Dapoer Podjok, Tempat Nyaman Buat Mojok
- Ketika hadir di acara #WeGoWithKids, saya mendapatkan 2 tiket
gratis ke Kidzania karena berhasil menjawab pertanyaan.
Alhamdulillah rezeki anak. Lumayan dapat 2 tiket.
Sayangnya Keke gak mau ikutan. Dia mulai malas jalan-jalan ke tempat
bermain anak, termasuk Kidzania. Jadi hanya kami berdua, saya dan Nai,
yang jalan ke Kidzania. Keke dan ayahnya di rumah.
[Silakan baca: #WeGoWithKids: Jakan-Jalan Bersama Anak-Anak Itu Ribet, Tapi Bernilai]
Setelah bermain selama sekian jam di Kidzania, kami pun mulai lapar. Saya dan Nai berkelililing mencari restauran yang sekiranya nyaman dan kelihatannya enak di Pasific Place. Setelah muter-muter dan lumayan bingung juga memilihnya, akhirnya kami pilih Dapoer Podjok.
Saya dan Nai lagi ingin makan menu Indonesia. Sebetulnya ada beberapa resto yang menjual makanan Indonesia. Saya agak lupa juga kenapa akhirnya memilih Dapoer Podjok. Kayaknya karena tempatnya gak terlalu ramai dibandingkan beberapa resto lain di sekitarnya.
Kami berdua langsung memilih tempat duduk di pojokan. Tempat yang kelihatannya nyaman untuk mojok. Di samping dinding kaca lebar. Saya suka juga melihat pemandangan sekitar dari ketinggian. Suasanya juga cukup nyaman. Lumayan berasa suasana tradisionalnya dengan beberapa dekorasi jadul.
Agak lama kami memilih menu makanan di Dapoer Podjok. Pilihannya banyak dan semuanya terlihat menggiurkan. Tapi, harganya sedikit overpriced. Kalau enak, ya gak apa-apa. Tapi, kalau gak enak? Masalahnya, kami belum pernah makan di sana. Jadi bingung juga hahaha
Ternyata, rasanya enak! Rasa manis dan asamnya pas. Gak terlalu berminyak juga. Walaupun saya ke sini pada tahun 2016, saya masih ingat banget sama rasanya. Daging ikan patinyya lumayan tebal dan mengenyangkan. Kuahnya saya seruput hingga habis. Menandakan memang rasanya beneran enak.
Buat saya mungkin gak terlalu pedas. Tapi, buat anak kecil, apalagi gak suka pedas memang bakal berasa banget. Pelayannya juga gak menginformasikan tentang hal ini. Padahal dia tau kalau yang pesan adalah anak-anak. Akhirnya, Nai cuma makan dagingnya. Itupun cuma sedikit karena dia gak tahan dengan pedasnya. Saya udah kekenyangan, jadi gak sanggup menghabiskan sisa tongseng punya Nai. *Sayang juga, uy, karena harganya lumayan.
Kalau dari suasana dan rasa makanan, kami suka. Suasanya cukup nyaman, termasuk bila bersantap bersama keluarga. Rasa makanan yang kami pilih juga gak mengecewakan. Porsinya juga pas. Penyajiannya juga menggunakan wadah dengan api kecil yang tetap menyala. Sehingga makanan bisa terus hangat.
Cuma harga aja yang untuk porsi segitu kayaknya sedikit overpriced. Iya, makanan di resto tentu berbeda dengan kaki lima. Tapi, tetap aja saya merasa sedikit overpriced. Saya lihat di Zomato, harga seporsi nasi goreng berkisar IDR55K - 63K. Seporsi bebek penyet IDR107K. Saya lupa apakah makanan yang kami pilih sudah termasuk nasi atau belum. Kalaupun belum, saya lupa dengan harganya.
Kami makan di Dapoer Podjok pada tahun 2016. Harga yang saya tulis di blog ini adalah harga terbaru (April '18) yang saya lihat lewat Zomato. Tentunya ada kenaikan harga makanan. Seperti yang dilihat di foto menu untuk nasi goreng, ada kenaikan sekitar IDR5K per porsi.
[Silakan baca: Zomato, Aplikasi Mencari Resto untuk Pecinta Kuliner]
Selain harga yang juga sudah mengalami perubahan, Dapoer Podjok di Pacific Place juga sudah tutup. Saya baru mengetahuinya, sesaat menjelang tulisan ini publish. Tetap sayang kalau tulisan ini didelete. Biar jadi kenang-kenangan. Lagi pula, berdasarkan info dari Google, Dapoer Podjok di Senayan City dan Pondok Indah Mall 2 masih ada.
[Silakan baca: #WeGoWithKids: Jakan-Jalan Bersama Anak-Anak Itu Ribet, Tapi Bernilai]
Setelah bermain selama sekian jam di Kidzania, kami pun mulai lapar. Saya dan Nai berkelililing mencari restauran yang sekiranya nyaman dan kelihatannya enak di Pasific Place. Setelah muter-muter dan lumayan bingung juga memilihnya, akhirnya kami pilih Dapoer Podjok.
Saya dan Nai lagi ingin makan menu Indonesia. Sebetulnya ada beberapa resto yang menjual makanan Indonesia. Saya agak lupa juga kenapa akhirnya memilih Dapoer Podjok. Kayaknya karena tempatnya gak terlalu ramai dibandingkan beberapa resto lain di sekitarnya.
