Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial berita tentang
JakBook. Sebuah tempat berburu buku murah di Jakarta yang belokasi di
Pasar Kenari ini baru diresmikan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI,
pada April 2019.
JakBook Pasar Kenari, Tempat Berburu Buku Murah di Jakarta
Sebelum cerita lebih lanjut tentang JakBook Pasar Kenari, saya mau
cerita tentang pengalaman membeli buku murah di Jakarta ketika masih
kuliah. Masih lekat diingatkan alm papah selalu bilang, "Kalau Chi
butuh buku kuliah, kasih tau, ya. Papah ada teman yang jualan buku
di Kwitang." Teman yang dimaksud ini adalah nasabah papah saat masih
kerja di Bank.
Ke Mana Para Pedagang Buku di Kwitang dan Senen?
Kwitang dan Senen memang surganya buku. Seringkali auto inget ke
sana kalau mau ke pasar buku bekas.
Memang mau beli buku baru atau bekas, banyak sekali penjualnya di sana. Ada yang di ruko, tetapi yang berjualan di kaki lima pun banyak. Nasabah papah berjualan di salah satu ruko di Kwitang.
Setiap kali saya butuh buku untuk kuliah, papah akan mengajak ke sana. Nanti saya tinggal tunjukin daftar buku yang dibutuhkan ke temannya. Sambil menunggu buku-buku yang dicari terkumpul, papah akan ngobrol dengan temannya. Saya melihat-lihat sekeliling aja. Ruko tua tanpa AC yang di dalamnya penuh dengan tumpukan buku. Saya suka bingung gimana caranya bisa menemukan buku yang dibutuhkan.
Setelah diwisuda, saya gak pernah ke sana lagi. Apalagi kami tinggal di Bekasi. Lumayan jauh kalau harus ke Kwitang atau Senen. Mending beli buku di toko besar aja seperti Gramedia atau belanja online.
Selama sekian tahun itu pula, saya gak mengikuti perkembangan toko buku di sana. Agak terlambat ketika saya baru mengetahui kalau toko-toko di sana pernah punya cerita panjang. Mengalami kebakakaran hebat pada tahun 2007 hingga penggusuran.
Para pedagangnya pun mulai berpencar di beberapa lokasi di Jakarta. Masih ada yang tetap bertahan di sana, tetapi jumlahnya sudah jauh lebih sedikit. Ada juga yang beralih menjadi pedagang online karena dianggap lebih menguntungkan dari segi biaya. Tidak perlu sewa ruko kalau online.
Ya, kalau memang sejarahnya seperti itu, memang pantas aja saya terlambat mengetahuinya. Bukan hanya karena lokasi rumah jauh dari Kwitang dan sekitarnya. Tetapi, pada tahun 2007 juga saya sudah mau punya 2 anak. Udah riweuh sama urusan rumah tangga dan keluarga. Frekwensi membaca buku pun berkurang.
Memang mau beli buku baru atau bekas, banyak sekali penjualnya di sana. Ada yang di ruko, tetapi yang berjualan di kaki lima pun banyak. Nasabah papah berjualan di salah satu ruko di Kwitang.
Setiap kali saya butuh buku untuk kuliah, papah akan mengajak ke sana. Nanti saya tinggal tunjukin daftar buku yang dibutuhkan ke temannya. Sambil menunggu buku-buku yang dicari terkumpul, papah akan ngobrol dengan temannya. Saya melihat-lihat sekeliling aja. Ruko tua tanpa AC yang di dalamnya penuh dengan tumpukan buku. Saya suka bingung gimana caranya bisa menemukan buku yang dibutuhkan.
Setelah diwisuda, saya gak pernah ke sana lagi. Apalagi kami tinggal di Bekasi. Lumayan jauh kalau harus ke Kwitang atau Senen. Mending beli buku di toko besar aja seperti Gramedia atau belanja online.
Selama sekian tahun itu pula, saya gak mengikuti perkembangan toko buku di sana. Agak terlambat ketika saya baru mengetahui kalau toko-toko di sana pernah punya cerita panjang. Mengalami kebakakaran hebat pada tahun 2007 hingga penggusuran.
Para pedagangnya pun mulai berpencar di beberapa lokasi di Jakarta. Masih ada yang tetap bertahan di sana, tetapi jumlahnya sudah jauh lebih sedikit. Ada juga yang beralih menjadi pedagang online karena dianggap lebih menguntungkan dari segi biaya. Tidak perlu sewa ruko kalau online.
Ya, kalau memang sejarahnya seperti itu, memang pantas aja saya terlambat mengetahuinya. Bukan hanya karena lokasi rumah jauh dari Kwitang dan sekitarnya. Tetapi, pada tahun 2007 juga saya sudah mau punya 2 anak. Udah riweuh sama urusan rumah tangga dan keluarga. Frekwensi membaca buku pun berkurang.
Surga Pasar Buku di JakBook

