Jalan-Jalan Sore ke Gua Sunyaragi Cirebon - Anak-anak menolak untuk
diajak pulang jalan kaki setelah makan siang di Nasi Jamblang Mang
Dul. Padahal gak jauh juga. Ya paling jalan kaki 30 menitan kalau
jalan santai. Apalagi dengan perut kenyang 😁 Saya pun mengusulkan
naik becak. Pastinya lebih mahal dibandingkan naik angkot. Tetapi,
kapan lagi naik becak kalau bukan lagi liburan? Di dekat rumah gak
ada becak hehehe.
Setelah tawar menawar harga menuju hotel, abang becaknya nawarin sekalin aja main ke Gua Sunyaragi. Ya, karena kami orangnya gampang kena bujukan jadinya setuju untuk jalan-jalan ke sana. Padahal tadinya jalan-jalan ke Gua Sunyaragi gak ada dalam rencana kami. Tapi dipikir-pikir mau ngapain juga di kamar hotel, ya? Hari masih siang. Kepikiran sih buat boci, tapi kalau ada anak-anak mana mau mereka tidur siang.
Jarak dari Nasi Jambang Mang Dul ke Gua Sunyaragi gak terlalu jauh. Kalau pakai kendaraan pribadi mungkin sekitar 10 menitan. Tapi karena naik becak, waktu tempuhnya sekitar setengah jam. Gak apa-apa lah. Nikmat juga menikmati angin sejuknya angin saat naik becak.
[Silakan baca: Nasi Jamblang Mang Dul yang Legendaris]
Dengan membayar HTM IDR10K per orang, kami pun bisa menikmati Gua Sunyaragi sepuasnya. Di pintu masuk sempat ditawari jasa guide tapi kami tolak. Mungkin lain kali saja kalau ada rencana ke sana lagi. Penasaran juga pengen tahu sejarah gua ini dari pemandu wisatanya.
Sunyaragi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sunya (sunyi) dan Ragi (raga). Tujuan utama dibangun gua ini adalah sebagai tempat peristirahatan dan meditasi para sultan Cirebon serta keluarga. - Sumber: wikipedia -
Kalau Sahabat KeNai pernah mendengar nama Taman Air Sunyaragi atau Tamansari Sunyaragi, sebetulnya sama aja dengan Gua Sunyaragi. Dahulu kala, kompleks gua ini dikelilingi danau, yaitu danau Jati. Sayangnya danaunya sudah mengering. Taman yang mengeliling kompleks bangunan pun terlihat kurang terawat.
Memang sebetulnya Tamansari Sunyaragi tidak hanya berbentuk gua. Ada juga pesanggrahan. Di bagian pesanggrahan, seperti halnya sebuah tempat menginap juga terdiri dari beberapa ruang. Ada ruang tidur, ruang rias, ruang ibadah, dan lainnya yang dikelilingi dengan taman dan kolam. Sedangkan untuk gua juga terdiri dari gua pengawal, gua pawon, dan masih banyak gua lainnya termasuk gua peteng (gua gelap) yang merupakan induk gua.
[Silakan baca: Batiqa Hotel, Penginapan Sangat Strategis di Cirebon]
Gua-gua di Sunyaragi terdapat di bangunan yang seperti batu karang ini.
Karena tidak menggunakan pemandu wisata, kami jadi tidak tahu sejarah
dari monumen Cina ini
Ada juga sih beberapa nama gua yang saya tidak mengerti artinya seperti gua pandekemasang, gua simanyang, dan beberapa nama lainnya. Berarti lain kali beneran harus pakai pemandu biar sekalian komplit mendengar sejarahnya.
Area komplek Sunyaragi lumayan luas, 15 hektar. Tidak semua area kami kelilingi. Itu pun rasanya udah bikin ngos-ngosan karena bentuk bangunannya yang turun naik. Di beberapa ruangan ada yang terasa sempit. Untung aja sinar matahari saat itu bersahabat. Tidak terasa panas, tapi karena udara pantai jadi badan tetap berasa lengket. Bangunannya pun tidak semuanya seperti batu karang. Sepertinya gua Sunyaragi ini perpaduan dari berbagai budaya.
Kalau Sahabat KeNai membawa anak kecil, mending tetap dijaga. Bentuk bangunannya yang turun naik, ngeri kalau sampai jatuh. Kalau mau dilepas mending biarkan berlarian di tamannya. Saat kami ke sana, banyak anak-anak yang sedang bermain bola.
Ada banyak area tinggi seperti ini dan tanpa pengaman. Hati-hati bila
membawa anak kecil, ya. Sebaiknya digendong atau dipegang tangannya
Keke udah mulai menolak kalau diajak foto berdua sambil dirangkul 😂
"Begitu amat ekspresinya, Dek!" 😂
Panggung utama sedang persiapan untuk festival kebudayaan
Semoga lain kali kami berkesempatan ke gua Sunyaragi lagi. Tempat yang sebetulnya adalah sebuah peristirahatan ini, akan lebih menarik kalau sesekali mendengarkan pemandu wisata cerita. Saat itu saja angan saya sudah membayangkan suasana di tempat ini pada masa lampau 😊
Gak sulit mencari lokasi Gua Sunyaragi. Selain dekat dengan pintu tol, tempat wisata ini juga berada di pinggir jalan besar. Parkirannya pun luas. Di area parkir ada beberapa toko souvenir. Nai yang memang hobi koleksi gantungan kunci sempat membeli beberapa gantungan kunci. Buat dikasih ke teman-temannya juga. Saran saya, kalau mau jalan-jalan ke sini memang enaknya jangan tengah hari. Panas, cuy! Enaknya pagi atau sore hari seperti yang kami lakukan.
4 Comments
menarik juga ya ngeliat reruntuhan gua2 begini...
ReplyDeleteapalagi kalau sambil dengerin sejarahnya :)
DeleteKalau sedang tidak ada pertunjukan budaya, tempat ini tetep buka juga waktu malam gak ya?
ReplyDeleteSepertinya cuma sampe pukul 6 sore. Saya lupa juga :)
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)