Salah satu resto yang langsung kami datangi ketika mulai ke Bandung lagi adalah BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928. Bangunan cagar budaya yang dulunya pusat pengolahan susu pertama Hindia Belanda ini kini berubah total menjadi resto yang menyajikan menu mulai dari Nasi Liwet favorit hingga Steak, namun tetap menjadi saksi kisah cinta dan nostalgia kami selama lebih dari dua dekade.
Yup! Saya tidak sedang menceritakan sejarah gedung BMC di postingan ini. Tapi, saya dan suami punya cerita nostalgia sendiri di sini.
Persis di samping resto BMC 1928 adalah
Masjid Al Ukhuwah. Tempat kami melangsungkan akad nikah.
Tepat di samping resto, ada masjid Al Ukhuwah. Masjid tempat kami
melangsungkan akad nikah lebih dari 2 dekade lalu. Resto BMC termasuk
yang sering kami kunjungi ketika mengurus pernikahan. Kami masih suka
makan di sana ketika anak-anak masih kecil.
BMC 1928: Bangunan Cagar Budaya & Saksi Kisah Cinta Kami
Melangkahkan kaki kembali ke BMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928 selalu menghadirkan sensasi yang unik. Kami tidak hanya berkunjung ke sebuah restoran, melainkan ke sebuah pusat sejarah. Gedung ini adalah salah satu bangunan cagar budaya penting di Bandung, yang berdiri sejak 1928 sebagai pusat pengolahan susu pertama di Hindia Belanda. Atmosfer kokoh peninggalan era kolonial masih sangat terasa, dengan langit-langit tinggi dan arsitektur khas yang tak lekang dimakan waktu.
Namun, bagi kami, BMC 1928 memiliki makna yang jauh lebih personal dan mendalam. Restoran legendaris ini adalah saksi bisu perjalanan cinta kami. Persis di sampingnya berdiri Masjid Al Ukhuwah, tempat kami melangsungkan akad nikah lebih dari dua dekade silam. Selama mengurus persiapan pernikahan, dan pada tahun-tahun awal kami berkeluarga, BMC adalah tempat singgah, tempat makan siang favorit, dan tempat kami merayakan momen-momen kecil. Kunjungan kali ini bukan sekadar wisata kuliner. Ini adalah perjalanan waktu, upaya untuk menyentuh kembali memori-memori manis di sudut kota Kembang yang bersejarah.
Wajah Baru BMC 1928 Bandung: Interior Kekinian di Gedung Tua
Kami hampir tidak mengenali interior BMC 1928! Meskipun
statusnya sebagai cagar budaya membuat bentuk luar bangunan tetap
otentik, megah dengan langit-langit tinggi khas arsitektur lama, di
dalamnya telah terjadi transformasi total. Konsep yang dulu
terasa seperti restoran keluarga klasik, kini disulap menjadi ruang
yang modern dan instagramable. Perubahan ini terjadi sejak Februari 2022, menghasilkan perpaduan
menawan antara sejarah masa lalu dengan vibes kafe kekinian
yang sedang digandrungi.
Dulu, BMC termasuk restoran dengan penataan seperti resto keluarga
pada umumnya. Meja dan kursi yang seragam. Jarak antar meja gak
terlalu lebar. Seingat saya, di tengah ruangan ada kolam ikan
kecil.
Penataan ruangan kini terasa jauh lebih lapang. Meja dan kursi
seragam yang kami ingat digantikan oleh berbagai pilihan tempat duduk:
mulai dari sofa yang nyaman, area meja makan formal, hingga bangku
bar. Ini menciptakan suasana yang lebih santai dan fleksibel.
Ada panggung kecil yang mungkin di waktu tertentu ada live music. Saat kami ke sana, tidak ada musik sama sekali. Suasana terasa tenang.
Ada panggung kecil yang mungkin di waktu tertentu ada live music. Saat kami ke sana, tidak ada musik sama sekali. Suasana terasa tenang.