Ciri khas gedung Pasar Kenari Lama, seperti lemari buku
Kemudian Keke minta dibeliin buku pelajaran matematika. Sebetulnya seluruh buku pelajarannya dipinjamkan oleh sekolah secara gratis. Tetapi, guru matematika menganggap materi di buku pelajaran yang dibagikan masih kurang lengkap.
Nai pun minta diajak ke toko buku. Alasannya suntuk menjelang UTS. Ada-ada aja, deh hehehe. Karena 2 alasan itu, saya dan Nai pun pergi ke Jakbook.
JakBook adalah pasar buku pertama di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tepatnya berlokasi di Pasar Kenari Lama lantai 3
Buku-buku yang dijual di sini gak hanya baru. Buku bekas pun banyak. Kebanyakan harganya murah. Makanya begitu masuk pasar ini ada tulisan "Wisata Buku Murah".
Jangan Sampai Salah Pasar Kenari!

Foto dari atas jembatan halte Salemba UI. Gedung merah di sebelah
kanan itu Plaza Kenari Mas. Kalau Pasar Kenari Baru dan Lama ada di
sebelah kiri (gedung warna merah juga), tepat di samping masjid At
Tauhid UI Salemba.
Setelah saya melihat penampakan gedung tempat lokasi JakBook di media sosial, ternyata saya salah mengira. Selama ini saya taunya itu pasar Kenari ada 1. Ternyata malah ada 3 yaitu Plaza Kenari Mas, Pasar Kenari Baru, dan Pasar Kenari Lama.
Nah, saya tadinya cuma tau yang plaza. Kalau kata suami, kalau mau belanja yang nyaman (baca: ada ACnya) memang di Plaza Kenari Mas. Sedangkan 2 pasar lainnya masih lebih tradisional.

Tidak sulit mencari lokasi Pasar Kenari Lama dan Baru. Kalau Sahabat KeNai naik TransJakarta, turun di halte Salemba UI. Kemudian nyebrang ke arah kampus ini. Udah deket banget dari situ.
Tetapi, tetap jangan salah masuk pasar, ya. Jadi yang bersebelahan dengan kampus UI itu Pasar Kenari Baru. Kalau yang lama ada di sebelah yang baru. Gedungnya mirip-mirip dan hanya dibatasi dengan tembok pembatas pendek. Kirain saya juga itu satu area yang sama. Pokoknya kalau yang lama lokasinya di hook. Ciri khas lainnya adalah dari luar gedungnya seperti lemari buku.
Ketika kami masuk pasar yang baru, ada seorang bapak nyeletuk, "Kayaknya mau ke toko buku, nih." Saya gak menanggapi, tetapi dalam hati tersenyu, dan jadi yakin kalau kami gak salah masuk. Kayaknya wajah kami berdua memang gak kelihatan kayak yang ngerti listrik. Makanya ada bapak-bapak yang nyeletuk begitu hahaha!
Suasana pasar terlihat sepi. Banyak toko yang tutup. Gak ada satupun info Jakbook ada di lantai berapa. Saya segera ajak Nai masuk ke lift. Angka 3 di lift pun dipencet. Info yang saya baca di internet, lokasinya ada di lantai tersebut.

Pencet angka 3 di lift, terkedjoet ketika buka pintu terlihat angka
4 di tembok. Makin kaget lagi ketika dalamnya seperti ini. Lebih
mirip ruangan kantor 😂

Roof top di lantai 5. Sebelah kanan yang ada warna kuning itu
kantin.

