Destinasi Sarapan Asik! Duet Secangkir Arabika Simalungun Kopi Mandja dan Mochikin Korean Krispy Chicken di TaDa Collective Bandung

Eksterior kedai Kopi Mandja di TaDa Collective Bandung dengan kaca berbingkai hijau. Terlihat tulisan 'Kopi Mandja' di kaca dan '100% Arabica Simalungun' di bagian atas. Foto ini menunjukkan destinasi sarapan Kopi Mandja yang berduet dengan Ayam Krispi Korea Mochikin.

Sedang mencari destinasi sarapan asik di Bandung yang menawarkan kombinasi unik? Sahabat KeNai mampir deh ke TaDa Collective Bandung! Kami memesan secangkir kopi hitam yang dibuat 100% Arabika Simalungun dari Kopi Mandja, dipadukan dengan rice bowl Mochikin Korean Crispy Chicken dengan saus gochujang. Simak pengalaman kami sebelum Sahabat KeNai memutuskan untuk sarapan di sana, ya!


👅 Sensasi Tegukan Pertama: Keunikan Rasa Black Coffee 100% Arabika Simalungun Kopi Mandja



Papan nama Kopi Mandja berwarna hijau toska dan jendela kedai dengan tulisan '100% Premium Simalungun Arabica from North Sumatra' terpampang besar. Foto ini menekankan penggunaan biji kopi Arabika Simalungun sebagai ciri khas Kopi Mandja di TaDa Collective Bandung.

Setelah sarapan di Bubur Ayam Spesial Pak Otoy, suami ngajakin ngopi di Kopi Mandja yang berlokasi di TaDa Collective. Meskipun udah dikenyangkan dengan seporsi bubur, memang rasanya kurang lengkap kalau pagi-pagi belum ngopi, terutama bagi suami.

Tampak depan gedung TaDa Collective Bandung dengan tulisan 'TaDa! Collective' yang besar, area parkir, dan tangga menuju lantai atas. Terlihat juga papan nama tenant Kopi Mandja di lantai dua, menandakan lokasi destinasi sarapan Arabika Simalungun.

Memilih Kopi Mandja gak hanya karena lokasinya berdekatan, hanya sekitar 100 meteran. Tapi, sebelumnya pernah ngopi di sana. Black coffee tanpa gula terbuat dari 100% arabika Simalungun Kopi Mandja tuh enak! Makanya kami kembali memilih ngopi di sana.

Suasana internal area Kopi Mandja/TaDa Collective, menampilkan papan larangan 'Ngamen Gratis' dengan simbol gitar dicoret, serta krat berisi botol minuman legendaris Badak. Foto ini menunjukkan detail suasana unik dan santai di destinasi sarapan tersebut.

Kopi Mandja di TaDa Collective hanya berupa outlet kecil. Jualannya seingat saya hanya beberapa varian minuman kopi dan Badak, soda legendaris sejak 1916 dari Pematang Siantar, Sumatera Utara. Tidak menjual makanan seperti di cabang Kopi Mandja lain.


3 Menu Baru Kopi Mandja yaitu Lara, Neira, Rindu

Interior kedai Kopi Mandja yang nyaman dengan konter pemesanan, mesin kopi, dan dinding keramik berpola mosaik warna-warni. Terlihat juga botol minuman Badak dan papan larangan ngamen, menunjukkan suasana lengkap destinasi sarapan Arabika Simalungun di TaDa Collective Bandung.

Di tembok Kopi Mandja, ada poster kecil dengan tulisan berwarna merah yang langsung menarik perhatian. Tertulis "Menu Baru Kami", di bawahnya ada 3 menu kopi dengan nama dan keterangan masing-masing juga fotonya.

