. Duh, kok jadi ikutan takut dan deg-degan ya. hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena yang jembatan merah gak selebar jembatan utama. Makanya jadi lebih berasa goyangannya

      Delete
  11. Waaah baru tau sekarang diubah jd 3 jalur mba. Aku dulu kesna masih yg 1 jalur juga. Lumayanlah, 50 RB dpt singkong dan minum hahahhaha.

    Seruu juga yaa kalo malam. Rasanya lebih spooky, tp ga asiknya ga bisa liat ke bawah. Aku paling suka berada di ketinggian gini, saat melihat kebawah ya itu. Adrenalin lgs naik.

    Trakhir kesana asistenku di tengah jalan sampe jongkok Krn pusing goyang2 wkwkwkwk. Anak2ku malah happy Ama goyangannya :D.

    Aku jd pengen naik yg jembatan merah mba, LBH goyang lagi yaaa :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya memang baru dibikin 3 jalur. Saya pun pertama kali ke sana masih satu harga.

      Kalau menyebrang sendirian kayak kakak ipar saya memang kayaknya berasa spooky. Tetapi, pas saya beramai-raman merasa biasa aja.

      Iya, yang jembatan merah lebih berasa goyangnya. Padahal saat itu cuma kami doang yang menyebrang

      Delete
  12. dulu ada jembatan gantung terpanjang di Kalimantan namanya canopy bridge, eh sekarang adanya di Bogor yak, berasa horor sih nyebrang malem2 :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kayak saya yang bareng-bareng menyebrangnya sebetulnya merasa biasa aja. Tetapi, kalau sendirian, saya gak bakal berani :D

      Delete
  13. wah menarik ya ini. Tapi kalau kesana, anak gw aja yang enjoy krn bapaknya takut ketinggian dan ketidakseimbangan jembatan hahaha.. pernah nyoba suspension bridge, kaki lemes cuuuyyy. Jadi paling bapaknya enjoy di resto aja nikmatin paket VIP 2 hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi bapaknya pokoknya tunggu di tempat finish, ya :D

      Delete
  14. Waduh Makchie, aku ikut dek-dekan ih. Aku tuh penasaran dan kepengen nyebrang jembatan gantung ini. Tapi huhu, takut juga. Kudu bareng suami deh kayaknya kalo ke sana. Apalagi malam hari. Dobel dek-dekannya 😅

    ReplyDelete
  15. Mbaaa, lengkap buangeett nih infonya, makasiii
    Awal tahun ini, (kalo ga ada pandemi) aku juga mupeng jalan2 ke Situgunung
    Ada ipar2ku yg domisili TangSel dan Bekasi, mau rame2 gitu.
    Tapi yaa.... harap bersabar dulu :D Nikmatin artikel dan poto2 di sini dulu aja dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang paling nyaman sih tunggu sampai pandemi selesai. Semoga aja segera berlalu, ya. aamiin

      Delete
  16. Kalo aku baklaan milih yang jalan kaki aja cuma 15 ato 20 menitan mah cemen, apalagi suasananya enyaak, sukaak. JAdi pilih yang regular aja deh.
    Ahhh, aku pengen nyobain ke Jembatan ini yang penomenaal, haduduudu si keke tetep ya usiilnya pake digoyang2 segala, hahhaa ngakak deeh kbayang emaknya .
    Cuss ahh, otw ke sanaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup! Buat yang biasa trekking memang enakan jalan kaki aja. Paling jadinya gak dapat makanan. Harus beli sendiri kalau lapar hahaha.

      Itu Keke gak goyang-goyangin. Tapi, jadi dituduh sama bundanya :D

      Delete
  17. Duuh aku kok deg2an bacanya. Makchi jalan di jembatan malam2... Goyang2 lagi. Copot deh jantungkuuh...
    Baru tahu klo di sini ada glamping juga ya.
    Pandemi tetep banyak juga ya yg dateng ke sana...
    Semua butuh fresh air...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ada Mbak. Dan akses masuknya harus lewat jembatan.

