Uji Nyali di Jembatan Gantung Situgunung

Uji Nyali di Jembatan Gantung Situgunung - "Yah, kalau jembatan gantung Situgunung udah jadi, kita langsung ke sana, ya. Tapi, jangan pas weekend. Hari Rabu atau Kamis aja. Ayah cuti, anak-anak izin."

Sering ke glamping di Tanakita, paling gak 1-2x dalam setahun, membuat kami sudah tau akan ada pembangunan jembatan gantung di Situ Gunung sejak lama. Bahkan ketika viral beberapa foto pembangunan jembatan tersebut di media sosial, kami sudah jauh lebih dulu melihat foto-foto tersebut.

jembatan gantung situ gunung, situgunung suspension bridge

Saya sudah membayangkan kalau jembatan ini akan sangat ramai pengunjung bila sudah selesai pembangunannya. Makanya minta ke suami kalau mau ke sana di hari Rabu atau Kamis. Setelah itu menginap di Tanakita sampai Sabtu atau Minggu.

Jembatan Gantung Situ Gunung sudah dibuka sejak Maret 2019. Tetapi, seperti ungkapan klasik "manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan", semua bubar jalan. Sejak mamah mertua wafat 2 tahun yang lalu, kami nyaris gak bisa pergi ke mana-mana. Kami mendapat amanat untuk menjaga dan merawat papah mertua yang sudah dalam kondisi sakit. Kalaupun kami ke luar kota untuk lebih dari 1 malam, berarti karena hal penting. Bukan sekadar jalan-jalan.

[Silakan baca: Tanakita Rainforest Festival, Hari ke-3 dan 4]

Suami tau banget kalau sejak lama saya nungguin jembatan itu jadi. Situasi dan kondisi yang memang sedang tidak mendukung. Sampai akhirnya, Keke minta dibolehin ajak beberapa sahabat SMPnya untuk glamping di Tanakita. Ini pengalaman kedua kami mengajak sahabat-sahabat Keke glamping. Pertama kali, saat Keke lulus SD. Dan, sekarang setelah dia lulus SMP.


Ramainya Wisatawan di Situ Gunung Suspension Bridge


stasiun cisaat, kadudampit, sukabumi

Kereta jurusan Paledang (Bogor) - Sukabumi terasa padat penumpang. Bukan hal aneh sebetulnya. Hanya memang kali ini terasa ada yang berbeda.

Kalau dulu, saya suka menebak penumpang yang di dalam kereta adalah wisatawan yang ingin camping, seperti kami, atau jalan-jalan ke kota Sukabumi. Selebihnya adalah penumpang yang mungkin saja selama 5 hari bekerja di Bogor dan sekitarnya. Akhir pekan, saat pulang ke rumah. Berkumpul dengan keluarga.

"Kayaknya kali ini sebagian besar penumpang turun di stasiun Cisaat, Yah. Pada mau ke jembatan, nih!"

Saya menebak seperti itu karena kebanyakan penumpangnya keluarga dengan anak-anak kecil. Suasana di kereta yang biasanya senyap pun kali ini berbeda. Ramai sekali seperti sedang piknik beramai-ramai.

Dugaan saya tepat! Suasana stasiun Cisaat yang selama ini saya tau, terlihat sangat berbeda. Jadi sangat ramai! Mau keluar stasiun aja pakai macet dulu. Padahal dulu gak begitu.

Sekarang pun udah masuk kendaraan online di Cisaat. Tetapi, kami tetap memilih carter angkot meskipun harus membayar lebih mahal. Anak-anak gak pernah naik angkutan kota. Makanya kalau diajak ke sini, mereka senang bisa naik angkot, terutama Nai. Selain itu, kami sudah mengenal beberapa sopir transportasi umum berwarna merah di sana, terutama koordinatornya. Gak enak rasanya kalau pindah pilihan.


Baru masuk Taman Nasional aja parkiran udah penuh dan itu mengular sampai ke dekat pintu masuk danau. Bagunan bertingkat di belakang itu dulunya deretan kedai sederhana.


Rencananya hari pertama ini mau ke jembatan setelah makan siang. Tetapi, melihat ramainya pengunjung, suami berubah pikiran. Katanya besok pagi aja. Sekarang, main ke danau Situ Gunung dulu.

Menurut cerita salah seorang crew Tanakita, suasana selalu ramai sejak ada jembatan. "Setiap Sabtu dan Minggu, suasananya udah kayak lebaran, Bu," ujarnya. Saat lebaran atau libur panjang, lebih luar biasa lagi ramainya.

Saya sempat melihat salah satu video suasana pengunjung yang ke sana saat libur Idul Fitri di IG. Luar biasa keramaiannya! 

Saya tau banget itu area sebelum ada jembatan kayak gimana suasananya. Kalau kata crew Tanakita, saat lebaran lalu, parkir kendaraan aja sampai ke lapangan dekat Tanakita Riverside. Wkwkwkw jauh aja itu jalan kakinyaaaa!

[Silakan baca: Tanakita Riverside, Bila Ingin Menikmati Sunyi]

Setelah pulang dari danau, suami bilang mau ketemu salah seorang temannya di kantor pengelola Situ Gunung Suspension Bridge. Melihat anak-anak yang sedang asik ngobrol dan beristirahat, saya minta ikut.

