Salah satu resto yang langsung kami datangi ketika mulai ke Bandung
          lagi adalah BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928. BMC merupakan salah
          satu bangunan cagar budaya di Bandung. Menjadi pusat pengolahan susu
          pertama di Hindia Belanda sejak 1928.
      
       
      
        Tentu saja, BMC sarat dengan cerita bersejarah, termasuk sejarah kami
          pribadi. Yup! Saya tidak sedang menceritakan sejarah gedung BMC di
          postingan ini. Tapi, saya dan suami punya cerita nostalgia sendiri di
          sini.
      
       
      
      Persis di samping resto BMC 1928 adalah Masjid Al Ukhuwah. Tempat kami
        melangsungkan akad nikah.
    
    
        Tepat di samping resto, ada masjid Al Ukhuwah. Masjid tempat kami
          melangsungkan akad nikah lebih dari 2 dekade lalu. Resto BMC termasuk
          yang sering kami kunjungi ketika mengurus pernikahan. Kami masih suka
          makan di sana ketika anak-anak masih kecil.
      
      
        Singkat cerita, sekian tahun kami gak ke Bandung. Begitu ada
          kesempatan ke Bandung lagi, kangen juga makan di BMC. Pengen sekalian
          bernostalgia.
      
      Konsep Berubah, Rasa Nostagia Tetap Ada
 
      
        Ternyata, resto BMC berubah konsepnya sejak Februari 2022. Bentuk
          bangunannya masih persis sama. Mungkin karena termasuk cagar budaya,
          jadi gak boleh mengubah bentuk bangunan. Tapi, suasananya terlihat
          berbeda.
      
      
        Dulu, BMC termasuk restoran dengan penataan seperti resto keluarga
          pada umumnya. Meja dan kursi yang seragam. Jarak antar meja gak
          terlalu lebar. Seingat saya, di tengah ruangan ada kolam ikan
          kecil.
      
       
      
        Kalau sekarang penataannya ala resto kekinian. Ada tempat duduk yang
          sofa, ada juga yang seperti di meja makan. Jarak antar mejanya juga
          lebar sehingga memberi kesan lapang. Ada panggung kecil yang mungkin
          di waktu tertentu ada live music. Saat kami ke sana, tidak ada musik
          sama sekali. Suasana terasa tenang.
      
       
      
      Karena mau makan siang, kami memilih duduk di kursi seperti ini
    
     
    
    Kalau sekadar ngopi dan menikmati makanan ringan sepertinya lebih nyaman
      di sofa
  
 
        Karena sedang ingin makan siang, kami memilih duduk di kursi yang ada
          meja makan. Mungkin kalau sekadar ingin kopi dan menikmati camilan
          lakan memilih duduk di sofa atau kursi bar. Tapi, kalau makan berat
          tentunya lebih nyaman di meja makan. 
      
       
        
        Pastinya dengan interior sekarang jadi banyak sudut yang pengen saya
          foto. Kalau dulu kan biasa aja suasananya. Suasananya pun lebih suka
          yang sekarang. Lebih nyaman. Makanya jangan heran ya kalau postingan
          ini banyak fotonya hehehe.
      
       
      
      Ruang di balik pintu itu sepertinya private room
    
    
        Tidak ada AC di resto BMC. Tapi, dengan langit-langit yang tinggi
          khas bangunan lama dan juga banyak bukaan, di dalam ruangan gak berasa
          gerah. Apalagi sekarang penataannya lebih lapang. Ada sih satu ruangan
          privasi di area belakang. Saya gak tau apakah di ruangan tersebut
          pakai AC atau enggak. 
      
       
      
        Toiletnya bersih. Saya tidak tau di resto ini ada mushola atau tidak.
          Tapi, kalau pun tidak ada, persing di samping resto kan ada masjid
          yang besar dan bagus. Nyaman sekali shalat di masjid Al Ukhuwah.
      
      Ada Ratusan Menu Pilihan di BMC 1928
 
      Bingung! Seingat saya, dulu menunya gak sebanyak ini pilihannya. Biasanya saya dan suami pesan nasi timbel. Kalau anak-anak pesan sop buntut. Tapi, sekarang banyak banget pilihannya.
 
