Piknik Lagi di RRREC Fest In The Valley 2017 - Hari Kedua

Piknik Lagi di RRREC Fest In The Valley

Piknik Lagi di RRREC Fest In The Valley 2017 - Hari Kedua  - Hari pertama berjalan dengan lancar. Perjalanan lancar, cuaca pun bersahabat hingga malam hari. Saya dan anak-anak pun tertidur dengan nyenyak. Suami saya mungkin baru masuk tenda sekitar pukul 2 atau 3 dinihari, menunggu hingga acara selesai.


Selain sarapan dan senam, suasana pagi juga diramaikan dengan anak-anak yang asik bermain

Atau pengen coba bagaimana rasanya berada di rumah pohon?


Hari kedua di Tanakita, acara mulai padat. Berbarengan dengan waktunya sarapan ada acara senam. *Udah tau lah saya milih apa? Pastinya milih sarapan sambil bersantai hehehe.* Pada hari kedua ini akan ada beberapa pertunjukkan musik di panggung utama yaitu di lembah dan juga di Warung Oji. Jadi saya butuh kenyang biar banyak tenaganya *alesyaaaan 😂

Sedikit perubahan dibandingkan tahun lalu, line-up tahun ini memang gak sebanyak tahun sebelumnya. Dan hampir seluruhnya tampil di hari kedua, kecuali Frau dan yang tampil di Gang Senggol pada hari pertama. Di hari ketiga malah tidak ada pertunjukkan musik sama sekali. Hari ketiga banyak diisi dengan aneka workshop dan talks.

Saya justru lebih suka yang tahun ini. Dengan sedikit berkurang jumlah line-up, membuat mereka masing-masing bisa tampil agak lebih lama. Dan dengan hampir seluruh pertunjukkan musik diadakan pada hari kedua, membuat saya tidak secapek tahun lalu. Bolak-balik turun-naik lembah dan Tanakita untuk bergantian melihat musik dan Talks.

[Silakan baca: Piknik Asik di RRREC  Fest In The Valley 2016]


Kids Workshop: Theater with PM Toh dan Sekala Petualang



Berkumpul untuk melakukan petualangan bersama

Baca peta dulu biar gak nyasar hehehe


Sesuai briefing sehari sebelumnya, sekitar pukul 10.00 wib kami berkumpul di area Petromaks untuk memulai petualangan ala Dora The Explorer. Kami dibagi ke dalam 2 group besar. Setiap anak diberikan peta. Tapi gak perlu khawatir juga karena umumnya orang tua menemani dan tentunya juga ada pemandu yang andal dari Sekala Petualang.


Keke dan Nai lagi asik makan dimsum di Warung Oji

Keke dan Nai lagi disuruh ayahnya bikin tusukan untuk bakar marsmallow


Saya ikut salah satu group. Bersama Keke dan Nai? Enggak. Mereka mah udah gak tau ngacir kemana. Bisa juga lagi mager di tenda. Pokoknya udah berasa kayak di rumah kalau lagi di Tanakita. Terserah aja mau ngapain. Udah gak nempel lagi ma saya atau suami hehehe. Mereka udah akrab daerahnya 😁


Anak-anak ada di barisan depan. Orang tua ngikutin di belakang

Kids zaman now bilangnya daun Totoro. Hayooo! Kids zaman old tau gak apa itu Totoro? 😅


Selama perjalanan, rombongan sesekali diajak berhenti untuk diberikan beberapa penjelasan tentang tanaman yang ditemui. Gak hanya anak-anak, saya pun jadi dapat beberapa pengetahuan baru. Misalnya, ekstrak getah pohon damar bisa untuk kosmetik, cat, dan lain sebagainya. Daun muda pohon damar menjadi makanan lutung. Dan getah damar bila dibakar akan mengeluarkan wangi aromatherapy.

Saya juga jadi tau tentang pohon Rasamala. Daun yang muda bisa dijadikan lalap sedang yang tua untuk aromatherapy. Harendong adalah buah berwarna hitam dengan rasa manis serta asam segar. Selaginella atau paku cakar ayam bisa berubah warna bila terkena sinar matahari. Juga bisa menjadi obat maag dan luka. Masih banyak lagi pengetahuan yang saya dapatkan. Pastinya  kami juga membawa beberapa daun serta ranting untuk dijadikan berbagai kreasi.



Setelah mengumpulkan bahan-bahan untuk berkreasi, kami berkumpul di satu area luas yang biasa dijadikan tempat perkemahan umum taman nasional gunung Gede-Pangrango. Katanya sih waktu RRREC Fest pertama dan kedua, area perkemahan umum ini dipakai sebagai salah satu tempat kemping para peserta karena kawasan perkemahan Tanakita yang di hutan Pinus belum ada. Wuiiihhh! Untung sekarang udah jadi. Kalau enggak, luamayan jauh juga jalan ke Tanakita.