Jarak Tanakita ke suspension bridge gak jauh. Kami berjalan menuju pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Lalu lanjut ke arah air terjun. Saya perhatikan masih banyak deretan mobil di parkiran pintu masuk. Untuk pergi ke suspension bridge Situ Gunung akses jalannya sudah cukup baik bila menggunakan mobil sedan dan kendaraan lainnya. Tetapi, memang hanya diperbolehkan sampai parkiran saja.

Dulu, kendaraan bus bisa masuk area parkiran Situ Gunung. Tetapi, sekarang bis dilarang masuk ke sana sejak ada jembatan. Hanya boleh parkir di bawah dekat Tanakita Riverside. Ada lapangan parkir cukup luas di sana. Nanti baru lanjut dengan angkot. Hmmm ... pantesan aja sekarang banyak angkot parkir di dekat pintu masuk.


Kantor pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango saat ini. Dulu, hanya berupa bangunan seperti rumah kecil yang sederhana
Sekarang, banyak penjual yang berderet di sini. Saya gak tau makanan dan minumannya berapa.


Di area parkiran juga sudah berdiri bangunan bertingkat. Dulu, hanya berupa warung-warung kopi dan mie instan yang sangat sederhana. Sekarang sudah jadi bangunan yang bagus. 

Saya gak tau apakah para penjual mie instan dan kopi masih berjualan di sana atau enggak. Karena kalau dari kejauhan kayaknya sepi gitu bangunannya. Malah sekarang beberapa pedagang kaki lima bermunculan. Meskipun memang terlihat ditata alias dikasih tempat.



Kantor pengelola taman nasionalnya juga ikutan bagus. Di dekat parkiran juga sudah dibangun masjid yang cukup besar, bernama masjid Al-Ikhlas. Dulu, area tersebut hanya tanah lapang. Saya cukup takjub dengan perubahan di Situgunung. Perasaan belum sampai 2 tahun gak ke sini, tetapi sudah berdiri beberapa bangunan yang bagus. Lebih tertata juga areanya. 

de' dalcone resto situgunung

Sampai kantor pengelola, kami diajak ngobrol di resto De' Balcone. Sampai sana, kami ditawari makan dan minum. Karena perut masih berasa kenyang setelah makan di Tanakita, kami memilih ngopi dan cemal-cemil aja.

Suami dan temannya (saya lupa namanya 😅) asik mengobrol berbagai hal. Dari topik Wanadri sampai tentang jembatan itu sendiri. Ada juga obrolan tentang rencana-rencana lain untuk mengembangkan kawasan tersebut. Saya hanya menyimak saja. Paling sekali aja saya nyeletuk, "Jangan sampai bikin area instagramable, ya."😄

[Silakan baca: Pendidikan Dasar Wanadri 2014]

Jembatan Gantung di Situ Gunung tentunya instagramable. Tetapi, yang saya maksud adalah membangun berbagai spot foto supaya terlihat fotogenic. 

Ini masalah selera, sih. Saya pribadi memang kurang sreg berfoto di tempat yang sengaja dibuat kekinian. Bukan berarti gak pernah juga foto di spot seperti itu. Hanya memang lebih suka yang natural. Makanya saya senang di Situ Gunung belum ada spot-spot seperti itu.



Saya sempat lihat ke sekeliling. Selain cafe, di seberang juga ada makanan ala kaki lima. Bangunanya di bikin semi terbuka. Hanya dikasih penutup seadanya di bagian atas. Kalau menurut teman suami, memang sengaja dibikin seperti itu biar berasa natural. Katanya mengingatkan saat mendaki gunung saat hujan. Ada tempat berteduh sedikit, umpel-umpelan dengan banyak pendaki lainnya sambil menikmati secangkir kopi atau teh hangat dan jajanan kaki lima. Ya paling disediakan sedikit meja dan kursi di sana.

Teman suami saya ini pernah tanya ke beberapa pengunjung, terutama saat hujan. Ternyata mereka justru senang dengan kondisi seperti itu. Para pengunjung jarang-jarang bisa hujan-hujanan dan berteduh di tempat seadanya sambil menikmati alam.


amphitheater situgunung

Ada juga amphitheatre. Saya gak tau apakah pernah ada pertunjukkan di area ini atau enggak. Selain itu juga sekarang ada toko oleh-oleh. Toilet di sana pun termasuk bersih. Mushola pun ada.

Perjalanan kami pun berlanjut. Niatan awalnya sekadar ngobrol. Tetapi, malah diajakin lanjut ke jembatan. Alasannya, sekalian mau kasih lihat area glamping yang sedang dibangun. Saya bersorak dalam hati karena jadi juga ke jembatan di hari pertama ke Tanakita.

[Silakan baca: Rumamera Tanakita - Camping di Atas Awan]


Jembatan Gantung Terpanjang di Indonesia



Kami ke jembatan sekitar pukul 5 sore. Sudah tidak seramai saat siang hari. Di pintu masuk, terpampang papan digital yang menunjukkan berapa jumlah pengunjung yang berada di jembatan. Memang tidak boleh sampai kelebihan muatan karena risikonya tinggi.

