Mencari Ikan Koi di Pasar Ikan Hias Jatinegara, Jakarta

Pertengahan Maret lalu, saya dan suami mencari ikan koi di Pasar Ikan Hias Jatinegara. Mamah minta dibeliin sebanyak 10 ekor. Katanya biar kolam gak sepi.

Beberapa sebelumnya pernah dibawain sekitar 3 ekor. Tapi, gak pada bertahan. Satu per satu ikannya mati. Memeliharan ikan koi memang agak susah.

Mencari Ikan Koi di Pasar Ikan Hias Jatinegara Jakarta

Trus, kenapa tetap ngotot pengen pelihara ikan koi?

Almarhum papah saya penggemar ikan koi. Biasanya setiap akhir pekan, papah duduk di samping kolam sambil baca koran dan menikmati kopi. Bisa berlama-lama me time di sana. Makanya tetap dipelihara meskipun papah sudah wafat.

Papah bikin tulisan begini setelah ikan koi kesayangannya dicuri semua hehehe


Ikan koi peliharan papah ada lumayan banyak. Sekitar 30 ekoran, lah. Gemuk dan sehat-sehat. Seru kalau lagi dikasih makan. Pada bergerombol rebutan makanan. Tapi, menjelang akhir tahun lalu mati semua 😭.

Sebetulnya bukan kejadian pertama ikan koi di kolam habis tanpa sisa. Beberapa tahun sebelumnya juga ada kejadian. Salah satu pelakunya adalah kelompok anak-anak dari perkampungan sekitar komplek. Mereka tuh terkadang iseng aja ngambil. Lihat suasana komplek lagi sepi, ikan diserokin. Namanya bocil-bocil, terkadang ikannya ditangkap cuma buat dimainin kalau kata satpam komplek yang pernah mergokin.

Kolam ikan lokasinya di halaman. Dan, rumah kami saat itu gak ada pagar. Jadi memang mudah banget mengambil ikannya. Bahkan ketika kami pulang mudik, lupa Lebaran tahun berapa, kolam bener-bener kosong! Dikuras semua isinya oleh orang gak bertanggungjawab.


Tapi, papah memang penggemar ikan hias. Dari dulu selalu ada ikan di rumah. Beneran menyejukkan sih kalau ada binatang peliharaan. Gak usah jauh-jauh buat healing hehehe.
 
Setelah kejadian ikan Koi dicuri semua, kolam diisi lagi ma papah. Namanya juga hobi. Udah gitu, papah gak pernah beli Koi dari ukuran yang udah gede. Tapi, mulai dari kecil hingga sedang. Dirawat banget sampai ukurannya semakin besar.


Drama Memelihara Ikan Koi



Ikan Koi termasuk hewan yang bisa berumur panjang. Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, rata-rata usianya antara 50-60 tahun. Ada juga yang sampai 90 tahun. Bahkan ikan koi tertua sepanjang sejarah berusia 226 tahun.

Tetapi, perawatannya memang harus bener. Gak bisa sembarangan dikasih makan, menjaga suhu air, kualitas air, dan lain sebagainya. Harus konsisten disayang dan diurus kalau pelihara Koi gak bisa dicuekin gitu aja hehehe.


Padam Listrik Total di Jakarta


Jakarta pernah mengalami padam listrik total selama berjam-jam di tahun 2019. Kami ketar-ketir banget dengan nasib ikan Koi. Karena ikan ini bisa bertahan hidup di lingkungan air dengan kadar oksigen tinggi. Kalau padam listrik, pompa kolam kan ikut mati. Mana kami gak punya genset.

Memang beberapa orang menyarankan kalau pelihara ikan koi wajib punya genset. Jaga-jaga seandainya terjadi pemadaman listrik. Tetapi, bertahun-tahun pelihara ikan ini, belum pernah sekalipun terjadi pemadaman yang sampai segitu lama. Makanya merasa aman aja.

Besoknya viral berita tentang para pemilik ikan koi yang ikannya pada mati. Bahkan sampai ada yang menggugat PLN segala karena listrik padam berjam-jam mengakibat kematian koi. Entah sampai mana kelanjutan kasusnya. Saya gak ikutin kelanjutannya. Kami bersyukur, semua ikan masih selamat. Cuma ada beberapa ekor yang sempat lemas karena kurang oksigen.


Wabah Ikan Koi di Rumah

Sejak papah wafat, mamah lumayan sering menginap di rumah anak bungsunya. Karena adik saya, kan, baru punya anak. Jadi mamah bantuin mengurus. 