  1. Lara - Menu mocktail dengan perpaduan asam manis ditaburi popping candy. Lara sendiri memiliki arti riang gembira dan menyenangkan.
  2. Neira - Menu mocktail dengan espresso base. Menggunakan fresh espresso arabika, lemon, dan selain strawberry. Neira terinspirasi dari Banda Neira, di mana banyak orang ingin ke sana.
  3. Rindu - Perpaduan es kopi susu Mandja dengan tambahan creamcheese dibalut dengan foam yang lembut menjadikan menu ini memiliki rasa yang kompleks. Semo menu ini bisa menjadi obat bagi kamu yang sedang dilanda rindu.
 
3 varian nama menu ini kalau digabung terkesan romantis gak, sih? Semacam ada pernyataan kerinduan ingin selalu kembali ke Banda Neira karena di sana selalu menyenangkan. Bikin hati riang gembira.


Sensasi tegukan pertama dari Kopi Mandja Arabika Simalungu

Dua jenis minuman diletakkan di atas meja kayu. Sebelah kiri adalah secangkir kopi hitam (Americano panas), dan sebelah kanan adalah minuman Badak dengan label Kopi Mandja. Foto ini menggambarkan menu pendamping sarapan di Kopi Mandja, TaDa Collective Bandung.
Americano, IDR15K
Badak, IDR20K


Tapi, ya, tetap aja kalau suami pilihnya americano tanpa gula. Suami langsung bilang kopinya enak sejak tegukan pertama. Makanya kami beberapa kali ke sana. Sedangkan, saya memilih minuman Badak. Suka aja dengan minuman ini dan agak jarang. Makanya kalau ada yang jual, biasanya saya akan pilih Badak.

Ciri khas kopinya memiliki rasa yang seimbang. Tidak terlalu asam dengan aftertaste sedikit manis. Tidak terlalu berat ngopi pagi dengan arabika Simalungun.


🗺️ Kopi Mandja Berpindah dari Tada Collective

Dua kursi kayu dan meja kecil di sudut kedai Kopi Mandja, terlihat koleksi sampul piringan hitam di dinding dan tanaman hijau di dekat jendela, mencerminkan suasana nyaman TaDa Collective Bandung.

Terakhir kamu ke Kopi Mandja tuh Juni tahun lalu. Agak kaget juga ketika tau, Kopi Mandja udah gak ada di TaDa Collective. Untungnya, Kopi Mandja gak hanya ada di 1 lokasi. Ada beberapa Kopi Mandja di Bandung. Bahkan di Medan dan Jakarta pun ada.

Asik! Jadi tetap bisa menikmati enaknya kopi Arabika Simalungun. Malah di Kopi Mandja lain saya lihat tempatnya lebih luas. Jualannya gak hanya kopi. Ada juga makanannya. Kapan-kapan deh samperin ke lokasi lain.


🍚 Pengalaman Sarapan Pertama Kali dengan Ayam Krispi Korea Mochikin Berlumur Saus Gochujang

 
Konter Mochikin Korean Krispy Chicken di TaDa Collective Bandung, dengan papan nama neon MoChikin dan spanduk promosi "Ayam ala Drakor Ter-Worth It", menunjukkan menu sarapan tersedia.

Ketika pertama kali ke TaDa Collective, kami belum sarapan sama sekali. Niatannya memang cuma pengen ngopi. Lihat Mochikin udah buka, saya jadi pengen sarapan hehehe.

Saya memilih ricebowl, nasi putih dengan beberapa potongan ayam tepung di atasnya kemudian dilumuri saus. Sahabat KeNai bisa memilih saus BBQ, Gochujang, atau Samyang.

Rice bowl berisi nasi putih dan ayam krispi Korea Mochikin dengan siraman saus gochujang pedas manis, ditaburi wijen, dan ditemani minuman dingin dari Kopi Mandja, cocok sebagai menu sarapan di TaDa Collective Bandung.
Ricebowl Gochujang, IDR23K


"Bunda, pagi-pagi udah makan pedes!"

Saya tertawa ngikik karena rice bowl yang saya pilih gak pedes sama sekali. Warnanya yang merah, ciri khas gochujang, memang terlihat seperti sangat pedas. Tapi, sebetulnya enggak sama sekali menurut saya.