Sesekali terdengar petugas saling berkomunikasi tentang jumlah pengunjung yang sudah keluar dan masuk. Memang harus dilakukan cek dan re-check secara berkala demi  keselamatan pengunjung juga. Apalagi saat itu menjelang malam. Jangan sampai masih ada pengunjung yang belum kembali.


jembatan gantung terpanjang di indonesia, situgunung suspension bridge


Jembatan Gantung Situgunung berlokasi di Kadudampit, Sukabumi. Jembatan ini memiliki panjang 243 meter, lebar 18 meter, dan berada di ketinggian 161 meter dari permukaan tanah.

Suspension Bridge ini kabarnya merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Pembangunannya memakan waktu cukup lama. Terbuat dari kayu ulin atau kayu besi yang didatangkan langsung dari Papua. Kelebihan kayu ini selain kuat juga tahan terhadap perubahan suhu dan kelembapan, serta tidak mudah dimakan rayap.

situ gunung suspension bridge, jembatan gantung terpanjang se-asia tenggara

Dengan panjang hampir 250 meter, tidak membutuhkan waktu lama hingga sampai ke seberang. Kecuali, kalau Sahabat KeNai banyak berhentinya buat foto-foto atau takut. Lebar jembatan juga gak bikin pengunjung berdesakan. Bila Sahabat KeNai takut dengan ketinggian, tetapi tetap ingin menikmati jembatan, memang sebaiknya jangan lihat ke bawah.

Sebelum masuk, kami diberi sabuk pengaman. Ini nanti bisa dikaitkan ke jembatan kalau terjadi turbulensi atau ada gangguan cuaca. Bila tidak terjadi sesuatu, jalan seperti biasa aja. Pokoknya yang penting perhatikan perturan selama di jembatan.


curug sawer, akses menuju curug sawer

Jembatan gantung di Situgunung ini juga bisa dikatakan jalan pintas menuju air terjun (curug sawer). Sekian tahun lalu, saya dan sekeluarga besar pernah ke sana. Cukup sekali aja, deh. Capek dan lumayan jauh hehehe. 

Jalur lama tidak hanya jauh. Jalanannya juga masih alami. Di beberapa titik agak berat juga. Apalagi kalau gak biasa trekking. Tetapi, sejak ada jembatan memang perjalanan jadi lebih singkat. Asalkan mau bayar IDR50K per orang aja.


Situgunung Glamping


situnung glamping
glamping di situ gunung

Lokasi glamping tidak jauh dari pintu masuk jembatan. Berbeda dengan Tanakita yang tempat menginapnya berupa tenda. Kalau di sini bangunan permanen. 1 bangungan bisa diisi sekitar 8 orang. Cocok nih buat yang mau datang rombongan. Tetapi, saya gak bertanya harga menginap di sini.


Saat suami dan temannya sedang ngobrol di teras salah satu bangunan, saya melihat ke dalam untuk foto-foto. Setiap bangunan terdiri dari 2 ruangan. 1 ruangan besar untuk tidur dan berkumpul. Satunya lagi kamar dan dan toilet.

Area makan Situgunung Glamping


Glampingnya sedang dalam tahap finishing saat kami ke sana. Katanya, 2 hari lagi akan dibuka. Bahkan sudah ada gathering dari salah satu perusahaan yang akan menginap di sana ketika baru dibuka.

Teman suami kemudian menawarkan lanjut ke curug sawer. Saya menolak dengan alasan sudah menjelang maghrib dan kelamaan meninggalkan anak-anak. Padahal alasan sebenarnya adalah saya kedinginan. Lupa bawa jaket karena awalnya 'kan cuma mau ngobrol di kantor pengelola. Gak taunya malah diajak keliling-keliling hehehe.


situgunung suspension bridge 2019
Garis panjang di pagar jembatan itu sebetulnya lampu yang akan menyala saat malam hari


Padahal saya penasaran pengen coba menyebrang jembatan di malam hari. Sudah pasti gak akan kelihatan pemandangan apapun, kecuali lampu panjang di jembatan. Mumpung ditawarin juga. Sayangnya saya memang beneran kedinginan jadi memilih balik ke tenda aja hehehe.


Balik Lagi ke Situgunung Suspension Bridge



Sebelum pamit ke Tanakita, teman suami memberikan beberapa tiket. Huahaha lumayan bangeeet! Harga tiket masuk jembatan gantung ini IDR50K per orang. Kalau dikasih beberapa tiket 'kan pengiritan ini namanya.

Pas baru banget gerbang dibuka


Kami jalan pukul 06.30 wib dari Tanakita. Sampai lokasi belum buka jembatannya. Kata petugasnya baru buka pukul 07.00 wib. Tetapi, barusan saya cek di IG, Jumat s/d Minggu buka dari pukul 06 pagi. Ya mungkin ada perubahan mengingat banyaknya pengunjung ke sana.

Begitupun dengan menyebrang di malam hari. Teman suami saya mengatakan kalau yang boleh menyebrang malam hari hanya tamu yang glamping. Sedangkan pengunjung umum hanya boleh sampai pukul 18.00 WIB. Tetapi, saya lihat di IG waktunya sampai pukul 9 malam. Mungkin nanti bisa tanya-tanya lagi kalau mau ke sana.