Pernah rumah dibiarkan kosong agak lama. Memang ada asisten rumah tangga yang bantu-bantu. Tetapi, kalau untuk ikan paling cuma dikasih makan. Gak pernah diminta bebersih kolam.

Dari dulu selalu papah yang bersihin dibantu sama suami saya. Sejak papah wafat, suami yang bersihin. Tetapi, saat itu lagi gak sempat banget. Makanya kolam semakin butek. 

Ketika adik saya mengantar mamah pulang, seekor ikan melompat dari kolam. Pas banget begitu adik membuka pintu mobil. 

Ikan koi yang melompat dari kolam bukan sedang beratraksi kegirangan karena pemilik rumah datang, lho. Tetapi, itu pertanda ada masalah. Kualitas air yang buruk, ada kutu di tubuh ikan, dan beberapa masalah lainnya.

Adik saya langsung menghubungi jasa yang mengerti menangani ikan koi. Sebetulnya suami saya udah biasa ngebersihin kolam ikan. Tetapi, karena waktu itu ada ikan yang sakit, mending panggil ahlinya aja. Penyebabnya langsung ketahuan yaitu kualitas air yang buruk karena udah lama gak dibersihin. Ada 3 ekor ikan yang terkena wabah. 2 ekor bergejala ringan, seekor lagi gejalanya agak berat.


Solusinya sama lah kayak pandemi COVID-19 ini. 3 ekor ikan yang terkena wabah harus diisolasi. Kami menyiapkan 2 jolang (ember besar yang biasa dipakai untuk mencuci baju). 1 jolang untuk yang gejalanya ringan. 1 lagi untuk yang berat.

Selama masa isolasi, ikan yang bergejala berat harus ditutup jolangnya baru bisa tenang. Kalau enggak loncat ke luar terus.


Setiap jolang dikasih pompa udara. Bahkan tempat isolasi untuk yang bergejala berat harus ditutup. Karena ikannya loncat melulu. Kasihan jadi jatuh ke lantai dan menggelepar terus. Ikan-ikan yang sehat, tetap di kolam yang tentunya sudah dibersihkan.

Masa isolasi beda-beda. Ada yang cuma sekian hari udah sembuh. Tetapi, ada yang sampai 2 minggu. Harus bener-bener sembuh dulu baru bisa kembali ke kolam. Supaya gak nularin penyakitnya ke yang lain. Ikan-ikan Koi kami ternyata pengen merasakan suasana pandemi juga hihihi.

Baidewei, ikan yang bergejala berat ini sempat ditawar sama orang yang bersihin kolam, lho. Dia menawar dengan harga Rp2 juta. Menggiurkan banget, ya! Ikan yang sakit aja masih bisa dapat harga segitu. Apalagi yang sehat.

Tapi, kami menolak penawaran tersebut. Karena itu ikan-ikan kesayangan almarhum. Mamah pengen tetap memelihara ikan tersebut.


Ikan Koi Mati Semuanya

Foto terakhir sebelum semuanya mati. Hiks! Kelihatan kecil-kecil, ya. Padahal aslinya gede-gede kayak ikan-ikan koi yang suka ada di resto-resto.
Gak pernah punya foto yang bagus. Karena memang gak kepikiran bakal kejadian begini.

 

Menjelang akhir tahun, mamah kembali menginap lumayan lama di rumah adek. Kolam pun kembali kotor. Saya dan suami datang ke rumah mamah untuk ngebersihin kolam.
 
Awalnya berjalan lancar. Ketika air bersih dimasukkan ke kolam, tiba-tiba satu per satu ikan koi mengambang. Mati!

Padahal ya udah ikutin aturan. Kalau bersihin kolam ikan, airnya gak boleh dikuras semua. Jadi meskipun udah sangat kotor, tetap harus disisain sekitar 1/3 atau 1/2. Kalau enggak katanya bikin ikan koi jadi kaget dengan perubahan suhu. Fatalnya bisa mengakibatkan kematian. 
 
Tetapi, kami beneran gak nyangka bakal secepat itu kejadiannya. Udah macam Thanos yang tinggal menjentikkan jari, trus langsung pada tewas. Gak ada satupun yang selamat.

Saya jadi ingat penawaran harga ikan koi kami yang sakit waktu itu. Kalau 1 ekor bisa dihargai Rp2 juta. Berarti 30 ekor lebih ini, berapa puluh juta kerugiannya, ya?