    
      
        Saya baca komen-komen balasan dari resto BMC 1928 di Google Review, katanya memiliki lebih dari 400
        menu. Banyak ajah! Pantesan kami bingung milihnya hahaha! Menunya lebih
        beragam, Indonesia, western, dan chinese food.
      
      
        
      
      
         
      
      
        
      
        
      
         
      
    
    
        Saya pribadi gak ngitungin. Tapi, memang lumayan tebal buku menunya. Sedikit tips untuk Sahabat KeNai, mendingan lihat dulu menunya secara online sebelum ke sana. Bisa klik linknya di IG BMC 1928. Biatr menghemat waktu saat memilih menu.
Dan, sepertinya menunya selalu berubah atau diganti. Karena ketika tulisan ini dibuat, ada menu yang kami pesan udah gak ada di daftar menu. Atau jangan-jangan kelewat bacanya saking banyak pilihannya? Hmmm...
      Dan, sepertinya menunya selalu berubah atau diganti. Karena ketika tulisan ini dibuat, ada menu yang kami pesan udah gak ada di daftar menu. Atau jangan-jangan kelewat bacanya saking banyak pilihannya? Hmmm...
        Sambil menunggu pesanan disajikan, saya dan suami saling bercerita
          tentang masa lalu. Di sudut mana kami sering duduk, dulu ada kolam
          ikan di tengah resto, makanan/minuman yang menjadi favorit, hingga
          proses pernikahan. Nai tentu aja menyimak obrolan orang tuanya
          hehehe.
      
      Apple Cooler
 
      
      Apple Cooler, IDR39K
    
    
      Iced Passionate Fruit Tea, IDR28K
    
    
        Apple Cooler menjadi pesanan Nai. Salah satu varian tea mocktail dan
          mojito di BMC 128. Perpaduan dari apel, earl grey tea, dan kayu manis.
          Unik! Pas banget menikmati minuman dingin ini, meskipun cuaca Bandung
          saat itu agak mendung.
      
      Iced Passion Fruit Tea
        Saya memilih ini, karena kayaknya agak jarang resto yang menawarkan
          passion fruit tea. Biasanya teh dengan rasa leci, strawberry, atau
          lemon. Saya tidak terlalu mengaduk tehnya, sehingga mendapatkan rasa
          manis yang pas.  Tipis-tipis aja manisnya. Segar.
      
      Hot Elegant Earl Grey Tea
 
      
      Elegant Earl Grey Tea, IDR28K
    
    
        Earl Grey Tea memiliki rasa yang unik. Mungkin gak semua orang bisa
          langsung menyukainya. Tapi, suami saya suka teh jenis ini. Makanya
          kalau ada resto yang menawarkan earl grey tea, biasanya akan dia
          pesan.
      
      Butterfly Tenderloin Steak
 
      
      Butterfly Tenderloin Steak, IDR175K
    
    
        Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy,
          spinach, mushrooms, dan mixed vegetable. Sausnya ada 3 pilihan yaitu
          BBQ, Blackpepper, dan Mushrooms. Nai memilih saus blackpepper.
      
      
        Enak. Tapi, masih biasa aja. Bagi kami, steak yang bener-bener
          memuaskan biasanya ada di beberapa steak house. Kalau resto yang
          menunya lebih bervariasi begini, cuma enak. Poin plusmya, pelengkap
          sayurnya cukup banyak.
      
      BMC Nasi Liwet
 
       
    
    BMC Nasi Liwet, IDR78K
  
  
        BMC Nasi Liwet menjadi salah satu menu yang paling direkomendasikan
          oleh chef BMC dan juga customer. Seingat saya, dari dulu juga paling
          sering pesan nasi liwet di sini.
      
      
        Nasi liwet disajikan di panci kastrol. Panci khusus ngeliwet. Di
          dalamnya sudah ada sedikit ikan asin dan cabai rawit merah. Di piring
          terpisah ada ayam goreng, tahu dan tempe goreng, lalap, kerupuk, dan
          sambal. Sambalnya agak manis dan kurang pedas. Untung aja di dalam
          nasi liwet ada rawitnya. 
      