Jadi kami nyantai dulu aja di resto yang juga belum buka. Mendekati pukul 07.00 wib baru deh kami ke gerbang. Pengunjungnya baru ada rombongan kami (11 orang) dan sekitar 7 wisatawan lainnya.


tata tertib jembatan gantung situ gunung
harga tiket masuk jembatan gantung situ gunung
Tiket masuk yang bisa direkatkan menjadi gelang. Tetapi, mendingan gak usah dipakai kalau mau sekalian ke air terjun.


Kami pun diberikan sedikit pengarahan tentang tatib, dipakaikan sabuk pengaman, kemudian barcode yanga da di tiket kami discan. 

Tiket masuk ini bisa direkatkan di tangan seperti gelang. Tetapi, bila kami ingin lanjut ke curug sawer, disarankan menyimpan tiketnya di tas. Kalau sampai basah, khawatirnya tidak bisa discan. Bila itu sampai terjadi, maka pengunjung dilarang balik dari curug lewat jembatan gantung. Tetapi, harus lewat jalan lama.


Suasana di jembatan pagi itu masih sangat sepi. Membuat kami leluasa berfoto, tanpa banyak bocor. Saya sempat bingung kenapa merasa tidak pusing sama sekali. Apakah karena ini kunjungan kedua? Saya sempat belum tau jawabannya.

Kami pun lanjut ke curug sawer. Saya akan ceritakan di postingan berikutnya tentang jalan-jalan ke air terjun ini, ya. Tetapi, bagi Sahabat KeNai yang ingin lanjut ke curug, disarankan banget pakai sepatu kets atau minimal sandal gunung.

Sekitar 1 jam kemudian, kami kembali ke jembatan. Hanya selisih sejam, suasana udah jauh beda. Sudah banyak rombongan wisatawan (terlihat dari seragam yang dikenakan) yang datang. Di jembatan ada beberapa anak kecil yang nangis karena ketakutan. Orang dewasa pun juga ada yang ketakutan. Jalannya sangat pelan bahkan sesekali berhenti. Hanya saja bedanya tidak menangis. Buat sebagian orang, melintasi jembatan ini memang udah seperti uji nyali.

Akhirnya saya tau kenapa pas melintasi jembatan di pagi hari tidak merasa pusing. Karena jumlah orang yang ada di sana masih sangat sedikit. Semakin sedikit orang yang menyebrang, jembatan cenderung stabil. Semakin banyak orang, makin berasa ayunannya.

Makanya gak heran juga kalau kemudian ada yang ketakutan dan menangis. Memang cukup berasa goyangannya. Selain itu semakin siang juga semakin panas. Memang enaknya ke sini tuh saat buka atau sore menjelang ditutup.


Resto De' Balcone


Welcome snack
Welcome drink


Harga tiket masuk jembatan gantung di Situgunung sudah termasuk welcome drink dan snack. Pengunjung bisa meikmatinya sebelum atau sesudah menikmati jembatan gantung. 

Karena kami belum sarapan, rasanya camilan aja gak cukup. Sebetulnya bisa aja kami balik ke Tanakita untuk sarapan karena di sana sudah disediakan. Tetapi, rencananya pagi itu kami mau lanjut ke Riverside. Nanti malah mager kalau balik ke Tanakita dulu.

 
Ini menu prasmanan waktu pertama kali saya ke sana. Kalau pagi-pagi belum siap makanannya.
Nasi Goreng Puspa, IDR40,250K

Di resto ini sebetulnya banyak pilihan makanan. Dari mulai nasi goreng, steak, hingga aneka pasta. Sahabat KeNai bisa memilih menu prasmanan atau a la carte. Konsepnya memang seperti resto dan bukan harga kaki lima juga. 

Tetapi, karena masih pagi, belum banyak menu yang siap disajikan. Hanya ada nasi goreng, bihun goreng, dan roti bakar. Menu kaki lima di seberang resto juga belum buka. Ya udah, kami pesan makanan yang sudah siap aja. Daripada masuk angin karena belum pada sarapan. 



Di resto ini ada satu area kayak jaring-jaring gitu. Hanya pengunjung yang membeli makanan/minuman yang dibolehkan masuk ke sana dengan menunjukkan struk pembelian. Karena pagi itu baru kami pengunjungnya dan kelihatan banget kami beli makanan/minuman di sana, jadi gak perlu menunjukkan struk lagi.

Ada yang sampai ketiduran 😅


Buat yang takut ketinggian, bersantai di jaring-jaring begini bikin deg-degan banget. Saya sempat nyobain. Tetapi, cuma berani di pinggir. Berbeda dengan Keke dan teman-temannya yang betah berlama-lama. Bahkan salah seorang dari mereka ada yang sampe ketiduran hehehe.


Kebanyakan wisatawan yang datang itu tidak menginap. Naik kereta paling pagi dari Bogor (pukul 08.00 wib) dan pulang naik kereta sore (pukul 16.00 wib). Bila tidak menginap memang susah ya mendapatkan suasana jembatan yang sepi untuk saat ini. Kalau ingin merasakan suasana pagi seperti yang kami alami, memang harus menginap atau berangkat naik kendaraan pribadi (sewa mobil/bus juga bisa).

