Menikmati Mi Rebus di Rumamera Tanakita - Pergi kapan, postingnya
kapan. Tepat sekali kalimat tadi untuk postingan kali ini. Perjalanan
kami 4 tahun lalu ke Tanakita. Sebetulnya beberapa bagian udah saya
ceritakan yaitu tentang tempat konservasi burung elang dan main ke
jembatan gantung Situgunung saat malam hari sekaligus nyobain jembatan
merah yang baru yang mau dibuka untuk umum.

Rencana awal ke Rumamera cuma berduaan ma suami. Ternyata, pada mau
ikut semua hehehe
Setelah itu, saya gak lanjut cerita lagi. Agak mutung karena 1 folder
dari salah satu kamera raib. Sedih banget karena bagus-bagus fotonya.
Tapi, sepertinya saya lupa mindahin ke hard drive eksternal. Kirain
udah dibackup, ternyata belum. Urusan lupa backup memang fatal, ya.
*ups! 😂

Seneng banget bisa lihat foto-foto ini lagi. Alhamdulillah
Singkat cerita, saya udah males lanjutin cerita karena 1 folder
hilang. Etapiiiii .... Setelah 4 tahun ketemu! Alhamdulilah, ternyata
belum saya hapus foldernya dari memory card.
Saya hanya lupa kalau memory
cardnya disimpan di kotak penyimpanan khusus memory card. Baru lihat
lagi beberapa hari lalu. Coba masukkin ke laptop, ternyata masih ada
semua fotonya. Yeaaaay! Alhamdulillah.
Oke, mari kita cerita!
[Silakan baca: Camping di Tanakita]
[Silakan baca: Camping di Tanakita]
Makan Siang di Rumamera


Kami menginap selama 4 hari 3 malam di Tanakita. Karena saat itu
sedang pandemi, Tanakita sangat membatasi tamu. Seingat saya hanya 30%
dari total kapasitas.

Dari Tanakita ke Rumameran atau danau ada akses untuk umum. Ini kami
lewat jalan bawah dari Tanakita.

Bangunannya hanya untuk tempat makan. Menginap tetap di tenda
Di hari kedua, kami memilih makan siang di Rumamera. Masih punya
Tanakita, tapi agak jalan sedikit ke arah danau. Disebut Rumamera
karena ada bangunan berwarna merah. Warna batu bata. Tetapi, tamu
kalau menginap tetap di tenda. Bangunannya untuk tempat makan. Ada
area atas, tapi hanya ruang kosong.

Ada piano di ruang rapat. Keponakan jago main piano. Jadi dia seneng
aja bisa main musik di sini
Areanya gak seluas Tanakita. Biasanya tamu menginap di Rumamera kalau Tanakita sedang penuh. Bisa juga rombongan kecil dan ingin lebih privat. Gak ingin menyatu dengan tamu lain. Coba aja request di Rumamera.
Di Rumamera juga ada ruang meeting berkapasitas 15 orang lah. Kayaknya seingat saya kalau lebih dari itu bakal padat ruangannya. Tapi, ada juga ruangan lain yang agak lebih besar kayak aula gitu.
Di Rumamera juga ada ruang meeting berkapasitas 15 orang lah. Kayaknya seingat saya kalau lebih dari itu bakal padat ruangannya. Tapi, ada juga ruangan lain yang agak lebih besar kayak aula gitu.


Keke sampe ketiduran

Sambil menunggu makan siang disiapkan crew Tanakita, kami memilih
bersantai di lantai atas. Udara yang sejuk, angin sepoi-sepoi, bikin
ngantuk banget. Beneran bikin mager, deh.

Abis makan, ngopi-ngopi sejenak. Pengen pindah camping aja sekalian.
Udah mager sebetulnya hahaha.

Nyobain sensasi menyeberang jembatan Situgunung saat malam hari
Tapi, saya dan suami udah berencana mau ke jembatang Situgunung di
sore hari. Suami mau bertemu temannya di sana. Kemudian malamnya, kami
pun mencoba sensasi menyebari jembatan gantung terpanjang di Asia
Tenggara ini saat malam hari. Nyobain jembatan merah pula yang baru
akan diresmikan. Bikin deg-degan, tetapi seru banget!