Sebetulnya bukan itu yang bikin saya nyesek sampai nangis. Karena bisa aja kami mulai pelihara lagi seperti kejadian pencurian besar-besaran beberapa tahun lalu. Beli yang kecil dan dipelihara sampai gede lagi.

Tetapi, rasanya tetap aja berbeda. Semua ikan Koi yang mati itu kesayangan papah. Teringat papah pelihara dari ukuran kecil sampai pada gede-gede. Setiap akhir pekan bisa berlama-lama duduk dekat kolam. Semua itu langsung terlintas aja di pikiran, Makanya kehilangan yang kali ini nyesek banget. Apalagi gak ada satupun yang bertahan hidup.


Jalan-Jalan ke Pasar Ikan Hias Jatinegara


"Chi, tolong bilangin ke Arie, beliin ikan Koi, dong. Kolamnya sepi banget gak ada ikannya."

Suami langsung membeli 10 ekor ikan Koi berukuran kecil di Pasar Ikan Hias Jatinegara. 5 ekor untuk di rumah kami, sisanya untuk mamah. Memang sengaja gak kasih semua. Karena pengen tau bisa bertahan hidup atau enggak. 
 
Tetapi, itulah uniknya pelihara Koi. Susah-susah gampang. Di rumah kami hanya 1 ekor yang mati. Sedang di rumah mamah mati semua. Huaaaa!

Pertengahan Maret lalu, kami kembali membeli 10 ekor ikan Koi di Pasar Ikan Hias Jatinegara. Dibawa semua ke rumah mamah. Awalnya semua bertahan selama beberapa hari. Tapi, kemudian satu per satu mulai ada yang mati. 
 
Tapi, sekarang masih ada sisa beberapa ekor. Benar-benar menantang banget ya pelihara Koi. Jadi kangen dengan ketelatenan papah.

Ngomong-ngomong tentang Pasar Ikan Hias, papah pernah beberapa kali mengajak ke Sumenep Menteng, Jakarta Pusat. Sebetulnya saya gak terlalu tau banyak jenis-jenis ikan hias. Tetapi, suka aja kalau diajak ke sana. Apalagi melihat ikan-ikan yang ada di aquarium. Cakep-cakep banget, deh!
 

Justru saya baru pertama kali ke Pasar Ikan Hias Jatinegara, Jakarta Timur. Udah tau tempat ini sejak lama banget. Tetapi, saya baru tau kalau udah direlokasi. Gak lagi berjualan di trotoar. Ada area sendiri.

Berasa lebih nyaman, sih. Karena ada area parkirnya juga. Gak harus parkir di pinggir jalan. Gak bising dengan kendaraan bermotor. 

Sepanjang ingatan saya, memang masih lebih enak ke Pasar Ikan Hias Sumenep kalau sekadar ingin cuci mata. Kayaknya lebih bagus-bagus. Tetapi, itu kan ingatan masa kecil. Udah sekian puluh tahun gak ke sana. Jadi belum tau lagi kondisi terkini.
 

Nah, kalau niatannya memang pengen beli, koleksi di Pasar Ikan Hias Jatinegara lumayan lengkap. Gak hanya ikan, tetapi segala peralatan hingga makanannya juga dijual di sini. Kata Suami, kalau hari Minggu yang jual ikan bisa lebih rame lagi. Tetapi, waktu itu saya udah puas juga diajak ke sana.

Mamah minta dibeliin lagi. Karena kayaknya kolam masih terlalu sepi kalau hanya terisi beberapa ekor. Nanti deh abis Lebaran cari ikan Koi lagi di Pasar Ikan Hias Jatinegara. Semoga aja ikan-ikan yang kami beli ini bisa terus bertahan dan gede lagi.

 

Pasar Ikan Hias Jatinegara

 
Jalan Kemuning RT.2/RW.6
Kelurahan Bali Mester, 
Kecamatan Jatinegara
Jakarta Timur 13310 

Post a Comment

69 Comments

  1. wah aku baru tau ikan KOI sampe kena wabah juga, semoga cepat sembuh dan kembaki normal yaa

    ReplyDelete
  2. Duh ingat ikan koi juga ingat alm Bapak dan adikku - mereka penyayang binatang terutama kucing dan ikan

    sekarang ada beberapa kolam dan akuarium yang gede tidak ada isinya karena... yah, memelihara ikan itu ga gampang Ferguso!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak. Koi termasuk yang gak udah perawatannya