Lagian, kan, saya juga memastikan dulu sebelum memesan. Lagi gak pengen makan pakai saus BBQ. Bingung antara saus Gochujang atau Samyang. Tapi, gak pengen sarapan yang pedas. Akhirnya, disarankan pilih yang Gochujang karena Samyang lebih pedas katanya.

Saya agak lupa. Tapi, seingat saya untuk ricebowl ada sizenya. Karena saya pilih yang standar aja. Gak terlalu lapar pagi itu dan gak pengen begah juga. Lagipula size ricebowl yang saya pilih juga udah ngenyangin.

Sesuai taglinenya "Korean Krispy Chicken", bagian luarnya terasa renyah tepungnya sedangkan dalamnya juicy. Dipadukan dengan saus Gochujang yang memiliki citarasa khas Korea. Ada pedas, manis, guruh, dan sedikit asam.


☕ Suasana TaDa Collective yang Nyaman untuk Sarapan

 
Lorong panjang di TaDa Collective Bandung, menampilkan fasad beberapa tenant, termasuk Momis Bakery dengan papan neon ungu, menunjukkan suasana ruang kuliner bersama yang menyediakan beragam pilihan untuk sarapan di Jalan Setiabudi.

TaDa Collective itu seperti foodcourt. Ada beberapa tenant di sana seperti Lawson, dan beberapa lainnya. Tapi, kayaknya gak semua buka sejak pagi. Kami beberapa kali ke sana untuk ngopi pagi dan sarapan yang buka paling Kopi Mandja, Mochikin, dan Lawson.

Interior gerai Lawson di area Jalan Setiabudi, menampilkan etalase makanan siap saji seperti gorengan dan roti, chiller minuman, serta display aneka snack, menunjukkan variasi opsi kuliner di sekitar destinasi sarapan Kopi Mandja dan Mochikin.

Ruangannya terbuka tanpa tembok, tapi ada atap. Gak ada AC di sana. Karena kami selalu datang pagi hari, belum berasa panas, sih. Masih merasakan dinginnya udara Bandung.

Area semi-outdoor di TaDa Collective Bandung dengan lantai rumput sintetis, deretan kursi bar kayu menghadap railing, dan dinding kuning berlubang (roster) yang cerah, menunjukkan suasana santai untuk menikmati sarapan Kopi Mandja dan Mochikin.

Ada fasilitas toilet. Kebersihannya yaaa ... cukuplah. Parkirannya lumayan luas. Bisa lah menampung beberapa mobil dan motor. Lokasinya masih di jalan Setiabudi bawah. Persis di samping rumah makan Ma' Uneh yang legendaris itu.

Area tempat duduk panjang di TaDa Collective Bandung dengan atap transparan, meja kayu, kursi stool kuning, dan dekorasi tanaman hijau, menyediakan ruang komunal yang nyaman untuk menikmati sarapan Arabika Simalungun Kopi Mandja dan Ayam Krispi Korea Mochikin.

Saya tetap membuat ulasan ini meskipun Kopi Mandja sudah gak ada di TaDa Collective. Tapi, di beberapa lokasi lain kan masih ada. Paling jadinya kami gak bisa lagi menikmati duet secangkir americano dari arabika Simalungun Kopi Mandja dengan Korea Krispy Chicken Mochikin di TaDa Collective.

Papan nama vertikal TaDa Collective di Jalan Setiabudi Bandung yang menampilkan logo berbagai tenant, termasuk Mochikin, Kopi Mandja, Momis Bakery, dan Lawson Station, menandai lokasi destinasi sarapan asik ini.

Meskipun begitu, kalau Sahabat KeNai sedang berada di sekitaran Jalan Setiabudi Bandung, TaDa Collective tetap kami rekomendasikan sebagai tempat nongkrong sekaligus kulineran yang wajib dikunjungi.

