Melepas Penat di Hutan Damar Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Situgunung

Salah satu destinasi yang bisa dikunjungi di Situgunung adalah Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa. Di sini, Sahabat KeNai dapat menikmati keindahan alam rimbun di hutan damar, serta lebih mengenal tentang pelestarian elang jawa, serta berbagai aktivitas lainnya.

Cerita ini salah satu perjalanan kami ke Situgunung di akhir tahun 2020. Pertama kalinya keluar rumah sejak COVID-19 hadir di Indonesia. 
 
wisata alam hutan damar cimungkad

Saya sudah menuliskan salah satu keseruannya pada Januari 2021. Cerita tentang pengalaman menyebrang di jembatan gantung Situgunung pada malam hari. Punya sensasi yang berbeda karena nyebrangnya gelap-gelapan. Sampe rasanya pengen ngesot karena takut. Mana saat itu gak pada pake harnest hehehe. Tapi, pengalaman yang seruuuuuu!

Setelahnya, saya lupa untuk meneruskan cerita. Pas lagi beberes foto, baru keingetan lagi. So, mari kita lanjutin ceritanya...
 
 
menyebrang di jembatan gantung situgunung malam hari
Ada keseruan yang berbeda menyebrang di jembatan gantung saat malam hari

 

Seperti biasa, kami camping di Tanakita. Di hari ke-3, suami ngajakin jalan-jalan ke tempat penangkaran elang jawa. Tentu aja saya langsung tertarik karena belum pernah ke sana.
 
[Silakan baca: Camping di Tanakita

Kami konvoi pakai motor ke tempat tersebut. Akses jalannya gak selalu mulus. Kami juga melewati jalan kecil yang berbatu. Sempat nyasar juga. Abisnya gak ada petunjuk jalan sama sekali.  Jadi ya bermodalkan tanya penduduk setempat dan sesekali sok tau hahaha.

pemandangan alam situgunung

Meskipun begitu, saya nyantai aja. Karena udara yang sejuk di sepanjang perjalanan. Pemandangannya juga menyegarkan mata. Hamparan perkebunan sayur-mayur dan pemandangan alam lainnya benar-benar memanjakan mata. Dari hasil tanya sana-sini juga saya jadi tau kalau di sana ada tempat pemancingan dan juga kolam renang sebagai tempat wisata untuk warga sekitar.
 
Paling sedikit ketar-ketir, jangan sampai bensin habis. Karena sepanjang perjalanan gak melihat pom bensin. Pertamini atau warga yang jual bensin eceran juga agak jarang. Makanya, kalau Sahabat KeNai bawa kendaraan pribadi, usahakan jangan sampai tiris bahan bakarnya, ya. Ribet kalau sampe mogok.


Wisata Alam Hutan Damar yang Instagramable

 
program restorasi ekosistem tnggp

Sampai juga kami di lokasi Wisata Alam Hutan Damar. Saya sempat ragu-ragu kalau ini tempat yang kami tuju. Tetapi, akhirnya semua petunjuk dari warga yang kami tanya, memang mengarahkan ke sini. Sesuai dengan namanya, pepohonan yang berada di tampat ini adalah pohon damar.

Miyawaki merupakan salah satu metode penanaman kembali areal/lahan hutan yang kosong akibat penggundulan dengan jarak tanam antar bibit pohon yang sangat rapat dengan jenis tanaman asli yang beragam. Metode Miyawaki dikembangakan oleh seorang ahli botani dan ekologi tumbuhan bernama Akira Miyawaki pada tahun 70-an. Metode Miyawaki sudah banyak digunakan di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, tepatnya di wilayah Resort Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Cimungkad.

Sumber: Menlhk
 
adopsi pohon metode miyaki

Pepohonan damar yang lurus menjulang memang terlihat seperti barisan yang rapi. Membuat suasana di dalam hutan temaram dan terasa sejuk. Dengan metode tanam rapat ini, jumlah pohon yang ditanam sekitar 20.000 s.d 30.000 pohon/ha.

