BMC 1928 Bandung: Kisah Cinta, Nasi Liwet, dan Bangunan Sejarah yang Kini Berubah Total

Foto eksterior depan Restoran BMC 1928 Bandung, bangunan cagar budaya bersejarah dengan tulisan "Bandoengsche Melk Centrale 1928", menunjukkan area parkir dan teras.

Salah satu resto yang langsung kami datangi ketika mulai ke Bandung lagi adalah BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928. Bangunan cagar budaya yang dulunya pusat pengolahan susu pertama Hindia Belanda ini kini berubah total menjadi resto yang menyajikan menu mulai dari Nasi Liwet favorit hingga Steak, namun tetap menjadi saksi kisah cinta dan nostalgia kami selama lebih dari dua dekade.

Yup! Saya tidak sedang menceritakan sejarah gedung BMC di postingan ini. Tapi, saya dan suami punya cerita nostalgia sendiri di sini.

Foto eksterior depan BMC 1928 Bandung, bangunan cagar budaya eks-pabrik susu, menunjukkan tulisan "Bandoengsche Melk Centrale 1928" di fasad.
Persis di samping resto BMC 1928 adalah Masjid Al Ukhuwah. Tempat kami melangsungkan akad nikah.


Tepat di samping resto, ada masjid Al Ukhuwah. Masjid tempat kami melangsungkan akad nikah lebih dari 2 dekade lalu. Resto BMC termasuk yang sering kami kunjungi ketika mengurus pernikahan. Kami masih suka makan di sana ketika anak-anak masih kecil.

Singkat cerita, sekian tahun kami gak ke Bandung. Begitu ada kesempatan ke Bandung lagi, kangen juga makan di BMC. Pengen sekalian bernostalgia.


BMC 1928: Bangunan Cagar Budaya & Saksi Kisah Cinta Kami


Plakat penanda Bandoengsche Melk Centrale (BMC) sebagai Bangunan Cagar Budaya di Bandung, didirikan tahun 1925 sebagai Pusat Pengolahan Susu di Hindia Belanda.

Melangkahkan kaki kembali ke BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928 selalu menghadirkan sensasi yang unik. Kami tidak hanya berkunjung ke sebuah restoran, melainkan ke sebuah pusat sejarah. Gedung ini adalah salah satu bangunan cagar budaya penting di Bandung, yang berdiri sejak 1928 sebagai pusat pengolahan susu pertama di Hindia Belanda. Atmosfer kokoh peninggalan era kolonial masih sangat terasa, dengan langit-langit tinggi dan arsitektur khas yang tak lekang dimakan waktu.

Namun, bagi kami, BMC 1928 memiliki makna yang jauh lebih personal dan mendalam. Restoran legendaris ini adalah saksi bisu perjalanan cinta kami. Persis di sampingnya berdiri Masjid Al Ukhuwah, tempat kami melangsungkan akad nikah lebih dari dua dekade silam. Selama mengurus persiapan pernikahan, dan pada tahun-tahun awal kami berkeluarga, BMC adalah tempat singgah, tempat makan siang favorit, dan tempat kami merayakan momen-momen kecil. Kunjungan kali ini bukan sekadar wisata kuliner. Ini adalah perjalanan waktu, upaya untuk menyentuh kembali memori-memori manis di sudut kota Kembang yang bersejarah.


Wajah Baru BMC 1928 Bandung: Interior Kekinian di Gedung Tua


Interior BMC 1928 Resto & Lounge Bandung yang kekinian, menunjukkan panggung kecil, meja kursi modern, dan tulisan "Bandoengsche Melk Centrale 1928"

Kami hampir tidak mengenali interior BMC 1928! Meskipun statusnya sebagai cagar budaya membuat bentuk luar bangunan tetap otentik, megah dengan langit-langit tinggi khas arsitektur lama, di dalamnya telah terjadi transformasi total. Konsep yang dulu terasa seperti restoran keluarga klasik, kini disulap menjadi ruang yang modern dan instagramable. Perubahan ini terjadi sejak Februari 2022, menghasilkan perpaduan menawan antara sejarah masa lalu dengan vibes kafe kekinian yang sedang digandrungi.

Dulu, BMC termasuk restoran dengan penataan seperti resto keluarga pada umumnya. Meja dan kursi yang seragam. Jarak antar meja gak terlalu lebar. Seingat saya, di tengah ruangan ada kolam ikan kecil.

