Info Rute dan Harga Tiket Masuk Situgunung Supension Bridge Terbaru -
(update 3/2 '21) Sebelum menceritakan tentang perjalan kami kali ini, saya
infokan dulu kalau menyebrang di Jembatan Gantung Situgunung pada malam
hari, bukan untuk wisatawan umum. Jam operasionalnya masih tetap sama.
Hanya dari pagi sampai sore. Tetapi, ada rute dan harga yang baru saat
kami ke sana.
Desember 2020, pertama kalinya saya keluar rumah untuk liburan di saat
pandemi. Sebetulnya gak murni liburan. Ada urusan lain juga yang sempat
tertunda sekian bulan. Karena udah masuk musim libur, anak-anak pun ingin
ikut. Begitu juga dengan kakak ipar dan keluarganya.
Contents
- Harga Tiket Masuk Jembatan Gantung Situgunung
- Rute Terbaru Jembatan Gantung Situ Gunung
- Ekspedisi Lembah Purba
- Rasanya Menyebrang di Jembatan Gantung Situ Gunung Pada Malam Hari
- Jembatan Merah, Jembatan Gantung Terbaru di Situgunung
- Perbedaan Fasilitas Reguler dan VIP
- Lokasi Situgunung Suspension Bridge
Harga Tiket Masuk Jembatan Gantung Situgunung
Harga tiket masuk jembatan gantung Situgunung terbaru
Sepertinya pandemi tidak menghentikan para wisatawan yang ingin merasakan
sensasi menyebrang di jembatan terpanjang se-Asia Tenggara ini. Tetap aja
ramai banget!
Sebelum pandemi pun, saya sekeluarga menahan diri untuk tidak ke sana di
saat ramai. Lebih memilih datang saat sore hari menjelang tutup. Kunjungan
kedua di pagi hari. Bahkan gerbang jembatan belum dibuka, kami sudah
datang hehehe.
Kami memang kurang menyenangi tempat ramai. Di saat normal pun tetap
memilih lokasi yang sepi. Apalagi di saat pandemi. Meskipun dari tempat
pariwisatanya sudah ada peraturan menjaga jarak, dicek suhu tubuh, dan
lain sebagainya.
Di sore itu, suami mengajak saya untuk melihat suasana di sana. Ternyata
sekarang ada pembaruan harga tiket. Tadinya kan hanya ada 1 harga yaitu
IDR50K. Kalau sekarang terbagi menjadi 3 harga yaitu regule, VIP 1, dan
VIP 2.
Tentu saja fasilitas di setiap harga berbeda. Begitu juga dengan rutenya.
Seperti apa sih rute terbaru jembatan gantung Situ Gunung?
Back to Content ⇧
Rute Terbaru Jembatan Gantung Situ Gunung
Kami hanya pergi berdua, tidak mengajak yang lain dulu. Suami ingin
ngobrol dengan temannya. Sekalian kami melihat situasi di sana dulu.
Menjelang jam operasional ditutup, suasana mulai sepi. Kalau pun masih
terlihat wisatawan, kebanyakan udah jalan pulang. Bukan baru mau
menyebrang jembatan.
Jalan setapak di jalur reguler
Kami berjalan kaki melewati jalur reguler. Jarak tempuhnya agak lebih
jauh daripada jalur ketika kami pertama kali berkunjung ke jembatan
gantung. Jalur reguler ini jadi sama dengan jalur darat menuju curug
sawer. Nanti setelah berjalan sekitar 15 menitan, baru deh terpisah jalan.
Di sini jalur reguler dan jalur darat (gak melewati jembatan) menuju curug
sawer berpisah
"Kayaknya rute yang dulu itu sekarang dipakai untuk jalur VIP deh, Yah.
Untuk reguler buka rute baru, tapi jadi sedikit agak jauh."
Selain perbedaan di jarak tempuh, untuk jalur VIP juga kendaraan bisa
masuk sampai resto de'Balcony. Kalau pun di dalam sudah penuh, mobil bisa
parkir di luar. Nanti akan diantar ke dalam pakai shuttle. Sedangkan untuk
rute reguler ya harus jalan kaki. Gak ada kendaraan yang bisa lewat.
Kendaraan boleh masuk bagi wisatawan VIP atau diantar pakai shuttle karena
area parkir di dalam juga gak banyak
Ya simplenya tuh kalau jalur VIP gak pakai keringetan dulu sebelum
menyebrang jembatan. Karena kendaraan bisa langsung masuk ke dalam atau
diantar pakai shuttle. Sedangkan yang reguler harus jalan kaki sekitar
15-20 menitan lah dengan kecepatan jalan yang sedang.
Back to Content ⇧
Ekspedisi Lembah Purba
Semoga kapan-kapan bisa ikut Ekspedisi Lembah Purba
Sore itu, kami memang gak ada niatan untuk menyebrang. Kami hanya ingin
mengobrol tentang potensi wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango terus dikembangkan. Dalam 2 tahun terakhir ini lumayan pesat
juga perkembangannya.
Jalan ke Danau Situgunung dibagusin. Mau Curug Sawer juga menjadi lebih
singkat dan mudah dengan adanya Situgung Suspension Bridge. Bahkan di area
jembatan juga sudah bertambah 1 jembatan gantung lagi.
Saat ini juga sedang dikembangkan wisata Ekspedisi Lembah Purba. Saya
excited mendengar cerita tentang curug ini dan jalur yang akan
dilewati. Tetapi, dari hasil obrolan, saya menangkap kesan kalau
perjalanan ini bukan sesuatu yang mudah. Apalagi buat wisawatan yang
mungkin terbiasa berjalan santai.