Meskipun tempat wisatanya belum jadi, suasananya cukup ramai. Tapi, gak sampai padat orang. Parkiran lumayan penuh, terutama oleh motor. Terlihat banyak bahan bangunan dan tukang yang sedang bekerja. Mungkin karena masih dalam tahap pembangunan, makanya belum dikenakan biaya masuk. Cukup bayar parkir.

spot instagramable wisata alam hutan damar

Kelihatannya area hutan damar ini akan dibuat tempat wisata yang instagramable. Terlihat dari beberapa spot berfoto yang dibuat ala kekinian, misalnya sayap-sayapan. Bukan tempat wisata yang saya suka sebetulnya.

Iya, saya gak begitu menyukai wisata ke tempat yang ala instagramable. Apalagi kalau ke alam terbuka. Menurut saya, alam sudah memiki kecantikan yang natural. Gak perlu ada tempat berfoto kekinian. Tapi, ini opini saya pribadi, ya.

Makanya, biasanya saya menghindari tempat wisata seperti itu. Apalagi kalau sedang viral. Beugh! Gak tertarik sama sekali.
 
Tapi, karena saat itu cukup lengang di bagian dalam, kami memutuskan untuk masuk. Kebanyakan pengunjung hanya ngumpul di depan. Spot foto juga hanya di area depan. Semakin ke dalam danya ada pepohonan. Entah karena masih dalam tahap pembangunan atau memang hanya segitu spot fotonya. 
 
sewa hammock di wisata alam hutan damar
Beberapa review yang saya baca, hammock-hammock ini disewakan

 

Saat itu, kami bisa aja berfoto sepuasnya di spot instagramable. Masih sepi, gak ada antrean karena tempat wisatanya belum resmi dibuka. Tapi, kami sekeluarga memang gak pernah berminat berfoto di spot-spot tersebut. Jadi hanya kami lewati aja.
 
suasana di hutan damar situgunung
Gak tau ujungnya sampai mana

 

Kami memilih terus jalan ke dalam. Semakin jauh, semakin sepi. Hanya ada rombongan kami. Saya suka dengan suasananya yang tenang dan sepi. Gak berasa kalau di area depan cukup ramai.
 
Tapi, karena kami gak tau ujungnya sampai mana kalau diterusin. Jadi setelah sekian lama berjalan dan puas foto-foto, kami memutuskan untuk pulang.


Diikuti Moci, Kucing Sukabumi

kumi si kucing sukabumi
Moci ngikutin suami dan anak-anak terus. Kayak gak mau pisah hehehe.

 

Selama kami di sana, ada seekor kucing yang terus ngikutin kami. Dari mulai parkiran udah menyambut dan ngikutin sampai kami pulang. Keke dan Nai langsung kasih nama Moci
 
Ada beberapa kucing di sana. Tapi, hanya Moci terus ngikutin. Ketika kami berhenti sejenak, Moci pun berhenti. Kadang-kadang cuma duduk manis ketika kami sedang berhenti sejenak. Atau langsung ngedeketin, nempelin, dan ngelilingin yang lagi difoto. Unyelable! Gemeeees!

transportasi ke hutan damar cimungkad
Keke dan Nai pengennya dibolehin bawa pulang si Moci hehehe


Moci beneran ngegemesin. Bersih pula! Sedih juga, sih, ketika harus berpisah ma Moci. Karena dia terus ngikutin. 

Keke dan Nai pengennya dibolehin bawa pulang Moci. Tapi, saya menolak. Saya gak benci kucing, hanya masih ragu untuk menjadikan hewan peliharaan. Cukup menyayangi aja tanpa harus memelihara. Maaf ya, Moci.
 
Oiya sebelumnya saya menulis nama kucingnya tuh Kumi. Ternyata setelah lihat foto-fotonya lagi, Kumi kucing lain yang dinamain ma Keke dan Nai. Ini dinamain Moci karena bulunya putih kayak kue moci.