Karena mau makan siang, kami memilih duduk di kursi seperti ini
Kalau sekadar ngopi dan menikmati makanan ringan sepertinya lebih nyaman
di sofa
Karena sedang ingin makan siang, kami memilih duduk di kursi yang ada
meja makan. Mungkin kalau sekadar ingin kopi dan menikmati camilan
lakan memilih duduk di sofa atau kursi bar. Tapi, kalau makan berat
tentunya lebih nyaman di meja makan.
Pastinya dengan interior sekarang jadi banyak sudut yang pengen saya
foto. Kalau dulu kan biasa aja suasananya. Suasananya pun lebih suka
yang sekarang. Lebih nyaman. Makanya jangan heran ya kalau postingan
ini banyak fotonya hehehe.
Ruang di balik pintu itu sepertinya
private room
Menariknya, meskipun tidak menggunakan AC, udara tetap terasa sejuk
berkat langit-langit yang tinggi dan banyaknya bukaan. Ada sih satu ruangan privasi di area belakang. Saya gak tau apakah di
ruangan tersebut pakai AC atau enggak.
Toiletnya bersih. Saya tidak tau di resto ini ada mushola atau tidak.
Tapi, kalau pun tidak ada, persing di samping resto kan ada masjid
yang besar dan bagus. Nyaman sekali shalat di masjid Al Ukhuwah.
Secara keseluruhan, suasana ini jauh lebih nyaman dari sebelumnya, dan yang pasti, setiap sudutnya kini menjadi spot foto yang wajib diabadikan!
Secara keseluruhan, suasana ini jauh lebih nyaman dari sebelumnya, dan yang pasti, setiap sudutnya kini menjadi spot foto yang wajib diabadikan!
Review Kuliner Wajib Coba di BMC 1928 (Nasi Liwet, Steak, & Susu Legendaris)
Setelah puas bernostalgia dan menikmati ambiance interior yang aesthetic, saatnya masuk ke inti dari kunjungan ke BMC 1928 Bandung yaitu kulinernya! Dahulu, pilihan menu di sini terfokus pada hidangan tradisional dan olahan susu. Namun, dengan konsep barunya, Restoran BMC 1928 kini menawarkan lebih dari 400 menu! Keberagaman ini mencakup masakan Indonesia, Western, hingga Chinese Food, membuat kami sempat kebingungan memilih. Tapi tenang saja, dalam review ini, kami akan fokus pada tiga kategori menu wajib coba yang memadukan keunikan Nasi Liwet (andalan BMC sejak lama), hidangan modern seperti Steak, dan tentu saja, Susu Legendaris khas BMC.
Saya baca komen-komen balasan dari resto BMC 1928 di Google Review,
katanya memiliki lebih dari 400 menu. Banyak ajah! Pantesan kami bingung
milihnya hahaha! Menunya lebih beragam, Indonesia, western, dan chinese
food.
Saya pribadi gak ngitungin. Tapi, memang lumayan tebal buku menunya.
Sedikit tips untuk Sahabat KeNai, mendingan lihat dulu menunya secara
online sebelum ke sana. Bisa klik linknya di IG BMC 1928. Biatr
menghemat waktu saat memilih menu.
Dan, sepertinya menunya selalu berubah atau diganti. Karena ketika tulisan ini dibuat, ada menu yang kami pesan udah gak ada di daftar menu. Atau jangan-jangan kelewat bacanya saking banyak pilihannya? Hmmm...
Dan, sepertinya menunya selalu berubah atau diganti. Karena ketika tulisan ini dibuat, ada menu yang kami pesan udah gak ada di daftar menu. Atau jangan-jangan kelewat bacanya saking banyak pilihannya? Hmmm...