Kami berdua langsung memilih tempat duduk di pojokan. Tempat yang kelihatannya nyaman untuk mojok. Di samping dinding kaca lebar. Saya suka juga melihat pemandangan sekitar dari ketinggian. Suasanya juga cukup nyaman. Lumayan berasa suasana tradisionalnya dengan beberapa dekorasi jadul.
Agak lama kami memilih menu makanan di Dapoer Podjok. Pilihannya banyak dan semuanya terlihat menggiurkan. Tapi, harganya sedikit overpriced. Kalau enak, ya gak apa-apa. Tapi, kalau gak enak? Masalahnya, kami belum pernah makan di sana. Jadi bingung juga hahaha
Es Cincau Hijau, IDR33K
Jus Jambu, IDR33K
Pindang Patin, IDR54K
Akhirnya, saya memilih pindang patin. Saya suka menu pindang, tapi
agak jarang mendapatkan rasa yang pas di lidah. Biasanya ada aja yang
kurang. Makanya rada deg-degan sama rasanya waktu pesen.
Ternyata, rasanya enak! Rasa manis dan asamnya pas. Gak terlalu berminyak juga. Walaupun saya ke sini pada tahun 2016, saya masih ingat banget sama rasanya. Daging ikan patinyya lumayan tebal dan mengenyangkan. Kuahnya saya seruput hingga habis. Menandakan memang rasanya beneran enak.
Tongseng Kambing, IDR83K
Kalau Nai memilih tongseng kambing. Rasanya enak dan kuahnya juga gak
terlalu kental. Sayangnya rasanya pedas. Padahal gak dikasih potongan
cabai rawit, lho. Biasanya kalau beli tongseng kan dikasih potongan
cabai rawit kalau mau pedas, tapi ini kuahnya memang sudah pedas. Sama
dagingnya kurang banyak, sih, kalau untuk harga segitu 😁
Buat saya mungkin gak terlalu pedas. Tapi, buat anak kecil, apalagi gak suka pedas memang bakal berasa banget. Pelayannya juga gak menginformasikan tentang hal ini. Padahal dia tau kalau yang pesan adalah anak-anak. Akhirnya, Nai cuma makan dagingnya. Itupun cuma sedikit karena dia gak tahan dengan pedasnya. Saya udah kekenyangan, jadi gak sanggup menghabiskan sisa tongseng punya Nai. *Sayang juga, uy, karena harganya lumayan.
Kalau dari suasana dan rasa makanan, kami suka. Suasanya cukup nyaman, termasuk bila bersantap bersama keluarga. Rasa makanan yang kami pilih juga gak mengecewakan. Porsinya juga pas. Penyajiannya juga menggunakan wadah dengan api kecil yang tetap menyala. Sehingga makanan bisa terus hangat.
Cuma harga aja yang untuk porsi segitu kayaknya sedikit overpriced. Iya, makanan di resto tentu berbeda dengan kaki lima. Tapi, tetap aja saya merasa sedikit overpriced. Saya lihat di Zomato, harga seporsi nasi goreng berkisar IDR55K - 63K. Seporsi bebek penyet IDR107K. Saya lupa apakah makanan yang kami pilih sudah termasuk nasi atau belum. Kalaupun belum, saya lupa dengan harganya.
Kami makan di Dapoer Podjok pada tahun 2016. Harga yang saya tulis di blog ini adalah harga terbaru (April '18) yang saya lihat lewat Zomato. Tentunya ada kenaikan harga makanan. Seperti yang dilihat di foto menu untuk nasi goreng, ada kenaikan sekitar IDR5K per porsi.
[Silakan baca: Zomato, Aplikasi Mencari Resto untuk Pecinta Kuliner]
Selain harga yang juga sudah mengalami perubahan, Dapoer Podjok di Pacific Place juga sudah tutup. Saya baru mengetahuinya, sesaat menjelang tulisan ini publish. Tetap sayang kalau tulisan ini didelete. Biar jadi kenang-kenangan. Lagi pula, berdasarkan info dari Google, Dapoer Podjok di Senayan City dan Pondok Indah Mall 2 masih ada.
7 Comments
Kalau menurut saya sih yg rasanya mahal banget minumannya hehe.. segelas itu 33rb😃
ReplyDeleteasalkan jangan setiap hari hehehe
DeleteHarganya beneran overpriced, hehehe,. Tapi memang di beberapa resto harga sekian sudah umum ya, Mbak. Gak perlu sebut nama restonya, saya pernah juga minum es jeruk medan mix kelapa muda di deerah Cikini. Harganya 40/gelas tahun 2014, wkwkwkwk mehong nggak pengin balik lagi kecuali pas dapat bonus. Tapi intinya asal sepadan sm rasa plus kenyamanan tempatnya sih oke-oke aja, asal gak tiap hari.
ReplyDeletewah itu tahun 2014. Berarti sekarang udah berapa, ya? :D
DeleteCeritanya lagi gonta ganti tampilan template kah teh chi soale aku kemaren ke sini templatenya dari tabku kekecilan, nah yang ini baru pas lebarnya #duh malah komen hal teknis
ReplyDeleteNah iyak sama aku klo menu ikan berkuah jg suka rada deg degan takut ada yg kyurang pas,
Itu es cincau meuni membikin cleguk2
iya, lagi cari yang pas. Alhamdulillah, akhirnya dapat template yang pas :)
DeletePadahal kalau bumbunya pas bakal enak banget, ya. Es cincaunya memang menggoda hehehe
Tempatnya sih asik dan betah sepertinya, tapi lihat harga segelas minumnya cukup mahal buat saya..hehe
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)