 

Batal Melihat Pusat Konservasi Elang Jawa

 
menuju tempat penangkaran elang jawa cimungkad
Kelihatan landai, ya. Padahal sebetulnya jalanannya terus menanjak

 

Ternyata kami tidak salah tujuan. Jadi dari arah pintu masuk, kalau belok kanan akan ketemu area wisata hutan damar yang mau dibikin instagramable. Sedangkan kalau jalan lurus, baru ke arah pusat konservasi elang jawa.

Kalau di area wisata hutan damar, masih jalan tanah dan landai. Sedangkan menuju pusat konservasi, terus menanjak sejak pintu masuk. Jalannya berupa tangga bebatuan.

"Masih jauh banget tempat elangnya, Bu! Nanjak terus ke atas. Tempatnya juga belum jadi," ujar seorang ibu yang sedang menyapu. Saya bertanya lokasi penangkaran.

Hmmm ... saya gak tau seberapa jauh. Tapi, melihat jalannya yang terus menanjak membuat kami berpikir ulang. Karena kakak ipar ikutan. Sedangkan, salah satu kakinya sudah diamputasi. Sehungga harus berjalan menggunakan kaki palsu dan tongkat.

Kami gak tau seberapa kuat kakak ipar berjalan. Khawatir kejauhan kalau ke tempat penangkaran elang. Mana kayaknya semakin ke dalam, semakin sepi. Repot juga kalau sampai gak kuat.
 
Waktu nyebrang malam-malam di jembatan gantung, kakak ipar memilih gak ikut trekkingnya. Karena alasan kaki. Bahkan ke arah jembatannya pun naik motor, sedangkan kami berjalan kaki. Jadi dibatalin aja dulu. InsyaAllah, kapan-kapan ke sana lagi.

museum pusat pendidikan konservasi elang jawa
Katanya ini bangunan museum pusat pendidikan konservasi elang jawa


Saya melihat satu bangunan yang kelihatan masih baru di dekat pintu masuk. Katanya sih itu museum pendidikan konservasi elang jawa. Saat kami ke sana, museumnya belum buka, masih berantakan. Bangunannya sudah jadi. Tapi, masih banyak bahan bangunan. Untung aja toiletnya udah bisa dipake dan bersih hehehe.
 
camilan sore di tanakita
Ngambil gorengan di Tanakita meskipun hujan sangat deras hehehe

 

Ternyata, tepat juga memutuskan untuk pulang. Kami sampai Tanakita saat jam makan siang. Gak lama setelahnya, hujan turun dengan deras. Perut kenyang plus hujan, membuat kami menjadi kami jadi mengantuk. Etapi, tetap gak bisa menolak ketika ditawarin gorengan hehehe. 


Kondisi Saat ini di Wisata Hutan Damar dan Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa


healing forest hutan damar situgunung
Waktu kami datang masih banyak tukang bangunan yang bekerja


Sejak itu, kami belum pernah jalan-jalan ke luar kota lagi. Keburu fokus sama persiapan Keke untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi negeri. 

rrrec fest in the valley
RRREC Fest in The Valley tahun 2017


Sebetulnya akhir tahun lalu udah berencana ke jalan-jalan lagi. Apalagi situasi pandemi sudah semakin kondusif. Kami ingin nonton RRREC Fest di Tanakita. Tapi, waktunya yang gak cocok.

Berbarengan dengan UAS Nai. Keke juga mulai sibuk quiz. Katanya kalau menjelang UAS memang bakal ada banyak quiz. Pada gak mau izin kalau lagi ujian. Ya udahlah jadinya batal. Mungkin lain kali, ayah dan bundanya harus mulai jalan-jalan ke luar kota berdua aja hahaha.

Jadi, saya pun belum tau kondisi tempat wisata hutan damar dan juga pusat pendidikan konservasi elang jawa saat ini. Paling dapat gambaran dari beberapa ulasan di Google. Saya coba ambil beberapa pendapat, ya
 


Sudah Resmi Dibuka dan Ada Harga Tiket Masuk

harga tiket masuk wisata alam hutan damar situgunung
Gerbang Wisata Alam Hutan Damar yang di belakang itu. Kalau bangunan yang ada parabola dan mobilnya itu rumah warga. Aslinya kalau lihat pintu gerbang dan deretan gutan damar di sampingnya tuh cakep banget, lho. Lain kami saya mau coba videoin, ah.