Sambil menunggu pesanan disajikan, saya dan suami saling bercerita
tentang masa lalu. Di sudut mana kami sering duduk, dulu ada kolam
ikan di tengah resto, makanan/minuman yang menjadi favorit, hingga
proses pernikahan. Nai tentu aja menyimak obrolan orang tuanya
hehehe.
Apple Cooler: Kombinasi Unik Apel, Teh Earl Grey, dan Kayu Manis
Apple Cooler, IDR39K
Iced Passionate Fruit Tea, IDR28K
Apple Cooler menjadi pesanan Nai. Salah satu varian tea mocktail dan
mojito di BMC 128. Perpaduan dari apel, earl grey tea, dan kayu manis.
Unik! Pas banget menikmati minuman dingin ini, meskipun cuaca Bandung
saat itu agak mendung.
Iced Passion Fruit Tea: Manis Tipis yang Jarang Ada di Restoran Lain
Saya memilih ini, karena kayaknya agak jarang resto yang menawarkan
passion fruit tea. Biasanya teh dengan rasa leci, strawberry, atau
lemon. Saya tidak terlalu mengaduk tehnya, sehingga mendapatkan rasa
manis yang pas. Tipis-tipis aja manisnya. Segar.
Hot Elegant Earl Grey Tea: Aroma Khas Beragam Peminat
Elegant Earl Grey Tea, IDR28K
Earl Grey Tea memiliki rasa yang unik. Mungkin gak semua orang bisa
langsung menyukainya. Tapi, suami saya suka teh jenis ini. Makanya
kalau ada resto yang menawarkan earl grey tea, biasanya akan dia
pesan.
Butterfly Tenderloin Steak: Pilihan Western yang Enak dengan Porsi Sayur Melimpah
Butterfly Tenderloin Steak, IDR175K
Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy,
spinach, mushrooms, dan mixed vegetable. Sausnya ada 3 pilihan yaitu
BBQ, Blackpepper, dan Mushrooms. Nai memilih saus blackpepper.
Enak. Tapi, masih biasa aja. Bagi kami, steak yang bener-bener
memuaskan biasanya ada di beberapa steak house. Kalau resto yang
menunya lebih bervariasi begini, cuma enak. Poin plusmya, pelengkap
sayurnya cukup banyak.
BMC Nasi Liwet: Menu Wajib Coba yang Tak Pernah Berubah Rasa Sejak Dulu
BMC Nasi Liwet, IDR78K
BMC Nasi Liwet menjadi salah satu menu yang paling direkomendasikan
oleh chef BMC dan juga customer. Seingat saya, dari dulu juga paling
sering pesan nasi liwet di sini.
Nasi liwet disajikan di panci kastrol. Panci khusus ngeliwet. Di
dalamnya sudah ada sedikit ikan asin dan cabai rawit merah. Di piring
terpisah ada ayam goreng, tahu dan tempe goreng, lalap, kerupuk, dan
sambal. Sambalnya agak manis dan kurang pedas. Untung aja di dalam
nasi liwet ada rawitnya.
Sisa ayamnya minta dibungkus hehehe
Porsinya besar! Setidaknya bagi saya. Sudah mencoba makan lebih pelan
supaya bisa dihabiskan. Nai dan ayahnya udah ketawa melihat saya
berusaha menghabiskan ayamnya.
Akhirnya menyerah! Saya hanya mampu menghabiskan setengah potong ayam
gorengnya. Kalau yang lainnya habis disantap di tempat. Sedangnya sisa
ayam goreng minta dibungkus.
Tacos BMC: Camilan Porsi Jumbo yang Mungkin Sudah Sulit Ditemukan
Tacos, IDR76K
Saya sempat heran ketika suami memilih tacos. Udah jam makan siang,
masa' memilih camilan? Waktu itu, kami belum tau kalau porsi menu di
BMC banyak yang besar. Apalagi suami bilang kalau masih lapar nanti
pesan makanan lain.