      Udara segar memang dianggap bagus untuk berwisata di saat pandemi. Tetapi, sebaiknya tetap patuh prokes. Termasuk untuk menjaga jarak

      Delete
  18. Baru tau klo malam suasananya kayak gitu. Masih buka ya mba. Itu so sweet lampunya gitu.amiin pandemik cpt pergiii..mudah2an semakin bagus ya tempatnya, jadi makin diperbagus ya mba.. wah keren deh nggak hanya sementara klo gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau malam hanya untuk karyawan dan tamu glamping, Mbak

      Delete
  19. Berarti tergantung jalan sama siapa dulu nih kalau mau seseruan di Situ Gunung Suspension Bridge. Kalau sama anak2 kecil mendingan pilih VIP 1 atau 2. Kalau dewasa dan kuat ga rempong jalan 15-20 yang reguler aja hehehehe. Asik ya, aku ngajakin suami ke sini eh belum terealisasi juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mbak. Kalau jalan-jalan ramean memang harus ikutin mayoritas

      Delete
    2. Wah, pas bener hari Minggu kemarin di Trans Tv ada Indra Bekti dan Sinyo syuting ke Situ Gunung Suspension Bridge ini, Aku langsung ingat tulisan mbak Myra hehehe. Iya bener enakan VIP ajalah udah dapat minuman, snack, makan siang dan jalan menuju jembatan juga ga jauh2 amat ya.

      Delete
    3. Lebih cepet juga dapat giliran menyebrang hehehe

      Delete
  20. wahh menarik banget pengalaman ekspedisinya mbak...itu emang malam malam ya naik jembatannya, wah g serem itu mbak? hehee tapi pasti jadi lebih menantang ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kami memang sengaja mau menyebrang malam. Kalau pagi dan sore hari kan udah pernah

      Delete
  21. Lokasi situ ini dekat banget rumah tanteku, tapi mau piknik ke sana tuh mikir seribu kali berani nggak ya naik jembatannya goyang begitu, panjang lagi hahaha kederrr

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enakan pas jam sepi. Kalau lagi sepi, di jembatan utama cenderung stabil

      Delete
  22. Mbak, aku bacanya dari atas ke bawah dengan nahan deg degan. Padahal baca, memahami dan lihat fotonya. Ekspresi Mbak Myra itu yang bikin aku deg degan juga. Padahal keke mabh santai juga ya, tiduran di tengah jembatan gitu.

    Deg degan pertama itu kan jembatan terpanjang. Kedua itu malam hari. Ketiga aku malah ngelewatin jembatan yang bergoyang itu bukannya takut tapi lebih dari ngeri

    Tapi semua pasti sudah melewati uji kelayakan untuk digunakan ya, ada keamanannya juga. Entah, aku berani gak menyeberangi jembatannya kalau ke sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lah. Pastinya gak dibikin sembarangan. Dan perawatannya juga harus diperhatikan

      Delete
  23. Bener banget apa yang dikatakan oleh Kakak Iparnya Mba Myra. Kalau malam, udah pasti gelap, jadi gak terlalu takut ketinggian. Jalan yang bergoyang-goyang itu kan horor (buat saya). Hahaha

    Tapi selebihnya asyik banget tuh. Bisa merasakan jalan di jembatan pada malam hari. Apalagi yang jembatan merah, jadi rombongan yang pertama melewatinya. Ada rasa bahagia tersendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya dia berani menyebrang hehehe. Iya ada rasa seneng juga. Meskipun saya penasaran dengan ketinggian sebenarnya di jembatan merah. Kayaknya harus mengulang menyebrang lagi. Meskipun saya deg-degan ma goyangannya hehehe

      Delete
  24. Waini salah satu tempat yang pengen banget aku kunjungi... Kalo malem kayaknya semriwing gimana gitu kali ya kak lewta jembatannya..haha... Foto pertama itu keren banget sih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asalkan jangan sendiri nyebrang aja. Saya pasti bakal deg-degan banget hehehe

      Delete
  25. baru ngeh nih teeh mba ada jalur VIPnya juga... lucu aja hehehe. Tapi kita belum sampai sini niiih... belum sempeeet

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena selalu rame banget. Mungkin itulah alasan dibagi jadi beberapa jalur

      Delete
  26. Seru banget ini , wajib masuk list jalan jalan ini semoga bisa segera piknik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuzz lah ke sana. Tetapi wajib patuh prokes kalau masih pandemi

      Delete
  27. Kalau weekday gitu buka juga gak sih Situgunung Suspension Bridge, aku belum pernah ke sana.
    Kebiasaan aku ke tempat wisata udah nangkring di gerbang sebelum dibuka biar nyaman & masih agak sepi
    ADa Ekspedisi Lembah Purba cocok buat keluarga ya, tapi kalau Alvin gak tau nih anaknya suka gak mauan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Malah saya menyarankan mendingan weekday. Karena gak serame weekend. Lebih nyaman kalau suasananya lebih sepi. Apalagi saat pandemi begini.