 

Katanya sekarang sudah dikenakan htm sebesar Rp8500,00 per orang. Netizen tersebut bilang htm segitu kemahalan. Apalagi cuma ada sedikit pilihan spot foto.

Mahal murah memang relatif. Tapi, saya sebetulnya gak peduli dengan jumlah spot foto. Karena seperti yang saya ceritakan di awal, saya kurang menyukai tempat wisata yang seperti itu.

Tetapi, kalau suatu saat saya berhasil ke penangkaran elang. Apalagi sampai suka dengan tempatnya. Menurut saya harga tiket segitu termasuk murah. Gak sampe Rp10ribu. Lagipula, tempat wisata kan juga butuh dana untuk biaya operasional.


Lokasi Konservasi yang Lumayan Jauh

Saya pun menemukan komen salah seorang netizen tentang lokasi konservasi yang lumayan jauh. Katanya kasihan kalau yang bawa anak karena kejauhan.

(Sekali lagi) saya gak tau sejauh apa. Tetapi, ada baiknya memang pilih outfit yang tepat. Pakai pakaian kasual yang menyerap keringat. Alas kaki pun sebaiknya pakai sepatu kets. Lebih bagus lagi yang khusus trekking/hiking. Kecuali kalau Sahabat KeNai memang sekadar ingin menikmati wisata alam Hutan Damar sekalian foto ala instagramable. Lebih bebas deh pakaian dan sepatunya.


Belum Ada Warung Makan

Itu kata salah seorang netizen. Tapi, seingat saya, di area parkir ada beberapa warmindo (warung makan indomie). Entah sekarang udah gak ada atau ingatan saya yang salah.

Pada saat kami ke sana juga ada beberapa rombongan keluarga yang piknik dengan bawa bekal. Saya gak tau, setelah tampat wisatanya dibuka resmi masih boleh atau enggak. Pastinya kebersihan harus tetap dijaga, ya. Jangan sembarangan buang bungkus bekas makanan atau minuman. Kalau pun gak terlihat tong sampah, jangan jadi alasan buat ngebuang di mana aja.


Jalur Lain Menuju Kawasan Wisata Hutan Damar Cimungkad

 
mengendarai motor ke pusat konservasi elang jawa

Kami ke sana dengan konvoy 4 motor. Sebelum berangkat, suami sempat ngobrol dengan beberapa orang crew Tanakita. Katanya ada jalan alternatif lewat Danau Situgunung. Tetapi, memang lebih jauh.

Ternyata ada netizen yang udah pernah mencoba. Jaraknya sekitar 6,5 km dari Danau Situgunung. Jalan melalui hutan dengan waktu tempuh 3,5 jam. Hmmm ... Kayaknya saya naik motor aja, deh hehehe.
 
taman nasional gunung gede pangrango
Nomor-nomor tersebut adalah beberapa tempat wisata di Situgunung


Kawasan Wisata Alam Hutan Damar dan Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa memang masih masuk kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sama dengan Danau Situgunung,  Suspension Bridge, dan lain-lain. Jadi, ingat di hari pertama kami ke sana, teman suami pernah menceritakan beberapa tempat wisata TNGGP. Beberapa sudah jadi. Sisanya masih tahap pembangunan

Dalam perjalanan pergi dan pulang, kami beberapa kali berpapasan dengan pesepeda. Kelihatannya bukan warga sekitar. Karena menggunakan sepeda khusus lintas alam. Juga berpakaian ala pesepeda. Jalurnya memang mearik juga untuk sepedaan.
 
Belum ada angkutan umum untuk menuju tempat wisata Hutan Damar. Pilihannya memang membawa kendaran pribadi. Bisa motor, mobil, atau sepeda. Tetapi, setahu saya, angkot di sana bisa dicarter. Karena kami kalau camping di Tanakita selalu carter angkot dari stasiun meskipun sekarang udah ada mobil online. 
 