Tanakita bekerjasama dengan Ruang Rupa kembali menggelar RRREC Fest in The Valley pada tangal 20, 21, dan 22 September 2019. Silakan cek infonya di IG @rrrec_fest. Beberapa cerita tentang event ini di tahun-tahun sebelumnya juga sudah pernah saya tulis di blog ini.

[Silakan baca: Piknik Lagi di RRREC Fest in The Valley 2017 - Hari Kedua]


Situ Gunung Suspension Bridge


Taman Nasional Gede Pangrango
Kadudampit, Sukabumi
Jawa Barat 43153

IG: @situgunungsuspensionbridge

www.situgunungbridge.com

open hours:
Mon-Thu: 07.00 s/d 17.00 WIB

Fri-Sun: 06.00 a/d 21.00 WIB


Post a Comment

93 Comments

  1. Mbaaa, daku liat poto2 ini aja auto mupeengg. berasa lagi ada di sana :D
    Duh, kapan2 daku mau plesir ke jembatan situgunung jugak
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  2. Itu tiduran di jaring gak serem Mbak? Tinggi gitu. Tapi aku penasaran sama jembatannya. Ternyata lebar juga. Jadi kalau ramai gak sampai pepet2 tan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya sih serem. Makanya cuma berani tidur di pinggir hehehe

      Delete
  3. Kalo jalan goyangannya kenceng ga di jembatan itu... btw ada kapasitasnya ya yg jalan di atas jembatannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau cuma sedikit orangnya, cenderung stabil. Gak berasa goyangannya. Ada, Mas. Itu yang papan digital di pintu masuk jembatan menunjukkan jumlah masuk dan keluar

      Delete
  4. Serunya Mbak.. aku sudah punya keinginan untuk kesini sama anak dan suami tapi belum terlaksana nih.. ngebayangin gimana ramenya kalau weekend.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enakan pagi atau sore sekalian, Mbak. Kalau siang udah rame banget, deh

      Delete
  5. Jembatan seperti itu asyik-asyik sserem, hahaha.
    Aku pernah coba yang di Cibodas mba

    ReplyDelete
  6. Impian banget mau ke sini. Sudah dari pertengahan tahun lalu. Beberapa kali malah sudah hampir daftar ikutan teman-teman yang ngetrip ke sini, tapi sayangnya ada aja halangannya. Meski diniatin sungguh nih ya Mbak biar bisa beneran berangkat, mana lagi pemandangannya di sana bagus banget begitu. Makin mupeng nih baca tulisannya Mbak Myra

    ReplyDelete
    Replies
    1. Barusan lihat paket ke Situgunung untuk acara yang akhir bulan (20-22 September). Mayan harganya ya. Lagi mikir-mikir ini. Tapi pengeen

      Delete
    2. Main ke sini, Mbak. Semalam kayaknya gak cukup hehehe

      Delete
  7. Mbak jembatannya emang bagus banget lho nggak heran kalau rame ama wisatawan lokal. Aku jadi penasaran jugaak haha

    ReplyDelete
  8. Duh aku belum kesamapaian aja ya mau ke sana. Aku malah gak tau loh ada jembatan gantung situ gunung. Anak-anak suka nih kalau diajak kayanya. Uji nyali tiduran di jaring-jaring seru juga tuh. Btw itu aku lihat foto minuman ada teh manis, kalau teh tawarnya ada gak hihihi? secara aku gak doyan teh manis

    ReplyDelete
  9. Aku sebenernya gak terlalu suka kalau jalan-jalan ke tempat wisata yang terlalu banyak pengunjungnya, jadi kurang nikmatin, hihi. Tapi ya gitu, suka penasaran dengan tempatnya. Kalo soal uji nyali, kasih ke yang lain aja yaaa wakakaka

    ReplyDelete
  10. Ya ampun aku juga deg-degan mba kalau harus tiduran di atas jaring gitu mba. Hahhaa. Tapi emang anak anak kliatan nyaman skali. Pengen ah suatu saat ke sini

    ReplyDelete
  11. Halo, mba. Salam kenal. Infonya lengkap kap banget, kebetulan saya dan keluarga pengen ke sana dan pengen lihat Ciletuh. Cuman selama ini takut kalo transportasinya susah, tapi ternyata udah ada kendaraan online yaa xD

    ReplyDelete
  12. Ya Allah kak Mira asyik banget ya jalan-jalan terus sama anak-anak duh rasanya pengen banget ajak anak-anak kesana. Anak-anak saya belumpernah ngerasain glamping nih baru camping aja di Sekolah ehehe.