Anak kecil pun gak direkomendasikan ikut. Makanya suami sempat ditanya
usia Keke dan Nai. Baru deh boleh diajak karena Nai udah SMP.
Kabarnya harga Ekspedisi Lembah Purba ini IDR350K per orang. Saya agak
lupa, termasuk apa aja dengan harga segini. Nanti deh ya kalau jadi ke
sana, saya ceritain lagi. Mudah-mudahan aja pandemi segera usai. Aamiin
Allahumma Aamiin.
Angka-angka itu menunjukkan beberapa area wisata yang sudah dan sedang
dikembangkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di mana lokasi Curug
Kembar? Ada di pojok kiri atas (gak kefoto angkanya).
Setelah berdiskusi dan menimbang-nimbang, kami putuskan gak jadi ke curug
kembar. Salah satu alasannya adalah kami gak mungkin mengajak kakak ipar
dan keluarga. Tetapi, mau ditinggal juga gak enak. Masa' udah diajak trus
ditinggal.
Salah satu kaki kakak ipar kan sudah diamputasi. Akan sulit berjalan
menggunakan kruk kalau aksesnya gak mudah. Selain itu, istri dan anaknya
takut ketinggian. Makanya mereka juga gak tertarik untuk menyebrang di
jembatan gantung.
Kondisi pandemi juga bikin saya berpikir ulang untuk melakukan perjalanan.
Suasana di curug kembar mungkin sepi. Hanya saja kalau lagi pandemi
begini, saya agak menahan diri untuk tidak terlalu forsir
stamina.
Apalagi sekian bulan di rumah aja. Lumayan lama nih fisik gak dipakai
untuk jalan. Olahraga juga lagi malas-malasan. Jadi pilih aktivitas
yang agak santai dulu aja dan tetap jauh dari keramaian.
"Yah, kenapa dinamain Ekspedisi Lembah Purba?"
Saya teringat waktu ke Goa Jomblang. Untuk menikmati keindahan ray of
light di goa tersebut, kami melewati hutan purba yang berada di kedalaman
60 meter perut bumi. Tanaman-tanaman yang ada di sana sudah berusia sangat
tua bahkan tidak tumbuh di dasar bumi.
Makanya saya sempat berpikir lembah purba akan sama kayak hutan purba.
Tetapi, kata suami, Ekspedisi Lembah Purba hanya penamaan aja. Supaya
terkesan menarik bagi wisatawan.
[Silakan baca:
Ray of Light Goa Jomblang yang Bikin Speechless]
Back to Content ⇧
Rasanya Menyebrang di Jembatan Gantung Situ Gunung pada Malam Hari
Siap-siap menyebrang di jembatan gantung Situ Gunung
Batal ke curug kembar, kami pun janjian lagi untuk ketemuan malam hari di
jembatan gantung. Teman suami ingin mengajak ke jembatan baru di sana.
Tentu aja saya senang banget. Setahun yang lalu kan batal merasakan
menyeberang jembatan di malam hari. Saya keburu kedingingan gara-gara lupa
bawa jaket. Sekarang rasa penasaran itu akan terbayar.
Usai makan malam, kami beramai-ramai ke sana. Yup! Keluarga kakak ipar
penasaran juga dan pengen ikutan. Padahal katanya takut ketinggian hehehe.
Kali ini, kami melewati jalur VIP meskipun tetap berjalan kaki, Kecuali
kakak ipar menggunakan motor hingga resto.
Suasana malam itu terasa sepi. Sudah tidak ada satu pun wisatawan. Hanya kami dan beberapa karyawan di sana yang melintas.
Menyebrang di Situgunung Suspension Bridge pada malam hari bukan untuk wisatawan umum. Hanya petugas dan tamu glamping yang dibolehkan. Itu pun hanya sampai pukul 9 malam. Di seberang memang ada Situgunung Glamping. Jembatan gantung ini menjadi akses masuk ke area campingnya. Tentang glampingnya sudah pernah saya ulas di postingan lain, waktu pertama kali kami menyebrang di jembatan ini, ya.
Bagi saya, menyebrang di malam hari ternyata biasa aja. Bedanya cuma gelap, penerangannya dari lampu di sepanjang jembatan. Karena sepi yang menyebrang, jembatan juga cenderung stabil. Tidak terlalu berasa mengayunnya.
Istri kakak ipar dan anaknya yang takut ketinggian mau juga ikutan
menyebrang. Alasannya kalau gelap gak kelihatan bawahnya. Jadi berani
ikutan. Tapi, kalau masih terang mah gak mau banget.
Setelah menyeberang, kami lanjut ke jembatan merah. Hanya kakak ipar yang
gak ikutan karena untuk menuju jembatan baru ini kami harus berjalan kaki.
Saat kembali menyebrang jembatan gantung untuk kembali ke parkiran, dia
benar-benar sendirian. Katanya kalau sendiri gitu deg-degan juga. Jembatan
jadi berasa panjang banget dan lama banget sampai ke ujung. Mana gak
mungkin pula berlari karena menggunakan kruk.
[Silakan baca:
Uji Nyali di Jembatan Gantung Situgunung]
Back to Content ⇧
Jembatan Merah, Jembatan Gantung Terbaru di Situgunung
Suspension bridge Situgunung difoto dari jembatan merah
Kabarnya sejak ada jembatan gantung, suasana di Situgunung selalu ramai.
Apalagi akhir pekan dan masa liburan. Saya pun merasakan perbedaannya di 2
tahun terakhir ini. Dulu tuh kalau ke sana sunyi banget, sekarang sangat
ramai.