3 potong tacos dihidangkan. Ukurannya cukup besar kalau untuk makan
sendiri. Tapi, saya dan Nai ikut nyobain hahaha. Dihidangkan dengan 3
saos yaitu mayonaisse, tomat, dan mustard. Saya pribadi lebih suka
tanpa saos. Suami suka pakai mustard dan mayo.
Entah kenapa Tacos gak ada lagi di menu BMC. Mungkin bisa aja saya
kelewat bacanya saking banyak pilihan menunya. Tapi, udah coba baca
beberapa kali, rasanya gak ketemu.
Mungkin bagi banyak customer, rasanya belum familiar. Apalagi cacahan
bawangnya kan mentah. Padahal menurut kami justru bikin rasanya makin
enak dan segar.
BMC Signature Milk (Strawberry): Rasa Susu Asli yang Tidak Terlalu Manis
BMC Signature Milk - Strawberry, IDR32K
Ke BMC rasanya kurang lengkap kalau gak pesan susu atau yogurt.
Apalagi kalau lihat sejarahnya kan awalnya pusat pengolahan susu. Nai
pesan BMC Signature Milk Strawberry. Rasanya sama aja kayak susu
strawberry, tapi gak terlalu manis. Tentu lebih berasa susunya.
Signature Yogurt Ketan Hitam: Paduan Asam Manis yang Menggoda (Meski Sudah Hilang dari Menu?)
Ini juga sepertinya gak ada di daftar menu. Padahal enak, lho. Yogurt
plain dikasih ketan item. Manis tipis aja.
Japanese Purin: Puding Custard Ala Jepang dengan Saus Karamel yang Manisnya Pas
Katanya kenyang banget, tapi masih aja pesen makanan. Abis
dessert-dessertnya juga menggoda. Makanya, kami di sana agak lama.
Membiarkan ruang di perut agak kosong dulu kemudian pesan lagi.
Pesanan terakhir kami saat itu adalah Japanese Purin. Pesan 1 untuk
makan bertiga. Karena masih pada kenyang banget. Ini puding custard
ala Jepang.
Alasan kami memilih Japanese Purin karena biasanya puding ini gak
terlalu manis. Jadi, cocok lah buat makanan penutup kami di hari itu.
Teringat ucapan salah satu juri di Australia Masterchef kalau makanan
penutup menjadi kuncian penting. Seenak apapun appetizer dan main
course, kalau penutupnya mengecewakan biasanya customer bakal pulang
dengan kecewa.
Ya, kalau saya ambil endingnya dari pesan tersebut. Semua makanan dan
minuman yang kami pesan tidak ada rasa yang mengecewakan. Jadi,
penutupnya juga sebaiknya memuaskan. Biar endingnya makin
menyenangkan.
Oke, balik lagi ke Japanese Purin. Teksturnya agak padat, tapi
lembutnya udah pas. Saus karamelnya juga klop dengan pudding
custardnya.
Lokasi dan Jam Buka BMC 1928 Bandung
Ada sih rasa yang kurang di hari itu yaitu Keke gak ikut ke Bandung.
Kangen juga makan bersama berempat. Sejak pada gede, agak sulit
mengklopkan waktunya. Padahal saya yakin, dia juga pasti seneng kalau
diajak ke BMC 1928.
Resto BMC 1928 ini lokasinya strategis banget. Masih di pusat kota
Bandung. Dari
Braga
sekitar 1,5 km. Dekat banget sama kantor Walikota Bandung. Cuma 150
meter jaraknya.
Tapi, jangan tanya naik apa kalau pakai transportasi umum, ya. Saya
gak hapal. Paling saya bisanya menyarankan naik ojol atau mobil online
kalau gak pakai kendaraan pribadi.
Kami ke sana pakai kendaraan pribadi. Di resto ini juga parkirannya
lumayan luas. Kayaknya beberapa kali ke sana, kami belum pernah sampai
parkir di pinggir jalan meskipun kondisi resto sedang penuh.