    ReplyDelete
  13. Wow pengen banget datang kemari, tapi agak serem gitu lihat ketinggiannya mbak. Pemandangan alamnya pun bagus banget euy :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Main ke danaunya aja. Pemandangannya juga bagus, kok

      Delete
  14. Eyaampun, keren banget sih tempat ini. Yang aku lihat di Instagram banyaknya jembatan gantungnya. Ternyata tempatnya asyik juga ya. Ada glamping dan tempat bobo2 di jaring2 itu ya. Kepengan banget ke sanaaaaa

    ReplyDelete
  15. Nyali anak muda sama orang tua emang beda ya mba. Itu kalo sedang di jembatan pengennya foto selfie ya, jadi lama dong nyampe nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selama-lamanya di jembatan gak bakal lama banget, kok. Pusing juga kan kalau goyang-goyang terus. Lagian panas kalau kelamaan di jembatan :D

      Delete
  16. aku berkali kali liat reviewmu tapi belum sempeeet juga euuuy mampir ke sini..tempatnya kereen ya Chie..mau aah segera planning ke sini

    ReplyDelete
  17. Ini yang aku cari-cari infonya kemarin, kak..
    Nuhun uda nulis.
    Soalnya pengin banget ke Jembatan yang panjaaang dan tinggiii..

    Uwuuwuw~

    ReplyDelete
  18. Huaaw Situgunung, kepnegn kesini tapi belum jadi jadi, pengen glamping ya :'' kapan kapan aku japri ya mba tanya tanya, apalagi mau bawa Toodler hehe. Btw aku kayaknya belum berani Naik jembatan ini haha sebegitu ngerinya apalagi panjang banget XD

    ReplyDelete
  19. saya tuh takut banget sama ketinggian, liat jembatan gantung merinding euy

    ReplyDelete
  20. dari dulu dah ngidam ke sini, keren emang
    itu warung-warung gerobaknya pake kayu jadi artistik gt ya, keren banget,

    ReplyDelete
  21. Kebayang sensasinya waktu lewat jembatan itu...
    Saya pernah lewat nggak sepanjang itu aja kaki ngilu 😁

    Btw asyik juga keknya tiduran di jaring, tapi kaki ngilu lihatnya

    ReplyDelete
  22. Kalau melihat jembatan gantung gitu kaki langsung lemes tapi kalau disajikan makanannya rasa #SemangatCiee tiba-tiba datang 😂

    ReplyDelete
  23. Ini uji nyali beneran mba wkwkwk
    lebih serem daripada ngeliat hantu ya, ngeliat ketakutan sendiri di atas ketinggian
    entah aku kuat nggak hahahaah. Tapi penasaran

    ReplyDelete
  24. Bagus banget tempatnya Mbaak... Itu jembatan gantungnya, aku berani naikin gak yaa... Serem amat.

    ReplyDelete
  25. Wah keren banget sih... Ini sih harus masuk list jalan-jalan kalau pulang ke Bandung sekalian agendain buat ke sana ah...

    ReplyDelete
  26. waaah jembatan gantungnya lumayan panjang dan tinggi yaa, kalo kayanya nggak berani nih soalnya emang agak takut ketinggian hihihihi,

    ReplyDelete
  27. Waduh, lihat jembatannya kek gitu jadi mikir berat badan saya nih
    Apa bisa melewatinya tanpa bergoyang kencang tuh jembatan haha
    Parno sama berat badan sendiri deh jadinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 'Kan dibatasi total beban di jembatan. Kalau gak mau terlalu goyang, coba datang paling pagi

      Delete
  28. Aduh tuh jembatan terlihat menyeramkan buat aku yg takut ketinggian. Aku bisa semaput mbak hahhhha. Liburannya menyenangkan Yaa.

    ReplyDelete
  29. Kalau lihat penginapan, restonya, pemandangan alamnya pengen banget main ke Sukabumi. Tapi kok yang saya takuti hanya saat melewati jembatan gantung ini ya. Hahaha

    ReplyDelete
  30. Cerita dan fotonya sukses buat orang auto pengen kesana juga..

    Apalagi aq blm pernah nyobain nginep model glamping gitu

    ReplyDelete
  31. Mbak, itu Beneran UjUjinyali yaaa kayaknya. Hahaha saya ragu deh Kalo kesana bakalan berani gak yaaa? Tapi penasaran banget pengen coba yang beesantai di atas jaring jaring itu. Gimana rasanya yaaa

    ReplyDelete
  32. Ihh pengen banget nyobain jembatan Gantung Situ Gunung..dlu banget saya suka camping disana tapi itu masa2 Sma skrang dah bagus bangt mba daerahnyaa asli baca2 kepengen bnget cepet2 ksana

    ReplyDelete
  33. Ini baru petualangan seru ya mba, bisa uji nyali di jembatan terpanjang itu, aku pun suka nih tempat wisata seperti ini alamnya masih hijau dan asri

    ReplyDelete
  34. ternyata nama jembatannya ini ya, sering lihat di instagram2 gitu hehehe gewla kerenlah

    ReplyDelete
  35. Kalo gitu sekalian glamping di situ ya, mbak. Biar bisa leluasa foto-foto dari pagi-pagi. Rakyat jelata pasti nggak banyak yang glamping kan :D
    Kepoin rate-nya ah.

    Jadi temennya suami kamu itu memegang posisi apa di Jembatan Gantung Situgunung sampai dikasih makan minum dan tiket gratis kayak gitu :( Beruntungnyaaa

    ReplyDelete
  36. Glamping bikin pengen ke sana deh, bagus banget. Itu berapa kak per malam?