      Delete
  3. Itu alasan kenapa aku ga mau plihara ikan mba. Krn memang perawatannya super ribet dan harus hati2. Mana ga bisa dibelai2 kayak kucing 🤣🤣. Tapi aku suka ngeliat ikan2 yang banyak gitu apalagi koi. Jadi inget parit2 di Jepang banyaaaak yg berisi koi. Dan sehat. Aku ga yakin parit di sana pake pompa udara. Pasti kan alami aja kalo parit gitu. Tapi bisa bertahan loh. Apa Krn airnya mengalir Yaa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Koi memang butuh tempat luas dan air mengalir. Jadi memang gak selalu harus pakai pompa, Mbak

      Delete
  4. wah jadi inget bolak balik ke Jatinegara saat masih pelihara kelinci trus mampir ke pasar ikan hias nya deh... eh si darell bisa tuh rewel minta dibeliin

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya di pasar Jatinegara ada beberapa penjual binatang peliharaan

      Delete
  5. aku pengen banget loh punya ikan koi,ternyata perawatannya lumayan ya kak,seneng lihat ikan ini,kulitnya warna warni.

    ReplyDelete
  6. Wow aku baru tahu nih kak kalau ikan koi umurnya bisa panjang ya 50-60 tahun. Tapi ini perawatannya tentu ekstra ya. Aku pernah, 5 tahun yang lalu ke Pasar Ikan Hias Jatinegara. Banyak pilihan memang ya kak.
    Salam: Dennise Sihombing

    ReplyDelete
  7. Wow, panjang juga ya umur ikan koi 50-60 tahun.Tetapi untuk ini memang harus ektra perawatan ya. Aku beberapa tahun lalu pernah ke Pasar Ikan Hias Jatinegara, banyak pilihan ikan yang mengagumkan
    Salam: Dennise Sihombing

    ReplyDelete
  8. Wah kebayang kak bagaimana sedihnya kehilangan hewan kesayangan dalam sekejab. Ini artikelnya menarik aku jadi tahu koi umurnya panjang. Dulu alm ayah juga pernah lama pelihara ikan arwarna dan ikan hias , jadinya paham kalau mati lampu takutnya ke nasib ikan. Dulu arwarna juga tewas ketika mati lampu lama, sedihnya.

    ReplyDelete
  9. Bukan hal yang mudah dan kudu apik perawatannya ya kak Myra.
    Tapi pastinya jadi pengalaman berharga.
    Syukurnya bisa menemukan ikan koi masih di area yang dekat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. Semoga kali ini bisa terus bertahan ikannya

      Delete
  10. wah tragedi kematian ikan bikin saya urung
    semula pingin banget punya kolam ikan dengan tanaman disekelilinya
    Adem gitu rasanya
    sayangnya gak bisa ditinggal lama ya? Perawatannya harus kontinue dan konsisten, sementara saya pingin solo traveling :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau semingguan aja masih bisa. Kan, kalau mudik suka ditinggal agak lama

      Delete
  11. Ikan koi bagi sebagian orang dipercaya membawa keberuntungan. Seperti majikan saya di luar negeri, mereka selalu mengagungkan ikan itu. Mereka memiliki kepercayaan tertentu terhadap ikan itu. Wajah kalau harganya lumayan. Kalau di kampung saya dua juta bisa beli berapa kontak ikan hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya beli ikan koinya dari yang masih kecil. Biar harganya gak langsung jutaan hehehe

      Delete
  12. Semoga ikan koinya awet, betah dan terus bertahan ya Mbak Myra...Ya ampun ternyata seribet itu ngurusnya. Penuh perjuangan perawatannya, pantesan harganya mahal ya. Tapi serius lihat rumah ada kolam ikannya tuh saya seneng banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Iya, ikan koi lumayan ribet perawatannya

      Delete
  13. Meski ngga suka melihara ikan, tapi suka gemess kalo liat akuarium yang isinya lengkap ikan cantik2. Pernah sekal lewat Sumedang makan tahu dan pemilik warungnya punya akuarium isinya ikan arwana. Matanya awas banget kita pindah2 ikannya ikut pindah gitu mulu. lucu banget...