Foto ini memperlihatkan tenant Seo-Jun Fried Chicken di TaDa Collective Bandung, dengan spanduk promosi nasi ayam Korea, menunjukkan variasi pilihan makanan Korea selain Mochikin di food collective ini.


TaDa Collective


Jl. Dr. Setiabudi No.159
Gegerkalong, Kota Bandung
Jawa Barat 40153

Jam operasional : Senin - Jum 09.00 s/d 22.00 WIB (Sabtu hingga pukul 22.30 dan Minggu hingga pukul 21.30)

Post a Comment

15 Comments

  1. Black coffee alias kopi hitam asli tanpa gula itu emang menyehatkan ya?
    Maksudnya saya kan tidak bisa minum kopi karena suka sakit lambung. Pokoknya setiap ada rasa kopi suka langsung seueul angen istilah sundanya
    Tapi pas minum kopi hitam asli dari Papua saat itu Alhamdulillah tidak sakit sama sekali.
    Apalagi ini terbuat dari 100% arabika Simalungun pastinya Kopi Mandja ini akan banyak disukai penikmat kopi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu saya, jangan minum yang sachet kalau mudah sakit lambung. Biji kopinya juga pilih yang arabika. Tapi, kalau sakit lambung juga, mending gak usah ngopi, Teh

      Delete
  2. Hihihi, baru mau ngomong, pagi2 udah makan gochujang nih mbak Myra haha. Tapi beneran pedes ya? Biasanya lidah orang Indonesia mah meremehkan gochujang sih, jadi imho masih aman =))
    Waah cabang kopinya pindah ya? Kira2 kenapa yaa, kepoh haha, apa sewa lokasinya yang mihil ya, mengingat itu harga kopinya cukup terjangkau yaa. Soalnya rata2 americano tanpa sugar di sini aja keknya udah 17 ribu ke atas. Di kedai kopi itu masih 15 ribuan.
    Tapi untungnya cabangnya masih ada di beberapa tempat ya mbak.
    Ooo TaDa Collective ke foodcourt gitu yaa, sayang nggak semua buka pagi ya, mungkin ramenya agak siangan/ malam gitu ya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya saya belum pernah emenmukan gochujang yang bener-bener pedas, Peril :D

      Delete
  3. Kopi Mandja yang memanjakan lidah para penikmat kopi.
    Area katanya seasik itu ya. Jadinya kalau berlama-lama di sana sambil menikmati varian kopi yang ada bikin betah

    ReplyDelete
  4. Karena aku bukan pecinta kopi, mungkin skip dulu ngopi-ngopinya. Aku tertarik sama menu di TaDa Collective. Di lihat-lihat, tempatnya emang cukup asyik ya buat nongkrong atau sekadar sarapan

    ReplyDelete
  5. Dulu nganggep kopi itu berat dan hanya buat bapak-bapak. Tapi sekarang malah suka. Hehe.. kadang kalau pusing ngopi. Waah di Bandung lokasinya! jadi pengen coba kesana apalagi suami ada background dari daerah Sumatera juga. Jadi pengen kesana sekalian nostalgia zaman ngampus upi ^_^

    ReplyDelete
  6. Aaah sudah pindah ya rupanya. Btw, sampai sekarang tuh saya penasaran loh sama bumbu gochujang. Kekgimana sih mendeskripsikannya, Chi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya cukup kompleks. Pedas, manis, asin, gurih gitu, lah. Tapi, juga gak pedas banget

      Delete
  7. Saya baca ini ikut menikmati perjalanan Mbak Chi sama suami, berasa jadi kamera. Menyenangkannya masa sering berdua. Btw, kopinya bikin penasaran.

    ReplyDelete
  8. Waaah penasaran banget sama black coffee-nya. Jadi pengen ke Kopi Mandja beliii hahaha

    ReplyDelete
  9. Wow harga nasi dan ayam koreanya masih terjangkau ya, 23K kadang di Depok aja ga dapat segitu. Jadi pingin ngopi di sana juga kalau pas main ke Bandung

    ReplyDelete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)