    ReplyDelete
  37. Huwaaaa liat jembatannya stress wkwkwk tapi glampingnya maoooo. Aku ndak berani kayaknya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ke Situgunung glamping kayaknya memang harus lewat jembatan. Kecuali kalau glamping di Tanakita hehehe

      Delete
  38. Seru banget mbak. Aku pengen banget nih main ke sini, bobok di glampingnya. Menarik banget..

    ReplyDelete
  39. Wow takjub banget nih mba lihat pemandangannya. Wajar saja kalau tempat wisata semacam ini ramai pengunjung. Jembatan gantung yang panjang, dimana dikelilingi oleh pemandangan yang indah, belum lagi spot lainnya ditambah wiskulnya yang bikin lapar mata.....Sukasa bangeeet

    ReplyDelete
  40. Temenku ada yg udh bbrp kali ke sana, trus pamer di grup WA. Wkwkwk...
    Ternyata, sebaiknya ada persiapan ya, kalo bisa nginep. Kalo banyak orang, malah ajul²an. Naiiniiii...aku kok jadi gamang...
    Cek ah, kalo dr Bandung, naik apa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pernah dari Bandung, tapi naik kendaraan pribadi. Kalau ada kereta yang ke Sukabumi, enakan naik kereta aja

      Delete
  41. Keren jembatannya.
    Jaring-jaring di restonya juga mantap.
    Jadi pengen ngemil sambil nyantai di situ.

    ReplyDelete
  42. Seruuu, aku belum pernah ke Situ Gunung apalagi ke Jembatannya. Waktu itu hampir ke sana, tapi krn dah sore, akhirnya batal.
    Penasaran jg, di tengah2 jembatan gimana rasanya hehe.
    Btw, makasih ya mbak info detil situ gunung.

    ReplyDelete
  43. Duuuuh, mb Myra beneran bikin daku kepengen ke Situgunung deh. Dari dulu ada temen ngajakin ke saan, cuma belum kesampaian. Itu cerita sungguh komplit, beda dg orang lain hihihihi. Ini detil plus foto2nya. Mau juga ah bobo cantik di jaring2. Musholanya kelihatan cukup luas, makanan yummy, keren! Itu terminal sampe ramai banget pengunjung kepo sama jembatannya heheh.

    ReplyDelete
  44. seruuu dan pengalaman yang berkesan pastinya. Mau tuh tidur di jaring2 hehe.. tapi memang aku paling males wiken ketempat2 wisata yang berebutan sama weekend warriors lain hehe. Mending beres2 rumah. Mau nyoba hari kerja kayaknya short getaway gitu cuti or ijin kantor. Kayaknya seru bs ke jembatan gantung itu!

    ReplyDelete
  45. Ini jembatan gantung yang terpanjang se Asia Tenggara kalau enggak salah, ya? Akhirnya tahu juga setelah baca postingan Mbak Mira. Bisa dibayangkan jalannya pasti jauh, hehe ... Nasi gorengnya minimalis tapi harganya lumayan juga, ya? Hehe ... Seru pastinya jalan-jalan kayak gini bareng keluarga.

    ReplyDelete
  46. Serunyaaaaa... Mba, izin simpen link ini ya. Saya butuh suatu saat. Menantang dan asyik banget kayanya santai2 di jaring itu.

    "Jangan sampai bikin area instagramable, ya" Setuju banget ini. Kita satu selera mbak e. Jangan sampai keindahan alam yang natural dirusak dengan fasilitas2 aneh bin ajaib hanya demi feed instagram or sosial media lainnya. Rusak kalau begitu. Saya nggak suka, apalagi love-love, lampu2 pohon warna-warni, arrrrgh

    ReplyDelete
  47. Emang bener, dimana ada tempat kekinian, di situ ada pemburu foto. Hohoho.
    Aku lebih tertarik ke glampingnya, menggoda bangeeeet. Daripada harus uji nyali di jembatannya haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi, kalau mau ke Situgunung glamping memang harus lewat jembatan hehehe

      Delete
  48. Ngiler glampingnya mbak. Pingin ajak keluarga ke sana. Sejuk banget udaranya kayaknya. Orang Jabodetabek butuh penyebaran nih. Bersih pula tempat nya

    ReplyDelete
  49. Kalau weekend rame banget, udah cukup lengkap ya fasilitasnya berkunjung dan Travelling ke sana juga asyik pasti apalagi mau ada glamping nanti

    ReplyDelete
  50. akhir agustus kemarin aku ksana mba.. Tp krn kesananya menjelang sore, jd enak, ga terlalu rame banget. walopun goncangan di jembatan ttp terasa :D. aku sib malah suka bgt tempat2 di ketinggian gitu, sampe ngayal seandainya aja bisa bungy jumping dari situ wkwkwkwk...

    asistenku yg kasian. dia sampe jongkok di tengah saking pusingnya hahahahah. aku temenin sampe dia ga takut lg :D. curug sawernya ternyata ga gitu tinggi yaa, tp lumayanlah debit airnya deres :D.

    ReplyDelete
  51. Sdh lama banget pengen bisa berkunjung ke jembatan situ gunung ini. Indah srkali ya

    ReplyDelete
  52. Udah sejak lama pengen ke situgunung. Cuma belum kesampean terus nih, pengen banget liat secara langsung jembatannya itu. Bagus pula tuh buat poto..