Area tempat duduk lounge dan sofa untuk makan siang di BMC 1928 Bandung, menampilkan interior kekinian dengan lukisan dinding mural dan panggung kecil.

Penataan ruangan kini terasa jauh lebih lapang. Meja dan kursi seragam yang kami ingat digantikan oleh berbagai pilihan tempat duduk: mulai dari sofa yang nyaman, area meja makan formal, hingga bangku bar. Ini menciptakan suasana yang lebih santai dan fleksibel.

Ada panggung kecil yang mungkin di waktu tertentu ada live music. Saat kami ke sana, tidak ada musik sama sekali. Suasana terasa tenang.


Sudut tempat duduk resto legendaris BMC 1928 di Bandung, menunjukkan meja makan dan coffee bar di area belakang.
Karena mau makan siang, kami memilih duduk di kursi seperti ini
Area lounge yang nyaman untuk kuliner di Resto BMC 1928 Bandung, dengan sofa, meja kopi, dan coffee bar berwarna teal modern.
Kalau sekadar ngopi dan menikmati makanan ringan sepertinya lebih nyaman di sofa
Area tempat duduk nyaman di BMC 1928 Bandung, dekat jendela besar dengan pemandangan area outdoor dan parkir luar.

Karena sedang ingin makan siang, kami memilih duduk di kursi yang ada meja makan. Mungkin kalau sekadar ingin kopi dan menikmati camilan lakan memilih duduk di sofa atau kursi bar. Tapi, kalau makan berat tentunya lebih nyaman di meja makan. 
 
Suasana interior lapang BMC 1928 dengan langit-langit tinggi khas cagar budaya dan kursi teal modern, menunjukkan mural mandala di dinding.

Pastinya dengan interior sekarang jadi banyak sudut yang pengen saya foto. Kalau dulu kan biasa aja suasananya. Suasananya pun lebih suka yang sekarang. Lebih nyaman. Makanya jangan heran ya kalau postingan ini banyak fotonya hehehe.

Pintu masuk menuju ruang privat Resto BMC 1928 Bandung yang eksklusif, dihiasi tanaman dan sentuhan warna teal modern.
Ruang di balik pintu itu sepertinya private room


Menariknya, meskipun tidak menggunakan AC, udara tetap terasa sejuk berkat langit-langit yang tinggi dan banyaknya bukaan. Ada sih satu ruangan privasi di area belakang. Saya gak tau apakah di ruangan tersebut pakai AC atau enggak. 

Area samping semi-outdoor BMC 1928 Bandung dengan dinding batu hitam, tanaman hias, dan pencahayaan lampu gantung modern.

Toiletnya bersih. Saya tidak tau di resto ini ada mushola atau tidak. Tapi, kalau pun tidak ada, persing di samping resto kan ada masjid yang besar dan bagus. Nyaman sekali shalat di masjid Al Ukhuwah.

Secara keseluruhan, suasana ini jauh lebih nyaman dari sebelumnya, dan yang pasti, setiap sudutnya kini menjadi spot foto yang wajib diabadikan!


Review Kuliner Wajib Coba di BMC 1928 (Nasi Liwet, Steak, & Susu Legendaris)


Pengunjung sedang memilih dari daftar menu tebal BMC 1928 Bandung yang berisi lebih dari 400 pilihan makanan, diletakkan di meja makan kayu.

Setelah puas bernostalgia dan menikmati ambiance interior yang aesthetic, saatnya masuk ke inti dari kunjungan ke BMC 1928 Bandung yaitu kulinernya! Dahulu, pilihan menu di sini terfokus pada hidangan tradisional dan olahan susu. Namun, dengan konsep barunya, Restoran BMC 1928 kini menawarkan lebih dari 400 menu! Keberagaman ini mencakup masakan Indonesia, Western, hingga Chinese Food, membuat kami sempat kebingungan memilih. Tapi tenang saja, dalam review ini, kami akan fokus pada tiga kategori menu wajib coba yang memadukan keunikan Nasi Liwet (andalan BMC sejak lama), hidangan modern seperti Steak, dan tentu saja, Susu Legendaris khas BMC.

Balasan Google Review dari Owner BMC 1928 yang mengonfirmasi 408 pilihan menu, mendukung klaim kuliner legendaris Bandung.