Tetap gaya saat berfoto. Padahal aslinya lagi ketakutan hehehe
Oiya, saya udah pernah cerita kalau menyeberang jembatan Situgunung
saat malam hari tidak untuk wisatawan umumnya. Tetap aja bukanya hanya
sampai sore. Tapi, itu kan aturan 4 tahun lalu. Gak tau deh sekarang
udah berubah atau belum.
Sore-Sore Makan Mi Instan di Rumamera

Main ke hutan damar pusat pendidikan konservasi elang jawa
Besok paginya rencana kami adalah jalan-jalan ke hutan damar pusat
pendidikan konservasi elang jawa Situgunung. Waktu kami ke sana, masih
dalam tahap pembangunan. Mungkin sekarang udah jadi. Karena udah 4
tahun juga, kan.

Hari pertama di Tanakita
Menjelang makan siang, kami sudah kembali ke Tanakita. Rencana
awalnya, kami mau pulang setelah makan siang. Tapi, jadi malas banget.
Badan masih pegel dan malas kena macet karena akhir pekan. Mendingan
pulang Senin aja, deh. Siapa tau lebih kosong jalanannya.
Katanya badan masih pada pegel-pegel. Tapi, memang susah juga cuma
diam melulu di Tanakita. Setiap ke sana, pengennya tuh explore
sana-sini hehehe. Saya dan suami pun ngide pengen balik lagi ke
Rumamera.

Balik lagi ke Rumamera. Cuaca masih syahdu usai hujan deras
"Kan, kemarin udah. Ngapain ke sana lagi, Bun?" Keke dan Nai
mengeluarkan pertanyaan yang sama. Saya pun bilang mau lihat sunset di
Rumamera.
"Emang dari Tanakita gak bisa lihat sunset?" Keke dan Nai kembali
kompak mengeluarkan pertanyaan yang sama.
"Bisa. Tapi, kan udah di Tanakita. Sekarang lihat dari Rumamera.
Lagian katanya di Rumamera lagi kosong. Tamu tadi siang udah check
out. Belum ada tamu lagi. Mau ikut gak?"
Anak-anak menolak dengan alasan kemarin udah ke Rumamera. Kakak ipar
dan keluarganya pun bilang capek. Ya udah, berarti saya berdua aja ma
suami. Tapi, mau berangkat malah hujan deras banget. Jadi gak nih ke
Rumamera?

Masih di Tanakita menunggu hujan reda. Terpantau ada yang anter
gorengan hehehe
Tetap jadi dong setelah hujan reda. Eh, pas mau berangkat semuanya
pada mau ikut wkwkwkw! Udah gitu, kakak ipar pengen makan mi instan.
Padahal kami abis menikmati gorengan, camilan sore yang selalu
disediakan Tanakita.

Sebetulnya, kami sekeluarga gak pernah jajan kalau di Tanakita.
Karena makanan yang disediakan udah berlimpah menurut kami. 3x
makan utama, 2x camilan. Tapi, bagi kakak ipar, kayaknya camping
tetap harus ada menikmati mie kuah instannya. Ya udahlah ikut aja
hehehe.

Keke yang masak mi instannya

Kami yang gotong royong beberesnya
Kalau mi instan, kami beli sendiri bukan disediakan Tanakita. Masak
sendiri juga di Rumamera. Mumpung udah gak ada tamu. Jadi kami pake
dapurnya hihihi. Meskipun ada crew yang sigap, tapi kami tetap beberes
sendiri.

Bisa makan di area luar juga
Oiya di sini hanya ada dapur kecil. Dapur utamanya tetap di Tanakita.
Jadi, kalau sedang ada tamu, makanannya tetap diantar dari Tanakita.
Crew menanyakan apakah kami mau sekalian makan malam di Rumamera. Kami
bilang hanya ingin menikmati sunset.

Gagal menikmati sunset. Berkabut banget

Nikmati aja kabutnya dan hujan-hujanan sedikit
Boro-boro bisa menikmati sunset. Hujan kembali turun dengan deras.
Bahkan sampai kabut tebal. Di foto kayak masih agak kelihatan terang.
Aslinya jarak pandang sangat terbatas. Ditungguin sampai Maghrib, gak
juga reda. Meskipun udah gak sederas sore hari. Mau gak mau kami pun
pulang dengan hujan-hujanan dan gelap-gelapan.