Mushola yang masih dalam tahap finishing.
Lokasi Wisata Buku Murah JakBook Ada di Pasar Kenari Lama

Naik tangga sampai lantai 3

Begini situasinya ketika kami masuk Pasar Kenari Lama

Suasana yang berbeda kami rasakan begitu masuk ke lantai 3. Ternyata di sini cukup ramai, bersih, serta sejuk karena ber-AC. Beda banget deh ma suasana pasar di bawahnya. Di sini ini tidak hanya Jakbook. Tetapi, banyak lapak penjual buku lainnya.
Kami langsung masuk ke JakBook. Di dalamnya seperti toko buku besar semacam Gramedia atau Gunung Agung. Hanya saja penerangannya agak temaram. Gak seterang benderang toko buku di mal-mal.

Saya tidak menemukan buku pelajaran yang dicari. Saya mencoba cek harga beberapa buku pelajaran lainnya. Kelihatannya sama aja dengan toko lain harganya. Gak tau deh ya kalau nanti di kasir harganya ada diskon atau enggak. Pernah baca beberapa artikel, katanya harga yang tertera di buku memang sama. Tetapi, nanti di kasih dikasih diskon lagi. Sayangnya saya belum beli buku, jadi gak bisa membuktikan.
Saya senang juga karena di sini banyak buku pelajaran terbitan Kemdikbud. Buku-buku sekolah anak-anak 'kan menggunakan terbitan ini. Kayaknya saya belum pernah lihat di toko buku besar seperti Gramedia. Kebanyakan buku pelajaran dari penerbit besar seperti Erlangga dan sebagainya kalau di Gramedia. Saya senang karena kalau sampai buku pelajaran yang dipinjamkan rusak atau hilang, udah tau carinya di mana. Tentu aja bukan berarti saya berharap akan terjadi seperti itu, ya.

Saya lihat beberapa novel impor, meskipun stoknya sedikit, kayaknya lebih murah harganya. Di JakBook juga menjual alat tulis dan buku tulis. Ya persih deh kayak toko buku lain.
Nai beli beberapa peralatan sekolah dengan harga yang cukup murah. Salah satunya dia beli Loose Leaf isi 100 lembar. Kalau saya cek di toko online atau harga di toko dekat rumah itu kisaran IDR10K ke atas. Di sana cuma IDR3K. Saya sampai beberapa kali lihat struk. Kali aja salah input atau saya yang salah lihat.
Selain penerangan yang kurang terang, masukan lain dari sana adalah kenyamanannya. Saya sempat melihat seorang ibu membawa seporsi mie goreng ke dalam Jakbook dan nyamperin seorang anak yang sedang asik melihat-lihat buku. Bagusnya ibu tersebut membujuk anaknya keluar dulu untuk makan. Bukan malah menyuapi di situ. Tetapi, dengan lolosnya ibu tersebut masuk juga menandakan kenyamanan di sana cukup longgar. Nanti jadi kurang nyaman kalau ada yang bebas makan di dalam toko buku.

Buku untu anak harganya murah-murah dan kondisinya masih
bagus
Saya sempat bertanya ke beberapa pedagang tentang harga ini. Karena saya pikir ngapain juga belanja di Jakbook kalau harganya sama aja. Semua pedagang yang saya tanya memberikan jawaban senada. Mereka pada gak mau stok buku pelajaran sekolah dalam jumlah banyak. Kalau pun nyetok, maunya keluaran terbaru.
"Kurikulum pendidikan di kita ganti-ganti terus, Bu. Bisa setiap tahun ganti buku pelajaran. Jual buku pelajaran risiko ruginya bisa besar."
Kurang lebih seperti itu penjelasan mereka. Kurikulum yang keseringan ganti membuat mereka gak mau ambil risiko. Bahkan mereka juga jarang mau nyetok buku pelajaran bekas karena jarang ada yang cari kalau kurikulum udah ganti. Mereka lebih memilih stok sedikit dalam keadaan baru. Kalau gak laku langsung retur ke penerbit. Itulah kenapa buku yang Keke cari susah banget didapat. Apalagi katanya itu buku matematika yang termasuk paling banyak dicari.
Berbanding terbalik dengan buku kuliah. Menurut beberapa pedagang, buku kuliah jadul pun masih banyak yang cari. Makanya mereka berani stok buku lama.
Saya coba tanya beberapa buku kuliah. Ada yang harga barunya IDR125K. Buku bekasnya dalam kondisi bagus dihargai IDR75K. Lumayan banget 'kan tuh selisihnya. Pantesan aja saat kami ke sana, kebanyakan yang datang itu mereka yang mungkin mahasiswa.