       
      
      Sisa ayamnya minta dibungkus hehehe
    
    
        Porsinya besar! Setidaknya bagi saya. Sudah mencoba makan lebih pelan
          supaya bisa dihabiskan. Nai dan ayahnya udah ketawa melihat saya
          berusaha menghabiskan ayamnya. 
      
      
        Akhirnya menyerah! Saya hanya mampu menghabiskan setengah potong ayam
          gorengnya. Kalau yang lainnya habis disantap di tempat. Sedangnya sisa
          ayam goreng minta dibungkus.
      
      Tacos
 
      
      Tacos, IDR76K
    
    
        Saya sempat heran ketika suami memilih tacos. Udah jam makan siang,
          masa' memilih camilan? Waktu itu, kami belum tau kalau porsi menu di
          BMC banyak yang besar. Apalagi suami bilang kalau masih lapar nanti
          pesan makanan lain.
      
      
        3 potong tacos dihidangkan. Ukurannya cukup besar kalau untuk makan
          sendiri. Tapi, saya dan Nai ikut nyobain hahaha. Dihidangkan dengan 3
          saos yaitu mayonaisse, tomat, dan mustard. Saya pribadi lebih suka
          tanpa saos. Suami suka pakai mustard dan mayo.
      
       
      
        Entah kenapa Tacos gak ada lagi di menu BMC. Mungkin bisa aja saya
          kelewat bacanya saking banyak pilihan menunya. Tapi, udah coba baca
          beberapa kali, rasanya gak ketemu.
      
      
        Mungkin bagi banyak customer, rasanya belum familiar. Apalagi cacahan
          bawangnya kan mentah. Padahal menurut kami justru bikin rasanya makin
          enak dan segar.
      
      BMC Signature Milk - Strawberry
 
      
      BMC Signature Milk - Strawberry, IDR32K
    
    
        Ke BMC rasanya kurang lengkap kalau gak pesan susu atau yogurt.
          Apalagi kalau lihat sejarahnya kan awalnya pusat pengolahan susu. Nai
          pesan BMC Signature Milk Strawberry. Rasanya sama aja kayak susu
          strawberry, tapi gak terlalu manis. Tentu lebih berasa susunya.
      
      BMC Signature Yogurt - Sticky Rice
 
      
        BMC Signature Yogurt - Sticky Rice, IDR41K
      
    
        Ini juga sepertinya gak ada di daftar menu. Padahal enak, lho. Yogurt
          plain dikasih ketan item. Manis tipis aja.
      
      Japanese Purin
 
      
        Japanese Purin, IDR42K
        
    
        Katanya kenyang banget, tapi masih aja pesen makanan. Abis
          dessert-dessertnya juga menggoda. Makanya, kami di sana agak lama.
          Membiarkan ruang di perut agak kosong dulu kemudian pesan lagi.
      
      
        Pesanan terakhir kami saat itu adalah Japanese Purin. Pesan 1 untuk
          makan bertiga. Karena masih pada kenyang banget. Ini puding custard
          ala Jepang. 
      
      
        Alasan kami memilih Japanese Purin karena biasanya puding ini gak
          terlalu manis. Jadi, cocok lah buat makanan penutup kami di hari itu.
          Teringat ucapan salah satu juri di Australia Masterchef kalau makanan
          penutup menjadi kuncian penting. Seenak apapun appetizer dan main
          course, kalau penutupnya mengecewakan biasanya customer bakal pulang
          dengan kecewa.
      
      
        Ya, kalau saya ambil endingnya dari pesan tersebut. Semua makanan dan
          minuman yang kami pesan tidak ada rasa yang mengecewakan. Jadi,
          penutupnya juga sebaiknya memuaskan. Biar endingnya makin
          menyenangkan.
      
      
        Oke, balik lagi ke Japanese Purin. Teksturnya agak padat, tapi
          lembutnya udah pas. Saus karamelnya juga klop dengan pudding
          custardnya.
      