Saya baca komen-komen balasan dari resto BMC 1928 di Google Review, katanya memiliki lebih dari 400 menu. Banyak ajah! Pantesan kami bingung milihnya hahaha! Menunya lebih beragam, Indonesia, western, dan chinese food.

Saya pribadi gak ngitungin. Tapi, memang lumayan tebal buku menunya. Sedikit tips untuk Sahabat KeNai, mendingan lihat dulu menunya secara online sebelum ke sana. Bisa klik linknya di IG BMC 1928. Biatr menghemat waktu saat memilih menu.

Dan, sepertinya menunya selalu berubah atau diganti. Karena ketika tulisan ini dibuat, ada menu yang kami pesan udah gak ada di daftar menu. Atau jangan-jangan kelewat bacanya saking banyak pilihannya? Hmmm...
 
Sambil menunggu pesanan disajikan, saya dan suami saling bercerita tentang masa lalu. Di sudut mana kami sering duduk, dulu ada kolam ikan di tengah resto, makanan/minuman yang menjadi favorit, hingga proses pernikahan. Nai tentu aja menyimak obrolan orang tuanya hehehe.


Apple Cooler: Kombinasi Unik Apel, Teh Earl Grey, dan Kayu Manis

Apple Cooler dan Iced Passion Fruit Tea di meja kayu, dua pilihan mocktail segar yang wajib dicoba di BMC 1928 Bandung.
Apple Cooler, IDR39K


Apple Cooler menjadi pesanan Nai. Salah satu varian tea mocktail dan mojito di BMC 128. Perpaduan dari apel, earl grey tea, dan kayu manis. Unik! Pas banget menikmati minuman dingin ini, meskipun cuaca Bandung saat itu agak mendung.

Iced Passion Fruit Tea: Manis Tipis yang Jarang Ada di Restoran Lain

Saya memilih ini, karena kayaknya agak jarang resto yang menawarkan passion fruit tea. Biasanya teh dengan rasa leci, strawberry, atau lemon. Saya tidak terlalu mengaduk tehnya, sehingga mendapatkan rasa manis yang pas.  Tipis-tipis aja manisnya. Segar.

Hot Elegant Earl Grey Tea: Aroma Khas Beragam Peminat

Hot Elegant Earl Grey Tea disajikan dalam teko keramik putih, teh hangat yang jadi pilihan penggemar teh di BMC 1928 Bandung.


Earl Grey Tea memiliki rasa yang unik. Mungkin gak semua orang bisa langsung menyukainya. Tapi, suami saya suka teh jenis ini. Makanya kalau ada resto yang menawarkan earl grey tea, biasanya akan dia pesan.

Butterfly Tenderloin Steak: Pilihan Western yang Enak dengan Porsi Sayur Melimpah

Hidangan Butterfly Tenderloin Steak dengan mashed potato dan porsi sayuran melimpah, menu Western di BMC 1928 Bandung.


Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy, spinach, mushrooms, dan mixed vegetable. Sausnya ada 3 pilihan yaitu BBQ, Blackpepper, dan Mushrooms. Nai memilih saus blackpepper.

Enak. Tapi, masih biasa aja. Bagi kami, steak yang bener-bener memuaskan biasanya ada di beberapa steak house. Kalau resto yang menunya lebih bervariasi begini, cuma enak. Poin plusmya, pelengkap sayurnya cukup banyak.

BMC Nasi Liwet: Menu Wajib Coba yang Tak Pernah Berubah Rasa Sejak Dulu

Hidangan BMC Nasi Liwet (Nasi di kastrol), disajikan dengan ayam goreng, tahu tempe, dan sambal, menu favorit di BMC 1928 Bandung.
Detail Nasi Liwet BMC 1928 Bandung di dalam kastrol, lengkap dengan ikan asin, ayam, tempe, tahu, kerupuk, dan sambal.
BMC Nasi Liwet, IDR78K


BMC Nasi Liwet menjadi salah satu menu yang paling direkomendasikan oleh chef BMC dan juga customer. Seingat saya, dari dulu juga paling sering pesan nasi liwet di sini.

Nasi liwet disajikan di panci kastrol. Panci khusus ngeliwet. Di dalamnya sudah ada sedikit ikan asin dan cabai rawit merah. Di piring terpisah ada ayam goreng, tahu dan tempe goreng, lalap, kerupuk, dan sambal. Sambalnya agak manis dan kurang pedas. Untung aja di dalam nasi liwet ada rawitnya. 