Jembatan gantung masih menjadi primadona. Pengunjungnya sangat banyak.
Antreannya bisa mengular banget. Sepupu suami pernah cerita sampai harus
antre sekian jam supaya bisa merasakan menyebrang di sana.
Untuk mengantisipasi kepadatan dan antrean yang lama juga sangat panjang,
maka dibangunlah jembatan gantung yang baru. Jadi nantinya jembatan utama
hanya akan menjadi satu arah. Jalur pulangnya akan melalui jembatan
gantung yang lain.
Untuk tahap pertama, baru jembatan untuk pengunjung VIP yang sudah jadi.
Nantinya wisatawan reguler juga akan melewati jembatan gantung lain untuk
jalur pulang. Tetapi, saat kami ke sana, jembatan reguler sedang dalam
tahap pembangungan.
Kalau jalur VIP, jembatan barunya mendekati jalan pulang. Dekat dengan
pintu masuk suspension bridge. Sedangkan yang reguler mundur ke belakang.
Sehingga rute pulangnya agak lebih jauh.
Katanya, kami wisatawan pertama yang merasakan jembatan merah ini.
Menyeberang saat malam hari pula. Penasaran banget ingin menyebrang di
jembatan yang baru!
Kami menyebrang berbarengan dengan para pekerja yang memasang tanda-tanda
jalan menuju jembatan merah
Kami harus berjalan selama beberapa menit menuju jembatan. Malam itu,
kami berbarengan dengan para pekerja yang sedang mematok beberapa tanda
jalan. Ya karena jembatan yang baru ini memang baru banget dibukanya.
Masih agak gelap di beberapa area, makanya kami diminta bawa
senter.
Kalau untuk umum tetap dibukanya hanya sampai sore hari, ya. Gak tau deh
kalau yang glamping di sana. Mungkin hanya jembatan utama aja yang boleh
dilintasi saat malam oleh tamu Situgunung Glamping.
Wisatawan VIP yang bermain ke curug sawer nanti akan melewati tangga ini
menuju jembatan merah
Wisatawan VIP yang bermain ke curug sawer setelah menyeberang jembatan
utama juga akan ada jalur lain yang mengarah ke jembatan merah. Tetapi,
karena saat itu sudah malam, kami tidak bermain ke
curug.
"Wuidiiihh warna jembatannya merah. Beneran kayak tamu VIP digelar karpet
merah, nih."
Kami masih becanda ketika melihat warna merah lantai jembatannya. Saya
pun masih dengan pedenya bakal santai melewati jembatan. Gak taunya
....
"Kekeeee jangan digoyang-goyang. Bunda takuuutt!"
Saya sempat menyangka Keke lagi usil. Dia sengaja goyang-goyangin. Padahal
mah dia sebetulnya jalan pelan-pelan. Tapi, karena bundanya takut, jadi
dia tertuduh hehehe.
Menyebrang di jembatan merah ini ternyata lebih menegangkankan daripada di
jembatan utama! Goyangannya lebih berasa. Kalau kata suami karena
jembatannya gak selebar yang utama. Makanya jadi lebih bergoyang dan
mengayun. Meski pun saat itu hanya kami yang lewat.
Saya gak tau berapa lebar jembatan merah. Pastinya sih gak lebih dari 2
meter. Lihat aja foto paling atas dari postingan ini. Kaki Keke masih
menekuk ketika foto tiduran di jembatan. Saya dan suami berjajar udah
hampir ngepas. Ya memang gak selebar jembatan utama.
Gayanya sok cool. Padahal aslinya deg-degan hehehe
Kalau kakak ipar dan putra yang takut ketinggian malah berkurang
ketegangannya karena menyebrang di malam hari. Kali ini giliran saya yang
tegang. Justru karena gak tau seberapa tinggi jembatan merah ini.
Selain suara kami, terdengar jelas suara aliran air yang deras. Tetapi,
saya tidak tau itu suara air terjun atau sungai.
Udah gitu, kami gak dikasih harnest karena menyebrangnya kan gak saat jam
operasional. Duh! Rasanya saya pengen ngesot atau merangkak aja sepanjang
jembatan. Mukanya udah tegang. Beda banget ketika menyebrang di jembatan
utama masih bisa berjalan dengan gagah hahahaha.
Lokasi jembatan merah ini dekat dengan pintu masuk. Tepatnya dekat
parkiran masjid taman nasional. Bagi wisatawan yang parkir mobilnya di
area dalam, katanya sih bisa diantar lagi pakai shuttle untuk ambil
mobilnya.
Back to Content ⇧
Perbedaan Fasilitas Reguler dan VIP
Area untuk welcome drink dan camilan
Kalau lihat dari daftar harga hanya ada 3. Tetapi, di sini ada lebih dari 3
warna gelang. Saya lupa tanya perbedaannya.
Membedakan mana wisatawan reguler dan VIP terlihat dari warna gelang yang
dipakai. Selain rute, ada beberapa perbedaan lain bagi wisatawan yang
memilih tiket reguler dan VIP. Kalau untuk wisatawan reguler, hanya
mendapatkan welcome drink. Sedangkan VIP masih dapat snack.
Area resto untuk makan siang wisatawan VIP
VIP juga terbagi 2. Kalau VIP 1 (IDR100K) dapatnya snack aja. Sedangkan
untuk VIP 2 (IDR125K) ditambah dengan lunch. Resto untuk makan siang
wisatawan VIP, ada di ujung jembatan merah. Jadi tidak satu kawasan dengan
de'Balcony. Saya gak tau seperti apa menu makan siangnya. Saat kami ke
sana kan restonya sudah tutup.