Majalah-majalah favorit pada masanya 😂
Fasilitas di Jakbook
Fasilitas di sini juga cukup lengkap. Gak hanya untuk belanja buku murah. Ada apa aja di sana?
Bencoolen Coffee Shop

Kirain di layar ini menampilkan harga menu di Bencoolen. Ternyata
daftar harga pangan. Ya, mungkin karena lokasinya di pasar jadinya
ada yang seperti ini. Kayak di pasar dekat rumah saya 😂

Sore itu, suasana coffee shop lumayan ramai. Hanya tersedia beberapa bangku kosong. Kebanyakan wajah-wajah anak muda. Banyak yang asik ngobrol sama teman-temannya. Ada juga yang berkutat di depan laptop.
Saya sempat membaca tulisan 'Free WiFi'. Tetapi, kami tidak mencobanya karena hanya memesan segelas kopi. Itupun saya bawa ke kantin karena Nai lapar.

Saya sempat membaca artikel di Google, kalau di Bencoolen ini juga menjual makanan. Tetapi, saat kami tanya, pramusajinya mengatakan hanya menyediakan kue kacang. Gak tau deh apakah karena saat itu udah cukup sore atau memang sudah tidak lagi menjual makanan.

Aneka kopi nusantara
[Silakan baca: Ngopi di Cofi]
Kantin Jajanan Halal

Karena di Becoolen gak jual makanan, kami pun melipir ke kantin. Sayangnya karena udah sore, banyak yang udah tutup juga. Akhirnya, Nai hanya membeli 1 porsi dimsum. Itupun sudah tidak dalam kondisi hangat karena penjualnya memang sudah mau tutup. Setidaknya perut Nai gak lapar lagi karena dari siang belum makan.
Di beberapa tembok kantin tertulis jajananhalal.id. Saya gak bertanya-tanya, tetapi kalau udah ada tulisan seperti itu berarti jajanan di sana seharusnya halal semua.
PAUD

Ada PAUD juga di sini. Saya gak tau jadwal sekolah setiap hari apa dan jam berapa saja. Tetapi, memang di sekitar PAUD agak ramai anak-anak sedang bermain dengan orang tuanya.
Jakmart

Kalau ini minimarket milik pemprov DKI yang berada di bawah PD Pasar Jaya. Setahu saya sudah diresmikan sejak zaman Djarot Syaiful Hidayat, Plt Gubernur DKI Jakarta. Jakmart tidak hanya ada di Pasar Kenari. Di beberapa pasar di Jakarta juga ada minimarket ini.
Saya melihat beberapa orang membeli beberapa kebutuhan pokok seperti belanja bulanan. Saya pernah membaca beberapa artikel kalau harga di Jakmart memang murah. Harga grosir, tetapi bisa dibeli secara eceran.
Saya tidak tau semurah apa belanja di saya. Kami hanya beli sebotol air putih dan es krim. Pengguna Kartu Jakarta Pintar (KJP) juga bisa belanja di Jakmart. Tetapi, kalau pakai KJP harus diperhatikan waktu belanjanya karena ada sedikit perbedaan.
Coworking Space

Sebetulnya, saya masih bertanya-tanya dengan ruangan ini. Gak ada keterangan ruangan apapun. Saya sempat menyangka kalau ini kantor pengelola. Tetapi, kalau lihat ruangannya, model coworking space gitu.
Selain coworking space, ada juga ruang yang cukup lapang dan disediakan beberapa kursi serta meja dekat dengan lapak penjual buku bekas. Kalau Sahabat KeNai usai membeli buku, tetapi ingin langsung membaca, bisa banget duduk-duduk di situ. Duduk di cafe atau kantin 'kan gak enak ya kalau gak pesan makan atau minum.
Ruang Laktasi