Keke dan Nai kecil selalu antusias kalau diajak naik angkot ke Tanakita. Karena mereka gak pernah naik angkot. Jadi tiap kali diajak camping, ngangkot selalu jadi bagian yang ditunggu. Apalagi Nai yang seneng banget duduk di dekat pintu. Bikin salah satu dari kami harus megangin dia sepanjang jalan supaya gak 'terlempar' ke luar kalau jalanannya jelek.
 
Saya lihat di beberapa review, udah mulai ada petunjuk jalan. Jadi, mudah-mudahan gak nyasar kayak kami. Kalaupun masih nyasar juga, coba dinikmati aja. Lumayan banyak pemandangan bagus yang menyegarkan mata.

tanakita glamping situgunung
Mudah-mudahan dikunjungan berikutnya bisa mengunjungi Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa


Pastinya saya masih ingin datang lagi karena tujuan utama belum tercapai. Katanya kalau ingin tau tentang Elang Jawa, wajib banget datang ke sini. InsyaAllah, bisa terwujud. Mudah-mudahan waktunya dan kondisinya pas.

 

Perhatikan Jam Operasional yang Berbeda 


camping di tanakita
Sampai Tanakita, langsung makan siang. Lanjut leyeh-leyeh. Mau balik ke tenda keburu hujan deras


Kalau lihat dari Google Maps, katanya Hutan Damar ini buka 24 jam setiap hari. Kalaupun bener informasinya, saya sarankan ke sana mulai pukul 7 pagi hingga 4 sore. Penerangannya belum bagus. Ngapain juga gelap-gelapan? Ya, kecuali memang ada tujuan khusus, misalnya camping.

Tetapi, di sana belum ada camping ground. Saya pernah membaca berita di salah satu portal berita, Hutan Damar ini juga akan dijadikan kawasan healing forest. Nah, saya belum tau seperti apa bentuknya. Apakah akan ada tambahan fasilitas lain atau tidak?

Kalau untuk saya, menikmati hutan damar yang sunyi udah semacam healing. Tenang rasanya menikmati kesunyian di udara yang sejuk. Sebelum kembali merasakan keriuhan suasana kota dan dikejar deadline hahaha!

Sedangkan kalau Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa, buka setiap hari dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. Tapi, saya juga sempat baca ulasan salah seorang netizen. Katanya saat dia ke sana, semuanya tutup. Termasuk toiletnya pun tutup.
 
fasilitas wisata alam hutan damar cimungkad
Hayo ini bacanya apa? Hehehe

 

Hutan Damar


Kampung Ciparay, Kec. Kadudampit
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 43153

Phone 088224804003

Post a Comment

30 Comments

  1. Waah menarik. Aku cari2 infonya dulu deh, jangan sampe pas kesana malah tutup.

    Sbnrnya yg tanakita aja udh lama masuk bucket listku mba, tapi blm sempet2 kesana. Sejak baca tulisan mba Myra yg lama2 ttg camping di sana, udh tertarik. Kayakny ini yg suasananya memang kemping banget tapi bersih.

    Nah kalo ntr jadi kesana, baru deh sekalian ke kawasan elangnya. Pengen nunjukin anak2 juga.

    Mereka sendiri pernah ikutan trekking yang lebih ribet medannya, jadi kalo liat foto di sini, kayaknya kawasan menuju elang masih aman sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau lihat jalurnya yang tangga berbatu memang kelihatannya aman medannya. Hanya saya belum tau sejauh apa trek yang tertata tersebut. Mudah-mudahan aja sampai ke tempat penangkaran.