       
      
        Ada sih rasa yang kurang di hari itu yaitu Keke gak ikut ke Bandung.
          Kangen juga makan bersama berempat. Sejak pada gede, agak sulit
          mengklopkan waktunya. Padahal saya yakin, dia juga pasti seneng kalau
          diajak ke BMC 1928.
      
       
      
        
          Resto BMC 1928 ini lokasinya strategis banget. Masih di pusat kota
          Bandung. Dari Braga sekitar 1,5 km. Dekat banget sama kantor Walikota
          Bandung. Cuma 150 meter jaraknya.
      
      
        Tapi, jangan tanya naik apa kalau pakai transportasi umum, ya. Saya
          gak hapal. Paling saya bisanya menyarankan naik ojol atau mobil online
          kalau gak pakai kendaraan pribadi.
      
      
        Kami ke sana pakai kendaraan pribadi. Di resto ini juga parkirannya
          lumayan luas. Kayaknya beberapa kali ke sana, kami belum pernah sampai
          parkir di pinggir jalan meskipun kondisi resto sedang penuh.
        
      BMC 1928
        Jl. Aceh No.30
      
      
        Merdeka, Kec. Sumur Bandung 
      
      
        Kota Bandung, Jawa Barat 40117
      
       
 
 
 
 
 



 
40 Comments
Wah udah banyak perubahan ya BMC. Dulu suka ke sana kalau abis beli peralatan mendaki dari Eiger. Atau Kaka abis main dari Wanadri
ReplyDeleteAh iya kalau ke sana lagi bakalan pangling ini
Tapi emang lebih nyaman ya banyak tempat buat stok foto. Hehehe
Menunya ada 400? omg, semoga ga bilang "terserah" Ya mak waktu disuruh milih menu 😅😅
ReplyDeleteSudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.
ReplyDeleteSudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.
ReplyDeletesetuju Mbak Mira, kalo pilih menu di resto seperti ini, cari yang aman aja seperti nasi liwet dan ayam goreng
ReplyDeleteKarena pernah beberapa kali kecele. Sesudah itu saya kerap lihat-lihat dulu niche resto dan pemiliknya.
Agar bisa maksimalin pengalaman kulinerannya
Wah, dibangun tahun 1925....meski sudah kekinian interiornya tapi rasa nostalgia tentu masih ada. Apalagi jika punya cerita masa lalu di BMC dan masjid sebelahnya, ya Mba Myra
ReplyDeleteSoal menu yang ratusan bisa bingung milihnya ya, tapi bagus gini, jadi semua selera bisa dilayani.
Noted, bisa nih dikunjungi saat ke Bandung nanti...bangunan lama, menunya menggoda dengan harga cukup terjangkau pula
wuah, ada ratusan menu. Ini urusan milih menu aja bisa satu jam sendiri bolak-balik buku menu.
ReplyDeletePenataan interior dengan furniture baru dan kekinian, tentunya karena ingin mengikuti perkembangan jaman ya, membidik selera generasi muda.
Nasi liwetnya personal banget ya, disajikan dalam "kendil" yang memang biasa digunakan untuk menanak nasi di jaman saya kecil dulu
Tempatnya sepertinya bersih, adem, dan nyaman untuk nongkrong bareng keluarga. Btw, tuk gedungnya masih ada aura zaman Belanda ya, tetap apik dan menu2nya juga enak-enak. Mudah2an suatu saat bisa datang disini.
ReplyDeleteTempatnya terlihat luas, bersih dan nyaman. Cocok banget kalau buat makan bareng keluarga atau teman-teman ya mba. Btw japanese purin-nya cantik banget ya mba
ReplyDeleteMendadak menyadari. Kaget dengan tahun pendiriannya (1928). Berarti tempat ini sudah eksis bahkan sebelum kita merdeka. No wonder jika tempatnya dijadikan cagar budaya ya. Perlu izin khusus dan bererot untuk menggunakan tempat ini sebagai lahan bisnis. Barusan copy akun IG nya untuk disampaikan kepada suami. Cus lah, pas ke Bandung lagi diniatkan mampir kemari.
