Peran Anak Muda untuk Mengatasi Perubahan Iklim Saat Traveling

Peran Anak Muda untuk Mengatasi Perubahan Iklim Saat Traveling - Berasa gak, sih, kalau cuaca akhir-akhirnya panasnya gak nyantai? Banyak yang bilang kalau ini akibat perubahan iklim. Saya selalu begidik ketika membaca berita tentang ancaman krisis iklim. Pikiran saya langsung melayang ke anak-anak. Bila krisis ini terus berlanjut, mereka yang akan semakin merasakan dampaknya.  
 
Peran Anak Muda untuk Mengatasi Perubahan Iklim Saat Traveling

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, Indonesia sebagai negeri kepulauan maritim yang berada di atas lempeng tektonik aktif, cuaca dan iklim ekstrem akan datang silih berganti dengan gempa dan tsunami. "Bahkan big data analytics BMKG menunjukkan tren peningkatan suhu udara sebesar 0,5 derajat celcius dari kondisi saat ini di Indonesia pada tahun 2030 nanti," kata Rita dalam laporannya saat pembukaan Rakornas BMKG 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (23/7).

Sumber: https://www.jpnn.com/news/ekstrem-ini-gambaran-bmkg-soal-iklim-indonesia-2030
 
2030 itu berarti 8 tahun lagi. Keke dan Nai memasuki usia produktif. Insya Allah baru lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Tentu sedang tinggi semangatnya.

Tetapi, apa jadinya kalau benar-benar terjadi peningkatan suhu di tahun 2030?

Kenaikan 0,5 derajat celcius memang kesannya kecil banget, ya. Tetapi, ternyata dampaknya sangat besar. Diperkirakan di beberapa provinsi, termasuk sebagian besar pulan Jawa, akan mengalami peningkatan kekeringan dari saat ini sebanyak 20%. Bila musim hujan, cenderung lebih ekstrem karena meningkat 40%.

 

Ada Banyak Pelajaran di Setiap Perjalanan, Tidak Sekadar Bersenang-Senang


peran muda-mudi mengatasi perubahan iklim
Ditungguin sampai siang, burung raptor gak kunjung hadir. Hiks!


Masalah yang terjadi ketika iklim mulai kacau tidak sebatas tentang kekeringan dan banjir. Tetapi, akan ada banyak sekali permasalahan yang timbul. Berbagai penyakit juga bisa bermunculan.

Salah satu contoh kalau alam sedang tidak baik-baik saja ketika saya dan suami mengajak anak-anak melihat migrasi burung raptor di tahun 2015. Bulan Oktober seharusnya menjadi puncak migrasi. Tetapi, saat itu kami nyaris tidak melihat satu pun burung melintas.
 
Sesampainya di rumah, saya googling tentang kejadian yang kami alami. Rupanya bencana kebakaran hutan di Sumatera pada tahun itu membuat migrasi burung raptor jadi kacau. Jalurnya terhalang kabut asap.
 
Padahal melihat migrasi burung raptor tidak sekadar hiburan. Kami mengajarkan anak-anak tentang rantai kehidupan. Burung raptor bisa memangsa tikus yang menjadi hama tanaman.
 
Kebayang bila jumlah burung raptor berkurang dan membuat tikus berkembang biak dengan pesat? Bisa saja dibasmi dengan bahan kimia. Tetapi, dampaknya bagi tubuh manusia tentu kurang baik bila terlalu banyak terpapar bahan kimia. 
 


Langit Biru Saat Pandemi

 
langit biru jakarta
Ini foto waktu kami ikut kegiatan bersih-bersih masjid Istiqlal. Tetapi, kurang lebih seperti itu pemandangan Jakarta langit biru saat masa PSBB.


Kenapa manusia senang berwisata di udara yang sejuk?

Karena tidak sekadar memberikan pemandangan yang bagus. Tetapi, manusia bisa bernapas dengan lega tanpa khawatir polusi. Badan dan pikiran langsung berasa segar. Segala penat seolah lenyap begitu aja.

Sesungguhnya manusia membutuhkan bumi yang sehat untuk keberlangsungan hidup. Tetapi, disadari atau tidak, aktivitas manusia juga yang menjadi penyebab utama bumi menjadi sakit.