    Dan pemiliknya bilang miara ikan ini ya gampang2 susah. tapi karna udh hobi ya apapun dilakukan supaya ikannya tetep hidup 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga ribet kalau disuruh ngurusin. Makanya murni sebagai penikmat hehehe

      Delete
  14. ini yang membuat saya tidak berani pelihara ikan koi, cukup susah bagiku harus mengatur suhu air, kadar oksigen dan kebersihan kolam. salut aku mbak, tenggelam dengan ceritanya dan sangat menikmati alurnya, keren mbak. semoga di gani dengan koi yang lainya ya mbak, dan bisa bertahan hidup

    ReplyDelete
  15. Ya ampun Mbak Myra. Saya juga pernah loh menjelajah pasar ikan di Jatinegara ini. Awalnya sekedar iseng eh malah terjebak lama di abang-abang yang jualan ikan koi berwarna-warni. Jadilah nangkring disana berlama-lama, berhimpit-himpitan dengan banyak orang yang juga ikut membeli. Panas sudah gak berasa. Tapi senangnya luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Sebetulnya asik juga di pasar ini. Meskipun becek, tapi seneng aja lihat beraneka ikan

      Delete
  16. Ikan koi pun perlu diisolasi juga ya kalau mengalami gejala sakit. Memelihara ikan koi emang mesti telaten banget ya mbak, bukan cuma urusan kasih makan tapi bersihin kolam dan memastikan pasokan oksigen juga.

    Sebel ya sama anak-anak yang ngambili ikan koi tanpa ijin itu, apalagi kalau ikannya cuma dipakai buat mainan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Supaya ikan lagi gak ketularan.

      Nah itu juga yang bikin sedih. Sama anak-anak itu cuma buat dimainin sampai mati. Hiks

      Delete
  17. Jadi inget beberapa kali pelihara ikan kecil-kecil kaya ikan sepat, sapu-sapu, dan sejenisnya tapi nggak berhasil. Akhirnya mati setelah beberapa bulan, huhu.
    Suami pengen punya aquarium yang aqua scape pun belum ku ijinin karena pasti butuh tenaga ekstra buat ngurusnya.

    ReplyDelete
  18. Itulah kesitimewaan memelihara ikan koi, mesti super pewaratan dan pengawasannya. Dramanya wow juga ya...memang ga mudah memelihara koi deh. Apalagi kalau udah mati listrik wuiiih, wajib makanya punya genset. Oh papah mbak gemar banget ikan koi ya. Senangnya di Jatinegara banyak juga koleksiikan2nya.

    ReplyDelete
  19. Duh baru tau kalo di Pasar Jatinegara ada jualan ikan hias. Udah lama gak ke Pasar Jatinegara. Sejak tinggal di Malang kalo ke Jakarta hanya konsen dengan klg saja.
    Sedih juga ya mba,, ikan-ikan almarhum mati semua. Agak susah juga ya memelihara ikan koi ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pasar ini udah ada sejak lama. Tapi, sekarang lebih tertata.

      Delete
  20. Ternyata perawatannya sulit juga ikan koi ini. Kalau ada yang sakit sampai diisolasi ..memang lebih baik kalau sedang ada masalah diserahkan ke yang ahli bair enggak ada lagi ikan yang mati. Kebayang waktu ikan bersih dicuri orang ..sedihnya. Mana yang sudah besar harganya lumayan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nyesek banget, Mbak. Tapi, lebih nyesek lagi karena semua ikan ini peninggalan almarhum papah

      Delete
  21. Pelihara ikan koi memang agak susah ya, tapi suami suka banget melihara ikan, kucing, burung, padahal meskipun aku suka tapi termasuk ngak telaten urusan begini hahaha paling repot kalau suami keluar kota...kan kudu aku yang kasih makan dan bersih-bersih kadang juga akuarium ikannya, tapi memang sih kalau dipikir-pikir lihat ikan yang berenang ke sana ke mari ngurangi stress.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pun gak telaten ngurusin binatang. Makanya menikmati aja. Seneng lihat ikan [ada bergerombol hehehe

      Delete
  22. Wah, pasti sedih ya mbak saat ikan koi nya mati semua gitu
    Anakku juga pengen pelihara ikan koi, cuma akunya yang masih maju mundur
    Takut nggak bisa bantu merawatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sedih banget. Tapi, mamah saya bilang move on hehehe

      Delete
  23. Suamiku tu sukak dan pengen banget peliharan koi mbak cuma akunya hanya penikmat malea banget karena perawatannya ribet. Aku baru tau lo ada wabahnya juga. Kalo lebih miloh kucing aja yg bisa diunyel2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss! Kita sama-sama penikmat ya, Mbak. Tapi, saya takut ma kucing hehehe

      Delete
  24. Semoga ikan-ikan yang udah dibeli bisa bertahan dilingkungan baru di rumah ya mbak, bisa hidup dan berkembang dengan baik. Mamah juga pasti seneng kalau ikan hiasnya lincah-lincah