Kami beristirahat sejenak dan mendengarkan lagu. Ah, saya lupa siapa yang bernyanyi. Apakah mereka satu keluarga? Saya gak tau. Tapi yang pasti menghibur banget. Salah satu lirik lagunya pun ada yang bikin kami tertawa.



Usai berpetualang, anak-anak asik bermain seolah gak ada capenya


Usai beristirahat, kami semua kembali ke Tanakita. Saat pulang, saya sengaja memisahkan diri dari rombongan dan mengambil jalan pintas. Tujuannya biar masih kekejar untuk melihat Talks yang sedang diadakan di Tanakita.

Semua barang bawaan berupa daun dan ranting akan dikreasikan sore hari setelah Ashar. Daun-daun tersebut akan dijadikan kostum untuk pentas teater PM Toh pada malam hari. Anak-anaklah yang akan ikut berperan dalam teater nantinya.

Pertunjukkan teater dimulai hampir pukul 9 malam. Agak ngaret dari jadwal acara. Lokasi pertunjukkan pun pindah area Petromaks di Tanakita Level 3. Tadinya kan di panggung Pohon Jengkol yang ada di lembah.

Sejak sore hari, hujan mengguyur Tanakita. Kadang deras, kadang hanya gerimis. Saya sempat pesimis bakal bisa nonton pertunjukkan PM Toh. Tahun lalu saya gagal menonton pertunjukkan Pappermoon Puppet karena hujan. Males uy turun ke lembah kalau cuacanya gerimis.



Seharusnya pertunjukan teater PM Toh ada di lembah. Di panggung kecil area yang dinamakan Pohon Jengkol. Tapi karena hujan, lokasi pertunjukkan pun dipindahkan

Panggung pohon jengkol di malam hari. Latar belakang yang menyala itu adalah panggung utama yang sedang menampilkan Filastine & Nova feat Toto Tewel

Syukurlah kali ini panitia berinisiatif untuk memindahkan tempat pertunjukkan. Dan pada saat pertunjukkan hujan tidak turun. Pertunjukkan pun berjalan dengan lancar. Penontonnya cukup banyak meskipun kebanyakan dewasa karena anak-anak udah banyak yang tidur.

Keesokan harinya saya memberikan sedikit masukan kepada panitia. Sebaiknya pertunjukkan untuk anak diadakan pada sore hari.Kalau malam, anak-anak sudah banyak yang tidur. Di area petromax, kalau cuaca lagi cerah, asik menikmati senja di sana. Kadang sinar mataharinya juga cakep.


Talks


Acara RRREC Fest, terutama di hari kedua cukup padat. Beberapa acara diselenggarakan bersamaan waktunya. Tinggal Sahabat KeNai aja mau pilih yang mana. Misalnya, saat kegiatan Sekala Petualang di pagi hari berbarengan dengan 2 Talks dan 1 Workshop.

Saya masih sempat menyimak meskipun sebentar untuk salah satu acara Talks yang bertema Taman Nasional Kita. Tetapi narasumbernya berhalangan hadir, sehingga tema Talks pun diganti. Tetap menarik karena membahas tentang karya masyarakat sekitar (Desa Babakan Kembar) terhadap bambu.



Kreatif kan hasil karya para pemuda di sana?


Para pemuda di desa ini pada kreatif. Mereka membuat kreasi 3D berbahan dasar bambu. Salah satu wujud nyata dari hasil kreasi mereka adalah panggung utama RRREC Fest yang materialnya banyak menggunakan bambu. Para seniman ini berkreasi bukan dengan duduk di tempat yang formal. Justru seringkali sambil ngobrol dengan susasana yang santai dan menyenangkan sambil menghasilkan karya.


Music



Siap-siap nonton musik. Asiknya di RRREC Fest tuh mau nonton di mana aja bebaaaasss


Di hari kedua memang banyak pertunjukkan musik. Hanya 1 line-up yang tidak saya tonton pertunjukkannya di lembah, yaitu Mondo Gascaro. Pada saat itu, saya sedang berada di tenda untuk beberes.


Sepasang penonton sedang menikmati penampilan Oscar Lolang

Oscar Lolang


Sebelum Mondo, ada Oscar Lolang yang tampil di Warung Oji, sebuah area kecil antara Tanakita dan lembah. Warung Oji hanya ada saat RRREC Fest, ya. Selain Oscar, ada Aubrey Fanani yang juga tampil di Warung Oji.