Karena saat ini sedang pandemi, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi
bila Sahabat KeNai ingin ke sana, ya. Bawa maskernya juga jangan cuma 1.
Jaga-jaga kalau sampai keringetan dan masker basah.
Tanda 'X' sebagai pertanda menjaga jarak.
Di beberapa area, sudah ada tanda-tanda untuk jaga jarak. Tetapi, memang
sebaiknya ke sana jangan saat jam sibuk. Mendingan paling pagi atau
menjelang ditutup. Bisa juga ke sana bukan di akhir pekan atau musim
libur. Ya meskipun udah jaga jarak, tetapi cukup ngeri kalau suasananya
ramai di saat pandemi begini.
Saya lihat, agak jarang disediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan,
kecuali di area resto. Jadi tetap bawa perlengkapan 'perang' seperti hand
sanitizer, ya.
[Silakan baca:
Review OH MY ORANGE Antibacterial Package, Perlengkapan yang Wajib
Dibawa Saat Traveling Kala Pandemi]
Back to Content ⇧
Situ Gunung Suspension Bridge
Jl. Kadudampit
Gede Pangrango, Jawa Barat
http://situgunungbridge.com/
IG: @situgunungsuspensionbridge
Open hours: 07.00 s/d 16.00 WIB
Back to Content ⇧
130 Comments
Jadi pengen ke jembatannya langsung, tapi nunggu Pandemi ini selesai dulu. Semoga bisa cepat berakhir ya...
ReplyDeleteiya sebetulnya lebih nyaman kalau udah gak ada pandemi
DeleteWiiii asyik nih buat hiking bareng keluarga atau teman. Pemandangan alamnya oke juga ya mbak
ReplyDeleteUdara di sana juga masih segar banget
DeleteWak aku baru tau sekarang ada yang VIP nya. Dulu pernah kesana juga tapu yang tiket biasa.
ReplyDeleteSaya pun baru tau pas Desember lalu ke sana
Deletedingin banget nih mba di Situgunung, tapi udah rapi ya, aku ke sini jaman SMA hahahah camping bareng temen-temen
ReplyDeleteYup! Apalagi kalau pas musim kemarau
DeleteKalau daku sepertinya memilih pas terang kak, soalnya kalau malam berasa takutnya campur hahaha..
ReplyDeleteAntara menegangkan dan penasaran bacanya 😅
Apalagi kalau menyebrangnya sendirian kayak kakak ipar saya, ya. Berasa banget panjangnya hehehe
DeleteAkuuuu mau malaam, malah kebalikan nih, keknya sensasinya lebih nyeess ademnyaa yaaak.
DeleteTertantang aku tu Chiii, next ahhh kalo kesana mo nyobain malam hahhaa.
Nah harus glamping di sana kalau mau nyobain malam hehehehe
DeleteWah bagus banget kak, tp rada ngeri jg ngeliatnya kl siang, apalagi panjang begitu. Dibawah jembatan ada apa kak
ReplyDeleteTerlihat puncak pepohonan. Ada sih fotonya di postingan saya yang pertama kali menyebrang di sana
DeleteAda VIPnyaa. Kirain ada yg megangin tas atau apa gitu hehe. Becanda. Ternyata untuk jamuan juga yaah bedanya.
ReplyDeleteSerem juga, berani ga ya aku kira2 😂
Hihihi kayak kakak ipar saya dan anaknya, ya. Mereka juga takut ketinggian
Deletepernah kesini wktu itu smpe ke air terjunnya, cmn belom sempat ke jembatan gantungya pas bgt disaat pergi kesitu, jembatan gantungnya dalam renovasi yg akhirnya jadi keren seperti foto-foto yg mbak upload di artikel ini
ReplyDeleteJadi ke curugnya lewat jalur lama? Lumayan menantang itu jalurnya. Saya juga pernah hehehe
DeleteWah uji nyali juga nih yaa mba lewat jembatan gantung di malam hari gitu sih 😂
ReplyDeleteiya Tapi, saya udah penasaran sejak lama :D
DeleteSubhanallah pemandangannya cakep banget Mbak. Saya langsung salfok sama jembatan merahnya, tapi ada goyangan ya. Duh, kok jadi ikutan takut dan deg-degan ya. hehe.
ReplyDeleteKarena yang jembatan merah gak selebar jembatan utama. Makanya jadi lebih berasa goyangannya
DeleteWaaah baru tau sekarang diubah jd 3 jalur mba. Aku dulu kesna masih yg 1 jalur juga. Lumayanlah, 50 RB dpt singkong dan minum hahahhaha.
ReplyDeleteSeruu juga yaa kalo malam. Rasanya lebih spooky, tp ga asiknya ga bisa liat ke bawah. Aku paling suka berada di ketinggian gini, saat melihat kebawah ya itu. Adrenalin lgs naik.
Trakhir kesana asistenku di tengah jalan sampe jongkok Krn pusing goyang2 wkwkwkwk. Anak2ku malah happy Ama goyangannya :D.
Aku jd pengen naik yg jembatan merah mba, LBH goyang lagi yaaa :D.
Kayaknya memang baru dibikin 3 jalur. Saya pun pertama kali ke sana masih satu harga.
DeleteKalau menyebrang sendirian kayak kakak ipar saya memang kayaknya berasa spooky. Tetapi, pas saya beramai-raman merasa biasa aja.