Setelah menyimak kisah nostalgia, transformasi interior, dan review kuliner favorit seperti Nasi Liwet dan Signature Milk, kini saatnya merencanakan kunjungan Sahabat KeNai sendiri ke Restoran BMC 1928.
Setelah menyimak kisah nostalgia, transformasi interior, dan review kuliner favorit seperti Nasi Liwet dan Signature Milk, kini saatnya merencanakan kunjungan Sahabat KeNai sendiri ke Restoran BMC 1928.



40 Comments
Wah udah banyak perubahan ya BMC. Dulu suka ke sana kalau abis beli peralatan mendaki dari Eiger. Atau Kaka abis main dari Wanadri
ReplyDeleteAh iya kalau ke sana lagi bakalan pangling ini
Tapi emang lebih nyaman ya banyak tempat buat stok foto. Hehehe
Menunya ada 400? omg, semoga ga bilang "terserah" Ya mak waktu disuruh milih menu 😅😅
ReplyDeleteSudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.
ReplyDeleteSudah se-abad berarti ya sejak bangunannya didirikan? Cocok nih jadi lokasi untuk quality time bareng keluarga sambil icip makanan. Apalagi buat kak Myra sambil nostalgia dengan yang tersayang.
ReplyDeletesetuju Mbak Mira, kalo pilih menu di resto seperti ini, cari yang aman aja seperti nasi liwet dan ayam goreng
ReplyDeleteKarena pernah beberapa kali kecele. Sesudah itu saya kerap lihat-lihat dulu niche resto dan pemiliknya.
Agar bisa maksimalin pengalaman kulinerannya
Wah, dibangun tahun 1925....meski sudah kekinian interiornya tapi rasa nostalgia tentu masih ada. Apalagi jika punya cerita masa lalu di BMC dan masjid sebelahnya, ya Mba Myra
ReplyDeleteSoal menu yang ratusan bisa bingung milihnya ya, tapi bagus gini, jadi semua selera bisa dilayani.
Noted, bisa nih dikunjungi saat ke Bandung nanti...bangunan lama, menunya menggoda dengan harga cukup terjangkau pula
wuah, ada ratusan menu. Ini urusan milih menu aja bisa satu jam sendiri bolak-balik buku menu.
ReplyDeletePenataan interior dengan furniture baru dan kekinian, tentunya karena ingin mengikuti perkembangan jaman ya, membidik selera generasi muda.
Nasi liwetnya personal banget ya, disajikan dalam "kendil" yang memang biasa digunakan untuk menanak nasi di jaman saya kecil dulu
Tempatnya sepertinya bersih, adem, dan nyaman untuk nongkrong bareng keluarga. Btw, tuk gedungnya masih ada aura zaman Belanda ya, tetap apik dan menu2nya juga enak-enak. Mudah2an suatu saat bisa datang disini.
ReplyDeleteTempatnya terlihat luas, bersih dan nyaman. Cocok banget kalau buat makan bareng keluarga atau teman-teman ya mba. Btw japanese purin-nya cantik banget ya mba
ReplyDeleteMendadak menyadari. Kaget dengan tahun pendiriannya (1928). Berarti tempat ini sudah eksis bahkan sebelum kita merdeka. No wonder jika tempatnya dijadikan cagar budaya ya. Perlu izin khusus dan bererot untuk menggunakan tempat ini sebagai lahan bisnis. Barusan copy akun IG nya untuk disampaikan kepada suami. Cus lah, pas ke Bandung lagi diniatkan mampir kemari.