Buat ibu menyusui juga gak usah khawatir. Meskipun saya gak tau di dalamnya seperti apa. Tetapi, kalau melihat kenyamanan di lantai 3 ini, semoga aja ruang laktasinya pun sama. Setidaknya buat para busui punya tempat khusus. Jadi, gak bingung kalau harus menyusui.
ATM
Sebelum berangkat, saya sudah menyiapkan uang tunai sejumlah tertentu. Saya gak melihat ada mesin EDC di lapak penjual buku bekas. Hanya ada di Jakbook. Jadi, Sahabat KeNai sebaiknya bawa uang tunai kalau ke sini. Kalaupun gak bawa, di sini juga ada ATM Centre. Salah satunya BCA. Tetapi, gak apa-apa juga tetap persiapkan uangnya dari rumah. Berjaga-jaga kalau ATM lagi error.Panggung
Ada panggung kecil di sini. Kelihatannya memang dibuat untuk event. Mudah-mudahan akan banyak event, khususnya yang berkaitan dengan buku. Jadi bisa semakin meramaikan wisata buku murah. Juga membuat minat baca semakin meningkat.Parkiran yang Luas
Di Jakbook juga ada parkiran yang luas di rooftop. Tetapi, kalau saya tetap memilih naik TransJakarta aja. Jalan ke sana suka macet banget! TransJakarta aja masih suka kena macet kalau udah masuk Salemba sampai Senen. Soalnya belum ada jalur khususnya. Makanya masih suka kena macet. Ada juga parkiran di basement. Tetapi, saya gak melihat kondisinya.
Fasilitas lainnya adalah toilet dan mushola. Toiletnya cukup bersih. Tetapi, saya gak melihat musholanya. Mudah-mudahan bersih juga. Kalau memang terasa kurang memadai, bisa ke mushola di Pasar Kenari Baru.
Waktu yang Tepat Belanja di Jakbook

Kalau jalan sendirian gak akan berani foto-foto begini hehehe
Toko-toko di bawah tutup pukul 5 sore. Kami ke luar dari Jakbook pukul 17.15 wib. Berasa banget sepinya. Untung aja sama ditemenin sama Nai. Kalau enggak, kayaknya saya udah berlari turun ke bawah hahaha.

Beneran gak ada lift di Pasar Kenari Lama. Tetapi, ada eskalator di area tengah. Saya sempat foto-foto dulu sampai kami disamperin ma satpam. Gak ngomong apa-apa sih satpamnya. Tetapi, mungkin dia heran atau gimana gitu lihat 2 perempuan foto-foto di tempat sepi hehehe.