Sisa ayam goreng BMC Nasi Liwet dibungkus dalam kemasan take away bermerek Bandoengsche Melk Centrale 1928, menunjukkan alamat di Jl. Aceh, Bandung.
Sisa ayamnya minta dibungkus hehehe


Porsinya besar! Setidaknya bagi saya. Sudah mencoba makan lebih pelan supaya bisa dihabiskan. Nai dan ayahnya udah ketawa melihat saya berusaha menghabiskan ayamnya. 
 
Akhirnya menyerah! Saya hanya mampu menghabiskan setengah potong ayam gorengnya. Kalau yang lainnya habis disantap di tempat. Sedangnya sisa ayam goreng minta dibungkus.

Tacos BMC: Camilan Porsi Jumbo yang Mungkin Sudah Sulit Ditemukan

Tiga porsi besar Tacos disajikan dengan tiga saus (mayo, tomat, mustard), menu camilan porsi jumbo di BMC 1928 Bandung.
Tacos, IDR76K


Saya sempat heran ketika suami memilih tacos. Udah jam makan siang, masa' memilih camilan? Waktu itu, kami belum tau kalau porsi menu di BMC banyak yang besar. Apalagi suami bilang kalau masih lapar nanti pesan makanan lain.

3 potong tacos dihidangkan. Ukurannya cukup besar kalau untuk makan sendiri. Tapi, saya dan Nai ikut nyobain hahaha. Dihidangkan dengan 3 saos yaitu mayonaisse, tomat, dan mustard. Saya pribadi lebih suka tanpa saos. Suami suka pakai mustard dan mayo.

Close-up tiga porsi Tacos BMC 1928 dengan isian daging, bawang merah mentah, dan sayuran segar yang renyah.

Entah kenapa Tacos gak ada lagi di menu BMC. Mungkin bisa aja saya kelewat bacanya saking banyak pilihan menunya. Tapi, udah coba baca beberapa kali, rasanya gak ketemu.

Mungkin bagi banyak customer, rasanya belum familiar. Apalagi cacahan bawangnya kan mentah. Padahal menurut kami justru bikin rasanya makin enak dan segar.

BMC Signature Milk (Strawberry): Rasa Susu Asli yang Tidak Terlalu Manis

BMC Signature Milk Strawberry disajikan dalam kemasan berlogo, minuman legendaris dengan rasa susu asli dan manis yang pas.


Ke BMC rasanya kurang lengkap kalau gak pesan susu atau yogurt. Apalagi kalau lihat sejarahnya kan awalnya pusat pengolahan susu. Nai pesan BMC Signature Milk Strawberry. Rasanya sama aja kayak susu strawberry, tapi gak terlalu manis. Tentu lebih berasa susunya.

Signature Yogurt Ketan Hitam: Paduan Asam Manis yang Menggoda (Meski Sudah Hilang dari Menu?)

BMC Signature Yogurt Sticky Rice (yogurt ketan hitam) disajikan dalam kemasan berlogo, dessert enak berbasis susu di BMC 1928 Bandung.


Ini juga sepertinya gak ada di daftar menu. Padahal enak, lho. Yogurt plain dikasih ketan item. Manis tipis aja.

Japanese Purin: Puding Custard Ala Jepang dengan Saus Karamel yang Manisnya Pas

Japanese Purin (Puding custard ala Jepang) di BMC 1928 Bandung, disajikan dengan saus karamel, krim kocok, dan stroberi sebagai dessert penutup.
Japanese Purin, IDR42K


Katanya kenyang banget, tapi masih aja pesen makanan. Abis dessert-dessertnya juga menggoda. Makanya, kami di sana agak lama. Membiarkan ruang di perut agak kosong dulu kemudian pesan lagi.

Pesanan terakhir kami saat itu adalah Japanese Purin. Pesan 1 untuk makan bertiga. Karena masih pada kenyang banget. Ini puding custard ala Jepang. 

Alasan kami memilih Japanese Purin karena biasanya puding ini gak terlalu manis. Jadi, cocok lah buat makanan penutup kami di hari itu. Teringat ucapan salah satu juri di Australia Masterchef kalau makanan penutup menjadi kuncian penting. Seenak apapun appetizer dan main course, kalau penutupnya mengecewakan biasanya customer bakal pulang dengan kecewa.