Iya, yang jembatan merah lebih berasa goyangnya. Padahal saat itu cuma kami doang yang menyebrang
dulu ada jembatan gantung terpanjang di Kalimantan namanya canopy bridge, eh sekarang adanya di Bogor yak, berasa horor sih nyebrang malem2 :D
ReplyDeleteKalau kayak saya yang bareng-bareng menyebrangnya sebetulnya merasa biasa aja. Tetapi, kalau sendirian, saya gak bakal berani :D
Deletewah menarik ya ini. Tapi kalau kesana, anak gw aja yang enjoy krn bapaknya takut ketinggian dan ketidakseimbangan jembatan hahaha.. pernah nyoba suspension bridge, kaki lemes cuuuyyy. Jadi paling bapaknya enjoy di resto aja nikmatin paket VIP 2 hehe
ReplyDeleteHihihi bapaknya pokoknya tunggu di tempat finish, ya :D
DeleteWaduh Makchie, aku ikut dek-dekan ih. Aku tuh penasaran dan kepengen nyebrang jembatan gantung ini. Tapi huhu, takut juga. Kudu bareng suami deh kayaknya kalo ke sana. Apalagi malam hari. Dobel dek-dekannya 😅
ReplyDeleteYa kalau gitu menyebrang di saat terang aja hehehe
DeleteMbaaa, lengkap buangeett nih infonya, makasiii
ReplyDeleteAwal tahun ini, (kalo ga ada pandemi) aku juga mupeng jalan2 ke Situgunung
Ada ipar2ku yg domisili TangSel dan Bekasi, mau rame2 gitu.
Tapi yaa.... harap bersabar dulu :D Nikmatin artikel dan poto2 di sini dulu aja dah
Memang paling nyaman sih tunggu sampai pandemi selesai. Semoga aja segera berlalu, ya. aamiin
DeleteKalo aku baklaan milih yang jalan kaki aja cuma 15 ato 20 menitan mah cemen, apalagi suasananya enyaak, sukaak. JAdi pilih yang regular aja deh.
ReplyDeleteAhhh, aku pengen nyobain ke Jembatan ini yang penomenaal, haduduudu si keke tetep ya usiilnya pake digoyang2 segala, hahhaa ngakak deeh kbayang emaknya .
Cuss ahh, otw ke sanaa...
Yup! Buat yang biasa trekking memang enakan jalan kaki aja. Paling jadinya gak dapat makanan. Harus beli sendiri kalau lapar hahaha.
DeleteItu Keke gak goyang-goyangin. Tapi, jadi dituduh sama bundanya :D
Duuh aku kok deg2an bacanya. Makchi jalan di jembatan malam2... Goyang2 lagi. Copot deh jantungkuuh...
ReplyDeleteBaru tahu klo di sini ada glamping juga ya.
Pandemi tetep banyak juga ya yg dateng ke sana...
Semua butuh fresh air...
Iya, ada Mbak. Dan akses masuknya harus lewat jembatan.
DeleteUdara segar memang dianggap bagus untuk berwisata di saat pandemi. Tetapi, sebaiknya tetap patuh prokes. Termasuk untuk menjaga jarak
Baru tau klo malam suasananya kayak gitu. Masih buka ya mba. Itu so sweet lampunya gitu.amiin pandemik cpt pergiii..mudah2an semakin bagus ya tempatnya, jadi makin diperbagus ya mba.. wah keren deh nggak hanya sementara klo gitu
ReplyDeleteKalau malam hanya untuk karyawan dan tamu glamping, Mbak
DeleteBerarti tergantung jalan sama siapa dulu nih kalau mau seseruan di Situ Gunung Suspension Bridge. Kalau sama anak2 kecil mendingan pilih VIP 1 atau 2. Kalau dewasa dan kuat ga rempong jalan 15-20 yang reguler aja hehehehe. Asik ya, aku ngajakin suami ke sini eh belum terealisasi juga.
ReplyDeleteBetul, Mbak. Kalau jalan-jalan ramean memang harus ikutin mayoritas
DeleteWah, pas bener hari Minggu kemarin di Trans Tv ada Indra Bekti dan Sinyo syuting ke Situ Gunung Suspension Bridge ini, Aku langsung ingat tulisan mbak Myra hehehe. Iya bener enakan VIP ajalah udah dapat minuman, snack, makan siang dan jalan menuju jembatan juga ga jauh2 amat ya.
DeleteLebih cepet juga dapat giliran menyebrang hehehe
Deletewahh menarik banget pengalaman ekspedisinya mbak...itu emang malam malam ya naik jembatannya, wah g serem itu mbak? hehee tapi pasti jadi lebih menantang ya mbak
ReplyDeleteKami memang sengaja mau menyebrang malam. Kalau pagi dan sore hari kan udah pernah
DeleteLokasi situ ini dekat banget rumah tanteku, tapi mau piknik ke sana tuh mikir seribu kali berani nggak ya naik jembatannya goyang begitu, panjang lagi hahaha kederrr
ReplyDeleteEnakan pas jam sepi. Kalau lagi sepi, di jembatan utama cenderung stabil
DeleteMbak, aku bacanya dari atas ke bawah dengan nahan deg degan. Padahal baca, memahami dan lihat fotonya. Ekspresi Mbak Myra itu yang bikin aku deg degan juga. Padahal keke mabh santai juga ya, tiduran di tengah jembatan gitu.