Ketika makan mi instan, kabut belum turun
Sampai Tanakita kamu pun langsung makan malam. Lapeeeer! Pokoknya di
sini mah bawaannya laper melulu wkwkwk. Setelah itu, baru deh
istirahat.
Besok lanjut main ke danau. Padahal katanya pada capek hihihi. Mana
siangnya mau pulang. Tapi, memang selalu betah di Tanakita. Biar kata
badannya pada pegel hehehe.
Jl. Kadudampit KM 09
Taman Nasional Gede Pangrango
Sukabumi, Jawa Barat 43153
tanakita.id
IG: @tanakitaofficial
Taman Nasional Gede Pangrango
Sukabumi, Jawa Barat 43153
tanakita.id
IG: @tanakitaofficial
25 Comments
ini ceritanya membekas banget makanya saat diceritakan wlaupun sudah lama tetap bisa mengalir. pengalaman seru ya kak di Tanakita Rumamera ini, ciamik lokasi wisatanya dan alamnya. tempatnya juga nyaman. walaupun ngga dapat sunset masih dapat makan mie dengan nikmatnya
ReplyDeleteSuka banget dengan bangunan kayak Rumamera ini. Banyak bukaan /ventilasi, jadi bisa lihat pemandangan di sekitarnya ya
ReplyDeleteSeru banget ceritanya hehe , jadi merasakan ada disitu pas baca , emang sekarang lagi musim hujan liburan jadi banyak gak kemana2 ini
ReplyDeleteNamanya liburan dengan keluarga, banyak selingan dan kadang beda pendapat, kadang ada target yang nggak tercapai, tapi kalau dinikmati jadinya seru aja ya, Mbak. Jadi kepingin juga menggali memori, banyak cerita perjalanan yang belum sempat ditulis.
ReplyDeleteMasya Allaaaaahhh, salah banget baca ini pas tengah malam, tiba-tiba jadi ngiler pengen makan mie kuah dong. Tapi kayaknya bakal beda nih, karena kalau makan di tempat yang dingin di rumamera tanakita keknya lebih asyik. Senang banget ya liburan ke sini :)
ReplyDeleteMashaAllah aku bacanya sampe bolak-balik. Langsung tak buka IG dan webnya. Terus tak forward ke WAG keluarga. Semua langsung pada heboh loh ini karena biasanya setiap akhir tahun kami ada acara kumpul keluarga. Nginep bareng setidaknya 3hari 2malam. Ini asli beneran asik tempatnya. Adem dan nyaman sekaligus mendapatkan suasana yang berbeda. Dan beeuuhh kalo di keluargaku Myr, yang namanya Indomie kuah dan goreng tuh gak ada matinya hahahahaha. Apalagi kalau ditambahi telor, potongan caisim, dan cengek. Sedus juga bisa langsung habis.
ReplyDeleteAlhamdulillaah defenisi rezeki ya mbak, kembali setelah dilupakan 4 tahun lamanya. Saya juga pernah waktu ke bali satu foto ilang semua dari kamera kedelete. Udah 12 thun belum kembali kayanya emang delete permanen, haha.
ReplyDeleteDuuuh tempatnya enak bangeet seriuss, ada hutan, rerumputan, jembatan gantung (aku jg pasti takut naik disana, tapi demi foto harus berani)
Kabutnya syahdu, Smoga aku bisa main ke Sukabumi dan mampir kesini...
Pertama baca Rumamera - Tanakita, kirain di Sulawesi atau di mana gitu
ReplyDeleteTernyata sesudah baca, lho kok Situgunung?
Ini mah Sukabumi atuh. Dan ternyata benar, hehehe
Sewaktu anak2 belum lahir, alias masih pengantin baru (hahaha puluhan tahun silam), saya pernah ke Situgunung yang masih asri, belum ada jembatan yang menghebohkan itu
Dan setuju, Situgunung sangat memorable
Meskipun gagal melihat sunset disana. Tapi pasti tetap memberikan kesan dan kenangan bagi setiap anggota keluarga karena bisa bersama-sama terus disini.
ReplyDeleteYang penting bisa pergi bareng-bareng deh. Mumpung liburan dan belum sibuk masing-masing lagi. Jauh atau dekat sama aja. Dari sekian to-do list, gak semuanya bisa dipenuhi dengan disiplin. Namanya juga liburan ya gak perlu disiplin-disiplin ama toh?! Hehe. Selamat liburan untuk semua anggota keluarga ya, mbak.
ReplyDeleteviewnya adem dan nyaman banget, jadi pengen kesana juga :D