Ya, kalau saya ambil endingnya dari pesan tersebut. Semua makanan dan minuman yang kami pesan tidak ada rasa yang mengecewakan. Jadi, penutupnya juga sebaiknya memuaskan. Biar endingnya makin menyenangkan.

Oke, balik lagi ke Japanese Purin. Teksturnya agak padat, tapi lembutnya udah pas. Saus karamelnya juga klop dengan pudding custardnya.


Lokasi dan Jam Buka BMC 1928 Bandung


Ada sih rasa yang kurang di hari itu yaitu Keke gak ikut ke Bandung. Kangen juga makan bersama berempat. Sejak pada gede, agak sulit mengklopkan waktunya. Padahal saya yakin, dia juga pasti seneng kalau diajak ke BMC 1928.

Area teras Restoran BMC 1928 di Bandung, menunjukkan mural/lukisan sejarah Pusat Pengolahan Susu di dinding dan area outdoor yang luas.

Resto BMC 1928 ini lokasinya strategis banget. Masih di pusat kota Bandung. Dari Braga sekitar 1,5 km. Dekat banget sama kantor Walikota Bandung. Cuma 150 meter jaraknya.
 
Tapi, jangan tanya naik apa kalau pakai transportasi umum, ya. Saya gak hapal. Paling saya bisanya menyarankan naik ojol atau mobil online kalau gak pakai kendaraan pribadi.
 
Kami ke sana pakai kendaraan pribadi. Di resto ini juga parkirannya lumayan luas. Kayaknya beberapa kali ke sana, kami belum pernah sampai parkir di pinggir jalan meskipun kondisi resto sedang penuh.

Setelah menyimak kisah nostalgia, transformasi interior, dan review kuliner favorit seperti Nasi Liwet dan Signature Milk, kini saatnya merencanakan kunjungan Sahabat KeNai sendiri ke Restoran BMC 1928


BMC 1928



Post a Comment

40 Comments

  1. Wah udah banyak perubahan ya BMC. Dulu suka ke sana kalau abis beli peralatan mendaki dari Eiger. Atau Kaka abis main dari Wanadri
    Ah iya kalau ke sana lagi bakalan pangling ini
    Tapi emang lebih nyaman ya banyak tempat buat stok foto. Hehehe

    ReplyDelete
  2. Menunya ada 400? omg, semoga ga bilang "terserah" Ya mak waktu disuruh milih menu 😅😅

    ReplyDelete
  3. Sudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.

    ReplyDelete
  4. Sudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.

    ReplyDelete
  5. setuju Mbak Mira, kalo pilih menu di resto seperti ini, cari yang aman aja seperti nasi liwet dan ayam goreng
    Karena pernah beberapa kali kecele. Sesudah itu saya kerap lihat-lihat dulu niche resto dan pemiliknya.
    Agar bisa maksimalin pengalaman kulinerannya

    ReplyDelete
  6. Wah, dibangun tahun 1925....meski sudah kekinian interiornya tapi rasa nostalgia tentu masih ada. Apalagi jika punya cerita masa lalu di BMC dan masjid sebelahnya, ya Mba Myra
    Soal menu yang ratusan bisa bingung milihnya ya, tapi bagus gini, jadi semua selera bisa dilayani.
    Noted, bisa nih dikunjungi saat ke Bandung nanti...bangunan lama, menunya menggoda dengan harga cukup terjangkau pula

    ReplyDelete
  7. wuah, ada ratusan menu. Ini urusan milih menu aja bisa satu jam sendiri bolak-balik buku menu.
    Penataan interior dengan furniture baru dan kekinian, tentunya karena ingin mengikuti perkembangan jaman ya, membidik selera generasi muda.
    Nasi liwetnya personal banget ya, disajikan dalam "kendil" yang memang biasa digunakan untuk menanak nasi di jaman saya kecil dulu

    ReplyDelete
  8. Tempatnya sepertinya bersih, adem, dan nyaman untuk nongkrong bareng keluarga. Btw, tuk gedungnya masih ada aura zaman Belanda ya, tetap apik dan menu2nya juga enak-enak. Mudah2an suatu saat bisa datang disini.