ReplyDeleteHmm ... Resto BMC 1928 lokasinya stategis ya ... udah gitu parkirnya sangat luas sehingga bagi yang bawa mobil sangat nyaman dan bagi yang naik ojol sudah terdaftar di Gmap, ini mah bener bener resto yang mempermudah para pelanggan untuk datang lagi dan datang lagi
ReplyDeletebenar-benar nostalgia ya mbak. misal aku dulu akadnya di samping resto ini, aku juga pasti akan mampir deh. mengulang cerita yang meski tidak sama, tapi lumayan ya bisa quality time sama pasangan. ceritanya makin berkesan. Bisa diberi judul, dulu dan sekarang. hhhe
ReplyDeleteKalau tempat yang bikin nostalgia itu emang pengen balik lagi terus ya mbak. Apalagi di BMC ini makannya bervariasi banget. Enak-enak yaa, aku tergoda sama steak dengan banyak sayuran dan es susunya. Pasti seger banget 🤤
DeleteTacosnya tuh gedhe banget porsinya. Kalau buat makan siang sih cukup-cukup aja ya. Kalau aku jelas bakalan kekenyangan sih. Hahaha...
ReplyDeleteSekarang masihkah produksi susu? Makanan yang dijual beragam mulai. Tradisional hingga minuman kekinian yang akan berdampak pada semua usia menyukai makanan dan minuman ini.
ReplyDeleteBMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928,wah namanya saja sudah mengandung sejarah ya mbak
ReplyDeleteKeren ya, meski konsep berubah, rasa tetap sama
Pantesan lama bertahan ya
Tadi baca psotingan IG nya skr ke blog lebih detail nih infromasinya soal nostalgia di BMC.
ReplyDeleteMeskipun konsepnya berubah tapi nistalgianya gak hilang ya apalagi tempat sering ketemu sam asuami sebelum nikah ya.
Meskipun restonya ga [ake AC adem kayanya ya kalau langit-langitnya tinggu
Rasanya seperti tidak di restoran melainkan di sebuah hotel. Ada yang serasa di lobby hotel dengan aneka pilihan tempat duduk, ada yang serasa di resto outdoor. Tak heran jika resto ini tetap berjalan dengan anggun meski sudah sangat tua, ya. 1928... sebuah usia yang luar biasa seniornya.
ReplyDeleteNostalgianya berasa banget Mbak Myra, saya jadi ikut terbawa suasana di BMC.
ReplyDeleteBtw pilihan menunya banyak banget ya, tapi saat menu dihidangkan pakai lama nggak ya mbak? Seru banget bisa makan santai di BMC 1928 ini, spot fotonya pun banyak yang menarik.
BMC pernah kesitu hehe.
ReplyDeleteSalam kenal mba, dari Blogger Bandung juga
Oh, jadi makin jelas deh ini yang kemarin dibahas singkat di IG ya, rekomend nih ya buat ajak pasangan jajan ke sini pas ke Bandung heheh. Aku kalau ke Bandung suka naik angkot, karena sopirnya sopaaan pisaaaan
ReplyDeleteWah BMC di Bandung keren jg ya. Saya suka dgn konsep resto seperti ini apalagi foto2nya keren2 dan menggoda buat saya datang kuliner kesini. Makasi infonya :)
ReplyDeleteaku ngerasa ikut duduk di bangku kayu BMC sambil ngopi waktu baca tulisanmu. Bandung dan segala memorinya memang selalu bikin rindu. Nostalgianya dapet, dan kamu menyajikannya dengan manis tapi nggak berlebihan. Warm and heartfelt!
ReplyDeleteMa sya Allah BMC bisa bertahan selama itu. Pasti setiap generasi yang mengelolanya, belajar memahami selera orang pada zamannya. Termasuk suasana restonya.
ReplyDeleteIni bener-bener otentik. dah gedungnya bersejarah, menunya tersedia ratusan pula dengan pilihan menu western dan Asia. Salut dengan manajemen kitchen-nya yang mengelola ketersediaan menu yang luar biasa banyak