      Kalau untuk ekspedisi Lembah Purba kayak Alvin masih kekecilan. Sebaiknya menunggu agak gedean dikit

      Delete
  28. Lengkap sekali infonya Mbak...
    aku penasaran bangets nih, apalagi jembatan merah yang baru lebih kencang ayunannya ya..duh tapi berani enggak ya, aku phobia ketinggian soalnya. Hm, tapi kalau pilih malam hari lebih aman mungkin bagi yang takut ketinggian, soalnya enggak lihat sekitar..
    Tapi senang kalau makin ditingkatakan layanan meski jadi ada pembedaan harga tiket. Tapi gapapa, siapa tahu ada yang pilih jalur cepat jadi ada solusi pilih VIP

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kakak ipar saya dan anaknya sih berhasil menyebrang meskipun masih ada rasa sedikit takut. Tetapi, katanya karena gak melihat ketinggiannya. Makanya mau juga memberanikan diri

      Delete
  29. Seru banget sih mak myraaaa.. sekeluarga nih kompak banget ya jiwa petualangannya yaaaa.. Pengen cobain juga tapi agak ngeri ngeri liat jalurnyaaaa.. Tak terbayang lelahnyaaa.. hihi

    ReplyDelete
  30. Hehe.. Toss kita mba. Akupun jg kalo keluar sm keluarga gak suka tempat yg rame. Sejak sebelum pandemi pun udah gitu. Menarik nih lokasinya mba. Sy blm pernah jalan begini nih sm keluarga.. Jd mupeng jalan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau sepi rasanya lebih bisa menikmati perjalanan, ya

      Delete
  31. Saya termasuk takut ketinggian..serem juga mbak, apalagi kalau malam..agak horror..wkwk..tapi kalau pagi pasti asyik. Udaranya segar, panoramanya indah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enak kalau pagi, Mbak. Lebih sepi dan belum panas juga. Etapi, kalau pagi kan udah kelihatan tuh ketinggiannya :D

      Delete
  32. Paling asik memang kalau sekeluarga punya hobi sama
    Pasti klik saat melakukannya bareng
    Seperti kekompakan di destinasi Situgunung ini

    ReplyDelete
  33. Sejak banyak yg unggah fotonya di sosmed aku penasaran banget sama jembatan ini dan pengin menjajal wisata adrenalin nya. Deg2 ser pasti yaa pas jalan , kepo juga sama rute purba nya bisa liat apa aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru sih cobain jembatannya. Saya juga masih penasaran sama Lembah Purba

      Delete
  34. Sudah beberapa kali ke sini tapi belum pernah sampai malam hari.
    Pasti seru banget ya ada lampu-lampunya gitu dipinggir jembatan tapi ga bisa lihat view disekitarnya dong :(

    Sepertinya wisata Situgunung selalu bebenah ya, tiap tahun selalu ada hal baru di sini.
    Dulu mah mana ada wisatawan VIP haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau malam hari harus menginap di glampingnya. Iya, Mas. Masih terus bebenah. Kalau dulu masih 1 harga, ya :D

      Delete
  35. Aduh Ciiii, seru amat itu gagalayutan di suspension bridge dalam keadaan gelap gulita hahaha. Dan, sampe sekarang gw blum juga donk ke sana. Apalagi ada pandemi begini. Semoga kesampaian ya, insya Allah.

    ReplyDelete
  36. Waw keren ya mbak jembatannya apalagi di malam hari bisa kelihatan lampu-lampunya gitu. Baru tau juga ada tempat wisata yang buka sampai malam hihi

    Terima kasih mbak untuk reviewnya, semoga bisa main kesana setelah pandemi ini berakhir hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetapi, yang malam hari hanya khusus untuk tamu glamping. Bukan untuk wisatawan umum ya, Mbak

      Delete
  37. Dari dulu pemgen banget main je Jembatan Situ gunung, rencana tahun 2020 mau jelajah Sukabumi, ke Situ gunung sama geopark ciletuh tapi sayangnya ada coronce jadi gagal rencananya. Setelah baca ini jadi lebih tau tentang keadaan terkini Situ gunung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, saya belum kesampaian ke Ciletuh. Next deh pengen ke sana

      Delete
  38. Aahh seru banget sih mbak nyebrang jembatan gantung malem-malem. Kalo aku mungkin ada sedikit takut sih, karena takut gelap, haha. Tapi kalo berdua suami kan jadi punya alasan nempel2 gitu yak, wekekek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayak menonton film horror. Meskipun takut, tapi kalau ditemenin kan bisa nempel-nempel wkwkwk

      Delete
  39. kondisi siang hari yang terang aja saya ngeri mbak kalau harus melewati jembatan seperti itu hahaha ini malam2, makin ngeri kayaknya, belum lagi takut sama penghuni dunia lain yang mau ikutan lewat juga wkwkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk! Kalau rame-rame masih takut juga gak, Mbak?