Ada yang istimewa di awal pandemi. Ketika pembatasan diberlakukan di mana-mana, bumi seperti dikasih kesempatan untuk 'beristirahat'. Lagu 'Heal The World - Michael Jackson' pun jadi semacam lagu kebangsaan yang banyak dinyanyikan para netizen di awal pandemi.

Pemandangan langit biru pun ada di mana-mana. Di media sosial banyak yang memberikan indahnya pemandangan ketika langit bersih. Jakarta ikut terlihat biru langitnya. Pemandangan yang cukup langka.

Saya tau, kalau hal itu hanya berlangsung sementara. Sayangnya ketika aktivitas manusia kembali normal, polusi pun mulai merebak lagi. Tetapi, seharusnya menyadarkan manusia bahwa bumi sejatinya sangatlah indah dan nyaman ditinggali bila kondisinya sehat.


Langkah Kecil untuk Bumi

 
langkah kecil untuk bumi

Menyehatkan bumi perlu peran bersama. Pemerintah, pengusaha, aktivis lingkungan, hingga masyarakat umum semuanya harus berperan.

Keke pernah ikut demo 'Pukul Mundur Krisis Iklim' di bulan September 2019. Kami mengizinkan setelah dia memberikan gambaran yang jelas tujuannya ikut demonstrasi. Seperti yang ditulis di awal, setiap kali membaca berita tentang krisis iklim, yang saya khawatirkan adalah nasib Keke dan Nai di masa depan. 

Sebagai #MudaMudiBumi, Keke pun gak mau pasrah dengan ancaman krisis iklim. Dia tau demo saja tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi, setidaknya salah satu jalan untuk menyuarakan perubahan iklim ini.

Menurut kami kepedulian terhadap bumi bisa diawali dengan langkah kecil. Bila semakin banyak masyarakat yang sadar dengan langkah-langkah kecil untuk bumi, lama-lama seperti bola salju yang semakin besar. Tetapi, tentunya membawa kebaikan.

Banyak langkah kecil #UntukmuBumiku yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sedang berjalan-jalan pun kami melakukan berbagai langkah untuk melindungi bumi yaitu 

 

Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Membuang sampah sembarangan menjadi salah satu permasalahan klasik. Di berbagai tempat wisata yang ramai, seringkali terlihat kotor karena sampah yang berserakan.

Pernah menonton salah satu liputan di tempat wisata, ada pengunjung yang menyalahkan minimnya ketersediaan tempat sampah. Menjadikan sebagai alasan untuk membuang sampah sembarangan.

Seharusnya semua bertanggungjawab. Pengeloa menyediakan jumlah tempat sampah yang cukup. Ada petugas yang rutin mengosongkan dan mengangkut sampah yang sudah menumpuk. Tetapi, masyarakat juga berkewajiban menjaga kebersihan.

Bila minim ketersediaan tempat sampah, jangan dijadikan pembenaran untuk membuang sembarangan. Bawa dulu sampahnya, kemudian dibuang bila ketemu tempat sampah yang kosong.
 
Take nothing, but pictures. Leave nothing, but footprints. Kill nothing, but time - Anonymous

 

Biasakan Habiskan Makananmu

biasakan habiskan makananmu

Wisata kuliner seringkali menjadi salah satu tujuan wisata. Beberapa daerah tertentu bahkan terkenal dengan banyaknya pilihan kuliner yang enak. 

Perkembangan dunia digital membuat usaha kuliner juga menggeliat. Terlebih bila ada kuliner yang sedang viral, Antreannya bisa sangat panjang. Orang rela antre berjam-jam. Tidak hanya untuk menikmati makanan atau minumannya, tetapi juga untuk diunggah di media sosial. Terkadang seperti berlomba-lomba duluan posting biar dibilang mengikuti kekinian.

Tidak hanya berburu makanan/minuman yang viral. Ada juga mukbang yaitu membuat sebuah pertunjukan makan makanan dengan porsi yang (sangat) besar. Tanggapannya bisa beragam. Bagi sebagian orang terlihat menghibur. Tetapi, ada juga yang berpendapat berlebihan.