    ReplyDelete
  9. Tempatnya terlihat luas, bersih dan nyaman. Cocok banget kalau buat makan bareng keluarga atau teman-teman ya mba. Btw japanese purin-nya cantik banget ya mba

    ReplyDelete
  10. Mendadak menyadari. Kaget dengan tahun pendiriannya (1928). Berarti tempat ini sudah eksis bahkan sebelum kita merdeka. No wonder jika tempatnya dijadikan cagar budaya ya. Perlu izin khusus dan bererot untuk menggunakan tempat ini sebagai lahan bisnis. Barusan copy akun IG nya untuk disampaikan kepada suami. Cus lah, pas ke Bandung lagi diniatkan mampir kemari.

    ReplyDelete
  11. Hmm ... Resto BMC 1928 lokasinya stategis ya ... udah gitu parkirnya sangat luas sehingga bagi yang bawa mobil sangat nyaman dan bagi yang naik ojol sudah terdaftar di Gmap, ini mah bener bener resto yang mempermudah para pelanggan untuk datang lagi dan datang lagi

    ReplyDelete
  12. benar-benar nostalgia ya mbak. misal aku dulu akadnya di samping resto ini, aku juga pasti akan mampir deh. mengulang cerita yang meski tidak sama, tapi lumayan ya bisa quality time sama pasangan. ceritanya makin berkesan. Bisa diberi judul, dulu dan sekarang. hhhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau tempat yang bikin nostalgia itu emang pengen balik lagi terus ya mbak. Apalagi di BMC ini makannya bervariasi banget. Enak-enak yaa, aku tergoda sama steak dengan banyak sayuran dan es susunya. Pasti seger banget 🤤

      Delete
  13. Tacosnya tuh gedhe banget porsinya. Kalau buat makan siang sih cukup-cukup aja ya. Kalau aku jelas bakalan kekenyangan sih. Hahaha...

    ReplyDelete
  14. Sekarang masihkah produksi susu? Makanan yang dijual beragam mulai. Tradisional hingga minuman kekinian yang akan berdampak pada semua usia menyukai makanan dan minuman ini.

    ReplyDelete
  15. BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928,wah namanya saja sudah mengandung sejarah ya mbak
    Keren ya, meski konsep berubah, rasa tetap sama
    Pantesan lama bertahan ya

    ReplyDelete
  16. Tadi baca psotingan IG nya skr ke blog lebih detail nih infromasinya soal nostalgia di BMC.
    Meskipun konsepnya berubah tapi nistalgianya gak hilang ya apalagi tempat sering ketemu sam asuami sebelum nikah ya.
    Meskipun restonya ga [ake AC adem kayanya ya kalau langit-langitnya tinggu

    ReplyDelete
  17. Rasanya seperti tidak di restoran melainkan di sebuah hotel. Ada yang serasa di lobby hotel dengan aneka pilihan tempat duduk, ada yang serasa di resto outdoor. Tak heran jika resto ini tetap berjalan dengan anggun meski sudah sangat tua, ya. 1928... sebuah usia yang luar biasa seniornya.

    ReplyDelete
  18. Nostalgianya berasa banget Mbak Myra, saya jadi ikut terbawa suasana di BMC.
    Btw pilihan menunya banyak banget ya, tapi saat menu dihidangkan pakai lama nggak ya mbak? Seru banget bisa makan santai di BMC 1928 ini, spot fotonya pun banyak yang menarik.

    ReplyDelete
  19. BMC pernah kesitu hehe.
    Salam kenal mba, dari Blogger Bandung juga

    ReplyDelete
  20. Oh, jadi makin jelas deh ini yang kemarin dibahas singkat di IG ya, rekomend nih ya buat ajak pasangan jajan ke sini pas ke Bandung heheh. Aku kalau ke Bandung suka naik angkot, karena sopirnya sopaaan pisaaaan

    ReplyDelete
  21. Wah BMC di Bandung keren jg ya. Saya suka dgn konsep resto seperti ini apalagi foto2nya keren2 dan menggoda buat saya datang kuliner kesini. Makasi infonya :)

    ReplyDelete
  22. aku ngerasa ikut duduk di bangku kayu BMC sambil ngopi waktu baca tulisanmu. Bandung dan segala memorinya memang selalu bikin rindu. Nostalgianya dapet, dan kamu menyajikannya dengan manis tapi nggak berlebihan. Warm and heartfelt!

    ReplyDelete
  23. Ma sya Allah BMC bisa bertahan selama itu. Pasti setiap generasi yang mengelolanya, belajar memahami selera orang pada zamannya. Termasuk suasana restonya.