ReplyDeleteDeg degan pertama itu kan jembatan terpanjang. Kedua itu malam hari. Ketiga aku malah ngelewatin jembatan yang bergoyang itu bukannya takut tapi lebih dari ngeri
Tapi semua pasti sudah melewati uji kelayakan untuk digunakan ya, ada keamanannya juga. Entah, aku berani gak menyeberangi jembatannya kalau ke sana
Iya, lah. Pastinya gak dibikin sembarangan. Dan perawatannya juga harus diperhatikan
DeleteBener banget apa yang dikatakan oleh Kakak Iparnya Mba Myra. Kalau malam, udah pasti gelap, jadi gak terlalu takut ketinggian. Jalan yang bergoyang-goyang itu kan horor (buat saya). Hahaha
ReplyDeleteTapi selebihnya asyik banget tuh. Bisa merasakan jalan di jembatan pada malam hari. Apalagi yang jembatan merah, jadi rombongan yang pertama melewatinya. Ada rasa bahagia tersendiri.
Makanya dia berani menyebrang hehehe. Iya ada rasa seneng juga. Meskipun saya penasaran dengan ketinggian sebenarnya di jembatan merah. Kayaknya harus mengulang menyebrang lagi. Meskipun saya deg-degan ma goyangannya hehehe
DeleteWaini salah satu tempat yang pengen banget aku kunjungi... Kalo malem kayaknya semriwing gimana gitu kali ya kak lewta jembatannya..haha... Foto pertama itu keren banget sih...
ReplyDeleteAsalkan jangan sendiri nyebrang aja. Saya pasti bakal deg-degan banget hehehe
Deletebaru ngeh nih teeh mba ada jalur VIPnya juga... lucu aja hehehe. Tapi kita belum sampai sini niiih... belum sempeeet
ReplyDeleteKarena selalu rame banget. Mungkin itulah alasan dibagi jadi beberapa jalur
DeleteSeru banget ini , wajib masuk list jalan jalan ini semoga bisa segera piknik lagi
ReplyDeleteCuzz lah ke sana. Tetapi wajib patuh prokes kalau masih pandemi
DeleteKalau weekday gitu buka juga gak sih Situgunung Suspension Bridge, aku belum pernah ke sana.
ReplyDeleteKebiasaan aku ke tempat wisata udah nangkring di gerbang sebelum dibuka biar nyaman & masih agak sepi
ADa Ekspedisi Lembah Purba cocok buat keluarga ya, tapi kalau Alvin gak tau nih anaknya suka gak mauan
Malah saya menyarankan mendingan weekday. Karena gak serame weekend. Lebih nyaman kalau suasananya lebih sepi. Apalagi saat pandemi begini.
DeleteKalau untuk ekspedisi Lembah Purba kayak Alvin masih kekecilan. Sebaiknya menunggu agak gedean dikit
Lengkap sekali infonya Mbak...
ReplyDeleteaku penasaran bangets nih, apalagi jembatan merah yang baru lebih kencang ayunannya ya..duh tapi berani enggak ya, aku phobia ketinggian soalnya. Hm, tapi kalau pilih malam hari lebih aman mungkin bagi yang takut ketinggian, soalnya enggak lihat sekitar..
Tapi senang kalau makin ditingkatakan layanan meski jadi ada pembedaan harga tiket. Tapi gapapa, siapa tahu ada yang pilih jalur cepat jadi ada solusi pilih VIP
Kalau kakak ipar saya dan anaknya sih berhasil menyebrang meskipun masih ada rasa sedikit takut. Tetapi, katanya karena gak melihat ketinggiannya. Makanya mau juga memberanikan diri
DeleteSeru banget sih mak myraaaa.. sekeluarga nih kompak banget ya jiwa petualangannya yaaaa.. Pengen cobain juga tapi agak ngeri ngeri liat jalurnyaaaa.. Tak terbayang lelahnyaaa.. hihi
ReplyDeleteAyo rame-rame. Biar berasa serunya hehehe
DeleteHehe.. Toss kita mba. Akupun jg kalo keluar sm keluarga gak suka tempat yg rame. Sejak sebelum pandemi pun udah gitu. Menarik nih lokasinya mba. Sy blm pernah jalan begini nih sm keluarga.. Jd mupeng jalan.
ReplyDeleteKalau sepi rasanya lebih bisa menikmati perjalanan, ya
DeleteSaya termasuk takut ketinggian..serem juga mbak, apalagi kalau malam..agak horror..wkwk..tapi kalau pagi pasti asyik. Udaranya segar, panoramanya indah..
ReplyDeleteEnak kalau pagi, Mbak. Lebih sepi dan belum panas juga. Etapi, kalau pagi kan udah kelihatan tuh ketinggiannya :D
DeletePaling asik memang kalau sekeluarga punya hobi sama
ReplyDeletePasti klik saat melakukannya bareng
Seperti kekompakan di destinasi Situgunung ini
hehehe iya, Mbak
DeleteSejak banyak yg unggah fotonya di sosmed aku penasaran banget sama jembatan ini dan pengin menjajal wisata adrenalin nya. Deg2 ser pasti yaa pas jalan , kepo juga sama rute purba nya bisa liat apa aja
ReplyDeleteSeru sih cobain jembatannya. Saya juga masih penasaran sama Lembah Purba
DeleteSudah beberapa kali ke sini tapi belum pernah sampai malam hari.
ReplyDeletePasti seru banget ya ada lampu-lampunya gitu dipinggir jembatan tapi ga bisa lihat view disekitarnya dong :(
Sepertinya wisata Situgunung selalu bebenah ya, tiap tahun selalu ada hal baru di sini.
Dulu mah mana ada wisatawan VIP haha.
Kalau mau malam hari harus menginap di glampingnya. Iya, Mas. Masih terus bebenah. Kalau dulu masih 1 harga, ya :D
DeleteAduh Ciiii, seru amat itu gagalayutan di suspension bridge dalam keadaan gelap gulita hahaha. Dan, sampe sekarang gw blum juga donk ke sana. Apalagi ada pandemi begini. Semoga kesampaian ya, insya Allah.