China sudah melarang warganya membuat konten mukbang. Konten-konten mukbang sudah dihapus di berbagai media sosial di China. Ada denda berat bagi siapapun yang melanggar. Termasuk bagi resto yang ketahuan membolehkan melakukan pemesanan makanan secara berlebihan.

Bukan tanpa alasan China melarang video mukbang di negaranya. Ini berkaitan dengan kampanye “cleaning plate” Presiden Xi Jinping yang dimulai sejak tahun lalu. Kampanye cleaning plate ini bertujuan memerangi pemborosan makanan. Dengan kampanye cleaning the plate yang dilakukan sejak 2020, tak heran kalau kemudian pelarangan terhadap mukbang bukan kali ini saja dilakukan.

Sumber: https://asumsi.co/post/5590/china-larang-mukbang-memang-apa-bahayanya

 
efek food waste sampah makanan


Persoalan sampah makanan bukanlah hal sepele. Ini merupakan fenomena gunung es yang harus diselesaikan. Tidak hanya akan merugikan perekonomian negara, tetapi juga merusak kesehatan bumi.
 
Semakin banyak sampah makanan, maka semakin berkurang luas hutan, pasokan air banyak terbuang, dan limbah menghasilkan gas metana yang menimbulkan efek rumah kaca. Gak heran kalau suhu di bumi terasa semakin panas. Salah satu penyebabnya karena jumlah food waste yang sudah melebihi batas normal.

 

Maksimalkan Transportasi Umum dan Berjalan Kaki

manfaat berjalan kaki saat traveling
 
Ketika anak-anak masih kecil, kami lebih sering berjalan-jalan menggunakan kendaraan pribadi. Tetapi, saat anak-anak sudah terbiasa membawa ransel sendiri, transportasi umum menjadi pilihan.
 
Awalnya memang ingin mengenalkan kepada anak-anak berbagai jenih transportasi umum. Setelah itu memberi tau ke mereka kalau menggunakan transportasi umum juga bisa mengurangi polusi. Karena mengurangi jumlah kendaraan di jalan.

Bila lokasi yang dituju tidak terlalu jauh, kami memilih berjalan kaki. Dengan berjalan kaki tidak hanya meminimalkan polusi lingkungan. Tetapi, Sahabat KeNai juga memperhatikan suasana yang dilewati secara lebih mendalam. Siapa tau ada tempat yang menarik saat dilewati.


Hemat Penggunaan Plastik

Kami terbiasa membawa botol minum ke mana pun saat bepergian. Masing-masing membawa 1 botol berukuran besar. Tujuannya agar kami tidak sering membeli minuman dalam kemasan plastik.

Kami juga selalu membawa beberapa kantong kain. Selain untuk tempat baju kotor, kantong ini juga bisa digunakan bila berbelanja. Biar gak pakai kresek.


Jangan Boros di Penginapan

Usahakan mencari penginapan yang mendukung upaya ramah lingkungan. Tetapi, bila tidak, kitanya juga jangan melakukan pemborosan. Misalnya, setiap hari minta ganti handuk dan sprei yang bersih.

Kalau di rumah sendiri belum tentu kita ganti handuk dan sprei setiap hari. Jadi, kenapa harus melakukannya saat di menginap di hotel? Meskipun pihak hotel tidak keberatan dengan permintaan tersebut. Tetapi, itu artinya kita melakukan perbuatan yang tidak ramah terhadap lingkungan.


Keke mengatakan kalau dia gak mau pasrah melihat perubahan iklim yang semakin nyata. Dia dengan tegas bilang ingin terus melakukan #TimeforActionIndonesia. Tidak sekadar menyuarakan melalui demonstrasi. Berbagai hal kecil secara konsisten dilakukannya. Insya Allah dari hal kecil, langkahnya bisa semakin besar.
 
Beberapa aksi yang kami sudah lakukan saat traveling, bukan hal yang sulit, kan? Seharusnya semua bisa melakukannya. Intinya jangan pernah meremehkan hal kecil. Bagi orang tua, seperti saya, selalu ingat kalau kepedulian ini sangat penting bagi masa depan anak-anak.