ReplyDeleteHmm ... Resto BMC 1928 lokasinya stategis ya ... udah gitu parkirnya sangat luas sehingga bagi yang bawa mobil sangat nyaman dan bagi yang naik ojol sudah terdaftar di Gmap, ini mah bener bener resto yang mempermudah para pelanggan untuk datang lagi dan datang lagi
ReplyDeletebenar-benar nostalgia ya mbak. misal aku dulu akadnya di samping resto ini, aku juga pasti akan mampir deh. mengulang cerita yang meski tidak sama, tapi lumayan ya bisa quality time sama pasangan. ceritanya makin berkesan. Bisa diberi judul, dulu dan sekarang. hhhe
ReplyDeleteKalau tempat yang bikin nostalgia itu emang pengen balik lagi terus ya mbak. Apalagi di BMC ini makannya bervariasi banget. Enak-enak yaa, aku tergoda sama steak dengan banyak sayuran dan es susunya. Pasti seger banget 🤤
DeleteTacosnya tuh gedhe banget porsinya. Kalau buat makan siang sih cukup-cukup aja ya. Kalau aku jelas bakalan kekenyangan sih. Hahaha...
ReplyDeleteSekarang masihkah produksi susu? Makanan yang dijual beragam mulai. Tradisional hingga minuman kekinian yang akan berdampak pada semua usia menyukai makanan dan minuman ini.
ReplyDeleteBMC (Bandoengsche Melk Centrale) 1928,wah namanya saja sudah mengandung sejarah ya mbak
ReplyDeleteKeren ya, meski konsep berubah, rasa tetap sama
Pantesan lama bertahan ya
Tadi baca psotingan IG nya skr ke blog lebih detail nih infromasinya soal nostalgia di BMC.
ReplyDeleteMeskipun konsepnya berubah tapi nistalgianya gak hilang ya apalagi tempat sering ketemu sam asuami sebelum nikah ya.
Meskipun restonya ga [ake AC adem kayanya ya kalau langit-langitnya tinggu
Rasanya seperti tidak di restoran melainkan di sebuah hotel. Ada yang serasa di lobby hotel dengan aneka pilihan tempat duduk, ada yang serasa di resto outdoor. Tak heran jika resto ini tetap berjalan dengan anggun meski sudah sangat tua, ya. 1928... sebuah usia yang luar biasa seniornya.
ReplyDeleteNostalgianya berasa banget Mbak Myra, saya jadi ikut terbawa suasana di BMC.
ReplyDeleteBtw pilihan menunya banyak banget ya, tapi saat menu dihidangkan pakai lama nggak ya mbak? Seru banget bisa makan santai di BMC 1928 ini, spot fotonya pun banyak yang menarik.
BMC pernah kesitu hehe.
ReplyDeleteSalam kenal mba, dari Blogger Bandung juga
Oh, jadi makin jelas deh ini yang kemarin dibahas singkat di IG ya, rekomend nih ya buat ajak pasangan jajan ke sini pas ke Bandung heheh. Aku kalau ke Bandung suka naik angkot, karena sopirnya sopaaan pisaaaan
ReplyDeleteWah BMC di Bandung keren jg ya. Saya suka dgn konsep resto seperti ini apalagi foto2nya keren2 dan menggoda buat saya datang kuliner kesini. Makasi infonya :)
ReplyDeleteaku ngerasa ikut duduk di bangku kayu BMC sambil ngopi waktu baca tulisanmu. Bandung dan segala memorinya memang selalu bikin rindu. Nostalgianya dapet, dan kamu menyajikannya dengan manis tapi nggak berlebihan. Warm and heartfelt!
ReplyDeleteMa sya Allah BMC bisa bertahan selama itu. Pasti setiap generasi yang mengelolanya, belajar memahami selera orang pada zamannya. Termasuk suasana restonya.
ReplyDeleteIni bener-bener otentik. dah gedungnya bersejarah, menunya tersedia ratusan pula dengan pilihan menu western dan Asia. Salut dengan manajemen kitchen-nya yang mengelola ketersediaan menu yang luar biasa banyak
ReplyDeleteBMC itu memang bikin nyaman dan bakalan pengen balik lagi. Aku pernah kesana sekali, kalau nanti ke Bandung lagi rencananya pengen kesana juga nih. Tempatnya estetik, nyaman, luas dan makanannya tuh level up minumannya pun variatif dan plattingnya oke punya. Perfect buat nongkrong sambil kulineran.