ReplyDeleteAamiin Allahumma aamiin
DeleteWaw keren ya mbak jembatannya apalagi di malam hari bisa kelihatan lampu-lampunya gitu. Baru tau juga ada tempat wisata yang buka sampai malam hihi
ReplyDeleteTerima kasih mbak untuk reviewnya, semoga bisa main kesana setelah pandemi ini berakhir hehe
Tetapi, yang malam hari hanya khusus untuk tamu glamping. Bukan untuk wisatawan umum ya, Mbak
DeleteDari dulu pemgen banget main je Jembatan Situ gunung, rencana tahun 2020 mau jelajah Sukabumi, ke Situ gunung sama geopark ciletuh tapi sayangnya ada coronce jadi gagal rencananya. Setelah baca ini jadi lebih tau tentang keadaan terkini Situ gunung
ReplyDeleteNah, saya belum kesampaian ke Ciletuh. Next deh pengen ke sana
DeleteAahh seru banget sih mbak nyebrang jembatan gantung malem-malem. Kalo aku mungkin ada sedikit takut sih, karena takut gelap, haha. Tapi kalo berdua suami kan jadi punya alasan nempel2 gitu yak, wekekek
ReplyDeleteKayak menonton film horror. Meskipun takut, tapi kalau ditemenin kan bisa nempel-nempel wkwkwk
Deletekondisi siang hari yang terang aja saya ngeri mbak kalau harus melewati jembatan seperti itu hahaha ini malam2, makin ngeri kayaknya, belum lagi takut sama penghuni dunia lain yang mau ikutan lewat juga wkwkwkk
ReplyDeleteWkwkwk! Kalau rame-rame masih takut juga gak, Mbak?
DeleteWah seru ya tempat wisatanya. Selama pandemi memang jarang ke tempat wisata. Pernah pergi, kita udah bela2in sesek pake masker eh yang lain pada santai gak pake
ReplyDeleteMemang lebih nyaman bepergian saat gak ada pandmei. Gak perlu pakai masker
DeleteWaaah jadi penasaran dengan jembatan gantung terpanjang ini. Tapi saya gak yakin saya berani nyebrang. Takit soalnya. Keren nih Mbak Myra jalan di jembatan gantung. Malam-malam lagi..
ReplyDeleteSaya penasaran sama suasana malam di sana. Kalau yang siang dan sore kan udah pernah :D
DeleteMungkin karena banyaknya pengunjung, jalurnya dibuat reguler, VIP gitu ya ,mba
ReplyDeleteSeru juga melewati jemabtan gantung malam2, panjang lagi jembatan gantungnya hehe... Anginnya berasa ya mba?
Lumayan berasa. Makanya saya gak berani kalau gak pakai jaket. Dingiiiin :D
DeleteAih aku kayaknya beneran deg2an nih mba kalau ke situ. Hahha. Dulu aku nggak takut mba. Tapi sekarang malah jadi kuatir. Tapi bisalah kapan kapan dicoba
ReplyDeleteHihihi sekarang udah banyak khawatirnya, ya
DeleteIni nih yg bikin saya penasaran pengen bangetttt ke sini, tapi belum kesampean. Hebat banget kamu mas, berani niti jembatan ini di malam hari. Kerennn foton
ReplyDeletePenasaran dengan suasana malam hari. Kalau pagi, siang, dan sore kan udah pernah :)
DeleteHuaaaaaa seru sekaliiiii, bun 😄 Ujame bacanya ikutan excited! Huhu. Udah lama banget pengen ke sini belum kesampean dan baca blog bun Kenai membangkitkan gelora ke sana kembali wkwkwk.
ReplyDeletePengalaman naik jembatan di malam hari, Ujame bayangin kalo itu Ujame, pasti lewatnya heboh banget 😂 kebanyakan teriak-teriak wkwkwk.
Terima kasih reviewnya, bun..
Nanti kalo udh mau ke sana, pasti baca ulang lagi tulisan ini 😂
Saya pas jembatan yang merah itu ngoceh melulu. Soalnya deg-degan juga :D
Deletebelum juga nih aku sempet mampir ke sini mba.. kayaknyakalau lagi musim hujan begini malah sereeem yah hehe
ReplyDeleteGak senyaman saat kemarau. Karena jembatan kan basah. Tetapi, insya Allah masih aman. Karena sekiranya kondisi gak memungkinkan, jembatan gak dibuka
Deletewah keren keren fotonya
ReplyDeleteIni masuk kabupaten Sukabumi ya? Atau Bogor?
Saya pernah asruk-asrukan bareng anak-anak waktu mereka masih kecil
Rencananya kalo udah gede mau kemping disini
Angan yang nggak pernah tercapai :D :D
Di Cisaat Sukabumi, Mbak.
DeleteBaca artikel beginian aku auto rindu hiking 😠dah lama banget ni kaki ga di kejetin hahhaa udah paing enak ngajakin aku hiking dibanding mantai. Gabisa renang soalnya. Kalo hiking ayo gaskeun hahha
ReplyDeleteSaya juga lebih suka hiking. Bukan karena gak bisa berenang, tapi cuacanya lebih enak di gunung. Lagipula, saya lebih suka belepotan tanah daripada pasir :D
DeleteKeren banget ini situgunung suspension bridge. Dikira sebatas jembatan aja, ternyata selain terpanjang se-Asia Tenggara, uniknya lagi rutenya ada yang jalur VIP dst.nya. Kalo rutenya nggak ekstrem untuk dijalani, aku masih oke aja. Paling jongkok di jalan kalo kecapekan hehe.