Kepedulian akan bumi bisa diawali dengan langkah kecil. Tetapi, bila semakin banyak muda mudi yang sadar, harapannya melahirkan para pemimpin yang peduli dengan lingkungan. Membuat berbagai inovasi hingga kebijakan yang selaras dengan lingkungan.


Jangan biarkan ancampan perubahan iklim semakin nyata. Karena diprediksi bisa lebih dahsyat dari pandemi COVID-19. Gak cukup dengan berdiam di rumah dan menghibur diri membuat konten Dalgona bila ancaman tersebut menjadi kenyataan.

Yuk, mulai membuka mata dan peka dengan krisis iklim ini!

Post a Comment

26 Comments

  1. wah ternyata naiknya 0,5 itu tetep efeknya besar juga ya. dan iya jadi inget awal2 pandemi pada share tentang alam memulihkan diri, kayaknya skrg pada lupa lagi deh dan sibuk mengatasi ekonomi negara. tapi ya memang sih harus seimbang semua ya mba, bener kalau misal mau nginep ga usah ribet2 ganti sprei dan handuk tiap hari, jgn ambil dan pesen makan berlebihan jg kalau ga abis :D

    ReplyDelete
  2. Yap, memang sekarang hawanya panas ngga normal ya mba.

    apalagi di surabaya, aduhduuhh berasa dipanggang
    kita kudu lakukan langkah2 yg (mungkin tampak) sederhana utk menjaga agar Bumi makin nyaman dihuni.

    ReplyDelete
  3. Dari ketidak hadiran migrasi burung raptor saja sudah bakalan banyak bencana yang akan terjadi ya, seperti gagal panen karena padi dimakanin tikus. Gak kebayang deh dampaknya, bisa kita semua kelaparan..

    Jadi emang bagus banget bila anak-anak dilibatkan sejak dini mengenai perubahan iklim dan segala dampaknya. Mereka lah nanti yang akan memimpin dunia. Semoga di tangan Keke dan kawan-kawan bumi akan lebih baik. Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. Harapannya bumi akan semakin membaik ke depannya

      Delete
  4. Bener banget perasaan cepet banget keringetan skr , panasnya minta ampun deh. Naik 0.5 derajat aja udah berasa ya.
    Lewat perjalanan kita bisa mengajarkan edukasi juga ya untuk ikut menjaga bumi apalagi iklim juga makin kacau.
    Habiskan makanan wajib soalnya mubazir selain ikut jaga bumi ya ternyata

    ReplyDelete
  5. Aku membiasakan anak-anak untuk menghabiskan makan dan minum..Jadi jangan ada yang terbuang..Kalau memang kebanyakan..ambil secukupnya..kalau krang kan bisa nambah lagi...ternyata hal kecil ini bisa berdampak besar terhadap lingkungan ya...

    ReplyDelete
  6. perlu banget ini jangan sampai buang sampah sembarangan, soalnya walau travelling harus taat juga nih menjaga lingkungan

    ReplyDelete
  7. Iya mbak, sebenarnya menjaga bumi saat traveling itu mudah ya. Asalkan ada komitmen bersama ketika melakukan perjalanan. Jika bersama anak-anak ini waktu yang tepat memberikan pelajaran dari lingkungan, bagaimana mencintai alam dan menjaganya. InsyaAllah besarnya mereka akan tahu bagaimana melakukan penyelamatan pada bumi. Barakallah mbak, suka membaca artikelnya.

    ReplyDelete
  8. Banyak ya hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Yang sepintas sepele tapi jika dilakukan konsisten, apalagi secara kolektif, memberi andil terhadap bumi. Semoga deh kita semua bisa begitu. Untuk bumi yang lebih baik.