      Delete
  40. Wah seru ya tempat wisatanya. Selama pandemi memang jarang ke tempat wisata. Pernah pergi, kita udah bela2in sesek pake masker eh yang lain pada santai gak pake

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang lebih nyaman bepergian saat gak ada pandmei. Gak perlu pakai masker

      Delete
  41. Waaah jadi penasaran dengan jembatan gantung terpanjang ini. Tapi saya gak yakin saya berani nyebrang. Takit soalnya. Keren nih Mbak Myra jalan di jembatan gantung. Malam-malam lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya penasaran sama suasana malam di sana. Kalau yang siang dan sore kan udah pernah :D

      Delete
  42. Mungkin karena banyaknya pengunjung, jalurnya dibuat reguler, VIP gitu ya ,mba
    Seru juga melewati jemabtan gantung malam2, panjang lagi jembatan gantungnya hehe... Anginnya berasa ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan berasa. Makanya saya gak berani kalau gak pakai jaket. Dingiiiin :D

      Delete
  43. Aih aku kayaknya beneran deg2an nih mba kalau ke situ. Hahha. Dulu aku nggak takut mba. Tapi sekarang malah jadi kuatir. Tapi bisalah kapan kapan dicoba

    ReplyDelete
  44. Ini nih yg bikin saya penasaran pengen bangetttt ke sini, tapi belum kesampean. Hebat banget kamu mas, berani niti jembatan ini di malam hari. Kerennn foton

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penasaran dengan suasana malam hari. Kalau pagi, siang, dan sore kan udah pernah :)

      Delete
  45. Huaaaaaa seru sekaliiiii, bun 😄 Ujame bacanya ikutan excited! Huhu. Udah lama banget pengen ke sini belum kesampean dan baca blog bun Kenai membangkitkan gelora ke sana kembali wkwkwk.

    Pengalaman naik jembatan di malam hari, Ujame bayangin kalo itu Ujame, pasti lewatnya heboh banget 😂 kebanyakan teriak-teriak wkwkwk.

    Terima kasih reviewnya, bun..
    Nanti kalo udh mau ke sana, pasti baca ulang lagi tulisan ini 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pas jembatan yang merah itu ngoceh melulu. Soalnya deg-degan juga :D

      Delete
  46. belum juga nih aku sempet mampir ke sini mba.. kayaknyakalau lagi musim hujan begini malah sereeem yah hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak senyaman saat kemarau. Karena jembatan kan basah. Tetapi, insya Allah masih aman. Karena sekiranya kondisi gak memungkinkan, jembatan gak dibuka

      Delete
  47. wah keren keren fotonya
    Ini masuk kabupaten Sukabumi ya? Atau Bogor?
    Saya pernah asruk-asrukan bareng anak-anak waktu mereka masih kecil
    Rencananya kalo udah gede mau kemping disini
    Angan yang nggak pernah tercapai :D :D

    ReplyDelete
  48. Baca artikel beginian aku auto rindu hiking 😭 dah lama banget ni kaki ga di kejetin hahhaa udah paing enak ngajakin aku hiking dibanding mantai. Gabisa renang soalnya. Kalo hiking ayo gaskeun hahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga lebih suka hiking. Bukan karena gak bisa berenang, tapi cuacanya lebih enak di gunung. Lagipula, saya lebih suka belepotan tanah daripada pasir :D

      Delete
  49. Keren banget ini situgunung suspension bridge. Dikira sebatas jembatan aja, ternyata selain terpanjang se-Asia Tenggara, uniknya lagi rutenya ada yang jalur VIP dst.nya. Kalo rutenya nggak ekstrem untuk dijalani, aku masih oke aja. Paling jongkok di jalan kalo kecapekan hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena penuh terus. Jadi kayaknya dibikin beberapa pilihan

      Delete
  50. Tepat sebelum pandemi diberitakan resmi menyelimuti tanah air, arisan keluarga suami sudah berencana main kesini. Kebetulan pulak ada sepupu yang tinggalnya di Sukabumi. Jadi mau sekalian nginap dan menelusuri jembatan gantung ini.

    Liat ulasan di atas, sepertinya manajemen destinasi wisata ini sangat serius mengolah venuenya jadi tempat yang lebih menarik ya. Lebih tertata dengan fasilitas yang beragam. Apalagi itu ada jalur VIP yang tampaknya sangat memanjakan pengunjung.