ReplyDeleteKarena penuh terus. Jadi kayaknya dibikin beberapa pilihan
DeleteTepat sebelum pandemi diberitakan resmi menyelimuti tanah air, arisan keluarga suami sudah berencana main kesini. Kebetulan pulak ada sepupu yang tinggalnya di Sukabumi. Jadi mau sekalian nginap dan menelusuri jembatan gantung ini.
ReplyDeleteLiat ulasan di atas, sepertinya manajemen destinasi wisata ini sangat serius mengolah venuenya jadi tempat yang lebih menarik ya. Lebih tertata dengan fasilitas yang beragam. Apalagi itu ada jalur VIP yang tampaknya sangat memanjakan pengunjung.
Iiihhh jadi kangen banget traveling.
Kawasan Taman Nasional memang sekarang jauh lebih rapi. Sedang bebenah terus
DeleteWaaaahhh, ada jalur VIP, bisa jadi alternatif buat yang nggak kuat Jalan untuk bisa nikmati pemandangan ya. Nice info Mbaaa, thanks yaaa!
ReplyDeleteIya, Mbak. Soalnya kalau gak biasa jalan lumayan capek juga
Deletebaguss dan seru juga yaah, cuma kayaknya kalau mau ke sana saya kudu latihan dulu dan memperutin olahraga biar gak ngos-ngosan dan kaki njarem haha
ReplyDeleteAtau lewat jalur VIP hehehe
DeleteAsli aku baru tahu kalau Situgunung Suspension Bridge itu jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara. Cukup menarik untuk dikunjungi kalau memang diklaim begitu.
ReplyDeleteTempat ini bisa jadi pilihan yang cocok ya mbak buat ngisi waktu karena bosan di rumah saja. Selain dekat, tampaknya cukup aman asal kita pandai pilih waktu yang pas (ga ramai banget).
Beberapa bulan terakhir aku ada lihat info treking/hiking/camping di Bogor ke tempat2 seperti ini. Ada paket-paketnya juga. Rata2 180ribuan sudah sama makan. Worth it sih. Termasuk ke tempat yang mbak ceritain ini. Untuk VIP aja 100K ya, masih murah lah itu. Aku simpen ah infonya, nanti kalau udah ga sering hujan mau cobain ke sana sama suami.
Insya Allah jembatannya aman. Saya udah mengulasnya juga di postingan yang sebelumnya tentang jembatan ini
DeleteJadi tertarik pengen coba ke sini Mbak, aku sering ke Sukabumi karena banyak keluarga tapi takut mau naik jembatan gantung..
ReplyDeleteCuzz cobain, Mbak
DeleteWah, sudah mau nambah lagi ya jembatannya? Waktu masih 1 saja saya belum pernah ke sana.
ReplyDeleteTapi memang perlu dibuat bebeeapa kategori gitu sih, biar mengurangi keramaian :)
Kayaknya memang baru. Pas saya ke sana juga katanya saya tamu pertama yang cobain :D
DeleteKak Myr...
ReplyDeleteDestinasi wisata yang aku pengenin banget inih..
Jembatannya cantik dan tampak memacu adrenalin. Hehehe...aku jadi penasaran pengen cobaaa....apalagi malam-malam.
Kalau mau cobain malam berarti harus jadi tamu glamping :)
DeleteSeru banget ini jalan-jalannya, sudah gitu ada jalur VIPnya, lumayan gak pakai capek dan dapat makan. Semoga lain kali bisa main ke sana deh hehe.
ReplyDeleteSemoga kesampaian ya, Mbak :)
Deleteaku pernah ksni cmn krn aku takut ketinggian sepertinya mengurungkan niat mau ke jembatan ini wkwkw
ReplyDeleteJadi sekadar lihat view aja ya, Mbak? :D
Deletekakiku berasa langsung gringgingen liat foto jembatannya. seraaaam.. haha..
ReplyDeletetapi tertarik berkunjung ke situs lembah purba. seru ini pangrango dan sekitarnya dg kehidupan di masa lalu.
Saya pun penasaran dengan Lembah Purba
DeleteMenyeberang jembatan situ gantung malam hari? Wow aku membayangkan udah ngeri kak..takut hehehe..tapi seru juga yah.. sensasi nya deg2an gitu pasti. Tapi kayaknya kalau aku tetep milih siang hari deh.. penakut soalnya heheheh
ReplyDeleteKalau siang bisa rame-rame, ya hehehe
DeleteMak Chiii, beranian ih jalan-jalan malam gitu. Ga pake jaket pula. Tapi lebih secure sih ya karena ga ketemu banyak orang. Btw itu dkenapa dinamain Curug Sawer? Aku kepo deh
ReplyDeleteItu pakai jaket, Mak hehehe. Gak lagi pandemi aja, saya lebih suka jalan-jalan ke tempat yang sepi :)
Deletepengenn mbak ehehehe,waktu awal awal jembatan ini dibuka rame bener timeline
ReplyDeleteterus ternyata buka sampe malem y
ngeri ngeri sedep ya kalau udah jalan di atas jembatan gantung itu
aku ga bisa bayangin ramenya kalau pas libur panjang dan wiken, kayaknya mending paling pagi dan hari biasa ya, kudu cuti berarti ini :D
Bukanya tetap sampai sore, kok. Malah hanya untuk wisatawan glamping
DeleteSepertinya aku tetep milih siang aja kalau mau kesana, kalau malam tidak kelihatan apa-apa
ReplyDeleteKalau baru pertama kali ke snaa memang enaknya siang. Supaya bisa melihat keindahan alamnya
DeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)