    ReplyDelete
  9. Memang makin mengkhawatirkan ya perubahan iklim ini. Dan kitalah yang bisa melakukan upaya untuk mengatasinya. Di antaranya cegah food waste, aku termasuk yang ga paham sama konten mukbang. Syukur dilarang di China, smoga di negara lain ada aturan serupa

    ReplyDelete
  10. melakukan mitigasi perubahan iklim bisa dilakukan oleh siapa saja ya mbak
    Termasuk oleh anak muda, bahkan saat travelling sekalipun

    ReplyDelete
  11. Banyak cara peduli terhadap lingkungan, dimulai dari yang paling kecil dan sederhana, buang sampah ditempatnya. Suka sedih aja kalo lihat sampah bertebaran di jalan.. :(

    ReplyDelete
  12. Banyak cara yang mungkin terkesan sederhana tapi berperan penting. Seperti membuang sampah pada tempatnya dan juga habiskan makanan. Suka sebel hal sepele tapi terabaikan. Edukasi kayak gini yang penting

    ReplyDelete
  13. Sebenarnya saya sedang niat banget ngajarin anak-anak pakai transportasi umum masal. Selama ini kan baru KRL aja yang paling sering. Eh, njilalah lha kok pandemi, jadi makin tertunda karena nunggu situasi aman. Padahal, tahun 2020 itu kami udah rencana mau hiking tipis-tipis, transportasinya mau nyambung-nyambung dari Jakarta. Jadi sekalian belajar survive dan peduli dengan lingkungan. Tapi gagal total deh, mungkin nunggu 2022 aja.

    ReplyDelete
  14. Isu perubahan iklim memang enggak bisa disepelekan ya mbak? Soalnya kalau nungguin pemerintah doank bergerak mustahil selesai. Kudu dr kita sendiri mulai dr langkah2 kecil supaya bisa merawat lingkungan ini.
    Wah keren Keke udah mulai peduli dengan isu lingkungan hidup. Memang anak2 pun sejak dini kudu diajari cara menjaga lingkungan ya, agar masa depan pun lingkungan gk makin rusak.
    bagaimanapun kelak bumi ini akan kita wariskan kepada mereka.

    ReplyDelete
  15. Seneng banget kalo ada anak yang udah paham dan cinta banget dengan tanah air

    ReplyDelete
  16. Langkah-langkah dari diri sendiri yang kalau dilihat sekilas kayak hal sepele, sebenarnya kalau dilakukan bersamaan oleh jutaan umat, bisa banget loh menyelamatkan bumi kita. Tetap semangat cinta lingkungan yaa...

    ReplyDelete
  17. Bener banget mbak. Langit Jakarta jadi biru saat pandemi. Langka. Soal handuk itu di beberapa hotel pe ada gantungan penjelasan nya go Green, dg tidak meminta ganti handuk maka menghemat air dan deterjen.

    ReplyDelete
  18. Keren kak..
    Dengan membiasakan anak muda mencintai lingkungan melalui langkah kecil, maka semoga bisa memberikan manfaat yang besar untuk lingkungan dan anak cucu kita kelak tetap bisa menikmati indahnya langit biru.

    ReplyDelete
  19. Ancaman perubahan iklim ini makin ke sini makin nyata, dan pastinya mengerikan banget. Hiiii. Kapan hari saya menghadiri webinar yang membahas tentang perubahan iklim, salah satu narsumnya tuh Nicholas Saputra. Ya kaitannya dengan film Semesta yang dia buat, bagi Nico, Semesta jadi salah satu cara dia untuk membuat masyarakat peka bahwa ancaman perubahan iklim ini serem lho

    ReplyDelete
  20. Generasi muda memang sudah seharusnya mengambil peran serius dalam pencegahan dampak perubahan iklim ya maaaaak.. semoga semakin banyak generasi mudah yang sadar pentingnya menjaga lingkungan yaaaa

    ReplyDelete
  21. Wah, Keke sadar soal kesehatan lingkungan. Pasti ini berkat mama papanya yang memberikan contoh langsung. Sayapun kemana-mana membawa botol air minum dan kantong kain. Selain hemat tidak perlu selalu beli air kemasan plastik, setidaknya bisa juga menjaga lingkungan dari tumpukan sampah plastik.

    ReplyDelete
  22. penting banget dipahami dan dipraktikkan untuk semua generasi muda agar bisa lebih menjaga kebersihan lingkungan

    ReplyDelete
  23. Aku suka banget bacanya, pesan yg bagus untuk menghabiskan makanan dan bijak menggunakan sampah plastik, biar ga makin bertumpuk sampahnya ya

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)