ReplyDeleteBMC itu memang bikin nyaman dan bakalan pengen balik lagi. Aku pernah kesana sekali, kalau nanti ke Bandung lagi rencananya pengen kesana juga nih. Tempatnya estetik, nyaman, luas dan makanannya tuh level up minumannya pun variatif dan plattingnya oke punya. Perfect buat nongkrong sambil kulineran.
ReplyDeleteAku malah baru tau kalau ada earl grey tea juga di BMC, tertarik buat nyobain deh rasanya. steak dan tacos nya juga membuat daku ngilerrrr.
Wahh banyak banget menunya ya Mbak. Kebayang deh pasti bingung milihnya hehehe.. Btw tempatnya cakep banget, bersih, luas dan nyaman
ReplyDeleteWahh Mba Mira ke Bandung gak ngasih kabar euy hehehe. Tau gitu bisa sekalian bareng saya anter wiskul sama jalan-jalan ke tempat-tempat kuliner legend di Bandung hehehe.
ReplyDeleteDari masjid Al Ukhuwah tinggal ngenclok ke Resto BMC yaa.. ka Chi.
ReplyDeleteSeneng karena pastinya bisa bernostalgia. Dan kini semakin maju dengan rebuild ke bangunan yang lebih modern. Cakeepp euuii~
Aku belum menjelajah kuliner di daerah Al Ukhuwah selain warten depan masjid yang jualan aneka makanan.
Keren banget mbak ini menunya sampai ratusan. Apalagi bmc ini juga punya nilai historis ya wajib banget nih buatku dikunjungi kalau jalan-jalan ke bandung
ReplyDeleteBangunan lama bernyawa nostalgia dengan interior kekinian yang nyaman, paduan yang pas buat kulineran hangat bersama keluarga dan yang tersayang. Pilihan menu yang variatif juga mendukung siap memenuhi selera masing-masing pengunjung
ReplyDeleteIni menunya kok favorit aku semua ya, mana tempatnya cakep n instagramable, pokoknya kalo ke Bandung wajib mampir banget ajak keluarga rame2
ReplyDeleteYa ampun, Bandung ini surganya kuliner dan resto-resto yang instagramable banget. Mana nuansa vintage-nya dapet pula. Kalau aku ke sana bisa-bisa sibuk pepotoan. hahahaha.. tapi jujur aku kok ngiler sama tacos-nya ya terus apple cooler-nya itu kok bikin seger tenggorokan. :D
ReplyDeleteBangunan cagar budaya rata-rata memang dibuat dengan atap tinggi, pintu dan jendela yang besar untuk sirkulasi udara yang baik. Jadi terasa lebih adem dan bikin betah.
ReplyDeletePastinya makan di sana jadi lebih nyaman apalagi dengan banyak pilihan menunya, yaa ...
Pengalaman di tempat lain, kalau menunya sebanyak itu, biasanya adaaaa aja yang absen alias nggak ada, atau layanannya lama banget. Di BMC aman ya, Teh?
ReplyDeleteWah, aku bisa merasakan apa yang kakak rasakan. Pasti bahagia banget bisa berkunjung lagi ke tempat yang penuh nostalgia bersama pasangan. Selain nyaman, tempatnya juga cocok untuk pepotoan.
ReplyDeleteWah pengen banget menikmati Butterfly Tenderloin Steak, Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy, spinach, mushrooms, dan mixed vegetable.
ReplyDeleteasyik banget nih nostalgia di BMC 1928! Jadi pengen ikutan flashback ke masa lalu sambil nikmatin suasananya yang sekarang makin aesthetic gitu. Bikin auto-healing deh!
ReplyDeleteSuka banget sama tempatnya, masih mempertahankan keotentikannya ya. Boleh nih kapan2 mampir nyobain susu atau yogurr di BMC
ReplyDeleteIni tempat favorit aku waktu remaja. Sekarang udah berubah banget dan makin keren. Makanannya makin beragam juga ya :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)