    Iiihhh jadi kangen banget traveling.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kawasan Taman Nasional memang sekarang jauh lebih rapi. Sedang bebenah terus

      Delete
  51. Waaaahhh, ada jalur VIP, bisa jadi alternatif buat yang nggak kuat Jalan untuk bisa nikmati pemandangan ya. Nice info Mbaaa, thanks yaaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Soalnya kalau gak biasa jalan lumayan capek juga

      Delete
  52. baguss dan seru juga yaah, cuma kayaknya kalau mau ke sana saya kudu latihan dulu dan memperutin olahraga biar gak ngos-ngosan dan kaki njarem haha

    ReplyDelete
  53. Asli aku baru tahu kalau Situgunung Suspension Bridge itu jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara. Cukup menarik untuk dikunjungi kalau memang diklaim begitu.

    Tempat ini bisa jadi pilihan yang cocok ya mbak buat ngisi waktu karena bosan di rumah saja. Selain dekat, tampaknya cukup aman asal kita pandai pilih waktu yang pas (ga ramai banget).

    Beberapa bulan terakhir aku ada lihat info treking/hiking/camping di Bogor ke tempat2 seperti ini. Ada paket-paketnya juga. Rata2 180ribuan sudah sama makan. Worth it sih. Termasuk ke tempat yang mbak ceritain ini. Untuk VIP aja 100K ya, masih murah lah itu. Aku simpen ah infonya, nanti kalau udah ga sering hujan mau cobain ke sana sama suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah jembatannya aman. Saya udah mengulasnya juga di postingan yang sebelumnya tentang jembatan ini

      Delete
  54. Jadi tertarik pengen coba ke sini Mbak, aku sering ke Sukabumi karena banyak keluarga tapi takut mau naik jembatan gantung..

    ReplyDelete
  55. Wah, sudah mau nambah lagi ya jembatannya? Waktu masih 1 saja saya belum pernah ke sana.

    Tapi memang perlu dibuat bebeeapa kategori gitu sih, biar mengurangi keramaian :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya memang baru. Pas saya ke sana juga katanya saya tamu pertama yang cobain :D

      Delete
  56. Kak Myr...
    Destinasi wisata yang aku pengenin banget inih..
    Jembatannya cantik dan tampak memacu adrenalin. Hehehe...aku jadi penasaran pengen cobaaa....apalagi malam-malam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau cobain malam berarti harus jadi tamu glamping :)

      Delete
  57. Seru banget ini jalan-jalannya, sudah gitu ada jalur VIPnya, lumayan gak pakai capek dan dapat makan. Semoga lain kali bisa main ke sana deh hehe.

    ReplyDelete
  58. aku pernah ksni cmn krn aku takut ketinggian sepertinya mengurungkan niat mau ke jembatan ini wkwkw

    ReplyDelete
  59. kakiku berasa langsung gringgingen liat foto jembatannya. seraaaam.. haha..

    tapi tertarik berkunjung ke situs lembah purba. seru ini pangrango dan sekitarnya dg kehidupan di masa lalu.

    ReplyDelete
  60. Menyeberang jembatan situ gantung malam hari? Wow aku membayangkan udah ngeri kak..takut hehehe..tapi seru juga yah.. sensasi nya deg2an gitu pasti. Tapi kayaknya kalau aku tetep milih siang hari deh.. penakut soalnya heheheh

    ReplyDelete
  61. Mak Chiii, beranian ih jalan-jalan malam gitu. Ga pake jaket pula. Tapi lebih secure sih ya karena ga ketemu banyak orang. Btw itu dkenapa dinamain Curug Sawer? Aku kepo deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu pakai jaket, Mak hehehe. Gak lagi pandemi aja, saya lebih suka jalan-jalan ke tempat yang sepi :)

      Delete
  62. pengenn mbak ehehehe,waktu awal awal jembatan ini dibuka rame bener timeline
    terus ternyata buka sampe malem y
    ngeri ngeri sedep ya kalau udah jalan di atas jembatan gantung itu

    aku ga bisa bayangin ramenya kalau pas libur panjang dan wiken, kayaknya mending paling pagi dan hari biasa ya, kudu cuti berarti ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukanya tetap sampai sore, kok. Malah hanya untuk wisatawan glamping

      Delete
  63. Sepertinya aku tetep milih siang aja kalau mau kesana, kalau malam tidak kelihatan apa-apa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau baru pertama kali ke snaa memang enaknya siang. Supaya bisa melihat keindahan alamnya

      Delete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)