      Delete
  2. Keren alamnya, pohonnya rapat benar-benar hutan.Banyak yang bisa dilihat , dirasakan dan sehat karena jalan kaki

    ReplyDelete
  3. Sejak Covid udah gak pernah jalan-jalan ke alam terbuka lagi, baca perjalanan wisata ini jadi kepengen juga, tapi kayaknya milih jalur yang landai-landai dulu aja deh, soalnya anak masih 8 tahun, kalo capek dah ga kuat gendongnya hhaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi Memang harus siap pake tenaga ektra kalau masih ada anak kecil :D

      Delete
  4. Aku juga ngga suka spot wisata yg dikasi gambar love love gituu

    Hadeehh kesannya fake bgt ya mba.

    Mupeng k sini euyyy
    Sangat alamiii bangett

    ReplyDelete
  5. Seru banget ini mak Chi perjalanannya, terus aku sih salfok sama si kucing yang nempel aja itu. heheheheee... Aku nih pengin juga nyobain liburan bersama keluarga seperti ini, karena kita belum ada yang pernah jadi penasaran.

    ReplyDelete
  6. Seru banget menjelajah hutan damar. Apalagi bagi anak2. Capek gak berasa dan dapat ilmu baru juga

    ReplyDelete
  7. setuju sih aku sama tempat wisata yang viral dan instagramable bikin males didatangin karena begitu ramai dikunjungi jadi kurang bisa menikmati

    ReplyDelete
  8. Ih seruuuuu makchiii, ku dulu seneeng bolang gini tapi smenjak jd emak blm pernah lagi 😁. itu ucingnya nurut yaa. Alhamdulillah toiletnya nggak tutup ya bisa dipakai. Moga bisa ke tkp nya yg mba chi mau ya, aku pnasaran jg kalau kayak gini udah menyusuri dari bawah.
    Tapi iya kayaknya datar aja padahal nanjak

    ReplyDelete
  9. mbak nyeberang jembatan gantung malam hari apa nggak gemeteran? hehe. sayang ya ini masih belum banyak fasilitasnya hutannya padahal menurutku murah lho tiket masuknya

    ReplyDelete
  10. Jadi kangen jaman muda suka mengeksplor alam begitu. Jalan nanjak turun, libas semua.

    Wah, semoga next time bisa ke situ lagi ya, Mbak. Biar bisa melihat konservasi Elang Jawa. Kayaknya menarik juga.

    ReplyDelete
  11. Tempatnya bagus banget. Emang ya kalo tempat begini jarang banget ada warung makannya. N itu bikin pengunjung jd malah suka masak2 disana. Kr .enak aja Deket alam.hihi

    ReplyDelete
  12. Ideem mbak gak suka kalau alam yang udah bagus dikasi hiasan buat instagrammable. Tapi kalau misalnya cuma pondok2an buat neduh gk cat warna-warni keknya gpp hehe.
    Wah baru tahu ada konservasi elang jawa di sana. Sekarang pasti udah jadi bangunannya ya.
    Lha padahal 8500 pd mampu kenapa dianggap mahal yaaa, kan mereka dapat ilmunya jg hehe. Bandingin dgn taman bermain modern yang masuknya ratusan ribu huwaaa.

    ReplyDelete
  13. Wah seru jalan-jalannya mbak
    Berkunjung ke wisata alam seperti ini membuat kita rileks sejenak ya mbak
    Melepaskan semua penat yang ada

    ReplyDelete
  14. Baca tiket seharga 8500 mahal, duh mau murahnya seberapa sih? kalau menurut saya segitu udah murah loh apalagi ini kawasan wisata alam ya, tetap saja butuh dana operasional

    ReplyDelete
  15. Seru banget main ke hutan, asal hutannya aman ya. Hutan konservasi sih udah kayak hutan wisata ya. Adem dan tenang.

    ReplyDelete
  16. Sepakat banget mbak, tarif 8500 emang bisa dibilang relatif yaa, mungkin bagi warga sekitar kemahalan, bagi wisatawan mungkin kemurahan ya. apalagi ini hutan konservatif, bisa jadi ini untuk biaya pemelihraan juga masih jauh dari besar. jadi pengen ke sini deh, makasih dah disediain mapsnya segala, jadi kalau mau ke sini gampang nyarinya.