Kalau Sahabat KeNai bawa kendaraan pribadi juga mendingan keluar sebelum pukul 5. Saya lihat parkiran di basement sudah terkunci. Gak tau sih kalau parkir di roof top. Atau kalau mau, mendingan parkir di luar pasar aja.
Saya masih pengen ke sana lagi. Waktu itu cuma sekitar sejam. Datang pukul 4, pulang pukul 5.15 wib. Emang udah kesorean juga dari rumah. Meskipun Jakbook buka sampai pukul 7 malam, saya gak berani. Sepi banget di bawahnya. Mungkin kalau perginya ma suami beda lagi, ya.
Menurut saya, Jakbook ini masih recommended untuk didatangi. Fasiltasnya juga cukup lengkap. Mudah-mudahan aja bisa semakin ditingkatkan kenyamanannya. Kalau berburu buku murah di pameran masih terasa kelamaan, mending ke sini aja.
Jakbook
Pasar Kenari Lama
Jl. Salemba Raya No.2
Jakarta Pusat 10430
Open Hours: 09.00 s/d 19.00 wib
Jl. Salemba Raya No.2
Jakarta Pusat 10430
Open Hours: 09.00 s/d 19.00 wib
29 Comments
Kayaknya lebih enak datang pagi ya, kalo sore toko-toko di bawah banyak yang sudah tutup kok jadinya agak serem ya hahaha :D
ReplyDeleteBeughhh, Jakbook keren ya Mak
ReplyDeleteMenarik nih buat jadi destinasi shopping kalo ke JKT
Btw, kalo Kwitang itu kok aku jadi inget adegan di AADC pertama, hahahahahah
--bukanbocahbiasa(dot)com--
lengkaapp bangett, makasih mak Myra kebeneran suamiku lagi kuliah lagi di jakarta, dan suka bingung mau buku beli buku2 dimana, yeay ada rekomendasi tempat beli buku
ReplyDeleteMungkin rame ya mbk kalok pagi atau siang gt. Tempatnya jg asyik. Beberapa sarana sudah tersedia di sana.
ReplyDeleteSelalu suka baca tulisannya Mbak Myra, lengkap dan detail banget. Menggugah rasa pengen ikutan juga datang ke tempat-tempat yang diceritakan. Beli buku hobi saya. Di rumah sampai penuh buku. Sekarang udah tahu ada pasar buku begini, jadi pengen ke sana juga.
ReplyDeleteLha serem banget liftnya tombolnya bisa error gitu ya haha.
ReplyDeleteJadi pengen juga nih ke Jakbook kali nemu buku yang aku inginkan dengan harga lebih miring :D
sepi banget mbak meskipun masih jam 4-5 an ya, memang lebih cocok datang pagi atau siang. bukan aja toko nya yg tutup, yg dagang makanan juga pada tutup.
ReplyDeletebtw ini fasilitasnya kok lengkap ya, kayak ada tempat pendukung bahkan sampe paud juga ada.
Omg! Kalau liat koleksi buku sebanyak itu mataku langsung membelalak gak sabar pengen Borong, huhu syg bgt jauh dr sini ðŸ˜
ReplyDeleteWah....bakalan kalap mah kalau kemari. Kalau liat bukusuka lupa waktu, tapi tujuan utama sih pengen berburu majalah bekas jadul, sekalian bernstalgiaa hehehehe
ReplyDeleteItu surga bagi pencinta buku lama karena jual majalah dan buku bekas juga. Saya mupeng lihat tumpukan majalahnya, banyak yang sering saya baca. Kangen majalah. Sayang jauh banget. Entah di Cikapundung atau Palasari ada karena Bandung lebih dekatke Garut. Tapi JakBook oke banget meski saya juga bingung napa pasarnya sepi. Apa kebanyakan orang pilih jualan di kaki lima?
ReplyDeleteJangankan Mbak Chi, sdaya juga gak berani jalan bareng Palung sore hari ke lantai 3 Pasar Modern Limbangan karena tokonya pada tutup alias tidak berpenghuni di lantai atas itu. Alasannya mungkin karena pedangan anggap mahal.
Semoga JakBook kian ramai. Butuh promosi intens.
Keren ya sekarang difasilitasi tempatnya jadi lebih tertata gt. Dan rekomen juga sih ya beli disini katanya lebih murce harga bukunya.
ReplyDeleteNgomongin kwitang aku jadi ingat jaman kesana saat masih sekolah SMA, dan diajakin tante ku yang tinggal deket situ. Jakbook kayaknya masih kurang komplit untuk novel terjemahan ya mba
ReplyDeleteDulu sering banget belanja ke Kwitang dengan hadirnya JakBook ini lebih tertata rapi dan juga lebih nyaman ya mbak. Semoga berkembang dan banyak yang tahu tempat ini.
ReplyDeleteini mah kaya shopingnya jogja, tapi lebih wah ini