    ReplyDelete
  24. Ini bener-bener otentik. dah gedungnya bersejarah, menunya tersedia ratusan pula dengan pilihan menu western dan Asia. Salut dengan manajemen kitchen-nya yang mengelola ketersediaan menu yang luar biasa banyak

    ReplyDelete
  25. BMC itu memang bikin nyaman dan bakalan pengen balik lagi. Aku pernah kesana sekali, kalau nanti ke Bandung lagi rencananya pengen kesana juga nih. Tempatnya estetik, nyaman, luas dan makanannya tuh level up minumannya pun variatif dan plattingnya oke punya. Perfect buat nongkrong sambil kulineran.

    Aku malah baru tau kalau ada earl grey tea juga di BMC, tertarik buat nyobain deh rasanya. steak dan tacos nya juga membuat daku ngilerrrr.

    ReplyDelete
  26. Wahh banyak banget menunya ya Mbak. Kebayang deh pasti bingung milihnya hehehe.. Btw tempatnya cakep banget, bersih, luas dan nyaman

    ReplyDelete
  27. Wahh Mba Mira ke Bandung gak ngasih kabar euy hehehe. Tau gitu bisa sekalian bareng saya anter wiskul sama jalan-jalan ke tempat-tempat kuliner legend di Bandung hehehe.

    ReplyDelete
  28. Dari masjid Al Ukhuwah tinggal ngenclok ke Resto BMC yaa.. ka Chi.
    Seneng karena pastinya bisa bernostalgia. Dan kini semakin maju dengan rebuild ke bangunan yang lebih modern. Cakeepp euuii~
    Aku belum menjelajah kuliner di daerah Al Ukhuwah selain warten depan masjid yang jualan aneka makanan.

    ReplyDelete
  29. Keren banget mbak ini menunya sampai ratusan. Apalagi bmc ini juga punya nilai historis ya wajib banget nih buatku dikunjungi kalau jalan-jalan ke bandung

    ReplyDelete
  30. Bangunan lama bernyawa nostalgia dengan interior kekinian yang nyaman, paduan yang pas buat kulineran hangat bersama keluarga dan yang tersayang. Pilihan menu yang variatif juga mendukung siap memenuhi selera masing-masing pengunjung

    ReplyDelete
  31. Ini menunya kok favorit aku semua ya, mana tempatnya cakep n instagramable, pokoknya kalo ke Bandung wajib mampir banget ajak keluarga rame2

    ReplyDelete
  32. Ya ampun, Bandung ini surganya kuliner dan resto-resto yang instagramable banget. Mana nuansa vintage-nya dapet pula. Kalau aku ke sana bisa-bisa sibuk pepotoan. hahahaha.. tapi jujur aku kok ngiler sama tacos-nya ya terus apple cooler-nya itu kok bikin seger tenggorokan. :D

    ReplyDelete
  33. Bangunan cagar budaya rata-rata memang dibuat dengan atap tinggi, pintu dan jendela yang besar untuk sirkulasi udara yang baik. Jadi terasa lebih adem dan bikin betah.
    Pastinya makan di sana jadi lebih nyaman apalagi dengan banyak pilihan menunya, yaa ...

    ReplyDelete
  34. Pengalaman di tempat lain, kalau menunya sebanyak itu, biasanya adaaaa aja yang absen alias nggak ada, atau layanannya lama banget. Di BMC aman ya, Teh?

    ReplyDelete
  35. Wah, aku bisa merasakan apa yang kakak rasakan. Pasti bahagia banget bisa berkunjung lagi ke tempat yang penuh nostalgia bersama pasangan. Selain nyaman, tempatnya juga cocok untuk pepotoan.

    ReplyDelete
  36. Wah pengen banget menikmati Butterfly Tenderloin Steak, Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy, spinach, mushrooms, dan mixed vegetable.

    ReplyDelete
  37. asyik banget nih nostalgia di BMC 1928! Jadi pengen ikutan flashback ke masa lalu sambil nikmatin suasananya yang sekarang makin aesthetic gitu. Bikin auto-healing deh!

    ReplyDelete
  38. Suka banget sama tempatnya, masih mempertahankan keotentikannya ya. Boleh nih kapan2 mampir nyobain susu atau yogurr di BMC

    ReplyDelete
  39. Ini tempat favorit aku waktu remaja. Sekarang udah berubah banget dan makin keren. Makanannya makin beragam juga ya :)

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)