    ReplyDelete
  25. Doa yang terbaik untuk Papa rahimahullah, kak Chi.
    Rasanya tentu berbeda, tapi semoga adanya ikan koi kembali di rumah bisa menambah suasana ceria suara gemericik air dan riuhnya ikan ketika diberi makan.
    Sungguh perasaan yang menenangkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak, Mbak. Iya, nih, pengen banget lihat koi pada gede-gede lagi

      Delete
  26. Aku baru sekali ke pasar ikan hias dulu banget diajak bapakku, masih jaman kuliah kayanya heheh eudah lama bener ya ternyata.
    Ya ampun berarti anak-anak itu masuk properti orang ya, mentang-mentang ga dipagerin.
    Aku nyerah deh melihara hewan, soalnya gak telaten & khawatir kalau ditinggal ga ada yang ngursin, apalagi memang ada perawatan khusus juga ya. Dulu bapak juga melihara ikan pas mati listrik jadi pada mati deh kasihan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, kan. Memelihara ikan memang butuh listrik untuk oksigen. Kecuali airnya udah mengalur secara alami :D

      Delete
  27. Sedih bgt memang mbaaa klo hewan kesayangan ga bertahan ya.

    Eniwei, lokasi pasarnya ini pastimya jadi destinasi favorit para penggemar piara hewan yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup! Ada juga hewan peliharaan lainnya meskipun bukan di lokasi yang sama. Tetapi, masih deketan jaraknya

      Delete
  28. Ya ampun, aku kira si Ikan emang melompat sebagai ucapan selamat datang lho, Teh. Banyak pemgetahuan tentang Koi yang baru aku tau. Ikan ada kutunya, baru tau bangett. 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lompat karena gatal kayaknya. Gara-gara ada kutu di badannya :D

      Delete
  29. Pelihara ikan ini kalau udah sayang. Sayang banget ya Kak. Masku dan ibuku pecinta ikan juga, kadang geli sendiri ngeliat mereka merawat nya tapi akhirnya aku suka juga. Di Jakarta banyak macam ikannya pasti ya. Di sini masih yang terbatas gitu

    ReplyDelete
  30. wah mak Chi info kayak gini bermanfaat banget lo. Aku seneng kalau ketemu hal2 unik kayak pasar ikan hias kayak gini. Di Jogja kalau mau beli ikan hias seringnya di pasar legi di Kota Gdhe. Tapi kurang lengkap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kapan-kapan coba main ah saya ke pasar ikan di Jogja

      Delete
  31. Kami di rumah juga pernah beberapa kali memelihara ikan koi, dan semuanya gak pernah awet. Mati. Huhu. Pernah malah baru sehari dibeli eh udah mati. Emang susah sih menurut kami pelihara ikan tuh. Haha.
    Tapi kalau orang udah suka pelihara, ya bakal telaten ngerawatnya ya. Kayak almarhum ayah mb Myra :)

    ReplyDelete
  32. Ya ampun samapi dikuras habis ikannya heuheu, tega banget ya yang ambil ikan koinya. Gemes banget kalau lihat ikan koi, apalagi kalo dikasih makan, langsung ngumpul semua

    ReplyDelete
  33. Lama banget aku gak ke pasar jatinegara, dulu waktu anak satu sering karena lintang masih bisa dititipin sama mbah utinya. Biasa aku ke sana lihat pasar antik gitu, ini pasar ikan hias anakku pasti suka

    ReplyDelete
  34. Keren ya rajin melihara Ikan koi. Suamiku dulu usaha ikan tapi kena limbah pabrik singkong jadi gak lagi melihara ikan, trauma abis deh meninggalkan hutang puluhan juta. Semoga Ikan koi ini membawa berkah ya.

    ReplyDelete
  35. Seru juga ya berburu ikan hias di pasar. Bisa jadi hiburan ya mba. Apalagi kalau ketemu ikan koi dengan motif yang oke dan harganya cocok. Bungkuuusss....

    ReplyDelete
  36. Kalo inget ikan hias, Papahku jg suka bgt sama ikan hias tapi ya berakhir ga lama teh. Kayak susah-susah gampang, pernah ada arwana di rumah dan cukup lama trus ngga lama meninggal. Aku sering ke Jatinegara kalo anter bumertua cari obat sensei dan ngga ngeh ternyata banyak tukang jual ikan hias gini yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Jatinegara memang segala rupa kayaknya ada hehehe

      Delete

Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)