Aubrey Fanani harusnya tampil di sore hari. Tapi diundur, baru mulai setelah maghrib
rrrec fest in the valley
RRREC Fest In The Valley

Seharusnya Aubrey tampil pada sore hari. Tapi karena dari awal, acaranya agak mundur maka Aubrey pun tampil usai Maghrib. Padahal kalau gak mundur, cakep juga nih tampil di sore hari sambil ditemani dengan api ungun.

Saya acungin jempol untuk The Venopian Solitude yang tampil di panggung utama. Band asal Selangor, Malaysia ini memiliki vokalis perempuan dengan suara yang beragam. Kadang seperti anak kecil, tapi kadang di bagian tertentu suaranya ngerock abis. Gayanya juga lincah banget. Musiknya pun beragam. Kadang seperti ada nuansa Melayu, ada bagian nge-rock, tapi ada juga yang bikin kaget.

Pada saat The Venopian Solitude, hujan mulai turun dan lama kelamaan semakin deras. Kalau tahun lalu, semua peserta dapat jas hujan plastik jadi meskipun hujan tetap menonton sambil hujan-hujanan. Karena tahun ini gak disediakan, penonton pun semakin merapat ke panggung. Banyak yang gak bawa jas hujan.



Secara mengejutkan, vokalisnya spontan lompat dari panggung dan bernyanyi di tengah hujan deras! Beberapa penonton pun mulai mengikuti. Langsung berlarian dan dancing in the rain. Udah pada gak peduli kayaknya kalau bakal basah kuyup. Saya sih tetap merapat ke panggung. Kasihan kalau handphone sampe kebasahan 😂


Imam Rozali (Lampung)


Masih ada Imam Rozali setelah The Venopian Solitude. Musisi asal lampung ini membawakan lagu yang mendayu-dayu dengan nuansa Melayu. Bikin rada ngantuk sih dengernya di cuaca yang dingin menjelang malam hehehe. Saya tidak sampai selesai menontonnya. Ingin ambil jaket ke tenda karena udara mulai dingin.

RRREC Fest In The Valley
filastine nova

Setelah makan malam, tadinya saya mau naik ke atas. Mau istirahat dulu, apalagi udah tau kalau pertunjukkan PM Toh dipindahin ke atas. Tapi, lihat tata panggung dan lighting Filastine & Nova feat Toto Tewel keren juga, ya. Ya udah deh, saya bertahan lihat pertunjukkannya sejenak. Kemudian ke atas supaya dapat duduk di deretan paling depan buat lihat pertunjukkan PM Toh.

Usai pertunjukkan teater, ada Medium Rare, Goodnight Electric, dan oomleoberkaraoke buat yang ingin party dan berkaraoke di Rumamera. Ada juga Gerobak Bioskop, kegiatan menonton film di alam terbuka. Kalau tahun lalu, film yang diputar adalah Tiga Dara Restorasi. Gak tau deh kalau tahun ini film apa. Saya udah keburu balik ke tenda. Ngantuk dan capek 😪

[Silakan baca: Piknik Lagi di RRREC Fest In The Valley - Hari Pertama]


RRREC Fest In The Valley


www.rrrec.ruangrupa.com

Facebook : RRRec Fest
Instagram : @rrrec_fest
Twitter : @rrrec_fest

Post a Comment

12 Comments

  1. seru banget beraktivitas di alam itu ya

    ReplyDelete
  2. Apa mrk ga pgn ngadainnya pas bukan musim hujan yaaa? Bukannya repot kalo srg hujan gini? Pgn sbnrnya mba, dtg pas thn depan. Tp aku ragu kalo bawa si bungsu.. Palingan cm Fylly yg udh bisa dibawa :D

    ReplyDelete
  3. Konsepnya asik banget ya, camping bareng keluarga dan teman.

    ReplyDelete
  4. Penasaran ama luas area festival ini, kayanya luas banget nget nget yaaaa

    ReplyDelete
  5. pikniknya seru bangeeet mba...dan itu rumah pohonnya tinggi yaaa

    ReplyDelete
  6. Dulu sewaktu lajang, suami saya suka bantu-bantu fasilitator di tempat ini. Penasaran banget sih pengen ngajak anak saya ke sini. Tapi belum sempat juga.

    ReplyDelete
  7. Duh asyiknya bisa camping di suasana ijo ijo gini mba :), kayaknya aku terakhir camping pas sekolah SMA hihihi

    ReplyDelete
  8. Kreativitas pemuda setempat dalam memanfaatkan bahan dasar bambu patut diacungi jempol...

    ReplyDelete
  9. Seru banget acaranya ,sayang sekali jika tidak bisa mengikuti semua acara tersebut. Saya pengen merasakan seperti apa rumah pohon itu.

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)