ReplyDeletebisa jebol ini kantong kalau lihat buku-buku murah
Kalo sore, serem juga liat pasar sepi gitu.
ReplyDeleteKemaeren baru sempet ke sini. Kafenya lumayan, ga mahal. Makanan di kantin juga murah, nasi ayam cuma 12emribu. Bahagiaa
ReplyDeleteKalau di Jogja, sepertinya ini namanya adala shoping. Banya bukubuku murah berbaris di rukoruko gitu :D
ReplyDeleteTemen juga udah pernah ke sana nih, dan masih sepi juga. Terus harganya begitu, di label masih harga sebelum diskon.. Kapan2 jadi pengen ke sana deh 🤔
ReplyDeleteAnw, lengkap bangeettt iniihh ulasannya tfs mbaakk
Oooohh..jadi Pasar Kenari itu ada 3? Jangan sampai salah tepat kalo gitu ya, lelah juga muternya hahaha :) Zaman aku kuliah dulu pernah sih ubek2 buku murah di Senen, sekarang emang udah ga adala lagi. Ruang laktasi juga ada ya di JakBook, selain mushola :) Istirahat di coffe shopnya enak banget. Kantinnya kelihatan bersih. Cuma lift nya aneh hihii serem juga ya kalo sepi.
ReplyDeleteMasuk akal sih alasan para penjual nggak mau tok buku pelajaran banyak. Padahal dulu itu, waktu jaman sekolah, buku itu bisa diwariskan. Bahkan saya pun pakai buku warisan senior saya.
ReplyDeleteSaya agak terkejut ada ruang laktasi. Semoga saja dalamnya bersih dan nyaman. Seandainya tidak pun, paling tidak sudah ada niatan baik untuk membuat ruang laktasi dan berharap kedepannya lebih baik.
Terima kasih sudah berbagi
Waktu anak-anak masih sekolah, aku juga suka nyari buku pelajaran di Pasar Buku. Dpt info dr Uda di lapak (kebanyakan orang Minang yg jualan di sini), buku pelajaran jarang ada di Pasar Buku, karena penyalur langsung jual ke sekolah. Terpaksa deh, beli dari guru, sepaket gitu.
ReplyDeleteMemang ya engga nyaman kalo sepi gitu. Aku pernah nih, parkir di roof top, keluar mall gelap. Aku ama anakku, lari dong ke mobil...
waaah harus aku masukin tempat jalan ketika ke Jakarta nih kak.
ReplyDeleteaku suka banget belanja bulu kalau Jakarta. soalnya selain lebih murah dari pada di Banjarmasin, stok bukunya juga bervariasi dan banyaaaak.
kalau di Banjarmasin selain pilihannya dikit, tapi juga terlambat updatenya.
btw, kerennya ada coworking space nya. jadi harus banget kesana nih.
makasih udah share ya kak ^^
Tulisan yang cukup panjang untuk sebuah toko buku, mbak.
ReplyDeleteAku malah tertarik sama cafe Bencoolen. Tempatnya nyaman dan ada view dari jendela besar ke arah pemandangan kota. Habis beli buku bisa langsung dibaca di cafe. JakMart juga ternyata menarik ya, konsep convenience store-nya lebih kekinian daripada jaringan swasta.
Tempatnya bagus ya mbak. Tapi sepi...saya juga suka berburu buku jaman dulu. Penasaran sama Jakbook ini
ReplyDeletewahhh..sudahh berbahh yahh skrg mah tambah rame, jadi inget dulu nyari-nyari buku di sana, komplit sudahh buku yang akan kita cari pasti adaa,
ReplyDeleteNuansa buku lapak di Kwitang saya masih merasakan, bahkan yg tempat syutingnya AADC pun sempet terpijakan tapi ga berapa lama banyak perubahan. Aku belum mampir sih yg di kenari ini
ReplyDeleteItu apa ada yg jual buku bajakan juga ? Secara Tempat nya terlihat lebih nyaman dibanding di Senen dulu
Semoga nanti Jakbook semakin ramai ya, sayang banget kalau sepi karena fasilitasnya keren dan lengkap, tergiur buku anaknya nih
ReplyDeleteKayaknya Kalo ke sana aku bisa seharian nih.. Ada co-working space-nya juga lagi sama tempat ngopi.. Jadi pingin sekalian nyari buku anak. Harganya lumayan lebih murah ya mba.. Noted nih berarti yang di Kenari Lama ya, biar gak salah masuk pasar.. hehe.. Aku jadi inget dulu ke Kwitang pas masih sekolah berdua temenku nyari buku buat ikut lomba resensi.. :D
ReplyDeleteToko buku murah ada ac nya aja aku udah seneng, Mbak. Apalagi kalau ada coffe shop ama kantinnya juga. Mayan bgt ini Jakbook.
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)