ReplyDeleteAlhamdulillah, kayak nemu harta karun ya mbak, file foto-foto yang dikira hilang 4 tahun lalu ternyata ketemu lagi. Jadi ini masalahnya bukan lupa backup, cuma lupa naruh memory card aja.
ReplyDeleteSuasananya asri dan nampak dingin, apalagi pas hujan juga, asyiknya emang menikmati mie kuah
Aku sampe bolak-balik, naik-turun buat memastikan Tanakita itu di mana. Rumamera itu di mana. Akhirnya terjawab di penutup.
ReplyDeleteSukabumi, ya. Terlihat asyik. Tapi kayaknya kudu rame-rame ini mah, ya. Kalau sepi sendiri mah gak bakal seru.
Keindahan alamnya yang hijau dari Rumamera Tanakita ini ternyata ada di Sukabumi,
ReplyDeletemana bangunnya juga aesthetic banget,
kalau liburan kesini bakalan tenang kali dehh, aslii
Seru bangettttt.. Menikmati makanan dengan view yang duh, adem banget di mata. Ini paket komplit sih ya. Rekomendasi banget untuk refreshing dan healing.
ReplyDeleteYa allah padahal sebelum puasa kemarin kami dr sukabumi, tp kok ya aku ga kepikiran tanakita yaaa🤣. Udah lama loh mau cobain kemping di sini. Ga jadi2 mba😄.
ReplyDeleteSukaaa bgg liat kabutnya, udara dingin begini.. Aku pasti betah sih. Apalagi makanan udah komplit juga ya mba 3x plus cemilan. Cuma bener sih, kalo tempat dingin begini ga klop kayaknya kalo ga masak mie rebus 🤣🤣
aku belum explore daerah Jawa Barat, dari dulu penasaran sama Sukabumi. Mungkin wktu SD dulu, waktu road trip jawa, pernah lewat aja ke kota sukabumi
ReplyDeletedibayanganku mengenai Sukabumi, kotanya adem, sejuk gitu. Ehhh di tanakita juga adem ya, sejuk juga. Suka sama tempat staycation kayak gini yang sekelingnya ijo ijo, rileks bawaannya
Sukabumi emang selalu mempesona. Ini sih buat glamping bakalan laku keras dan keren banget. Wow, beneran jadi pengen ke tanakita deh.
ReplyDeleteAku kebayang banget bagaimana rasa gembiranya ketika akhirnya pas nyoba buka-buka memory card, ehhh data segala rupa fotonya masih ada. Walaupun sudah empat tahun berlalu dari momen jalan-jalannya ya Teh, tapi berkat fotonya yang emang cakep (suka banget sama yang momen kabut turun, bikin aku kepengen ikutan ada di sana juga) kan bikin aku penasaran, seperti apa nih rupa Tanakita sekarang.
ReplyDeletewkwkwk....akupun sering perginya kapan, postingan kapan----kalau lagi mood.
ReplyDeleteAkupun pernah ke Tanakita 4 atau 5 tahun lalu ya. Tadinya niat mau kemping beneran di Situ Gunung, akhirnya melipir ke Tanakita. Wkwk enak tempatnya
seru banget nginap disana, udara bersih dan segar, btw ..aman kan kak, takut ada binatang liar semacam ular gitu...
ReplyDeleteBaca cerita MakCi ke Tanakita selalu bikin mupeng. Aduuuh, kepengen banget deh camping atau main ke sana. Kepengen juga itu bisa melintas jembatan gantung situ gunung. Semoga kesampaian deh bisa segera main ke sana.
ReplyDeleteAku udah pernah ke jembatan Situ gunungnya,tapi kalo nginep di Rumamera belum. Iya,makanan di Tanakita enak-enak dan di sana bawaannya laper.
ReplyDeleteKirain di mana, pas ke bagian jembatan Situgunung, oh rupanya di Sukabumi. Aku sebagai warga lokal jadi penasaran camp di sini. Kalau dulu biasa dipake perkemahan pramuka daerah sini tuh.
ReplyDeleteKalau ke Sukabumi dari Bandung suka ada beberapa jalur alternatif. Jadi sebenernya mudah dijangkau dan healing ke Tanakita bisa menjadi salah satu alternatif liburan keluarga seruu..
ReplyDeleteApalagi makan makanan yang hommiee bangeeett kaya di Rumamera Tanakita.
Dingin dingin, makan yang berkuah tuh sedeeepp bangeett..
Terima kasih untuk kunjungannya. Saya akan usahakan melakukan kunjungan balik. DILARANG menaruh link hidup di kolom komentar. Apabila dilakukan, akan LANGSUNG saya delete. Terima kasih :)