    ReplyDelete
  17. Asyik banget tempatnya, Mbak. Aku suka banget sama pepohonan di hutan yang tampak rapi berjejer. Kalau spot instagramable aku pun nggak terlalu minat, soalnya selain selalu ramai, aku nggak bisa pose-pose cantik gitu. Jadi ngapain lah foto, haha. Dan wow, menyeberang jembatan gantung pada malah hari terdengar mengerikan tapi juga penasaran kayak gimana haha.

    Foto terakhir bacanya : Makasih ya udah mau jadi sahabat aku :P

    ReplyDelete
  18. Moci tau keluarga yang baik dan bisa menyayanginya. Jadi diikutin terus sepanjang perjalanan. Beneran membaca kisah kak Chi, rasanya lelah. Huhu... itu tanjakan yakin bikin ngos-ngosan juga tuh.. menuju ke Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa.

    ReplyDelete
  19. Tulisan di papan hurup arab itu, Makasih udah jadi sahabat alam, bener gak ya?
    Aku pernah lihat kalo gak salah Medina Kamil camping dengan keluarga dan teman-temannya di dekat konservasi Elang Jawa. SOalnya dia bilang letaknya masuk dalam kawasan THGP gitu. Entah bener yang hutan damar ini atau tidak, tapi emang tempatnya waktu itu sepi dan sebelum pandemi juga kayaknya.

    Aku lihat foto di hutan damar kok jadi pengen juga camping di sana, tempatnya adem, tenang gitu ya mba

    ReplyDelete
  20. perjalanannya seru pisaaan Chi... dan serasa adventure banget ya hehehe. tempatnya memang cakep tapi sepertinya trackingnya lumayan. Main ke NZ Chi, kalau suka hiking, ini surganyaaa

    ReplyDelete
  21. Bagi saya, wisata alam tu aktivitas yang paling memukau dan membekas untuk selalu dikenang.

    Wah bisa dibayangkan kalo sampai kehabisan bensin ya. Masak iya mau nuntun mobil, hahahaha

    ReplyDelete
  22. vibes alamnya terasa banget di dukungan dengan tulisan mba jadi seolah olah ikut main di alam juga. Jadi rindu main di alam

    ReplyDelete
  23. Selalu seru deh petualangan jalan-jalan KeNai ini
    aku juga ga terlalu suka kalau liat ada spot foto "instagrammable" yang ada sayap atau hati! Huh! Monmaaappppp sepertinya kok jadi kondangan di kampung sebelah hiks hiks

    untuk ke penangkaran elang, semoga ke depan semakin diperhatikan Pemda ya Chi

    ReplyDelete
  24. penasaran dengan konservasi elang Jawa tapi mikir lagi yah kalau dibilang jauh oleh petugasnya. Nah jauhnya ini seberapa jauh dan kondisi di sana seperti apa. Eh tapi kalau terlalu dekat dengan tempat foto-foto tadi malah khawatir ganggu si elangnya.

    trus si kucing unik banget deh ngikut dari awal hingga akhir semacam guide gitu kali yaa. Kalau tersesat barangkali dia bakal menunjukkan jalan. heheh

    ReplyDelete
  25. Pengalaman menarik bisa mengunjungi konservasi damar dan elang. Tulisan di belakang keren, begitu bermakna dengan disajikan memggunakan tulisan lain. Makasih udah menjadi sahabat aku. Ngena banget

    ReplyDelete
  26. Semoga sekarang penangkaran elangnya udah dibuka, dan banyak pilihan kulinernya ya. Sehingga yang gak bawa makan dari rumah bisa menikmati kuliner di sana

    ReplyDelete
  27. Selalu jatuh cinta dengan koleksi foto trip dengan banyak pohon rindang. Sejuknya berasa, walau cuma lihat-lihat foto saja.
    Semoga di kunjungan blog berikutnya, bisa nyimak keseruan dari akhirnya menemukan Konservasi Elang Jawa-nya. Makin seru lagi, kalau jadi punya koleksi foto dimana salah seekor elang bisa nangkring manja di lengan kita.
    Berasa super seru sendiri. Yay!

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)