    ReplyDelete
  53. Nih Jembatan ngehitz banget, gak terlalu jauh dr Jakarta

    ReplyDelete
  54. Waaah seru banget bisa glamping juga! Aku pengen ke sini dari tahun lalu tapi belum kesampaian juga huhuhu.

    ReplyDelete
  55. Salah satu tempat wisata yang lagi jadi favorit nih ya mbak, kok aku malah degdegan sih kalau foto disitu ya tapi kudu nyobain sih. Ada penginapannya juga ternyata, jadi pengen mengagendakan untuk kesana deh.

    ReplyDelete
  56. Aku cukup takut sama ketinggian tapi selalu pengen nyobain hal-hal menantang kayak berjalan di jembatan gantung gini, semoag bisa segera menikmati sensasinya dan tentunya pemandangan yang indah.

    ReplyDelete
  57. Pengen banget kesana deh .. tempatnya seru udaranya bagus makamnaua juga enak perlu diagendakan ini kayaknya

    ReplyDelete
  58. Baru minggu kemarin saya ke sini..

    Ini FRnya:

    https://zaeabjal.blogspot.com/2019/11/fr-mencoba-merasakan-sensasi-jembatan.html?m=1

    ReplyDelete
  59. Mang ada sensasi dan kebanggaan tersendiri ya mbak myra, di tengah jembatan bergoyang- goyang. Buat ku ga ada kata kapok kl lewat jembatan gantung 😁.

    ReplyDelete
  60. Kayaknya aku gak bakal berani naik jembatan itu deh mba.. Hihiiii..
    Aku takut ketinggian. Mau naik jembatan kaca di kampung warna warni aja aku udah atuutt *tutup muka

    ReplyDelete
  61. Keren banget deh. Banyak spot foto instagramable, cocok buat saya pejuang konten haha

    ReplyDelete
  62. Saya naksir aktivitas glampingnya aja deh. Gak kuku euy kalau harus melewati jembatan itu, takut jatuh sayanyahhh

    ReplyDelete
  63. Wah, baru tau nih, jadi pengen ksana.. penasaran sama foto jembatab pada malam harinya hehe

    ReplyDelete
  64. Wah sekarang rame banget ya?
    Mungkin karena banyak bangunan baru
    Jujur saya lebih suka dulu, sewaktu masih asri :D

    ReplyDelete
  65. Mupeng banget ini saya mau kesana 😍😍 tempatnya Instagramable banget, kalo dilihat jembatan gantung dan suasana sekitarnya macam ga di Indonesia aja. Terus penginapannya juga daebaak.. huhu pengen banget kesana 😭

    ReplyDelete
  66. Aiihh... Ini gimana ya yang takut ketinggian?
    Ini nyali banget emang.
    Saya terpesona dengan keasriannya, keelokannya, juga cuaca yang nampak sejuk.
    Itu sampai gerobak dan tangganya juga terbuat dari material kayu semua ya. Sangat estetis dan jauh dari kesan ramai warna warni seperti yang banyak terlihat di obyek wisata alam lain. Kesannya justru hangat dan alami. Penginapannya pun unik dan masih menyatu dengan konsep alamnya.
    Suka bacanya.

    ReplyDelete
  67. Komplit banget ceritanya mba, bikin aku deg-degan juga kebawa alur ceritamu, berasa ngerinya jalan di jembatan gantung dan bersantai di jaring-jaring di resto yang bawahnya jurang. Seru sih pengalamannya nih.

    ReplyDelete
  68. Wah, postingan kita kompakan nih mbak.
    Kebetulan aku juga lagi mengulas ini kemaren. Menyenangkan kan yaa di sana

    ReplyDelete
  69. Duh kebayang duduk dijaring- jaring itu, saya mah langsung gemeteran kayaknya makchi, huhuhu. Viewnya bagus.

    ReplyDelete
  70. Ya Allah itu pemandangannya keren pisan jadi mupeng pengen kesana...anak-anak pasti suka ya diajak aktivitas di alam terbuka

    ReplyDelete
  71. Keren mbak.. harus diagendakan liburan ke jembatan dan curugnya.. keren

    ReplyDelete
  72. Gimana ya rasanya naik jembatan jantung gitu? Saya belum pernah nyoba sih tapi udah kebayang aja pasti bakal ketakutan hehe soalnya saya juga rada phobia dengan ketinggian hehe..

    Jadi kalau kita naik jembatan gantung itu saat banyak orang juga menaikinya itu efeknya bikin pusing ya. So bagusnya naik saat masih sedikit yang naik ya.

    ReplyDelete
  73. keren abis...
    jembatan gantung nya uhui banget deh...

    ReplyDelete
  74. Mba klo dari parkiran bis ke jembatan brp jauh mb..klo bawa anak kecil 3th trllu jauh gak?apa ada ojeknya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan jauh kalau jalan kaki. Apalagi jalannya menanjak. Sekarang banyak angkot yang mangkal di tempat parkiran bis buat nganter sampai ke pinru masuk taman nasional. Kayaknya ojek juga ada.

      Delete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)