ReplyDeleteAku malah baru tau kalau ada earl grey tea juga di BMC, tertarik buat nyobain deh rasanya. steak dan tacos nya juga membuat daku ngilerrrr.
Wahh banyak banget menunya ya Mbak. Kebayang deh pasti bingung milihnya hehehe.. Btw tempatnya cakep banget, bersih, luas dan nyaman
ReplyDeleteWahh Mba Mira ke Bandung gak ngasih kabar euy hehehe. Tau gitu bisa sekalian bareng saya anter wiskul sama jalan-jalan ke tempat-tempat kuliner legend di Bandung hehehe.
ReplyDeleteDari masjid Al Ukhuwah tinggal ngenclok ke Resto BMC yaa.. ka Chi.
ReplyDeleteSeneng karena pastinya bisa bernostalgia. Dan kini semakin maju dengan rebuild ke bangunan yang lebih modern. Cakeepp euuii~
Aku belum menjelajah kuliner di daerah Al Ukhuwah selain warten depan masjid yang jualan aneka makanan.
Keren banget mbak ini menunya sampai ratusan. Apalagi bmc ini juga punya nilai historis ya wajib banget nih buatku dikunjungi kalau jalan-jalan ke bandung
ReplyDeleteBangunan lama bernyawa nostalgia dengan interior kekinian yang nyaman, paduan yang pas buat kulineran hangat bersama keluarga dan yang tersayang. Pilihan menu yang variatif juga mendukung siap memenuhi selera masing-masing pengunjung
ReplyDeleteIni menunya kok favorit aku semua ya, mana tempatnya cakep n instagramable, pokoknya kalo ke Bandung wajib mampir banget ajak keluarga rame2
ReplyDeleteYa ampun, Bandung ini surganya kuliner dan resto-resto yang instagramable banget. Mana nuansa vintage-nya dapet pula. Kalau aku ke sana bisa-bisa sibuk pepotoan. hahahaha.. tapi jujur aku kok ngiler sama tacos-nya ya terus apple cooler-nya itu kok bikin seger tenggorokan. :D
ReplyDeleteBangunan cagar budaya rata-rata memang dibuat dengan atap tinggi, pintu dan jendela yang besar untuk sirkulasi udara yang baik. Jadi terasa lebih adem dan bikin betah.
ReplyDeletePastinya makan di sana jadi lebih nyaman apalagi dengan banyak pilihan menunya, yaa ...
Pengalaman di tempat lain, kalau menunya sebanyak itu, biasanya adaaaa aja yang absen alias nggak ada, atau layanannya lama banget. Di BMC aman ya, Teh?
ReplyDeleteWah, aku bisa merasakan apa yang kakak rasakan. Pasti bahagia banget bisa berkunjung lagi ke tempat yang penuh nostalgia bersama pasangan. Selain nyaman, tempatnya juga cocok untuk pepotoan.
ReplyDeleteWah pengen banget menikmati Butterfly Tenderloin Steak, Tenderloin steak yang dilengkapi dengan mashed potato yang creamy, spinach, mushrooms, dan mixed vegetable.
ReplyDeleteasyik banget nih nostalgia di BMC 1928! Jadi pengen ikutan flashback ke masa lalu sambil nikmatin suasananya yang sekarang makin aesthetic gitu. Bikin auto-healing deh!
ReplyDeleteSuka banget sama tempatnya, masih mempertahankan keotentikannya ya. Boleh nih kapan2 mampir nyobain susu atau yogurr di BMC
ReplyDeleteIni tempat favorit aku waktu remaja. Sekarang udah berubah banget dan makin keren. Makanannya makin beragam juga ya :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)